Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

TEKNIK LINGKUNGAN
“PEMBANGUNAN PELABUHAN”

OLEH:
1. WAHYU PRADANA (F1A015131)
2. WAHYU TRI UTOMO (F1A015132)
3. WAWANSYAH (F1A015133)
4. WINI LESTARI (F1A015134)
5. YOGI ANDRIAN AZIZ (F1A01513
6. YOGI ROSITA TANDEAN (F1A01513
7. YOLANDA GATAU NAMANYA (F1A015131
8. YORY FANDANY (F1A01513
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan
industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi
pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha
pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional
sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau.
Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan
pelayanan terhadap muatan ( barang dan penumpang ). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata
rantai transportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan ( interface ) dua moda
angkutan atau lebih serta interface berbagai kepentingan yang saling terkait. Barang yang
diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain seperti moda darat ( truk
atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan
bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di
pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar
dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah
satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu wilayah
karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik.
Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang pelabuhan –
pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik bahkan terdapat beberapa
daerah yang masih membutuhkan pembangunan pelabuhan guna melancarkan kegiatan
perekonomian didaerah tersebut. Sebagaimana yang kita telah ketahui bersama, dua pertiga
wilayah Indonesia berupa perairan. Ribuan pulau berjajar dari Sabang sampai Merauke. Posisi
negeri ini sangat strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Ironisnya,
Indonesia tak mampu memanfaatkan peluang emas itu.
Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam perekonomian
Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas
barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting untuk
menghubungkan antarpulau maupun antarnegara. Namun, ironisnya, kondisi pelabuhan di
Indonesia sangat memprihatinkan. Hampir semua pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini sudah
ketinggalan zaman.
Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu untuk berlayar.
Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor enggan berinvestasi di bidang
perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau pun tersendat.
Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi tersendat.
Ekonomi biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit untuk memahami mengapa
Indonesia bisa ’tenang’ menyaksikan kondisi pelabuhan yang ketinggalan zaman. Banyak pihak
terheran-heran Indonesia membiarkan inefisiensi ekonomi ini berlangsung lama. Dalam 30 tahun
terakhir, nyaris tidak ada proyek pembangunan infrastruktur kepelabuhanan yang memadai dan
signifikan.

1.2 Analisa Masalah


a. Bagaimana dampak pembangunan Pelabuhan saat proses Prakonstruksi, Konstruksi, dan
Operasi.
b. Bagaimana cara mengatasi dampak pembangunan Pelabuhan yang terjadi saat proses
Prakonstruksi, Konstruksi, dan Operasi.
c. Bagaimana bentuk dari RKL dan RPL pembangunan Pelabuhan

1.3 Tujuan
a. Mengetahui dampak pembangunan Pelabuhan saat proses Prakonstruksi, Konstruksi, dan
Operasi.
b. Mengetahui dan mencari solusi dari dampak pembangunan Pelabuhan saat proses
Prakonstruksi, Konstruksi, dan Operasi.
c. Mengetahui bentuk dari RKL dan RPL pembangunan Pelabuhan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian mengenai kegiatan pembangunan.

Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima
kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya
memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal
yang berlabuh.

A. Kegiatan Pra Konstruksi


Tahap Pra Konstruksi, yaitu suatu tahapan kegiatan sebelum kegiatan
pembangunan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan meliputi
kegiatan survey pendahuluan dan kegiatan pembebasan lahan, apabila belum tersedia
lahan untuk kegiatan pembangunan. Apabila di lokasi rencana pembangunan terdapat
banyak permukiman penduduk, maka perlu dilakukan kegiatan resettlement atau
pemindahan penduduk ke lokasi lain. Identifikasi dampak sosial pada tahap ini meliputi
keresahan sosial, perubahan mata pencahariaan, pendapatan penduduk, sikap dan persepsi
penduduk, dan konflik sosial. Apabila terdapat kegiatan resettlement, maka kajian
dampak sosial menjadi lebih luas meliputi perubahan mata pencahariaan, perubahan pola
kebiasaan masyarakat di lokasi baru, serta konflik sosial.

