OLEH :
NURHIDAYAH
PO.71.3.241.17.1.036
JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2019/2020
2
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kasus paktek klinik di Ruangan Poli Fisioterapi RS. Islam Faisal Makassar
ISLAM FAISAL” telah disetujui oleh Pembimbing Lahan (Clinical Educator) dan
Preceptor (Dosen)
Makassar,.....................................2019
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Pada kesempatan kali
ini penyusun menyajikan materi yang berjudul ”penatalaksaan fisioterapi pada kasus
Dalam menulis laporan ini, tentu saja penyusun mengalami beberapa kesulitan.
Namun dengan usaha dan kesungguhan dalam mengerjakan penyusunan laporan ini
akhirnya dapat menyajikan laporan ini. Penyusun mengucapkan terima kasih yang
Penyusun berharap laporan yang di susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya yang membaca. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
Penyusun
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sering menjadi berita utama di
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang
meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas.
Menurut Depkes RI 2011, dari banyak kasus fraktur di indonesia, fraktur ekstremitas
bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lain
yaitu sekitar 46,2%. Pada beberapa kasus post fraktur, pasien sering mengalami
gerak (Purwanti, 2013). Dalam hal ini, peran fisioterapis dibutuhkan untuk membantu
pemulihan pasien pasca fraktur, sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik
pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.TINJAUAN PUSTAKA
a. Defenisi fraktur
atau tulang rawan sendi. Fraktur dapat terjadi akibat peristiwa trauma tunggal,
patologik). Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan
mengakibatkan fraktur di tempat itu. Trauma tidak langsung bila titik tumpu
dapat menyebabkan keretakan pada tulang. Keadaan ini paling sering ditemui
pada tibia, fibula, atau metatarsal. Fraktur dapat pula terjadi oleh tekanan yang
normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu
Definisi Fraktur 1/3 proximal Fibula Menurut Helmi (2013) Fraktur adalah
hilangnya kontinuitas tulang atau patah tulang akibat trauma atau tenaga fisik.
Fraktur 1/3 proximal fibula adalah terputusnya hubungan tulang fibula bagian
6
pemutusan tulang maupun jarigan kartilago. Kejadian ini dapat inkomplit atau
komplit sebagai akibat trauma. Energi yang sampai ke tulang melebihi dari
batas kekuatan tulang sehingga terjadi fraktur. Energi yang sampai ke tulang
tergantung dari jenis (ringan, berat, dsb), arah dan kecepatan trauma tersebut.
Trauma dapat langsung (direct), seperti terkena pukulan dari benda yang
bergerak atau kejatuhan maupun dipukul, atau tidak langsung (indirect), seperti
gaya memutar atau gaya membengkok pada tulang. Gaya ini juga sering
fraktur adalah gaya penekanan yang terus - menerus (chronic stress / overuse)
1. anatomi
proximal meruncing menjadi apex. Pada capitulum terdapat dua dataran sendi
yang disebut facies articularis capitulli fibulae, untuk bersendi dengan tibia.
Pada corpus terdapat empat buah crista yaitu, crista lateralis, crista anterior,
7
crista medialis dan crista interosssea. Datarannya ada tiga buah yaitu facies
lateralis, facies medialis dan facies posterior. Pada bagian distal ke arah lateral
2. Fisiologi
kerangka tubuh.
melindungi otak)
sum-sum tulang).
c. Patofisiologi
terjadinya infeksi.
8
aferen yang masuk ke spinal melalu “dorsal root” dan sinaps pada dorsal horn.
tract (STT) dan spinoreticuler tract (SRT). STT merupakan sistem yang
diskriminatif dan membawa informasi mengenai sifat dan lokasi dari stimulus
nyeri bertambah bila digerakkan dan nyeri juga menyebabkan enggan untuk
Colon mereabsorpsi cairan faeses sehingga faeses menjadi kering dan keras dan
timbul konstipasi.
9
dekubitus, yaitu luka pada kulit akibat penekanan yang terlalu lama pada
Perubahan struktur yang terjadi pada tubuh dan perasaan ancaman akan
kecemasan.
oksigen.
d. Etiologi
berupa memutar, membengkok atau tarikan. Fraktur fibula dapat terjadi akibat
adanya daya putar atau puntir pada tulang kaki (Helmi, 2013).
e. Klasifikasi Fraktur
pada foto. - Fraktur tidak komplit : garis patah tidak melalui seluruh
patah melintang
c. fraktur kompresi
d. fraktur avulsi
berhubungan
c. fraktur multipel : garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang
berlainan tempatnya.
e. Terbuka – tertutup
Grade I : luka biasanya kecil, luka tusuk yang bersih pada tempat
Grade II : luka > 1 cm, tetapi tidak ada penutup kulit. Tidak
fraktur kominutif yang berat. III C : terdapat cedera arteri yang perlu
lain.
a. Klasifikasi Jenis
Jenis fraktur pada ini adalah fraktur transversal yaitu fraktur yang
b. Klasifikasi Penyebab
tiba dan tulang tidak bisa menahan sehingga terjadi fraktur (Helmi,
2013).
c. Klasifikasi klinis
Fraktur terbuka, yaitu fraktur yang memiliki luka pada kulit dan
f. Patofisiologi
Inflamasi
Proliferasi
13
yaitu proses dimana jaringan seluler yang berisi cartilago keluar dari
ujung-ujung fragmen.
