Anda di halaman 1dari 22

Prak.

Farmakognosi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan

Nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel,

sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium Polyanthum.

Syzygium Polyanthum (Salam), tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam

di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai

pegunungan dengan ketinggian 1,800 m dpi.

Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah

negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun

ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut dimasak hingga

makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak

keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas.

Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit

pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Dibalik itu, daun salam

juga memiliki khasiat obat yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari

daun, kulit pohon dan buah.

1
Prak. Farmakognosi

B. KLASIFIKASI ILMIAH

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium polyanthum Wigh Walp

Sinonim : Eugenia polyantha, Wight. = E. lucidula, Miq

2
Prak. Farmakognosi

C. NAMA LOKAL

 Melayu: Ubar Serai

 Sunda, Jawa dan Madura: Salam

 Kangean: Kastolam

 Jawa: Manting

 Sumatera: Meselengan

3
Prak. Farmakognosi

BAB II

PEMBAHASAN

A. MORFOLOGI

a. Habitus

Merupakan pohon berukuran sedang, bertajuk rimbun, tinggi mencapai 30 m dan

gemang 60 cm. bertajuk rimbun, berakar tunggang.

b. Daun

Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun

jorong-lonjong, pangkal daunnya tidak bertoreh dengan bentuk bangun bulat telur (ovatus),

runcing pada ujung daun, pangkal daun tumpul (obtusus), panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm,

terdapat tulang cabang dan urat daun, daun bertulang menyirip (penninervis), tepi daun rata

(integer). Daun majemuk menyirip ganda (bipinnatus) dengan jumlah anak daun yang ganjil,

daging daun seperti perkamen (perkamenteus), daunnya duduk, letak daun penumpu yang

4
Prak. Farmakognosi

bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun disebut daun penumpu bebas (stipulae

liberae), tangkai daunnya menebal di pangkal dan ujung, Urat daun intramarginal nampak

jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus. beraroma wangi dan

baru dapat digunakan bila sudah dikeringkan.

c. Batang

tinggi berkisar antara 60f kaki hingga 90 kaki,bercabang-cabang,biasanya tumbuh liar

di hutan. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), berkayu (lignosus) biasanya keras dan

kuat, bentuk batangnya bulat (teres), permukaan batangnya beralur (sulcatus), cara

percabangannya monopodial karena batang pokok selalu tampak jelas, arah tumbuh cabang

tegak (fastigiatus) sebab sudut antar batang dan cabang amat kecil, termasuk dalam tumbuhan

menahun atau tumbuhan keras karena dapat mencapai umur bertahun-tahun belum juga mati.

5
Prak. Farmakognosi

d. Akar

termasuk akar tunggang (radix primaria), berbentuk sebagai tombak (fusiformis)

karena pangkalnya besar dan meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai

percabangan atau biasa disebut akar tombak, sifatnya adalah akar tunjang karena menunjang

batang dari bagian bawah ke segala arah.

e. Bunga

Karangan bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm, muncul di

bawah daun atau kadang-kadang pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum,

berbilangan-4; kelopak seperti mangkuk, panjangnya sekitar 4 mm; mahkota lepas-lepas,

putih, 2,5-3,5 mm; benang sari banyak, lk. 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas rontok;

piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. Buah buni membulat atau agak tertekan, 12

mm, bermahkota keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.

f. Buah dan Biji

6
Prak. Farmakognosi

Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak

menjadi merah gelap sampai ungu kehitaman, rasanya agak sepat. Bermahkota keping

kelopak.

Bijinya berbentuk bulat, penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat.

B. EKOLOGI

Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung

Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Pohon ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan

primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di

Sabah) dan 1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk bawah.
[4]
Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani yang

lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak pernah dipergunakan

dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar juga

menimbulkan rasa agak pahit.

7
Prak. Farmakognosi

C. BUDIDAYA

Tanaman salam tumbuh pada tanah dengan ketinggian 225-450 meter di atas

permukaan laut dengan curah hujan 3.000-4.000 mm/tahun pada jenis latosol kehitaman.[8].

