PH
Disusun Oleh
Tassya Enggartini Insani
Asmawati
Samruddin
Jumriati Abdullah
Sri Sul Atmi
Wa Ode Desi Saera
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Budaya Menjaga
Kesehatan dan Keselamatan Bayi dalam Kandungan Seorang Ibu ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dr.
PH. Tasnim, SKM., M.PH pada mata kuliah Metode penelitian Kulalitatif. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. PH. Tasnim, SKM., M.PH,
selaku dosen mata kuliah Metode penelitian Kulalitatif yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
Ringkasan Eksekutif
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan program yang
kegiatannya meneruskan agenda-agenda Milenium Development Goals (MDGs)
yang dimulai pada tahun 2016-2030 sekaligus menindak lanjuti program yang
belum selesai. MDGs dalam bidang kesehatan yang menjadi sorotan adalah
sebaran balita kurang gizi di Indonesia, proporsi balita pendek, status gizi anak,
tingkat kematian ibu, pola konsumsi pangan pokok, dan sebagainya. MDGs
berakhir pada tahun 2015 dan digantikan oleh SDGs. Dalam agenda SDGs yang
telah disepakati adanya 17 tujuan dan 169 target yang harus tercapai pada tahun
2030. Diantara tujuan tersebut, target penurunan AKI masuk dalam tujuan ke
tiga, yakni pada tahun 2030 target penurunan AKI secara global adalah 70
kematian per 100.000 kelahiran hidup. Saat ini, pemerintah Indonesia
menargetkan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan 306 per 100.000 kelahiran
pada tahun 2019.1
Provinsi Sulawesi Tenggara, jumlah AKI per 100.000 KH pada tahun
2010-2011 mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2010 berjumlah 75 per
100.000 KH dan tahun 2011 berjumlah 94 per 100.000 KH. Namun pada tahun
2012 mengalami penurunan yaitu berjumlah 84 per 100.000 KH . Sedangkan
untuk jumlah AKB per 1000 KH pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan
yaitu tahun 2010 berjumlah 233 per 1000 KH dan pada tahun 2011 berjumlah
202 per 1000 KH. Namun pada tahun 2012 kembali mengalami peningkatan yaitu
berjumlah 209 per 1000 KH (Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara,
2012). Angka Kematian Ibu di Kabupaten Muna tahun 2012 berjumlah 11 orang
1
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta.
5
atau 57,55%, tahun 2013 berjumlah 12 orang atau 57,06% dan tahun 2014
berjumlah 13 orang atau sekitar 56,47%.2
Baik masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan
dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-faktor
kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai
berbagai pantangan, hubungan sebab-akibat antara makanan dan kondisi sehat-
sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif
maupun negatif terhadap kesehatan reproduksi ibu dan kesehatan anak. Hal ini
terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola
makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan,
tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.3
Selain itu Mobilitas orang Muna yang tinggi dan telah menyebar ke
daerah lain. Mereka membutuhkan pelatihan dan bantuan untuk mengelola
sumber daya alam mereka dengan lebih baik. Mereka membutuhkan pendidikan
formal serta pelatihan praktis untuk memanfaatkan peluang kerja. Suku Muna
juga membutuhkan akses yang lebih baik ke perawatan kesehatan yang andal dan
terjangkau.4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas. maka peneliti rumusan
masalah yang muncul yakni, Bagaimana Budaya Menjaga Kesehatan dan
Keselamatan Bayi dalam Kandungan Seorang Ibu ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh Budaya
Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Bayi dalam Kandungan Seorang Ibu.
2
Dinkes Muna. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2015.
3
Khasanah, N., 2011. Dampak Persepsi Budaya terhadap Kesehatan Reproduksi Ibu dan Anak di
Indonesia. Muwazah,[e-journal], 3(2), pp.487-492.
