TINJAUAN TEORI
2.Klasifikasi stroke
3) Stroke involusi
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan
yang muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini
biasanya berjalan dalam beberapa jam atau beberapa hari.
4) Stroke komplit
Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap dan permanen.
Sesuai istilah stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA
(Trans Ischemic Attack) berulang.
3. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan salah satu dari empat kejadian
(Brunner & Suddarth, 2002):
1) Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau
leher)
2) Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang
dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain)
3) Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
4) Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak).
Akibatnya adalah penghentian suplai darah ke otak yang
menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan,
memori, bicara atau sensasi.
4. Faktor resiko
Menurut Mansjoer (2000), faktor risiko stroke yaitu :
1) Hipertensi
2) Penyakit kardiovaskuler
3) Diabetes Melitus
4) Merokok
5) Alkoholik
6) Peningkatan kolesterol
7) Obesitas
6. Manifestasi klinis
Pada stroke Non Haemoragik gejala utamanya adalah
timbulnya defisit neurologis secara mendadak atau subakut ,
didahului gejala prodormal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun
pagi dan kesadaran biasanya tak menurun, kecuali bila embolus
cukup besar. (Mansjoer, 2000).
Menurut WHO, dalam International Statistic Of Disiase
And Related Health Problem 10 th Revision, stroke dapat dibagi atas
a. Perdarahan intraserbral (PIS)
b. Perdarahan subaraknoid (PSA)
Manifestasi klinik dapat berupa (Mansjoer, 2000).:
1) Kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul mendadak
2) Gangguan sensibilitas pada satrau atau lebih anggota badan
3) Perubahan mendadak status mental
4) Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau kesulitan
memahami ucapan
5) Ataksia anggota badan
6) Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala
8. Komplikasi
Menurut Tutu April Ariani (2012) komplikasi stroke adalah
sebagai berikut:
1) Komplikasi dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat,
dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intracranial,
herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian
b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke
stadium awal.
2) Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama)
a. Pneumonia: akibat imobilisasi lama
b. Infark miokard
c. Emboli paru :cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke,
seringkali pada saat penderita mulai mobilisasi
d. Stroke rekunen: dapat terjadi pada setiap saat.
3) Komplikasi jangka pendek
Stroke rekunen, infark miokard, gangguan vaskular lain:penyakit
vaskular perifer.
Menurut Smeltzer (2002), komplikasi yang terjadi pada pasien
stroke yaitu sebagai berikut :
a. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi
b. Penurunan darah serebral
c. Embolisme serebral
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
peningkatan TIK, penyumbatan aliran darah ke otak, yang
ditandai dengan Penurunan kesadaran (konfusi, delirium,
letargi, stupor, atau koma)
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan sekret, penurunan tingkat kesadaran, yang
ditandai dengan Suara nafas tambahan, penggunaan otot bantu
pernafasan, penurunan tingkat kesadaran
3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi pusat
pernafasan, edema otak, yang ditandai dengan Pernafasan
dalam, penggunaan otot bantu nafas, peningkatan RR
4) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
volume sekuncup, yang ditandai dengan bradikardi, bradipnea,
penurunan volume sekuncup, CRT < 3 dtk
5) Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan
peningkatan TIK, yang ditandai dengan nyeri kepala, ekspresi
meringis, gelisah
6) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan paralisis dan penekanan pada saraf, yang
ditandai dengan Kemampuan yang kurang baik dalam dan
kesulitan membuka mulut, penurunan kemampuan koordinasi
gerakan mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi
ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus
dan eksternus.
7) Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan
sistem saraf pusat, yang ditandai dengan Kesulitan dalam
berbicara, gangguan pemahaman atau pembentukan bahasa
8) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
yang ditandai dengan hemiparesis, hemiplegia.
9) Gangguan persepsi: pengelihatan berhubungan dengan lesi dan
penekanan pada saraf optikus, yang ditandai dengan
Hemianopsia dan diplopia, penurunan kemampuan gerakan
konjugat unilateral di sisi yang sakit
10) Risiko cidera berhubungan dengan faktor kognitif, disfungsi
sensorik, yang ditandai dengan penurunan kesadaran,
heminiaopsia dan diplopia, Penurunan kemampuan gerakan
konjugat unilateral di sisi yang sakit, Berjalan tidak mantap,
tidak mampu menyatukan kaki, hemiparesis/hemiplegi
11) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
mual/muntah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarata :
EGC
Mansjoer, Arif. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Ed.3 Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius