Makalah Irigasi Lahan Kering - Irigasi Tetes Sprinkle Pada Daerah Dataran Rendah
Makalah Irigasi Lahan Kering - Irigasi Tetes Sprinkle Pada Daerah Dataran Rendah
DISUSUN OLEH
1.2. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari irigasi adalah:
1.Sistem dapat menjamin sepenuhnya persediaan air untuk tanaman.
2.Sistem dapat menjamin waktu panen pada saat musim kering.
3.Menjaga suhu tanah agar tetap dingin.
4.Mencuci garam – garam yang berada dalam tanah.
5.Memperkecil resiko rembesan air tanah.
6.Agar tanah lebih mudah dikerjakan pada waktu membajak.
1.3.TUJUAN
Maksud irigasi ialah untuk mencukupi kebutuhan air guna pertanian dan tujuan irigasi
tergantung dari kebutuhan untuk apa irigasi itu akan diperlukannya. Maksud itu dapat dibagi
dalam :
a. Membasahi tanah
b. Merabuk
c. Mengatur suhu (temperatur) tanah
d. Menghindari gangguan dalam tanah
e. Kolmatase
f. Membersihkan air kotoran
g. Mempertinggi air tanah.
Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian, pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi
dapat dikelompokkan menjadi 4 (Sudjarwadi, 1990), yaitu :
a) sistem irigasi permukaan (surface irrigation system),
b) sistem irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation system),
c) sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle irrigation system),
d) sistem irigasi dengan tetesan (trickle irrigation / drip irrigation system).
Pemilihan jenis sistem irigasi sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrologi, klimatologi,
topografi, fisik dan kimiawi lahan, biologis tanaman sosial ekonomi dan budaya, teknologi
(sebagai masukan sistem irigasi) serta keluaran atau hasil yang akan diharapkan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Umumnya air yang digunakan pada sistem irigasi tetes lebih sedikit dibandingkan dengan
sistem irigasi lainnya. Penghematan air dapat terjadi karena pemberian air yang bersifat
lokal dan jumlahnya sedikit sehingga akan menekan evaporasi, aliran permukaan dan
perkolasi. Transpirasi dari gulma juga diperkecil karena daerah yang dibasahi hanya terbatas
disekitar tanaman.
Fluktuasi kelembaban tanah yang tinggi dapat dihindari dengan irigasi tetes dan kelembaban
tanah dapat dipertahankan pada tingkat yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.
Pemberian pupuk atau bahan kimia pada metode ini dicampur dengan air irigasi, sehingga
pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih sedikit, frekuensi pemberian lebih
tinggi dan distribusinya hanya di sekitar daerah perakaran.
Pemberian air pada sistem irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar tanaman, sehingga
pertumbuhan gulma dapat ditekan.
Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah dioperasikan secara otomatis, sehingga tenaga kerja
yang diperlukan menjadi lebih sedikit. Penghematan tenaga kerja pada pekerjaan
pemupukan, pemberantasan hama dan penyiangan juga dapat dikurangi.
Penyumbatan pada penetes merupakan masalah yang sering terjadi pada sistem irigasi tetes,
karena akan mempengaruhi debit dan keseragaman pemberian air. Untuk itu diperlukan
perawatan yang intesif pada jaringan sistem irigasi tetes agar resiko penyumbatan dapat
diperkecil.
2. Penumpukan garam.
Bila air yang digunakan mengandung garam yang tinggi dan pada derah yang kering, resiko
penumpukan garam menjadi tinggi.
Pemberian air yang terbatas pada sistem irigasi tetes menimbulkan resiko kekurangan air
bila perhitungan kebutuhan air kurang cermat.
Sistem irigasi tetes memerlukan investasi yang tinggi dalam pembuatannya. Selain itu,
diperlukan teknik yang tinggi untuk merancang, mengoperasikan dan memeliharanya.
2.2. KOMPONEN IRIGASI TETES
Pipa yang digunakan pada irigasi tetes terdiri dari pipa lateral, pipa sekunder dan pipa
utama komponen penting dari irigasi tetes. Tata letak dari irigasi tetes dapat sangat
bervariasi tergantung kepada berbagai faktor seperti luas tanah, bentuk dan keadaan
topografi. Irigasi tetes tersusun atas dua bagian penting yaitu pipa dan emiter. Air dialirkan
dari pipa dengan banyak percabangan yang biasanya terbuat dari plastik yang berdiameter
12 mm (1/2 inci) – 25 mm (1 inci).