4
https://joshuaproject.net/people_groups/15422/ID
6
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
2. Tanda-tanda Kehamilan
5
Walyani E.S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS
6
Musbikin, I. (2008). Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra Pustaka
7
Lockhart A. RN., & Lyndon, Saputra. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Tangerang Selatan: BINARUPA AKSARA Publisher
7
kehamilan, wanita akan merasa cepat lelah dan akan menjadi lebih sensitif
seperti perubahan rasa kecap di mulut. Keadaan ini menyebabkan beberapa
wanita hamil tidak menyukai makanan dan minuman yang biasa ibu hamil
suka contohnya, ada rasa tidak suka kopi, atau wanita mendadak mengidam
makanan yang tidak biasanya mereka makan. Perubahan ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar hormon yang terjadi selama kehamilan berlangsung.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua adalah periode kehamilan mulai minggu ke 13-28
yang merupakan waktu stabilitas atau kehamilan sungguh-sungguh terjadi
dan kedua orang tuanya mempunyai kesempatan memikirkan dampak dari
bayinya. Pada minggu ke 16 beberapa wanita mulai terjadi perubahan
pigmentasi kulit, putting susu (papilla mammae), dan kulit sekitarnya mulai
lebih gelap dan ada garis hitam (line nigra) yang bisa terlihat pada pusar di
perut yang disebut navel. Sekitar 18 minggu kehamilan perut wanita mulai
tampak menjadi lebih bulat dikarenakan perkembangan janin. Bentuk badan
wanita akan mengalami perubahan yang tidak enak dipandang dan
memerlukan banyak pengertian dari pasangannya.
c. Trimester Ketiga
Trimester ketiga berlangsung dari kehamilan ke 29 sampai ke 40 (bayi
lahir). Periode ini merupakan dimana wanita bisa meluangkan waktu untuk
mempersiapkan diri dalam persalinan yang akan datang. Pada trimester ketiga
ini terjadi perubahan terutama pada berat badan, akibat pembesaran uterus
dan sendi panggul sedikit mengendor yang menyebabkan calon ibu sering kali
mengalami nyeri pinggang. Selanjutnya, minggu-minggu terakhir kehamilan
biasanya wanita hamil mengalami kontraksi Braxton Hick atau uterus
mengeras dan kontraksi seperti gerakan gerakan tanda melahirkan. Kondisi
tersebut hanya akan berlangsung selama 30 detik dan beberapa wanita tidak
memperhatikannya bila kepala bayi turun ke dalam pelvis sekitar 36 minggu.
Dengan kepala bayi turun ke dalam pelvis, ibu mulai merasa lebih nyaman
dan napasnya menjadi lebih mudah.
8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Menurut (Romauli, 2011)8 faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
antara lain:
a. Faktor Fisik
1) Status Kesehatan
Status kesehatan merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan kondisi kesehatan ibu hamil. Pengaruh status kesehatan terhadap
kehamilan, antara lain:
a) Penyakit atau komplikasi akibat langsung dari kehamilan, seperti
hyperemesis gravidarum, preeklamsi, kelainan lamanya
kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta, atau selaput
janin, pendarahan antepartum, dan gamelli.
b) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan
kehamilan. Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini
dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan, contohnya:
Penyakit kelainan bagian kandungan seperti varises vulva,
kelainan bawaan, hematoma vulva, peradangan, gonorea,
DM, kista bartholini, fistula vagina, kista vagina, kelainan
bawaan uterus, kelainan letak uterus, tumor uteri, mioma
uteri, karsinoma serviks, karsinoma korpus uteri.
Penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung,
hipertensi, stenosis aorta, jantung rematik, endokarditis.
Penyakit darah misalnya anemia karena kehamilan,
leukimia, hemastosis dan kelainan pembekuan darah,
purpura trombositopeni, hipofibrinogenemia.
Penyakit saluran nafas misalnya influenza, bronchitis,
pneumonia, asma bronkiale, TB paru.
8
Romauli, Suryati. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika
9
Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, kries,
gingivitis, pirosis, herniadiafragmatikagastritis, ileus,
valvulusta, hernia, appendik, colitis, megakolon,
hemmorhoid.
Penyakit hepar misalnya hepatitis, rupture hepar, sirosis
hepatis, ikterus, atrofi hepar, penyakit pankreas.
Penyakit ginjal atau saluran kemih misalnya infeksi saluran
kemih, bakteriuria, sistisis, sindroma nefrotik, batu ginjal,
tbc ginjal.
Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan,
kelainan kelenjar gondok, dan kelainan hipofisis.
Penyakit saraf misalnya korea gravidarum, epilepsia,
pendarahan intakranial, tumor otak, poliomyelitis.