Kegaiatan pra konstruksi meliputi kegiatan :


 Perizinan
 Survey lapangan pembuatan Pelabuhan
 Pembebasan lahan yang dapat berupa lahan basah berhutan mangrove, pantai
berpasir, atau pantai berbatu maupun pekarangan sebagai tempat tinggal penduduk.
 Pemindahan pemukiman penduduk.

B. Kegiatan Konstruksi
Tahap Konstruksi, adalah suatu tahapan kegiatan pembangunan fisik dari rencana
proyek yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiata pembangunan yang akan
dilaksanakan sangat tergantung pada rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahapan
kegiatan konstruksi yang dianalisa meliputi : pembukaan lahan, cut and fill, pemasangan
tiang pancang, dan kegiatan pembangunan. Umumnya pada tahap konstruksi dampak
sosial yang dianalisa adalah sampai sejauh mana kegiatan konstruksi dapat memberikan
manfaat positif bagi terciptanya peluang kerja dan usaha bagi masyarakat lokal. Semakin
besar dampak positif yang dapat dirasakan, maka dampak kegiatan pembangunan
semakin positif. Dampak negatif yang biasa dianalisa terutama terkait dengan terjadinya
persaingan antara pekerja lokal dan pekerja non lokal. Diidentfikasi kemungkinan
terjadinya kecemburuan sosial antara tenaga kerja lokal dan non lokal dengan adanya
peluang kerja dan usaha.

Kegiatan Konstruksi meliputi :

 Pembukaan lahan
 Pembersihan lahan
 Pengurukan tanah
 Pembangunan Pondasi
 Pembetonan
 Pembuatan Prasarana (ex: toilet, musholla, loket masuk, ruko dagang, tempat
parkir, dll)

C. Kegiatan operasi
Tahap Operasi, adalah suatu tahapan beroperasinya kegiatan pembangunan yang
direncanakan. Pada tahap ini yang dianalisa terutama terkait dengan kontribusi kegiatan
pembangunan terhadap peluang kerja dan usaha bagi masyarakat lokal. Tersedianya
peluang kerja dan usaha diharapkan dapat memberikan manfaat lanjutan (multiplier
effect) bagi perekonomian daerah. Juga manfaat lain yang dapat dirasakan bagi
peningkatan pendapatan asli daerah dengan adanya pungutan retribusi, pajak penghasilan,
PBB, dan lain-lain.
Kegiatan operasi meliputi :

 Kegiatan operasi meliputi kegiatan penyebrangan

2.2 Pengkajian mengenai dampak lingkungan.

A. Pra Kontruksi

1. Dampak G-F-K (Geofisik Kimia).


Dampak yang biasanya terjadi adalah kualitas udara yang menurun akibat dari
debu dan asap yang dihasilkan oleh alat konstruksi yang bekerja untuk pembebasan
lahan. Kebisingan juga akan terjadi akibat dari suara-suara yang ditimbulkan oleh alat
konstruksi.

2. Dampak Biologi.
Dampaknya bagi tumbuhan disekitar dengan adanya kegiatan pembebasan dan
pengukuran luas wilayah menyebabkan terjadinya penebangan pada tumbuhan yang
menghalangi area yang akan digunakan sebagai bagian dari pelabuhan.
3. Dampak sosial-ekonomi dan budaya.
Pada perencanaan permintaan izin dan sosialisasi untuk pembangunan dapat
menimbulkan konflik kepentingan antar instansi dan masyarakat tertentu, contohnya
kasus tuntutan ganti rugi masyarakat yang kehilangan lahan atau bahkan penolakan
secara terang-terangan dari masyarakat. Munculnya persepsi-persepsi tertentu
dimasyarakat terutama persepsi negatif karena adanya kecemburuan serta kecurigaan
terhadap pembangunan.
Pada tahap survey lapangan, masyarakat yang turut membantu dalam survey
dapat memperoleh kesempatan kerja guna memperbaiki perekonomian keluarga.