Pipa utama (main line, head unit) terdiri dari pompa, tangki injeksi, filter utama,
pengukur tekanan, pengukuran debit dan katup pengontrol. Pipa utama umumnya terbuat
dari pipa polyvinylchloride (PVC), galvanized steelatau besi cord yang berdiameter antara
7,5 – 25 cm. Pipa utama dapat dipasang di bawah permukaan tanah.
Pipa pembagi (sub-main, manifold m), katup solenoid, regulator tekanan, pengukur
tekanan dan katup pembuang. Pipa sub-utama terbuat dari pipa PVC atau pipa HDPE (m)
dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80-100highdensity polyethylene) dan
diameter antara 50 – 75 mm. Penyambungan pipa pembagi dengan pipa utama.
Pipa lateral umumnya terbuat dari pipa PVC fleksibel atau pipa politelinedengan diameter
12 mm – 32 mm. Emiter dimasukkan ke dalam pipa lateral pada jarak yang ditentukan yang
dipilih sesuai dengan tanaman dan kondisi tanah. Pipa lubang ganda, pipa porous dan pipa
dengan perforasi yang kecil digunakan pada beberapa instalasi untuk menggunakan
keduanya sebagai pipa pembawa dan sebuah emitter system (Hansen dkk, 1986). Dalam
sistem irigasi tetes tersusun atas pipa dan emiter. Air dialirkan dari pipa dengan banyak
percabangan yang biasanya terbuat dari plastik yang diameter 12 mm (1/2 inci) – 25 mm (1
inci).
2. Emiter
Emiter merupakan alat pengeluaran air yang disebut pemancar. Emiter mengeluarkan air
dengan cara meneteskan air langsung ke tanah ke dekat tanaman. Emiter mengeluarkan air
hanya beberapa liter per jam. Dari emiter air keluar menyebar secara menyamping dan tegak
oleh gaya kapiler tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi. Daerah
yang dibasahi emiter tergantung pada jenis tanah, kelembaban tanah, permeabilitas tanah.
Emiter harus menghasilkan aliran yang relatif kecil menghasilkan debit yang mendekati
konstan. Penampang aliran perlu relatif lebar untuk mengurangi tersumbatnya emiter.
Emiter merupakan alat pembuangan air, emiter dipasang di dekat tanaman dan tanah.
Semakin dekat ke tanah semakin efisien air yang diterima tanah dan tanaman karena
semakin besar daerah yang terbasahi semakin tinggi kelembaban tanah. Semakin dekat jarak
emiter maka semakin banyak daerah yang terbasahi.
Berdasarkan pemasangan di pipa lateral, penetes dapat menjadi (a) on-line emitter,
dipasang pada lubang yang dibuat di pipa lateral secara langsung ataudisambung dengan
pipa kecil; (b) in-line emitter, dipasang pada pipa lateraldengan cara memotong pipa lateral.
Penetes juga dapat dibedakan berdasarkanjarak spasi atau debitnya, yaitu (a) point source
emitter, dipasang dengan spasiyang renggang dan mempunyai debit yang relatif besar;
(b) line source emitter,dipasang dengan spasi yang lebih rapat dan mempunyai debit yang
kecil. Pipa poros dan pipa berlubang juga dimasukkan pada kategori ini.
3. Tabung marihot
Tabung Marihot merupakan tabung untuk mengalirkan air dengan headsesuai dengan
rancangan (20 cm – 250 cm). Prinsip kerja tabung marihot adalahpengaliran air dengan
tekanan atmosfir atau dengan kata lain low pressure,sehingga air yang keluar pada setiap
emiter akan seragam.
Tabung marihot digunakan sebagai wadah atau tangki air irigasi (dan larutan nutrisi)
yang dapat mengalirkan aliran debit tetap, dan debit akan berubah pada elevasi yang berbeda
(pada headyang berbeda). Bagian dari tangki dilengkapi dengan selang-selang kecil untuk
saluran pemasukan udara dan saluran pengairan.
4. Tekanan
5. Debit
Debit adalah banyaknya volume air yang mengalir per satuan waktu. Pada irigasi tetes
debit yang diberikan hanya beberapa liter per jam. Umumnya debit rata-rata dari emiter
tersedia dari suplier peralatan. Debit untuk irigasi tetes bergantung dari jenis tanah dan
tanaman.