Penyakit menular misalnya IMS, AIDS, kondolimata
akuminata, tetanus, erysipelas, difteri, lepra, torch, morbilli,
campak, parotitis, variola, malaria dan lain-lain.
Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, intra
uterin fetal death, anemia berat, infeksi tranplasental, dismaturitas, shock, pendarahan.
2) Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa
kehamilan, karena faktor gizi sangat dipengaruhi terhadap status
kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan dan perkembangan
janin. Keterbatasan gizi selama hamil sering berhubungan dengan faktor
ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang dapat meningkatkan
kebutuhan gizi ibu hamil.
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Pengaruh gizi terhadap kehamilan
sangat penting. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai
10
dengan umur kehamilan. Berat badan normal akan menghasilkan anak
yang normal.
Demikian juga sebaliknya kenaikan berat badan lebih dari normal,
dapat menimbulkan komplikasi keracunan kehamilan (pre-eklamsi),
anak yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persainan. Jika
berat badan ibu hamil kurang dari normal kemungkinan ibu beresiko
keguguran, anak lahir premature, berat badan lahir rendah, gangguan
kekuatan rahim mengeluarkan anak, dan pendarahan sehabis persalinan.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar antara lain:
a) Asam folat, Asam folat ini berfungsi sebagai menurunkan resiko
kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida, dan anansepalus,
baik pada ibu hamil normal maupun beresiko. Minimal pemberian
asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut 3
bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk
preventif adalah 500 kg atau 0,5- 0,8 mg, sedangkan untuk
kelompok beresiko adalah 4 mg/hari. Bila kekurangan asam folat
akan menyebabkan anemia pada ibu dan cacat bayi yang
dilahirkan.
b) Energi, kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses
tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c) Protein, protein berfungsi sebagai menambah jaringan tubuh ibu
seperti jaringan payudara dan rahim dan dapat diperoleh dari susu,
telur, dan keju.
d) Zat besi (Fe), membutuhkan tabahan 700-800 mg zat besi. Jika
kekurangan, bisa terjadi perdarahan sehabis melahirkan.
e) Kalsium, berfungsi sebagai untuk pembentukan tulang dan gigi
bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 500 mg/hari
f) Vitamin D, berkaitan dengan zat kapur dan jika kekurangan zat
kapur maka pembentukan gigi geliginya dan lapisan luar gigi tidak
sempurna.
11
g) Yodium, berfungsi sebagai mencegah gondongan dan jika
kekurangan yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan janin
menderita kretenisme, sebuah ketidakmampuan yang
mempengaruhi pemikiran
h) Vit.A, berfungsi sebagai mencegah rabun ayam, kebutaan dan
membantu tubuh untuk melawan infeksi.
3) Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada
masyarakat baik masyarakat yang bersifat positif meupun kebiasaan
bersifat negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan. Pengaruh gaya
hidup yang mempengaruhi kehamilan seperti kebiasaan minum jamu,
aktivitas seksual, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari yang terlalu berat,
senam hamil, konsumsi alkohol, merokok, dan kehamilan yang tidak
diharapkan.
b. Faktor Psikologi
Faktor psikologi muncul karena ketidakmatangan di dalam
perkembangan emosional dalam kesanggupan seseoraang untuk
menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk kehamilan. Faktor
psikologi ini mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi kehamilan,
antara lain stressor, dukungan keluarga, subtance abuse, partner abuse.
c. Gaya Hidup
Gaya hidup sehat adalah gaya yang digunakan ibu hamil. Ekonomi
juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang cukup dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin. Dengan adanya perencanaan yang
baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses
persalinan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini adalah faktor yang
mempengaruhi gaya hidup antara lain:
12
1) Faktor lingkungan
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini secara bijaksana dan
jangan sampai menyinggung kearifan lokal pada daerah tersebut.
Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui beberapa teknik,
misalnya media massa, pendekatan tokoh masyarakat, dan penyuluhan
yang menggunakan media efektif.
