Farmakognosi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan
Nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel,
Syzygium Polyanthum (Salam), tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam
di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai
negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun
ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut dimasak hingga
makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak
keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas.
Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit
pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Dibalik itu, daun salam
juga memiliki khasiat obat yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari
1
Prak. Farmakognosi
B. KLASIFIKASI ILMIAH
Ordo : Myrtales
Genus : Syzygium
2
Prak. Farmakognosi
C. NAMA LOKAL
Kangean: Kastolam
Jawa: Manting
Sumatera: Meselengan
3
Prak. Farmakognosi
BAB II
PEMBAHASAN
A. MORFOLOGI
a. Habitus
b. Daun
Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun
jorong-lonjong, pangkal daunnya tidak bertoreh dengan bentuk bangun bulat telur (ovatus),
runcing pada ujung daun, pangkal daun tumpul (obtusus), panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm,
terdapat tulang cabang dan urat daun, daun bertulang menyirip (penninervis), tepi daun rata
(integer). Daun majemuk menyirip ganda (bipinnatus) dengan jumlah anak daun yang ganjil,
daging daun seperti perkamen (perkamenteus), daunnya duduk, letak daun penumpu yang
4
Prak. Farmakognosi
bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun disebut daun penumpu bebas (stipulae
liberae), tangkai daunnya menebal di pangkal dan ujung, Urat daun intramarginal nampak
jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus. beraroma wangi dan
c. Batang
di hutan. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), berkayu (lignosus) biasanya keras dan
kuat, bentuk batangnya bulat (teres), permukaan batangnya beralur (sulcatus), cara
percabangannya monopodial karena batang pokok selalu tampak jelas, arah tumbuh cabang
tegak (fastigiatus) sebab sudut antar batang dan cabang amat kecil, termasuk dalam tumbuhan
menahun atau tumbuhan keras karena dapat mencapai umur bertahun-tahun belum juga mati.
5
Prak. Farmakognosi
d. Akar
karena pangkalnya besar dan meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai
percabangan atau biasa disebut akar tombak, sifatnya adalah akar tunjang karena menunjang
e. Bunga
Karangan bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm, muncul di
bawah daun atau kadang-kadang pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum,
putih, 2,5-3,5 mm; benang sari banyak, lk. 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas rontok;
piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. Buah buni membulat atau agak tertekan, 12
mm, bermahkota keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.
6
Prak. Farmakognosi
Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak
menjadi merah gelap sampai ungu kehitaman, rasanya agak sepat. Bermahkota keping
kelopak.
B. EKOLOGI
Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung
Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Pohon ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan
primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di
Sabah) dan 1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk bawah.
[4]
Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani yang
lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak pernah dipergunakan
dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar juga
7
Prak. Farmakognosi
C. BUDIDAYA
Tanaman salam tumbuh pada tanah dengan ketinggian 225-450 meter di atas
permukaan laut dengan curah hujan 3.000-4.000 mm/tahun pada jenis latosol kehitaman.[8].
Pemanenen salam dilakukan dengan pemetikan daun yang sudah berwarna hijau tua. Daun
tersebut dipangkas secara acak pada ranting-rantingnya. [2]. Sesudah daun diperoleh dari
rantingnya, daun dilayukan dengan cara dihamparkan di lantai pada suhu ±27 °C dengan
pembalikan intensif selama tiga hari.[2] Untuk mendapatkan minyak atsiri selanjutnya
simplisia salam disuling dengan alat penyuling air dan uap selama 10 jam.[8]
D. SIFAT KIMIAWI
Salam (Syzygium polyanthum) kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui antara
lain :
1) Tanin
khusus dalam jaringan kayu. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin, yaitu tannin
terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi atau flavolan secara biosintesis
dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal (galokatekin) yang
membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon
menghubungkan satu flavon dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-6 atau 6-8.
Kebanyakan flavolan mempunyai 2-20 satuan flavon. Tanin terhidrolisis terdiri atas dua
kelas, yang paling sederhana ialah depsida galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa
8
Prak. Farmakognosi
glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti
molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan
dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat (Harborne, 1987).