Pemupukan dilakukan dengan menambah pupuk kandang secukupnya pada saat

penanaman.[8] Untuk menambah daun, dilakukan penambahan pupuk NPK.[8]

Pemanenen salam dilakukan dengan pemetikan daun yang sudah berwarna hijau tua. Daun

tersebut dipangkas secara acak pada ranting-rantingnya. [2]. Sesudah daun diperoleh dari

rantingnya, daun dilayukan dengan cara dihamparkan di lantai pada suhu ±27 °C dengan

pembalikan intensif selama tiga hari.[2] Untuk mendapatkan minyak atsiri selanjutnya

simplisia salam disuling dengan alat penyuling air dan uap selama 10 jam.[8]

D. SIFAT KIMIAWI

Salam (Syzygium polyanthum) kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui antara
lain :

Tanin, flavonoid, saponin, triterpen, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri.

1) Tanin

Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat

khusus dalam jaringan kayu. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin, yaitu tannin

terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi atau flavolan secara biosintesis

dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal (galokatekin) yang

membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon

menghubungkan satu flavon dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-6 atau 6-8.

Kebanyakan flavolan mempunyai 2-20 satuan flavon. Tanin terhidrolisis terdiri atas dua

kelas, yang paling sederhana ialah depsida galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa

8
Prak. Farmakognosi

glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti

molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan

dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat (Harborne, 1987).

2) Flavonoid

Flavonoid sebagai suatu senyawa fenol dalam dunia tumbuhan dapat ditemukan

dalam bentuk glikosida maupun aglikonnya. Aglikon flavonoid mempunyai kerangka dasar

struktur C6-C3-C6. Berdasarkan tingkat oksidasi serta subsituennya kerangka flavonoid

dibedakan menjadi berbagai jenis seperti flavon, flavonol, khalkon, santon, auron, flavon,

antosianidin dan leukoantosianidin (Pramono, 1989).

Flavonoid mengandung cincin aromatik yang terkonjugasi dan karena itu

menunjukkan pita serapan yang kuat pada daerah spektrum UV (ultra violet) dan spektrum

tampak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula seperti glikosida.

Aglikon flavonoid terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida

(Harborne, 1989). Peranan dari flavonoid yaitu melancarkan peredaran darah seluruh tubuh

dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung anti inflamasi

(anti radang), berfungsi sebagai antioksidan dan membantu mengurangi rasa sakit analgesik

(Hustiantama, 2002).

3) Minyak Atsiri

Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga,

biji, batang atau kulit dan akar atau rhizoma. Minyak atsiri disebut juga minyak eteris yaitu

minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan, biasanya

tidak berwarna terutama bila masih dalam keadaan segar, setelah terjadi proses oksidasi dan

9
Prak. Farmakognosi

pendamaran makin lama akan berubah menjadi gelap, untuk menghindarinya harus disimpan

dalam keadaanpenuh dan tertutup rapat (Guenther, 1987).

Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang

terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) serta berbagai persenyawaan

kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan Belerang (S) (Ketaren, 1985). Beberapa

minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, bahan

analgesik, hemolitik atau enzimatik, sedativ, stimulan, untuk obat sakit perut, bahan pewangi

kosmetik dan sabun (Guenther, 1987).

4) Saponin

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari

90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun,

serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa dan menghemolisis sel darah.

Triterpen tertentu terkenal karena rasanya, terutama kepahitannya. Pencarian saponin dalam

tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah diperoleh.

Saponin dan glikosida sapogenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar luas dalam

tumbuhan (Harborne, 1987). Dikenal dua macam saponin, yaitu glikosida triterpenoid

alkohol dan glikosida dengan struktur steroid. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol

tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995).

Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika

dikocok dalam air dan dalam konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah

merah. Saponin merupakan kandungan zat kimia yang bermanfaat dalam mempengaruhi

kolagen (tahap awal perbaikan jaringan) yaitu dengan menghambat produksi jaringan luka

yang berlebihan. (Hutapea, 1999)

10
Prak. Farmakognosi

5) Polifenol

Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang

mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua penyulih

hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya sering kali

berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel. Beberapa

ribu senyawa fenol telah diketahui strukturnya. Flavonoid merupakan golongan terbesar,

tetapi fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, dan kuinon fenolik juga terdapat dalam

jumlah yang besar. Beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin,

melanin, dan tanin adalah senyawa polifenol (Harborne, 1987).