2) Faktor sosial
Faktor sosial tergolong menjadi dua macam yaitu,
a) Fasilitas kesehatan, berfungsi sebagai menentukan kualtas
pelayanan pada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan
adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan
lebih cepat diambil serta adanya fasilitas kesehatan ini dapat
menurunkan angka kematian ibu hamil (AKI).
b) Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan
dalam kualitas perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan
dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan
meningkatkan pengetahuannya. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula
pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan
pendidikan rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup
informasi mengenai kesehatannya maka ia tidak tahu bagaimana
cara melakukan perawatan kehamilan dengan baik.
c) Pekerjaan, Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktifitas dan
tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapatkan. Penelitian juga
menunjukkan bahwa ibu hamil yang bekerja akan mempunyai
pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja,
karena ibu yang bekerja akan memiliki kesempatan untuk
13
berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak
peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar kesehatannya.
4) Faktor ekonomi
Kehidupan berekonomi ada sejak maanusia dilahirkan.
Kehidupan berlangsung di lingkup keluarga maupun masyarakat. Dalam
kehidupan seharihari nampak berbagai kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, terdapat faktor-faktor ekonomi yang
mempengaruhi kehamilan, antara lain:
a) Ekonomi rendah menyebabkan gangguan emosi ibu hamil
b) Ekonomi rendah mempengaruhi gizi yang disebabkan gangguan
makanan
c) Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya jumlah anak.
d) Ekonomi rendah mempengaruhi saat terjadi pendarahan
e) Ekonomi rendah mempengaruhi banyaknya anak yang disebabkan
kurangnya penyuluhan keluarga berencana
14
f) Ekonomi rendah menyebabkan ibu yang sedang hamil dalam
melakukan pemeriksaan mendapatkan fasilitas pelayanan
pemeriksaan yang tidak efektif karena kurangnya biaya yang harus
dikeluarkan
g) Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil yang pendidikannya
rendah tidak mengetahui tentang pemeriksaan kehamilan yang baik
h) Ekonomi rendah menyebabkan masyarakat khususnya ibu hamil
bertempat tinggal di daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan
i) Ekonomi rendah menyebabkan ibu hamil berperan penting dalam
masalah transportasi dan biaya lain yang mempengaruhi kehamilan
15
BAB III
DESAIN PENELITIAN DAN METODOLOGI
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak yang memberikan informasi terkait masalah
penelitian. Penetapan subjek dalam penelitian ini berdasarkan anggapan bahwa
subjek dapat memberikan informasi yang diinginkan peneliti. Responden dalam
penelitian ini adalah ibu yang sedang hamil (yang menjalankan tradisi suku Muna
yang diambil secara purposive sampling yaitu pemilihan responden dilakukan secara
sengaja sesuai dengan persyaratan responden yang diperlukan. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan tiga informan kunci, yang merupakan ibu hamil dengan
latarbelang suku Muna.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai
instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan
16
instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-
alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk
menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument
pendukung seperti pedoman wawancara dan pedoman observasi.
9
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja. Rosdakarya.
17
namun ada batasan tema dan alur pembicaraan serta ada pedoman
wawancara yang digunakan sebagai kontrol dalam alur wawancara.
2. Observasi Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat
memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat
dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah
dalam penelitian ini adalah dengan cara pengamatan terselubung
(observasi terselubung/covert). Tekhnik observasi ini dipilih karena
peneliti tidak bisa melakukan observasi yang lebih formal.
3. Dokumentasi Dalam penelitian ini kajian dokumen yang digunkan untuk
memperoleh data antara lain; transkrip, buku, dan surat kabar, sehingga
akn memudahkan peneliti didalam penyajian data.
18
denganmembuatkaitan antara kategorikategori. Ini dilakukan dengan me
manfaatkan landasan berpikir (paradigma) coding yang meliputi kondisi-
kondisi,konteks-konteks, aksi strategi-strategi interaksi dan konsekuensi-
konsekuensi.
3. Selective Coding: adalah proses seleksi kategori inti, menghubungkansec
ara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi hubungan-
hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategorikategori yangdiper
lukan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan.