Debit irigasi tetes yang umum digunakan 4 ltr/jam, namun ada beberapa pengelolaan
pertanian menggunakan debit 2, 6, 8 ltr/jam. Penggunaan debit berdasarkan jarak tanam dan
waktu operasi. Debit air keluaran emiter rata-rata adalah volume dari keseluruhan air yang
tertampung dari semua emiter per satuan waktu dan jumlah emiter yang ada.
6. Keseragaman Irigasi
Keseragaman aplikasi air merupakan salah satu faktor penentu efisiensi irigasi yang
dihitung dengan persamaan koefisiensi
7. Tingkat Pembasahan
Dalam pemberian air irigasi adalah distribusi air irigasi normal yag merata pada
daerah perakaran. Pada hampir seluruh keadaan, makin merata air yang didistribusikan
makin baik reaksi tanaman. Penyebaran air yang tidak sama mengandung banyak
karakteristik yang tidak diinginkan. Daerah yang kering terlihat perbedaan yang diberi air
irigasi secara tidak merata kecuali kelebihan air yang tidak digunakan, yang sebaliknya
berakibat pada pemborosan air.
2.3. CONTOH PENGAIRAN TANAMAN PADA SISTEM IRIGASI TETES
(Trickle Irrigation / Drip Irrigation System).
2.4. PENGERTIAN IRIGASI PEMANCARAN (Sprinkle Irrigation System).
Irigasi Sprinkler adalah suatu system irigasi yang fleksibel dimana selain dapat
digunakan untuk menyiram tanaman juga dapat digunakan untuk pemupukan dan pengobatan
dan untuk menjaga kelembaban tanah dan mengontrol kondisi iklim agar sesuai bagi
pertumbuhan tanaman. Adopsi dari system sprinkler ini tergantung pada keuntungan ekonomis
dan lingkungan yang akan didapatkan dibandingkan dengan system irigasi yang lain. Sistem
sprinkler sekarang ini digunakan untuk berbagai jenis tanaman terutama komoditas yang
bernilai tinggi seperti buah-buahan, sayuran dan digunakan pada berbagai jenis lahan dan
topografi.
Sistem irigasi sprinkler cocok untuk semua jenis tanah apabila application ratenya
sesuai dengan kapasitas inflitrasi tanahnya. Termasuk juga pada lahan marginal yang memiliki
kapasitas infitrasi atau kapasitas menyimpan air yang rendah.
Beberapa keuntungan dari irgasi sprinkle adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengontrol pemberian air pada tanaman sehingga dapat mengurangi tingkat
pertumbuhan tanaman yang vegetatif dan memperbesarpeluang tanaman untuk tumbuh
secara generatif dimana akan meningkatkan produktivitas hasil panen
2. Desain dapat dirancang secara fleksibel sesuai dengan jenis tanaman, tenaga
kerja yang tersedia dan penghematan energy
3. Dapat dilakukan fertigation atau pemberian nutrisi tanaman melalui system irigasi
4. Dapat digunakan untuk mengontrol iklim bagi pertumbuhan tanaman
5. Dapat menjaga tanah tetap lembut agar cocok bagi pertumbuhan seedling (persemaian)
6. Mempercepat perkecambahan dan penentuan panen
Sedangkan kelemahan dari irigasi sprinkle adalah sebagai berikut :
1. Memerlukan biaya investasi yang tinggi
2. Keseragaman distribusi air dapat terus menurun seiring dengan waktu
3. Angin sangat berpengaruh atas keseragaman distribusi air
4. Dapat mengakibatkan kanopi tanaman lembab dan mendatangkan penyakit tanaman
5. Dapat merusak tanaman muda pada saat air disiramkan
Anonim. (n.d.). 5 Manfaat / Pemnafaatan Lahan di Dataran Rendah. Retrieved Juni 11, 2016, from
www.inirumahpintar.com: https://www.inirumahpintar.com/2016/11/5-manfaat-
pemanfaatan-lahan-di-dataran-rendah.html
SP, S. H. (n.d.). Sistem irigasi tetes pada tanaman. Retrieved Juli 29, 2014, from
http://pengaira.blogspot.co.id: http://pengaira.blogspot.co.id/2014/07/
Hansen, V.E, W.I. Orson and E.S. Glen. 1992. Diterrjemahkan oleh Tachyan dan Soetjipto. Dasar-
dasar dan Praktek Irigasi. Edisi 4. Erlangga, Jakarta.
Prastowo, 2002. Prosedur Rancangan Irigasi Tetes. Laboratorium Teknik Tanah dan Air, Jurusan
Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.