A. Latar Belakang
Arus globalisasi merupakan fenomena menarik yang sedang terjadi dalam
kehidupan masyarakat dewasa ini. Budaya global dan gaya hidup (life style) merupakan
dampak paling kentara akibat fenomena ini. Globalisasi sendiri diartikan sebagai proses
mendunianya seluruh kehidupan sosial, ekonomi, politik hingga budaya antara satu
negara dengan negara lainnya hingga seluruh dunia dinyatakan tidak memiliki ‘batas’
alias borderless. Berita yang masuk terkait permasalahan tiap negara dengan
mudahnya tersebar melalui internet, media sosial, maupun aplikasi berbasis internet
lainnya dalam satu perangkat yang disebut gadget. Hal tersebut terjadi pada generasi
muda Indonesia saat ini disebut sebagai generasi gadget atau yang sering kita kenal
sebagai generasi milenial.
Helen Keller adalah model manusia berkarakter (terpuji). Dan sejarah hidupnya
mendemonstrasikan bagaimana proses membangun karakter itu memerlukan disiplin
yang tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instant. Diperlukan refleksi
mendalam untuk membuat rentetan moral choice (keputusan moral) dan di tidaklanjuti
dengan aksi nyata sehingga menjadi praktis, reflektif, dan praktik. Diperlukan sejumlah
waktu untuk membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat
seseorang.
Selanjutnya, tentang nilai atau makna pentingnya karakter bagi kehidupan manusia
dewasa ini dapat dikutip pernyataan seorang hakim Agung di Amerika, Antonim scalia,
“bear in mind that brains and learning, like muscle and physical skills, are article of
commerce. They are bought and sold. You can hire them by the year or by the hour.
The only thing in the world not for sale is character. And if that does not govern and
direct your brains and learning, they will do you and the world more harm than
good”.(ingat bahwa otak dan belajar, seperti otot dan
keterampilan fisik,artikel perdagangan. Mereka yang dibeli dan dijual. Anda dapat
menyewa mereka dengan tahun atau per jam. Satu-satunya di dunia tidak untuk
dijual adalah karakter. Dan jika itu tidak mengatur dan mengarahkan otak Anda dan
belajar, mereka akan merugikan Anda dan dunia lebih dari yang baik. scilia menunjukan
dengan tepat bagaimana karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan
pengatuan (brains and learning). Sebab kecerdasan dan pengetahuan (termasuk
informasi) itu sendiri memang dapat di perjualbelikan. Dan sudah menjadi pengetahuan
umum badwa di era knowledge is powes.
Demikian makna penting sebuah karakter dan proses pembentukannya yang tidak
pernah mudah melahirkan manusia-manusia yang tidak bisa dibeli. Kearah yang
demikian itulah pendidikan dan pembelajaran termasuk pengajaran di instusi formal dan
pelatihan di institusi nonformal seharusnya bermuara, yakni membangun manusia-
manusia berkarakter (terpuji), manusia-manusia yang memperjuangkan agar dirinya
dan orang-orang yang dapat dipengaruhinya aga menjadi lebih manusiawi, menjadi
manusia utuh atau memiliki integralitas. Hal ini lah yang dibutuhkan bangsa kita saat ini.
Untuk bangkit dan menciptakan sumber daya manusia kedepan yang lebih baik.
B. Waktu Pelaksanaan
2019
C. Tempat Pelaksanaan
D. Kegiatan Pelaksanaan
E. RINGKASAN
Percepatan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem komunikasi seperti
mudahnya akses internet menjadi salah satu ciri abad 21, dunia seakan-akan menjadi
kecil dan berada dalam genggaman, apa yang terjadi diujung dunia sana, akan dengan
mudah diketahui oleh orang yang berada di ujung dunia yang lain, dalam waktu yang
bersamaan, berbagai teknologi canggih yang pada intinya untuk mempermudah segala
macam urusan manusia ditemukan, dikembangkan, dibuat dan dipakai oleh banyak
orang dengan biaya yang sangat terjangkau. Perkembangan teknologi digital telah
mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, tidak hanya sebagai mesin penggerak ekonomi
namun juga termasuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan
tinggi. ―Kebijakan strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek mulai dari
nilai agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Maka kebijakan
pendidikan yang dilakukan adalah : (a) Persiapan sistem pembelajaran yang lebih
yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0. (c) Persiapan sumber daya
manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif dan
handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. (d) Terobosan dalam riset dan
pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 (e) Terobosan inovasi dan
Salah satu tantangan guru pada era revolusi industri 4.0 adalah penggunaan
teknologi dalam pendidikan yang menitik beratkan pada pergeseran dunia ke arah
memanfaatkan kecanggihan. Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan cyber fisik dan
Things (IoT) yang terkoneksi secara mendunia. Pada umumnya, para ahli berpendapat
bahwa teknologi berwajah ganda. Pada satu pihak, teknologi memberi banyak
teknologi dalam pendidikan. Namun, pada pihak lain, teknologi juga dapat memberi
menghilangkan esensi dari pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan teknologi sebagai
topangan pendidikan harus disertai dengan kesadaran untuk tetap mengakomodasi dan
menumbuhkan potensi “keunikan” setiap anak didik, memberi motivasi, dan rupa-rupa
“hidden curriculum” yang lain. Hal semacam itu tak dapat dicapai dengan hanya
antar guru-siswa, antar siswa, dan antar guru dan siswa dengan sumber belajar. Oleh
dilakukan oleh guru. Bila tidak, akumulasi dampak negatif jangka panjang dari
penggunaan topangan teknologi dalam pendidikan, akan sangat besar. Kita mungkin
2. Pembahasan Masalah
cerdas dan pintar serta membantu siswa menjadi manusia yang berperilaku baik dan
berfikir bijak. Sebagai kajian akademik, pendidikan karakter perlu memuat syarat-syarat
keilmuan akademik, isi, pendekatan, dan metode kajian. Menurunnya kualitas moral
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik. Dan membantu siswa untuk
menanamkan nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter penting untuk peserta didik
nasional. Maka kebijakan pendidikan yang dilakukan adalah : (a) Persiapan sistem
kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri
4.0. (c) Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta
perekayasa yang responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0.
(d) Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0
(e) Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas
PENUTUP
G. KESIMPULAN
agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Maka kebijakan pendidikan
yang dilakukan adalah : (a) Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di
adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0. (c) Persiapan sumber daya
manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif dan
handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. (d) Terobosan dalam riset dan
pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 (e) Terobosan inovasi dan
Maemunah. (2018). Membangun Pendidikan yang Mandiri dan Berkualitas pada Era
Maemunah. (2018). Membangun Pendidikan yang Mandiri dan Berkualitas pada Era