Klasifikasi
Remodeling
yang dibutuhkan.
Tetapi tidak semua tanda tersebut ada dalam setiap kasus fraktur
(Johnson, 2010).
diberi pengertian dan menjaga kondisi kesehatan yang baik. Adapun delayed
union adalah union gagal terjadi dalam waktu yang diperkirakan. Perbedaannya
ini akan berlanjut union atau berakhir menjadi non-union. Oleh sebab itu dalam
waktu dua bulan tidak ada tanda-tanda union periu dinilai fiksasinya pada
radiograph penderita Bila yakin tidak akan terjadi non-union maka fiksasi
dilanjutkan. Setelah 4-6 minggu dinilai kembali secara radiograph dan apabila
tidak ada perubahan maka terapi secara aktif seperti pembedahan memperbaiki
fiksasi dsb periu dipikirkan. 11. Menjelaskan terjadinya union yang abnormal
fraktur tidak akan pernsah bersatu lagi. Ada dua tipe yang perlu Anda ketahui
yaitu:
melebar. Garis fraktur masih teriihat jelas dengan disertai gap yang
I. Penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan pada tulang kortikal terdiri atas lima fase, yaitu:
Fase Hematoma
16
Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil
pada daerah fraktur dan akan membentuk hematoma di antara kedua sisi
fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu
daerah cincin avaskuler tulang yang mati pada sisi-sisi fraktur segera
setelah trauma.
Dalam delapan jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai
lahan diabsorpsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke daerah itu.
osteogenik. Apabila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai
Massa sel yang tebal, dengan pulau-pulau tulang yang immatur dan
Fase konsolidasi
berubah menjadi tulang lamelar. Sistem itu sekarang cukup kaku untuk
tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses
yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup
Fase remodeling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama
dibentuk ulang oleh proses resorpsi dan pembentukan tulang yang terus
B. ASSESMENT FISIOTERAPI.
diagnosis dan pedoman dalam pelaksaan terapi terhadap keluhan yang dialami
dan pemeriksaan yang terarah dan terstruktur dapat di peroleh diagnosa yang
1. Anamnesis
Merupakan suatu cara pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara
terapis dengan pasien atau keluarga pasien, baik itu meliputi : nama, umur, jenis
kelamin, serta pekerjaan dan hal hal yang berkaitan dengan penderita. Dari hasil
anamnesis yang di peroleh dari penerita bahwa :nama pasien nyonya Anisa
a. Keluhan utama
Berdasarkan keluhan pasien di peroleh hasil adanya nyeri pada kaki sebelah kiri
baik itu dalam keadaan diam, tekan maupun gerak, adanya keterbatasan gerak,
19
ada nya kelemahan otot penggerak lutut dan pinggul dan adanya bengkak pada
Riwayat penyakit dahulu perlu diketahui karena mungkin ada kaitanya dengan
penyakit yang di derita sekarang. Dari kasus ini diperoleh bahwa pasien belum
pernah mengalami patah tulang paha pada lokasi yang sama maupun bagian
2. Pemeriksaan fisioterapi
a. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan tanda tanda vital bertujuan untuk memantau dan menilai fungsi
fisiologis organ vital tubuh. Adapun pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
- Tekanan darah
- Denyut nadi
- Pernafasan
- Temperatur
Inspeksi
tepat dan Dilakukan observasi terhadap sikap tubuh. Pemeriksaan statis adalah
20
ini di dapat hasi kondisi umum pasien baik, terlihat adanya bengkak pada knee
sebelah kiri. Pemeriksaan dinamis : pada pemeriksaan ini pasien duduk di tepi
bed dan belum bisa berjalan menggunakan kruk maupun walker dan di peroleh
hasil pasien nampak menahan rasa sakit ketika menggerakkan lutut sebelah kiri
Palpasi
Palpasi (Nyeri, spasme, suhu lokal, tonus, bengkak, dll). Pemeriksaan dengan
cara meraba dan menekan pada bagian tubuh pasien untuk mengetahui adanya
spasme otot, perbedaan suhu lokal, adanya nyeri, kelainan tonus otot, dan
Suatu cara pemeriksaan gerak yang di lakukan dengan cara di bantu oleh
gerakan yang di lakukan oleh penderita. Pemeriksaan pada kasus ini pasien
adanya nyeri pada luka incisi pada area 1/3 distal femur sinistra bagian lateral.