19
BAB IV
Hasil dan Penemuan
A. Open Coding
No. Partisipant Statement Properties Open Coding
1 suku muna banyak Dilarang makan cumi-cumi Pantangan lauk
pantangannya. salah yang hitam
satunya dilarang makan
cumi-cumi.
cumi –cumi membuat Makanan hitam membuat Lauk berwarna
anak hitam, kulit anak hitam hitam
mempengaruhi
warna kulit
terus dilarang makan Dilarang makan nenas, Pantangan Buah
nenas Dilarang makan papaya bergetah
Kemudian dilarang muda
makan pepaya muda,
terus dilarang makan Mengancam keselamatan buah bergetah
nenas karna nanti janin mengancam
keguguran keselamatan janin
makan nenas karna nanti Makanan membuat kulit bayi buah bergetah
keguguran dan berkudis- tidak sehat mempengaruhi
kudis seperti nenas kesehatan kulit
bayi
terus dilarang makan Dilarang makan jantung Pantangan sayur
jantung pisang itu. pisang bergetah
jantung pisang itu. Makana membuat kulit anak Sayur bergetah
Katanya juga nanti dia hitam mempengaruhi
hitam juga anakmu.. warna kulit
kan itu pepaya muda itu Makanan membuat anak Buah bergetah
dia pahit nanti juga jelek jelek mempengaruhi
anakmu fisik bayi
Habis itu dilarang lagi Dilarang makan bauh Pantangan
makan buah yang berdempet mengkonsumsi
berdempet buah dengan fisik
yang tidak bagus
Habis itu dilarang lagi Makanan memnyebabkan Makanan
makan buah yang anak kembar mempengaruhi
berdempet perkembangan
Dia orang takut katanya janin
nanti anakku dia kembar
Disuruh bawa bawang menggunakan bawang putih Upaya
putih dan kariango, Kan dan kariango menghindri roh melindungi bayi
20
ibu hamil itu harum dengan
baunya... jadi supaya menangkal
pengusir setan gangguan roh
kemudian suaminya Dilarang menyakiti makhluk Perilaku yang
dilarang sembelih- hidup baik pada
sembelih hewan makhluk hidup
suaminya dilarang Perilaku mempengaruhi perilaku dan
sembelih-sembelih kondisi janin tindakan
hewan. Karna nanti ada mempengaruhi
apa-apa di bayinya kita kondisi janin
atau di janinnya kita
terus dilarang duduk- Dilarang duduk didepan Perilaku yang
duduk di depan pintu pintu, melilit handuk dileher, sopan dan baik
karna nanti lama di pintu, dan
dilarang lilit handuk nanti
terlilit plasenta, dilarang
juga kerja-kerja yang
miring nanti anak kita
miring .....
karna nanti lama di pintu, Perilaku mempengaruhi perilaku dan
dilarang lilit handuk nanti proses persalinan tindakan
terlilit plasenta, dilarang mempengaruhi
juga kerja-kerja yang proses persalinan
miring nanti anak kita
miring .....
dilarang lilit handuk nanti Perilaku mempengaruhi Perilaku
terlilit plasenta keselamatan bayi mempengaruhi
keselamatan bayi
21
terus kalau tujuh bulan mi didoakan saat tujuh bulan Upaya
dibaca-bacai. usia kehamilan melindungi ibu
dan bayi dengan
berdoa
Odilarang juga lilitkan Dilarang melilit handuk Perilaku yang
handuk di leher nanti sopan dan baik
anaknya terlilit talipusar
B. Axial Coding
No Open Coding Axial Coding
1 Pantangan Buah bergetah Modifikasi konsumsi buah dan
sayur
22
Sayur bergetah mempengaruhi warna kulit
buah bergetah mengancam keselamatan janin Keselamatan janin dipengaruhi
perilaku dan tindakan mempengaruhi proses oleh perilaku
persalinan
perilaku dan tindakan mempengaruhi proses
persalinan
Buah bergetah mempengaruhi fisik bayi Perkembangan janin dipengaruhi
Makanan mempengaruhi perkembangan perilaku
janin
perilaku dan tindakan mempengaruhi kondisi
janin
Perilaku yang baik pada makhluk hidup Norma perilaku
Perilaku yang sopan dan baik
Upaya melindungi bayi dengan menangkal Upaya melindungi psikologis
gangguan roh ibu dari gangguan external
23
C. Selective Coding
Axial Coding Selective Coding
Modifikasi konsumsi buah dan sayur Modifikasi konsumsi
24
Pantangan Buah
bergetah
Pantangan sayur
bergetah
Pantangan
mengkonsumsi buah
dengan fisik yang tidak
bagus Modifikasi konsumsi
buah dan sayur
Pantangan Makanan
yang pedis
Pantangan Buah
bergetah
Theory
Pantangan buah bersifat
panas
Lauk berwarna hitam Pantangan lauk yang Modifikasi konsumsi Modifikasi konsumsi
mempengaruhi warna hitam lauk
kulit
buah bergetah
mempengaruhi
kesehatan kulit bayi
Sayur bergetah
mempengaruhi warna pembentukan fisik janin
kulit dipengaruhi jenis lauk,
buah, dan sayur yang
dikonsumsi
Makanan pedis
mempengaruhi
kesehatan kulit bayi
Norma perilaku
Upaya menghilangkan
Upaya melindungi ibu
rasa takut dan
dan bayi dengan
merilekskan ibu dari
didoakan
gangguan external
25
BAB V
PEMBAHASAN
10
Agus, Y., Horiuchi, S. and Porter, S.E., 2012. Rural Indonesia women’s traditional beliefs about
antenatal care. BMC research notes, 5(1), p.589.