B. Konstruksi

1. Dampak G-F-K (Geofisik Kimia).


Adanya pembangunan pelabuhan disuatu kawasan, akan terjadi perubahan fungsi
dan tata guna lahan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentang alam. Pada
awalnya, kawasan tersebut berfungsi sebagai cathmen area baik untuk air hujan
maupun air pasang, namun setelah ada proses pembangunan pelabuhan, seperti
kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurugan tanah pada tahap
konstruksi, serta pemadatan tanah, akan mengubah lahan fungsi tersebut. Air hujan
tidak dapat meresap ke dalam tanah, sehingga meningkatkan volume air limpasan
(run off) dan meningkatkan terjadinya potensi genangan dan mengubah pola
genangan.

Penurunan kualitas air laut ditandai dengan adanya peningkatan kekeruhan dan
peningkatan pencemaran air laut. Penurunan peningkatan kualitas air kegiatan
konstruksi pada pembangunan pelabuhan akan berpotensi menimbulkan dampak
penurunan kualitas air laut terutama pada tahap pengerukan (capital dredging) dan
pembuangan material keruk.

Terjadi Penurunan kualitas udara yang disebabkan oleh peningkatan debu akibat
kegiatan konstruksi dan kegiatan operasional loading off loading. Selain itu akan
timbul juga pencemaran suara seperti kebisingan dari alat berat yang digunakan saat
melakukan pembetonan, pemancangan, pembangunan prasarana, dll. Selain itu juga
akan terjadi penurunan tingkat kelancaran lalu lintas disebabkan oleh keluar
masuknya alat berat saat mobilisasi alat dan material.

2. Dampak Biologi.

Tahap konstruksi adalah tahap yang dapat dikatakan sebagai tahap yang banyak
menyebabkan dampak kepada ekosistem sekitar, karena banyak sekali kegiatan yang
akan dilakukan. Pada tahap ini, pergerakan dari alat-alat yang digunakan akan
menghasilkan asap yang dapat menggangu flora dan fauna disekitar. adapun hasil dari
bahan buangnya seperti gas CO, gas SO, dan lain-lain.
Pada tahap mobilisasi alat-alat berat dan tenaga kerja yang sangat banyak, maka
akan menggangu habitat flora kecil disekitar wilayah konstruksi karena terinjak-injak
atau terlindas ban dari alat-alat berat, selain itu fauna kecil juga akan menjadi resah
karena tidak terbiasa dengan kondisi disekitar tempat pembangunan, seperti pada saat
penancapan pondasi tiang pancang yang dapat mengganggu ekosistem flora dan fauna
yang ada dibawah laut.

3. Dampak Kesehatan Masyarakat.

Pada tahap konstruksi, dampak yang mungkin terjadi di bidang kesehatan


adalah penularan penyakit dari pekerja pendatang yang tidak sehat atau memiliki bibit
penyakit pada dirinya, selain itu juga permasalahan sanitasi lingkungan akibat
banyaknya jumlah populasi pekerja pada tempat tersebut sehingga menghasilkan
jumlah limbah yang banyak pula. Juga penyakit yang akan timbul akibat dari
tercemarnya udara disekitar area konstruksi seperti penyakit pernapasan dan
pengelihatan.

4. Dampak Sos-Ek-Bud.
Karena adanya pembangunan, maka dapat menyebabkan terbukanya lowongan
pekerjaan untuk masyarakat sekitar walaupun hanya pada waktu yang singkat. Hal itu
tentu saja dapat membuat perekonomian warga sekitar meningkat, contohnya warga
yang membuka warung disekitar pelabuhan, dll. Namun hal ini tidak menutup
kemungkinana adanya kecemburuan sosial yang mungkin ditimbulkan antara pekerja
dari instansi yang berasal dari luar wilayah dan pekerja dari masyarakat sekitar.

C. Operasi

1. Dampak G-F-K (Geofisik Kimia).

Kegiatan operasional akan memengaruhi kualitas air laut dan kualitas air
permukaan (jika pembangunan pelabuhan terletak di sekitar sungai) dengan adanya
peningkatan pencemaran terutama yang dihasilkan dari discharge air limbah
domestik dan non domestik (air balast, tank cleaning dan bahan kimia yang
digunakan untuk perawatan kapal), kegiatan operasional loading-offloading di
pelabuhan serta korosi pada kapal.
2. Dampak Biologi.
Tahap operasional dapat menyebabkan pindahnya habitat fauna laut yang awalnya
berada disekitaran pelabuhan, namun karena proses kegiatan yang terjadi di
pelabuhan, fauna-fauna tersebut memutuskan untuk pindah kelokasi yang lebih
nyaman. Juga dapat menyebabkan berkurangnya populasi terumbu karang disekitar
pelabuhan tersebut karena sudah tidak ditempati oleh fauna-fauna kecil.

