MJ Pengorganisasian
MJ Pengorganisasian
PENGORGANISASIAN (1)
Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Pengorganisasian (1)" tepat pada
waktunya.Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan senang hati kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki paper ini. Akhir
kata kami berharap semoga paper tentang manajemen dalam pengorganisasian ini dapat
memberikan manfaat serta memberi informasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengorganisasian dalam konteks perubahan sosial menjadi titik strategis yang harus menjadi
perhatian dengan seksama. Keberhasilan mencapai titik perubahan akan sangat ditentukan oleh
pengorganisasian.Tanpa suatu pengorganisasian yang kuat, memadai dan sistematis maka
perubahan social hanya akan bergantung pada niat baik kekuasaan, pasar politik atau situasi lain
yang tidak pasti. Satu-satunya faktor yang menentukan bahwa sebuah gerakan akan tetap
berjalan pada relnya dan dapat mencapai tujuannya adalah pengorganisasian yang dipandu oleh
kepemimpinan dan garis politik yang memihak kepada rakyat.
1.2 Rumusan Masalah
1
1. Untuk mengetahui apa yang dimagsud dengan pengorganisasian.
2. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah membuat keputusan pengorganisasian.
3. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur pengorganisasian.
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan desain pengorganisasian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu
lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan
pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses
pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi di alokasikan dan dapat
ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif
sumber daya – sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan – kegiatannya di mana setiap
penggelompokkan diikuti denga penugasan seseorang manajer yang diberi wewenang
untuk mengawasi anggota – anggotta kelompok.
3. Hubungan – hubungan anatar fungsi – fungsi, jabatan – jabatan, tugas- tugas dan para
karyawan
Cara dalam para manajer membagi lebih lanjut tugas tugas yang harus dilaksanakkan dalam
dapartemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas
tersebut.
Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain. Proses desain merupakan suatu kegiatan
yang bersifat kontinu dan dirancang oleh manajer. Apapun bentuk atau hasil dari proses desain
tersebut, para perancang desain organisasi harus merancang sebuah organisasi yang dapat
membuat organisasi tersebut tetap bertahan hidup. Selain itu pemilihan desain organisasi tersebut
akan menentukan besar kecilnya organisasi.Setiap ukuran organisasi akan memberikan
3
keuntungan masing-masing, namun diharapkan tercapainya tujuan organisasi dan juga eksistensi
dari organisasi.
3. Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat
memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif
dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk
tiap-tiap alternatif.
5. Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang
diharapkan
4
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah selesai.
Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai
tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif
lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif
potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak
diperkirakan.
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban kerja total menjadi kegiatan – kegiatan yang secara logic dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga
tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu mengganggur, tidak
efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
para anggita organisasi menjadi suatu kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme
pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada
tujuan organisasi dan mengurangi ketidakefisienan dan konflik – konflik.
Struktur Organisasi
Chandler telah menjelaskan hubungan strategi dan struktir organisasi dalam studinya
pada perusahaan – perusahaan industri di Amerika. Dia menyimpulkan bahwa “struktur
mengikuti strategi”. Strategi akan menjelaskan bagaimanna aliran wewenang dan saluran
5
komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangan
dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah maka struktur organisasi juga berubah.
Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksikan barang – barang atau jasa –
jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobil yang
mempergunakan teknologi masal akan memerlukan tingkat standardisasi dan spesialisasi
yang lebih tinggi dibabandng perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan
perubahan mode.
Kemampuan dan cara berfikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekrjasama
harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam
pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan
hubungan di antara ssatuan – satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Disamping itu,
orang – orang di luar organisasi seperti pelanggan, supplier, dan sebagiannya perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
4. Ukuran organisasi
Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan – satuan kerjanya akan sangat
mempengaruhi struktur organisasian. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi
yang semain kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat
Menurut buku Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Spesialisasi kerja merupakan
proses membagi aktivitas pekerjaan ke dalam tugas-tugas terpisah. Contoh nyata dari
Spesialisasi Kerja adalah di pabrik perangkat olahraga Adidas di Thailand, para pekerja
membuat sepatu sepakbola yang dipakai di Piala Dunia. Merek ini juga sering kali dipakai
dalam pertandingan sepakbola antar sekolah dan kampus. Untuk memenuhi target output
harian, para pekerja berspesialisasi dalam berbagai tugas pekerjaan seperti mencetak,
menjahit, menali sepatu, dan sebagainya.
Pekerja individu berspesialisasi dalam melakukan satu bagian aktivitas pekerjaan alih-
alih keseluruhan aktivitas pekerjaan agar output kerjanya bertambah. Kegiatan ini juga
dikenal dengan pembagian kerja (division of labor).
7
Dennison, Ford Australia, Hallmark, dan American Express menggunakan spesialisasi kerja
yang minimal dan justru memberikan para pekerjanya rentang tugas yang luas.