6) Alkaloid

Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya

alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen,

biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik alkaloid sering kali beracun pada

manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan

secara luas dalam bidang pengobatan. Umumnya alkaloid tidak berwarna, bersifat optis aktif

dan sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar (Harborne, 1987).

E. KANDUNGAN DAUN SALAM

11
Prak. Farmakognosi

Daun salam sering kali digunakan sebagai bumbu dan rempah-rempah untuk

menambah rasa makanan dan membantu untuk mengurangi kebutuhan garam dan penyedap

rasa. Selain fungsi utamanya sebagai bumbu dapur, kandungan daun salam dipercaya mampu

memberikan manfaat terhadap kesehatan. Memang penelitian secara intensif terhadap bumbu

ini belum pernah dilakukan, namun berdasarkan penelitian sederhana diketahui bahwa daun

salam memiliki kandungan gizi yang kaya. Berikut ini beberapa kandungan gizi di dalam

daun salam yang harus Anda ketahui!

Kalori

Karena hanya digunakan dengan jumlah yang sangat kecil dalam masakan, daun

salam hanya menyumbangkan kalori dengan jumlah yang tidak signifikan. Selain digunakan

dalam jumlah yang kecil, daun salam sama halnya seperti dedaunan yang lain yang memiliki

tingkat kalori rendah.

Karbohidrat dan Serat

Sebenarnya kandungan karbohidrat dalam daun salam cukup tinggi, yakni sejumlah

1,35 gram setiap sendok makan bubuk daun salam. Satu gram karbohidrat mengandung

kurang lebih 4 kalori. Jadi setiap sendok makan daun salam menghasilkan kurang lebih 5

kalori.

Selain karbohidrat daun salam memiliki kandungan serat dalam jumlah kecil, yakni

0,5 gram per sendok makan bubuk daun salam. Memang jumlahnya cukup kecil, namun

dengan mengkombinasikannya dengan sayuran dan buah dalam diet Anda akan mampu

mencukupi asupan serat tiap harinya.

12
Prak. Farmakognosi

Mineral

Daun salam juga mengandung beberapa mineral penting, meskipun dalam jumlah

yang relatif kecil. Daun salam merupakan sumber zat besi, mineral yang memberikan

kontribusi untuk sel darah merah. Setiap sendok makan daun salam bubuk mengandung 0,77

gram zat besi. Jumlah ini hampir mencukupi 10 persen asupan harian yang diperlukan untuk

pria dan wanita pasca-menopause, dan sekitar 4 persen dari jumlah yang direkomendasikan

untuk wanita pra-menopause.

Vitamin

Kandungan daun salam lainnya yang cukup lengkap adalah vitamin dalam jumlah yang relatif

kecil. Setiap 1 sendok makan daun salam bubuk memiliki kandungan sekitar 111 IU vitamin

A, sekitar 4-5 persen dari jumlah yang dibutuhkan oleh pria dan wanita setiap harinya. Selain

itu, daun salam mengandung sejumlah kecil vitamin penting lainnya, seperti vitamin B-6, B-9

dan C.

13
Prak. Farmakognosi

F. KHASIAT DAN MANFAAT DAUN SALAM UNTUK PENGOBATAN

Pohon salam yang memiliki bahasa latin Syzygium Polyanthum yang biasa tumbuh liar di

hutan dan di pegunungan bisa mencapai ketinggian 25 meter dan lebar pohon 1,3 meter.

Selain sebagai pelengkap atau penyedap untuk berbagai masakan, salam memiliki khasiat

obat yang luar biasa untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam memiliki banyak khasiat di antaranya berkhasiat mengobati diare, kolesterol tinggi,

tekanan darah tinggi, kencing manis, dan maag. Sementara, buahnya yang berbentuk bulat

kecil bisa digunakan untuk mengobati mabuk akibat alkohol.