3. Dampak Kesehatan Masyarakat.


Limbah yang berasal dari proses pengoperasian pelabuhan baik yang berupa zat
padat maupun cair yang tidak diolah dengan baik akan menyebabkan tercemarnya
perairan sekitar pesisir pelabuhan, sehingga warga yang menggunakan air yang telah
tercemar limbah tersebut terkena berbagai macam penyakit.

4. Dampak Sos-Ek-Bud.
Saat pengoperasian pelabuhan, maka akan banyak terjadi kegiatan-kegiatan
sehingga dibutuhkan tenaga kerja tetap untuk merawat dan menjaga agar kegiatan
tersebut tidak terganggu, masyarakat sekitar dapat bekerja sebagai penjaga loket
masuk, tukang bersih-bersih juga pedagang tetap di setiap warung sei permaen yang
dibangun khusus oleh pemerintah, hal ini tentu dapat meninkatkan kualitas
perekonomian masyarakat sekitar.

2.3 Cara untuk Mengatasi Dampak-Dampak yang Terjadi

A. Pra-Kontruksi
a) Penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana pembangunan
pelabuhan, menyampaikan maksud dan tujuan dari pembangunan tersebut, serta
menjelaskan dampak positif maupun negative yang akan terjadi apabila
pembangunan berlangsung dan telah beroperasi.
b) Penduduk yang tanahnya terkena pembangunan pelabuhan diberi ganti rugi yang
layak, demikian pula pepohonan yang ditebang diberi pula kompensasi. Serta
fauna kecil disekitaran pantai akan dikonservasi.

B. Kontruksi
a) Mobilisasi alat berat dan material bangunan dilakukan pada waktu tertentu untuk
mengurangi penurunan kualitas udara pada sepanjang jalan yang dilewati.
b) Memberikan prioritas kepada penduduk lokal untuk ikut dalam pekerjaan
konstruksi tersebut.
c) Memberikan ganti rugi kepada penduduk yang pepohonannya ditebang akibat
pembersihan dan pembukaan lahan.
d) Menanam pohon sebagai ganti pohon yang telah ditebang.
e) Menganjurkan penduduk untuk menanam tanaman produkitf pengganti.
f) Memindahkan flora yang termasuk flora langka.
g) Mengatur rekayasa arus lalu lintas guna mengurangi penurunan tingkat kelancaran
lalu lintas.
h) Melakukan pemantauan biologis di sekitar pesisir pantai sampai ke perairan pantai.
i) Mengatur pola pengolahan air limbah dan sanitasi saat pekerja bermukim di sekitar
daerah pembangunan.
j) Menghimbau kepada masyarakat sekitar dan para pekerja untuk menggunakan
pelindung pernafasan saat pekerjaan berlangsung, seperti masker.
k) Menerapkan peraturan-peraturan secara tegas mengenai kebersihan sekitar area
pembangunan, seperti pembuangan sampah pada tempatnya.

C. Operasi
a) Membangun fasilitas pengolah limbah yang memadai dan terstruktur.
b) Melakukan perawatan kerusakan atau masalah pada kapal dengan teliti dan baik
sehingga tidak menyebabkan pencemaran.
c) Membangun fasilitas yang nyaman untuk para penumpang yang akan
menyebrang.
d) Menggunakan alat yang memenuhi standar untuk melakukan kegiatan
pembokaran dan pemuatan barang.