11
Umar, M., 2016. TRADISI KASAMBU DAN FUNGSINYA PADA MASYARAKAT MUNA
SULAWESI TENGGARA. Al-Qalam, 21(1), pp.33-44.
26
kepercayaan dan pantangan- pantangan terhadap beberapa makanan cukup besar
pengaruhnya pada kehamilan dan masalah gizi. Pantangan makanan yang sebenarnya
sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentu akan berdampak negatif terhadap
kesehatan ibu dan janin. Buah nenas yang kaya akan vitamin C dan vitamin B
kompleks juga mengandung mineral esensial yang dibutuhkan tubuh seperti kalsium,
fosfor, besi dan kalium.12
Variasi budaya dapat memainkan peran penting dalam nutrisi manusia dan
harus dipertimbangkan dalam intervensi kesehatan klinis atau publik terutama di
12
Astawan Made. 2009. Ensiklopedia Gizi Pangan untuk Keluarga. Dian Rakyat. Jakarta
13
Intan, T. and Kajian Budaya, F.I.B., 2018. FENOMENA TABU MAKANAN PADA
PEREMPUAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI FEMINIS. PALASTREN
Jurnal Studi Gender, 11(2).
27
daerah dengan populasi imigran yang besar. Perubahan akultatif dan lingkungan
memengaruhi kebiasaan makanan dan kesehatan kelompok transisi. Penilaian gizi
mungkin dipersulit oleh variasi budaya. Hubungan antara etnisitas dan nutrisi
mungkin memiliki makna evolusi. Keyakinan makanan mungkin memiliki efek
menguntungkan atau merugikan pada status kesehatan. Studi populasi yang
mengakulturasi dapat menjelaskan patogenesis penyakit kronis yang berhubungan
dengan gizi. Apresiasi interaksi kultur dan nutrisi mungkin bermanfaat bagi dokter
dan ahli gizi dalam praktik klinis dan bagi mereka yang peduli dengan pencegahan
penyakit kronis terkait nutrisi.14
Selain makanan ada beberapa pantangan perilaku yang dipatuhi oleh ibu
hamil seperti halnya melilitkan handuk di leher, karena bayi akan susah lahir,
menjulurkan salah satu kakinya di anak tangga karena bayi yang lahir salah satu
kakinya akan tersangkut juga, mandi saat magrib atau petang, tidak boleh keluar pada
14
Reddy, S. and Anitha, M., 2015. Culture and its Influence on Nutrition and Oral
Health. Biomedical & Pharmacology Journal, 8(SpecialOct), p.613.
15
Gluckman SP, Hanson M, Seng CY, Bardsley A. Cultural and traditional food practices in
pregnancy and breastfeeding. In: Nutrition and Lifestyle for Pregnancy and Breastfeeding. Oxford,
UK: Oxford University Press; 2014.
https://oxfordmedicine.com/view/10.1093/med/9780198722700.001.0001/med-9780198722700-
chapter-31. Accessed January 17, 2020.
28
saat subuh, dzuhur dan magrib karena disaat seperti itu pula waktu keluarnya
makhlus halus dan dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan ibu hamil. 16 Selain
itu, banyak pula pantangan perilaku selama hamil. Misalnya tidak boleh
melingkarkan handuk, sarung maupun tali dileher karena ini diasosiasikan akan
menyulitkan bayi pada saat dilahirkan. Tali pusat bayi akan terlilit juga dilehernya
sehingga susah pada saat melahirkan dan biasanya berujung pada kelahiran cesar.