c. Pemeriksaan khusus.
mengukur nyeri dapat menggunakan berbagai macam skala nyeri sperti VAS
(visual analog scale). VAS adalah alat untuk mengukur rasa sakit secara
MMT yang akan membantu penegakan diagnosis, penentuan jenis terapi, jenis
Pemeriksaan LGS (lingkup gerak sendi) adalah gerakan dalam keadaan normal
alat goneometer.
B. Diagnosa fisioterapi
1. Impairment :
2. Functional limitations
3. Disability
C. Tujuan Fisioterapi
diatas, maka dapat ditentukan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang
a. Mengurangi nyeri
d. Mengurangi oedem
menumpu pada ke 2 kaki secara penuh. toileting, mandi, naik turun tangga
secara mandiri.
G. Intervensi Fisioterapi
Untuk kasus fraktur fibula 1/3 proximal dextra mengunakan intervensi sinar
infra red (IR) dan terapi latihan Pelaksanaan fisioterapi Demi mencapai tujuan
fisioterapi yang sesuai dengan kaedaan pasien yang dimana intervensi yang di
Terapi infra red adalah salah satu jenis terapi dalam bidang Ilmu
samping, bila terjadi efek samping pun bersifat reversibel atau dapat
- Bertambahnya peradangan.
atau campur.
gate mechanism.
3. Terapi latihan
otot pasien. Menurut Kisner and Colby (2007) gerak passive movement
dibantu tenaga dari luar. Gerakan terjadi karena adanya kerja oot
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
A. Anamnesis umum
Nama : tn.darwis
Umur : 65 tahun
Pekerjaan : pensiunan
B. Anamnesis khusus
- Suhu : 36,50c
D. Inspeksi / observasi
1. Gerakan Aktif
KETERBATASAN HASIL
29
2. Gerakan Pasif
KETERBATASAN HASIL
3. Gerakan timt
KETERBATASAN HASIL
F. Pemeriksaan spesifik
penyembuhan.
30
o Nyeri sedang ( 4 )
Nilai Otot :
melawan gravitasi.
minimal.
- Diagnose fisioterapi :
- Problematika fisioterapi:
Impairment
Functional limitation
Tidak mampu berdiri dengan menumpu pada kedua kaki secara penuh
Participation restraction
a. Infra Merah
Penggunaan infra merah pada kasus post fraktur adalah untuk menaikan
darah selain itu pemanasan yang ringan pada otot akan menimbulkan
a. Persiapan alat
Semua saklar dalam keadaan aman atau off. Pastikan kabel tidak saling
b. Persiapan pasien
Posisi kan pasien supine laying. Kemudian jelaskan kepada pasien tujuan
dari infra red, jelaskan rasa hangat yang akan timbul. Kemudian pastikan
pasien terhindar atau terbebas dari benda metal dan kain yang dapat
c. Pelaksanaan fisioterapi
Posisi pasien tidur terlentang atau supine lying. Sinar IR harus tegak lurus
dengan area yang mau diterapi, Area yang mau diterapi bebas dari pakaian
atau pun benda logam yang dapat menghalangi sinar untuk melakukan
penetrasi ke tubuh pasien , atur jarak kurang lebih 45-60 cm (non luminus)
panas, maka jaraknya bisa ditambah dengan cara menggeser sinar IR agak
FUNGSI:
dalamelektroda
FUNGSI:
c. Terapi latihan
digunakan dalam kasus fraktur proximal fibula proximal ini antara lain
1) PassiveMovement exercise
otot pasien. Menurut Kisner and Colby (2007) gerak passive movement
Pasive exercise. :
a. Persiapan pasien
b. Posisi terapis
Posisi terapis di sisi kiri pasien atau pada tungkai yang sakit.
c. Pelaksanaan fisioterapi
dibantu tenaga dari luar. Gerakan terjadi karena adanya kerja oot
Actif exercise :
c. Pelaksanaan fisioterapi
knee secara pasif. Latihan ini di lakukan sebanyak 5-8 kali pengulangan.
b. Pelaksanaan fisioterapi
pasien diminta menekan tangan terapis ke arah bed. Dan di selingi tarik
b. Pelaksanaan fisik
Evaluasi / Follow Up
37
1. Sabtu 07/09/2019
Memakai gips
2. Selasa 10/09/2019
Memakai gips
3. Sabtu 14/09/2019
Memakai gips
4. Selasa 17/09/2019
5. Sabtu 21/09/2019