Sebenarnya, studi ilmiah yang dilakukan untuk menguji khasiat daun salam untuk diet

belum pernah dilakukan secara mendalam. Penelitian yang dilakukan hingga saat ini masih

sangat terbatas dan lebih banyak hanya catatan atas penggunaan secara tradisional saja.

14
Prak. Farmakognosi

G. EFEK FARMAKOLOGI DAN HASIL PEMAKAIAN

1. Kromatografi gas menunjukkan minyak atsiri, dan salam mengandung 28 gas

komponen, salah satunya eugenol. Dengan kromatografi lapis tipis disimpulkan bahwa

minyak atsiri daun salam terdiri dariseskuiterpen lakton yang mengandung fenol.

Konsentrasi terkecil minyak atsiri yang mampu menghambat pertumbuhan E. Coli

adalah 40%, sedangkan terhadap S. Aureus sekitar 5% (Retno Sadewi,FF UGM, 1992)

2. Uji mikrobiologi dengan menggunakan metode cakram menunjukkan bahwa ekstrak

etanol daun salam dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli, Vibrio Cholera,

Salmonela sp. Tetapi Enterobacter sp. Bersifat resisten. (Beni Wraman, JF FMIPA

UNAND)

3. Ektrak air daun salam memiliki efek hipoklikemik (menurunkan kadar gula darah).

Pada tikus penderita diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin (DMTTI),

sedangkan pada tikus penderita diabetes millitus yang tergantung pada insulin tidak

nampak efek hipoklikemik. (Ni Putu Maryati, FF UGM, 1989)

15
Prak. Farmakognosi

H. RESEP TRADISIONAL DAUN SALAM

1. Kencing manis (Diabetes Mellitus)

Untuk kencing manis, ambil dan cuci 7-15 lembar daun salam segar, lalu rebus dalam

3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum

sekaligus. Lakukan sehari 2 kali. Ingat minum ramuan ini sebelum makan.

2. Diare

Untuk menangani diare, ambil dan cuci 15 lembar daun salam segar. Rebus dalam dua

gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah dingin, saring

dan air saringannya diminum sekaligus.

3. Menurunkan Kolesterol Tingi

Daun salam juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol, caranya ambil dan

cuci 10-15 lembar daun salam segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.

Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus di malam hari. Lakukan setiap

hari.

16
Prak. Farmakognosi

4. Menurunkan Tekanan darah tinggi (Hipertensi)

Manfaat lain dari daun salam adalah menurunkan tekanan darah tinggi, caranya ambil

dan cuci 7-10 lembar daun salam, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah

dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing setengah gelas.

5. Mengatasi radang lambung

30 gram daun salam, 30 gram sambiloto kering, dan gula batu secukupnya direbus dengan

600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian airnya diminum untuk dua kali sehari. Lakukan

secara teratur.

6. Maag

Untuk meredakan sakit maag ambil dan cuci bersih 15-20 lembar daun salam segar.

Rebus dengan 1/2 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan gula enau

secukupnya. Setelah dingin, minum airnya sebagai teh. Lakukan setiap hari sampai rasa perih

dan penuh di lambung hilang.

7. Kudis, Gatal gatal

Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya.

Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang

gatal, kemudian dibalut.

8. Mabuk Alkohol

Ternyata buah salam juga ada manfaatnya. ambil dan cuci 1 genggam buah salam

masak, lalu tumbuk sampai halus. Peras dan saring, air yang terkumpul diminum sekaligus.

Ternyata daun salam yang tumbuh di sekitar kita ini memiliki banyak manfaat yang sangat

luar biasa. Mulai dari penyakit yang ringan sampai dengan penyakit yang lumayan berat. Ayo

kita budi dayakan tanaman salam.

17
Prak. Farmakognosi

9. Asam urat tinggi

Ambil 10 lembar daun salam segar, rebus dengan 4 gelas air hingga bersisa 2 gelas.

Kemudian saring. Minum selagi hangat.

10. Mengatasi stroke

10 lembar daun salam dan 50 gram jantung pisang dibuat masakan sesuai selera lalu

dimakan.