16
Darmina, D., Bahar, H. and Munandar, S., 2017. Pola Makan dan Pola Pencarian Pengobatan Ibu
Hamil dalam Persepsi Budaya Suku Muna Kabupaten Muna. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, 1(3).
17
Untari I, Mayasari S. Study Of Developing The Myths Of Pregnancy In Bps Zubaidah. University
Research Colloquium 2015; ISSN 2407-9189
18
Sari, L.S., Husaini, H. and Ilmi, B., 2017. Kajian budaya dan makna simbolis perilaku ibu hamil
dan ibu nifas. Jurnal Berkala Kesehatan, 1(2), pp.78-87.
29
bahaya itu manusia menciptakan usaha penyelamatan diri dengan mengadakan
berbagai upacara. Upacara yang dilakukan, baik secara individual maupun kolektif
adalah untuk berkomunikasi dan mengembangkan hubungan baik dengan para
kekuatan gaib, hantu, setan, roh, dan sebagainya. Upacara tersebut dinamakan crisis
rites atau rites de passage (upacara peralihan). Upacara-upacara tersebut berfungsi
sebagai sarana pengumuman kepada khalayak ramai tentang tingkatan kehidupan
yang telah dicapai seseorang.19
Masyarakat suku bangsa Muna termasuk salah masyarakat yang masih cukup
kuat mempertahankan tradisinya. Unsur-unsur kepercayaan tradisional yang dimiliki
dipadukan dengan ajaran agama Islam yang dianutnya. Dengan doa sebagai ritual
keagaaman dan kepercayaan tradisional terintegrasi dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Emoto, air akan merespon kata-kata positif dengan membentuk kristal yang
indah. Sebaliknya jika air diperlihatkan kata-kata negatif, ia tidak akan membentuk
kristal. Pada saat air dibacakan doa islam, kristal bersegi enam dengan lima cabang
daun muncul berkilauan. Temuan ini menjelaskan kenapa air putih yang didoakan
bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.20
Ritual keagamaan dilaksanakan sebagai manifestasi dari kebudayaan yang
mereka miliki. Sehubungan dengan hal tersebut. Durkheim mengemukakan bahwa
walaupun manusia sekarang sudah banyak menemukan kekuatan yang menguasai
hidupnya dalam alam sekitarnya, religi dan agama belum terdesak dari kehidupan
manusia.21 Suatu religi itu adalah siatu sistem berkaitan dari keyakinan-keyakinan
dan upacara-upacara yang keramat (sacred) artinya yang terpisah dan pantang,
keyakinan-keyakinan dan upacara yang berorientasi kepada suatu komunitas moral
yang disebut umat. Geertz menyebutkan bahwa, agama adalah suatu sistem simbol
yang berfungsi untuk mengukuhkan suasana hati dan motivasi yang kuat dan
mendalam pada diri manusia dengan menformulasikan konsepsi tentang tatanan
19
Koentjaraningrat. 1985. Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
20
Emoto M. The Hidden Messages in Water Susi Purwoko. Jakarta: Gramedia; 2006.
21
Koentjaraningrat. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Press.
30
umum eksistensi dan membungkus konsepsi itu dengan aura aktualitas yang bagi
perasaan dan motivasi tampak realistis. Lebih jauh dikatakan bahwa, sistem simbol
keagamaan dapat dielaborasi melalui berbagai cara.22
Secara psikologis ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut, 23 sehingga
dengan diadakan ritual-ritual yang diyakini dapat menghilangkan gangguan atau
meningkatkan stressor dari luar dapat mempengaruhi perasaan dan emosi dari ibu
sehingga dapat berpengaruh pada perkembangan psikologi bayi dalam kandungan
ibu.
22
Sutiyono. 2010. Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
23
Sari, L.S., Husaini, H. and Ilmi, B., 2017. Kajian budaya dan makna simbolis perilaku ibu hamil
dan ibu nifas. Jurnal Berkala Kesehatan, 1(2), pp.78-87.