2) Flavonoid
Flavonoid sebagai suatu senyawa fenol dalam dunia tumbuhan dapat ditemukan
dalam bentuk glikosida maupun aglikonnya. Aglikon flavonoid mempunyai kerangka dasar
dibedakan menjadi berbagai jenis seperti flavon, flavonol, khalkon, santon, auron, flavon,
menunjukkan pita serapan yang kuat pada daerah spektrum UV (ultra violet) dan spektrum
tampak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula seperti glikosida.
Aglikon flavonoid terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida
(Harborne, 1989). Peranan dari flavonoid yaitu melancarkan peredaran darah seluruh tubuh
dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung anti inflamasi
(anti radang), berfungsi sebagai antioksidan dan membantu mengurangi rasa sakit analgesik
(Hustiantama, 2002).
3) Minyak Atsiri
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga,
biji, batang atau kulit dan akar atau rhizoma. Minyak atsiri disebut juga minyak eteris yaitu
minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan cara penyulingan, biasanya
tidak berwarna terutama bila masih dalam keadaan segar, setelah terjadi proses oksidasi dan
9
Prak. Farmakognosi
pendamaran makin lama akan berubah menjadi gelap, untuk menghindarinya harus disimpan
Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang
terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) serta berbagai persenyawaan
kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan Belerang (S) (Ketaren, 1985). Beberapa
minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal dan eksternal, bahan
analgesik, hemolitik atau enzimatik, sedativ, stimulan, untuk obat sakit perut, bahan pewangi
4) Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari
90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun,
serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuan membentuk busa dan menghemolisis sel darah.
Triterpen tertentu terkenal karena rasanya, terutama kepahitannya. Pencarian saponin dalam
tumbuhan telah dirangsang oleh kebutuhan akan sumber sapogenin yang mudah diperoleh.
Saponin dan glikosida sapogenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar luas dalam
tumbuhan (Harborne, 1987). Dikenal dua macam saponin, yaitu glikosida triterpenoid
alkohol dan glikosida dengan struktur steroid. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika
dikocok dalam air dan dalam konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah
merah. Saponin merupakan kandungan zat kimia yang bermanfaat dalam mempengaruhi
kolagen (tahap awal perbaikan jaringan) yaitu dengan menghambat produksi jaringan luka
10
Prak. Farmakognosi
5) Polifenol
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang
mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua penyulih
hidroksil. Senyawa fenol cenderung mudah larut dalam air karena umumnya sering kali
berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel. Beberapa
ribu senyawa fenol telah diketahui strukturnya. Flavonoid merupakan golongan terbesar,
tetapi fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, dan kuinon fenolik juga terdapat dalam
jumlah yang besar. Beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin,
6) Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya
alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen,
biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik alkaloid sering kali beracun pada
manusia dan banyak yang mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol, jadi digunakan
secara luas dalam bidang pengobatan. Umumnya alkaloid tidak berwarna, bersifat optis aktif
dan sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar (Harborne, 1987).
11
Prak. Farmakognosi
Daun salam sering kali digunakan sebagai bumbu dan rempah-rempah untuk
menambah rasa makanan dan membantu untuk mengurangi kebutuhan garam dan penyedap
rasa. Selain fungsi utamanya sebagai bumbu dapur, kandungan daun salam dipercaya mampu
memberikan manfaat terhadap kesehatan. Memang penelitian secara intensif terhadap bumbu
ini belum pernah dilakukan, namun berdasarkan penelitian sederhana diketahui bahwa daun
salam memiliki kandungan gizi yang kaya. Berikut ini beberapa kandungan gizi di dalam
Kalori
Karena hanya digunakan dengan jumlah yang sangat kecil dalam masakan, daun
salam hanya menyumbangkan kalori dengan jumlah yang tidak signifikan. Selain digunakan
dalam jumlah yang kecil, daun salam sama halnya seperti dedaunan yang lain yang memiliki
Sebenarnya kandungan karbohidrat dalam daun salam cukup tinggi, yakni sejumlah
1,35 gram setiap sendok makan bubuk daun salam. Satu gram karbohidrat mengandung
kurang lebih 4 kalori. Jadi setiap sendok makan daun salam menghasilkan kurang lebih 5
kalori.
Selain karbohidrat daun salam memiliki kandungan serat dalam jumlah kecil, yakni
0,5 gram per sendok makan bubuk daun salam. Memang jumlahnya cukup kecil, namun
dengan mengkombinasikannya dengan sayuran dan buah dalam diet Anda akan mampu
12
Prak. Farmakognosi
Mineral
Daun salam juga mengandung beberapa mineral penting, meskipun dalam jumlah
yang relatif kecil. Daun salam merupakan sumber zat besi, mineral yang memberikan
kontribusi untuk sel darah merah. Setiap sendok makan daun salam bubuk mengandung 0,77
gram zat besi. Jumlah ini hampir mencukupi 10 persen asupan harian yang diperlukan untuk
pria dan wanita pasca-menopause, dan sekitar 4 persen dari jumlah yang direkomendasikan
Vitamin
Kandungan daun salam lainnya yang cukup lengkap adalah vitamin dalam jumlah yang relatif
kecil. Setiap 1 sendok makan daun salam bubuk memiliki kandungan sekitar 111 IU vitamin
A, sekitar 4-5 persen dari jumlah yang dibutuhkan oleh pria dan wanita setiap harinya. Selain
itu, daun salam mengandung sejumlah kecil vitamin penting lainnya, seperti vitamin B-6, B-9
dan C.
13
Prak. Farmakognosi
Pohon salam yang memiliki bahasa latin Syzygium Polyanthum yang biasa tumbuh liar di
hutan dan di pegunungan bisa mencapai ketinggian 25 meter dan lebar pohon 1,3 meter.
Selain sebagai pelengkap atau penyedap untuk berbagai masakan, salam memiliki khasiat
obat yang luar biasa untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang dapat
Salam memiliki banyak khasiat di antaranya berkhasiat mengobati diare, kolesterol tinggi,
tekanan darah tinggi, kencing manis, dan maag. Sementara, buahnya yang berbentuk bulat
Sebenarnya, studi ilmiah yang dilakukan untuk menguji khasiat daun salam untuk diet
belum pernah dilakukan secara mendalam. Penelitian yang dilakukan hingga saat ini masih
sangat terbatas dan lebih banyak hanya catatan atas penggunaan secara tradisional saja.
14
Prak. Farmakognosi
komponen, salah satunya eugenol. Dengan kromatografi lapis tipis disimpulkan bahwa
minyak atsiri daun salam terdiri dariseskuiterpen lakton yang mengandung fenol.
adalah 40%, sedangkan terhadap S. Aureus sekitar 5% (Retno Sadewi,FF UGM, 1992)
etanol daun salam dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli, Vibrio Cholera,
Salmonela sp. Tetapi Enterobacter sp. Bersifat resisten. (Beni Wraman, JF FMIPA
UNAND)
3. Ektrak air daun salam memiliki efek hipoklikemik (menurunkan kadar gula darah).
Pada tikus penderita diabetes mellitus yang tidak tergantung pada insulin (DMTTI),
sedangkan pada tikus penderita diabetes millitus yang tergantung pada insulin tidak
15
Prak. Farmakognosi
Untuk kencing manis, ambil dan cuci 7-15 lembar daun salam segar, lalu rebus dalam
3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum
sekaligus. Lakukan sehari 2 kali. Ingat minum ramuan ini sebelum makan.
2. Diare
Untuk menangani diare, ambil dan cuci 15 lembar daun salam segar. Rebus dalam dua
gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah dingin, saring
Daun salam juga bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol, caranya ambil dan
cuci 10-15 lembar daun salam segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus di malam hari. Lakukan setiap
hari.
16
Prak. Farmakognosi
Manfaat lain dari daun salam adalah menurunkan tekanan darah tinggi, caranya ambil
dan cuci 7-10 lembar daun salam, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing setengah gelas.
30 gram daun salam, 30 gram sambiloto kering, dan gula batu secukupnya direbus dengan
600 cc air hingga tersisa 300 cc. Kemudian airnya diminum untuk dua kali sehari. Lakukan
secara teratur.
6. Maag
Untuk meredakan sakit maag ambil dan cuci bersih 15-20 lembar daun salam segar.
Rebus dengan 1/2 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan gula enau
secukupnya. Setelah dingin, minum airnya sebagai teh. Lakukan setiap hari sampai rasa perih
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya.
Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjadi adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang
8. Mabuk Alkohol
Ternyata buah salam juga ada manfaatnya. ambil dan cuci 1 genggam buah salam
masak, lalu tumbuk sampai halus. Peras dan saring, air yang terkumpul diminum sekaligus.
Ternyata daun salam yang tumbuh di sekitar kita ini memiliki banyak manfaat yang sangat
luar biasa. Mulai dari penyakit yang ringan sampai dengan penyakit yang lumayan berat. Ayo
17
Prak. Farmakognosi
Ambil 10 lembar daun salam segar, rebus dengan 4 gelas air hingga bersisa 2 gelas.
10 lembar daun salam dan 50 gram jantung pisang dibuat masakan sesuai selera lalu
dimakan.
11. Eksim
Ambil 10 lembar daun salam segar dan 25 gram kunyit. Tumbuk sampai halus, lalu
tambahkan air sedikit dan garam secukupnya. Oleskan pada bagian kulit yang sakit.
18
Prak. Farmakognosi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Daun Salam merupakan salah satu bumbu yang
sering kali dipakai dalam masakan tradisional. daun ini juga sering kali digunakan sebagai
bahan obat herbal yang dipercaya memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah
Secara keseluruhan, daun salam memiliki efek samping sangat sedikit, dan
kemungkinan aman ketika dikonsumsi dalam jumlah yang digunakan dalam makanan.
Namun, pada beberapa kasus dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti : masalah
pencernaan karena daun salam sulit untuk dicerna, dapat berdampak juga pada pernapasan
Efek samping lain yang pernah dilaporkan meliputi eksim di tangan dan wajah.
Beberapa praktisi medis menyatakan tidak menganjurkan konsumsi daun salam untuk ibu
hamil dan menyusui dalam jumlah banyak. Namun karena kurangnya bukti ilmiah mengenai
Daun salam memang bukanlah termasuk kategori yang harus sangat diwaspadai
karena sedikitnya kasus yang dilaporkan terkait dengan efek samping daun salam. Namun,
apabila memiliki alergi atau sedang dalam keadaan hamil atau menyusui, penggunaan daun
salam dalam jumlah banyak (misalnya untuk pengobatan tradisional) harus dikonsultasikan
19
Prak. Farmakognosi
BAB III
KESIMPULAN
Dau salam yang terkenal sebagai Bumbu penyedap masakan ternyata menyimpan
khasiat sangat luar biasa dan bisa dijadikan obat tradisional untuk mengobati berbagai
bpenyakit.
Pengalaman nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun serta diperkuat
dengan bukti-bukti riset ilmiah, membuktikan daun salam yang mengandung minyak atistri,
tanin dan flavonoid, menularkan efek hipoglikemik. Artinya, kombinasi zat-zat kimia yang
terkandung dalam daun salam mampu menurunkan kadar gula darah yang melejit di atas
normal. Khasiatnya tidak cuma itu. Daun salam juga terbukti efektif menurunkan tekanan
darah dan kadar kolesterol darah, serta mengobati sakit maag (gastritis), katarak, gatal-gatal
Selain daun, tanaman salam memiliki bagian lain yang juga berpotensi sebagai obat
alam. Kulit pohon dan buah salam juga bisa diramu menjadi obat anti diare. Buah salam
punya kelebihan lain, diantaranya bisa menetralisasi efek mabuk yang disebabkan terlalu
Secara keseluruhan, daun salam memiliki efek samping sangat sedikit, dan
kemungkinan aman ketika dikonsumsi dalam jumlah yang digunakan dalam makanan.
Namun, pada beberapa kasus dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti : masalah
pencernaan karena daun salam sulit untuk dicerna, dapat berdampak juga pada pernapasan
20
Prak. Farmakognosi
GAMBAR MIKROSKOPIK
21
Prak. Farmakognosi
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Salam_%28tumbuhan%29
http://www.yulissamoa.com/khasiat-daun-salam
http://manfaatdaunsalam.blogspot.com/2012/05/efek-samping-daun-salam.html
http://www.ibujempol.com/khasiat-manfaat-kandungan-daun-salam/
http://www.penulis.info/3675/salam-syzygium-polyanthum.html
http://manfaatdaunsalam.blogspot.com/2012/05/fakta-tentang-kandungan-daun-salam.html
22