11. Eksim

Ambil 10 lembar daun salam segar dan 25 gram kunyit. Tumbuk sampai halus, lalu

tambahkan air sedikit dan garam secukupnya. Oleskan pada bagian kulit yang sakit.

18
Prak. Farmakognosi

I. EFEK SAMPING DAUN SALAM

Seperti yang telah kita ketahui bahwa Daun Salam merupakan salah satu bumbu yang

sering kali dipakai dalam masakan tradisional. daun ini juga sering kali digunakan sebagai

bahan obat herbal yang dipercaya memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah

membantu menyembuhkan asam urat.

Secara keseluruhan, daun salam memiliki efek samping sangat sedikit, dan

kemungkinan aman ketika dikonsumsi dalam jumlah yang digunakan dalam makanan.

Namun, pada beberapa kasus dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti : masalah

pencernaan karena daun salam sulit untuk dicerna, dapat berdampak juga pada pernapasan

untuk penderita asma.

Efek samping lain yang pernah dilaporkan meliputi eksim di tangan dan wajah.

Beberapa praktisi medis menyatakan tidak menganjurkan konsumsi daun salam untuk ibu

hamil dan menyusui dalam jumlah banyak. Namun karena kurangnya bukti ilmiah mengenai

hal tersebut masih menjadi perdebatan.

Daun salam memang bukanlah termasuk kategori yang harus sangat diwaspadai

karena sedikitnya kasus yang dilaporkan terkait dengan efek samping daun salam. Namun,

apabila memiliki alergi atau sedang dalam keadaan hamil atau menyusui, penggunaan daun

salam dalam jumlah banyak (misalnya untuk pengobatan tradisional) harus dikonsultasikan

terlebih dahulu dengan dokter atau praktisi medis yang berkompeten.

19
Prak. Farmakognosi

BAB III

KESIMPULAN

Dau salam yang terkenal sebagai Bumbu penyedap masakan ternyata menyimpan

khasiat sangat luar biasa dan bisa dijadikan obat tradisional untuk mengobati berbagai

bpenyakit.

Pengalaman nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun serta diperkuat

dengan bukti-bukti riset ilmiah, membuktikan daun salam yang mengandung minyak atistri,

tanin dan flavonoid, menularkan efek hipoglikemik. Artinya, kombinasi zat-zat kimia yang

terkandung dalam daun salam mampu menurunkan kadar gula darah yang melejit di atas

normal. Khasiatnya tidak cuma itu. Daun salam juga terbukti efektif menurunkan tekanan

darah dan kadar kolesterol darah, serta mengobati sakit maag (gastritis), katarak, gatal-gatal

(pruritus), kudis (scabies) dan eksim (eczema).

Tak cuma daun

Selain daun, tanaman salam memiliki bagian lain yang juga berpotensi sebagai obat

alam. Kulit pohon dan buah salam juga bisa diramu menjadi obat anti diare. Buah salam

punya kelebihan lain, diantaranya bisa menetralisasi efek mabuk yang disebabkan terlalu

banyak meneguk minuman beralkohol.

Secara keseluruhan, daun salam memiliki efek samping sangat sedikit, dan

kemungkinan aman ketika dikonsumsi dalam jumlah yang digunakan dalam makanan.

Namun, pada beberapa kasus dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti : masalah

pencernaan karena daun salam sulit untuk dicerna, dapat berdampak juga pada pernapasan

untuk penderita asma.

20
Prak. Farmakognosi

GAMBAR MIKROSKOPIK

21
Prak. Farmakognosi

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Salam_%28tumbuhan%29

http://www.yulissamoa.com/khasiat-daun-salam

http://manfaatdaunsalam.blogspot.com/2012/05/efek-samping-daun-salam.html

http://www.ibujempol.com/khasiat-manfaat-kandungan-daun-salam/

http://www.penulis.info/3675/salam-syzygium-polyanthum.html

http://manfaatdaunsalam.blogspot.com/2012/05/fakta-tentang-kandungan-daun-salam.html

22

Anda mungkin juga menyukai