2.4 Rencana Pemantauan Lingkungan

A. PraKontuksi
a) Sumber dampak.
 Kegiatan tahap ini meliputi kegiatan survei investigasi dan pembebasan lahan.
b) Faktor lingkungan yang dipantau.
 Keresahan sosial akibat kegiatan survei dan investigasi.
 Pengurangan lahan permukiman dan pendapatan penduduk.
 Pengalihan hak milik tanah penduduk.
c) Tolak ukur.
 Tingkat keresahan masyarakat.
 Tingkat pendapatan.
 Produktifitas lahan.
d) Metoda pemantauan.
 Metode pemantauan yang akan dilakukan adalah dengan cara survei dan
wawancara kepada penduduk yang terkena proyek.
e) Periode pemantauan.
 Pemantauan sosial akibat kegiatan survei dan investigasi serta gangguan
fasilitas umum dan tanaman penduduk akan dilakukan selama kegiatan
berlangsung pada tahap ini.
 Pengurangan lahan produktif dan pendapatan penduduk serta pengurangan
tanaman produktif dan pendapatan akan dilakukan setiap enam bulan sekali.
f) Pengawasan pemantauan
 Untuk kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan.

B. Tahap Kontruksi
a) Sumber dampak
 Kegiatan tahap ini meliputi kegiatan persiapan, mobilisasi alat berat dan
material bangunan, mobilisasi tenaga kerja, pembersihan dan pembukaan
lahan, rehabilitasi jalan, pemanfaatan bahan galian. Pada kegiatan
pelaksanaan, pengeringan lokasi kegiatan, pekerjaan galian di lokasi
pembuatan pondasi, pengerukan dan penggalian saluran pembawa dan
pembuangan tanah galian di sekitar lokasi kegiatan.
b) Faktor lingkungan yang dipantau
 Penyerapan tenaga kerja local
 Erosi
 Kualitas udara dan air
c) Tolak ukur
 Penyerapan tenaga kerja lokal
 Potensi erosi dan tanah longsor
 Penurunan kualitas udara dan air
d) Metoda pemantauan
 Metoda yang dipakai adalah survei dan wawancara kepada masyarakat,
kontraktor dan pekerja konstruksi.
e) Perioda pemantauan
 Pemantauan akan dilakukan setiap enam bulan sekali.
f) Pengawasan pemantauan
 Untuk kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan.

C. Operasi
a) Sumber dampak
 Kegiatan pengoperasian irigasi ini akan menyebabkan dampak lingkungan
berupa meningkatnya pemakaian zat-zat kimia yang digunakan untuk
perawatan kapal, terbukanya lapangan kerja bagi penduduk dalam proses
pengoperasian pelabuhan.
b) Faktor lingkungan yang dipantau
 Penyerapan tenaga kerja untuk kegiatan pemeliharaan
 Pemantauan kualitas air laut dan tanah
c) Tolak ukur
 Tingkat penyerapan tenaga kerja
 Kualitas air dan tanah
d) Lokasi pemantauan
 Pemantauan dilakukan di sekitar perairan laut dan tanah-tanah disekitar area
pelabuhan.
e) Periode pemantauan
 Pemantauan akan dilakukan setiap enam bulan sekali
f) Pengawasan pemantauan
 Untuk kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan yang dilakukan pada pembangunan pelabuhan adalah sebagai berikut :

A. Tahap Pra-kontruksi
Pada tahap ini dilakukan penyelidikan lapangan guna untuk menentukan kelayakan teknis
dan kelayakan ekonomis yang telah menghasilkan kerangka acuan, teknis pelaksanaan proyek
dengan anggaran pembiayaannya, penentuan lokasi, pengukuran secara detail dan penentuan
desain. Kemudian pembebasan lahan yang terkena rencana kegiatan.

B. Tahap konstruksi
a) Persiapan
Pada tahap ini, kegiatan proyek melakukan kegiatan diantaranya :
 Mobilisasi alat-alat berat dan material bangunan
 Mobilisasi tenaga kerja
 Pembersihan dan pembukaan lahan
 Pemantauan biologis terhadap tanah disekitaran pesisir
 Pemanfaatan hasil pengkerukan
b) Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan konstruksi merupakan kegiatan pembangunana pelabuhan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi kegiatan diantaranya :
 Pengeringan lokasi kegiatan
 Pekerjaan galian dan pengkerukan disekitaran pesisir pantai
 Penasangan pancang dan pembetonan
 Mobilitas material bangunan
c) Tahap Pasca Kontruksi
Kegiatan pada tahap ini adalah operasional dan pemeliharaan terhadap pembangunan
pelabuhan.

Anda mungkin juga menyukai