31
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian, Persepsi Budaya Mempengaruhi Kesehatan
Serta Keselamatan Ibu Dan Janin Tidak Hanya Melalui Modifikasi Konsumsi,
Perilaku, Dan Norma Tetapi Juga psikologi ibu. Budaya sangat mempengaruhi
norma dan perilaku masyarakat, sehingga hal ini juga berpengaruh pada ibu hamil.
Perubahan jenis makanan yang dikonsumsi sebagai yang dianggap menjadi
pantangan tampaknya menjadi kekelirun bagi masyarakat karena bertentangan
dengan pemahaman medis. Begitu pula dari perilaku, namun jika dilihat dari
perspektif budaya ada konteks yang tidak bisa dipisahkan dari komponen yang
menyusun keyakinan terhadap mitos-mitos yang berkembang di suatu suku
khususnya suku muna, sehingga konsekuansi melanggar pantangan akan
berpengaruh pada psikologi ibu. Sehingga budaya suku muna menjadikan “baca-
baca” atau kasambu menjadi bagian untuk menghilangkan tekanan-tekanan
psikologis tersebut.
B. Rekomendasi
Penelitian ini masih sangat sederhana, sehingga perlu dilakukan penelitian
dengan pendekatan yang lebih dalam untuk mengetahui. Konsep budaya dalam
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan bayi dalam kandungan ibu, baik dengan
menggunakan pendekatan berbeda atau metode yang berbeda, juga sampel yang lebih
besar.
32
Daftar Pustaka
Agus, Y., Horiuchi, S. and Porter, S.E., 2012. Rural Indonesia women’s traditional beliefs about
antenatal care. BMC research notes, 5(1), p.589.
Astawan Made. 2009. Ensiklopedia Gizi Pangan untuk Keluarga. Dian Rakyat. Jakarta
Darmina, D., Bahar, H. and Munandar, S., 2017. Pola Makan dan Pola Pencarian Pengobatan Ibu
Hamil dalam Persepsi Budaya Suku Muna Kabupaten Muna. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat, 1(3).
Dinkes Muna. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2015.
Emoto M. The Hidden Messages in Water Susi Purwoko. Jakarta: Gramedia; 2006.
Gluckman SP, Hanson M, Seng CY, Bardsley A. Cultural and traditional food practices in
pregnancy and breastfeeding. In: Nutrition and Lifestyle for Pregnancy and Breastfeeding.
Oxford, UK: Oxford University Press; 2014.
https://oxfordmedicine.com/view/10.1093/med/9780198722700.001.0001/med-
9780198722700-chapter-31. Accessed January 17, 2020.
Intan, T. and Kajian Budaya, F.I.B., 2018. FENOMENA TABU MAKANAN PADA
PEREMPUAN INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI
FEMINIS. PALASTREN JURNAL STUDI GENDER, 11(2).
1
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta.
Khasanah, N., 2011. Dampak Persepsi Budaya terhadap Kesehatan Reproduksi Ibu dan Anak di
Indonesia. Muwazah,[e-journal], 3(2), pp.487-492.
Koentjaraningrat. 1985. Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
---------------------. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.
Lockhart A. RN., & Lyndon, Saputra. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Tangerang Selatan: BINARUPA AKSARA Publisher
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja. Rosdakarya.
Musbikin, I. (2008). Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra Pustaka
Reddy, S. and Anitha, M., 2015. Culture and its Influence on Nutrition and Oral Health. Biomedical
& Pharmacology Journal, 8(SpecialOct), p.613.
Romauli, Suryati. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Sari, L.S., Husaini, H. and Ilmi, B., 2017. Kajian budaya dan makna simbolis perilaku ibu hamil dan
ibu nifas. Jurnal Berkala Kesehatan, 1(2), pp.78-87.
Sutiyono. 2010. Benturan Budaya Islam: Puritan dan Sinkretis. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Umar, M., 2016. TRADISI KASAMBU DAN FUNGSINYA PADA MASYARAKAT MUNA
SULAWESI TENGGARA. Al-Qalam, 21(1), pp.33-44.
Untari I, Mayasari S. Study Of Developing The Myths Of Pregnancy In Bps Zubaidah. University
Research Colloquium 2015; ISSN 2407-9189
Walyani E.S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS
Website
https://joshuaproject.net/people_groups/15422/ID
33