2.3.2 Departementalisasi
Menurut buku Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Departementalisasi merupakan cara
pekerjaan-pekerjaan yang menjadi dasar di mana beragam tugas kerja dikelompokkan
bersama. Pada dasarnya ada lima bentuk umum departementalisasi, meskipun suatu
organisasi mungkin saja menggunakan klasifikasi khas mereka sendiri. Organisasi besar
biasanya mengombinasikan sebagian besar atau keseluruhan dari kelima bentuk
departementalisasi. Sebagai contoh, perusahaan elektronik besar di Jepang
mengorganisasikan divisi kerjanya berdasarkan lini fungsionalnya, unit manufakturnya
berdasarkan proses, unit penjualannya berdasarkan tujuh wilayah geografis, dan wilayah
penjualannya berdasarkan empat kelompok konsumen.
Pendekatan itu dapat dilakukan dalam semua jenis organisasi, walaupun fungsi-fungsinya
berubah dalam rangka mencerminkan tujuan dan kegiatan kerja organisasi.
Dalam pendekatan ini, tiap bidang produk utama di tempatkan di bawah wewenang
manajer yang ahli dalam bidang itu dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang harus di
lakukan terhadap lini produk itu.
Sudut Pandang Sekarang Salah satu tren departementalisasi yang terkenal adalah
maraknya departementalisasi konsumen. Karena mendapatkan dan menjaga loyalitas
pelanggan adalah kunci utama kesuksesan, pendekatan ini bekerja baik karena berfokus pada
8
pengawasan dan tanggapan akan perubahan kebutuhan konsumen. Tren yang terkenal
lainnya adalah tim lintas-fungsional (tim kerja yang terdiri dari para spesialis dari berbagai
fungsi kerja), di mana tim kerja terdiri dari berbagai spesialis fungsional. Contohnya, di
divisi perencanaan material dan logistik ford, satu tim lintas-fungsional yang terdiri dari
pegawai-pegawai perusahaan bagian keuangan, pembelian, teknisi, dan pengendalian
kualitas, juga perwakilan dari pemasok logistik eksternal telah membuat beberapa gagasan
perbaikan kerja.
Kita tidak mungkin membahas rantai komando tanpa membahas tiga konsep lain yaitu
wewenang,tanggung jawab dan kesatuan komando. Wewenang mengacu pada hak-hak yang
melekat pada posisi manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harus dilakukan
dan mengaharapkan orang itu melakukannya . untuk mempermudah koordinasi dan
pengambilan keputusan , para manajer organisasi menjadi bagian dari rantai komando itu dan
di anugeragi dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi tanggung jawabnya. Sewaktu
para manajer mengoordinasi dan memadukan pekerjaan para karyawan , para karyawan
tersebut menanggung kewajiban untuk melaksanakan tugas yang di bebankan. Kewajiban
9
atau harapan untuk melaksanakan itu dikenal sebagai tanggung jawab. Akhirnya prinsip
kesatuan komando membantu melestarikan konsep garis wewenang yang terus menerus.
1. Wewenang ialah hak mutlak dalam posisi manajerial untuk memerintahkan apa yang
harus dilakukan stafnya dan mengharapkan mereka melakukannya
2. Tanggung jawab ialah kewajiiban atau ekspektasi untuk melakukan suatu tugas.
3. Prinsip kesatuan komando ialah adanya penggabungan satu kesatuan komando dengan
maksud agar tidak terjadinya tuntutan yang saling tumpang tindih dari beberapa bos yang
dapat menyebabkan masalah.
2.3.4 Rentang Kendali
Rentang pengendalian adalah banyaknya pekerja yang bisa dikelola secara efisien dan
efektif oleh seorang manajer. Pandangan tradisional menganggap bahwa manajer tidak bisa
dan seharusnya tidak secara langsung mengawasi lebih dari lima atau enam bawahan.
Menentukan rentang pengendalian ini penting karena pada taraf yang lebih luas, hal ini
menentukan jumlah tingkatan dan manajer dalam suatu organisasi yang merupakan
pertimbangan penting dalam mengukur seefisien apa suatu organisasi tersebut nantinya.
Dengan menganggap hal ini sama, rentang yang makin lebar atau besar akan berdampak
positif pada efisiensi. Inilah alasannya: Anggaplah bahwa dua organisasi masing-masing
memiliki sekitar 4.100 pekerja. Seperti yang ditunjukan Paraga 9-3, apabila satu organisasi
memiliki rentang pengendalian sebesar empat dan organisasi lain rentangnya delapan, maka
organisasi yang memiliki rentang yang lebih luas akan memiliki dua tingkat yang lebih
rendah dan manajernya kira-kira berkurang 800 orang. Dengan rata-rata gaji manajer sekitar
$42.000 per tahun, organisasi dengan rentang yang lebih luas akan menghemat sekitar $33
juta per tahun. Nah, rentang yang lebih luas akan memiliki waktu untuk mengarahkan.
Sudut Pandang Sekarang Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi manajer dalam mengatur jumlah pekerjaannya. Faktor-faktor ini meliputi
kemampuan dan kepandaian manajer dan pekerja, serta karakteristik tugas-tugas yang
mereka kerjakan. Misalnya, manajer yang terlatih dengan baik dan pekerja yang
berpengalaman bisa berfungsi baik dalam rentang yang lebih luas. Varibel kontinjensi
lainnya yang menentukan rentang yang tepat meliputi kesamaan dan kompleksitas tugas-
tugas yang diemban pekerja, kedekatan fisik terhadap bawahan, taraf dimana prosedur
10
terstandardisasi diterapkan, kecanggihan informasi organisasi, kekuatan budaya organisasi,
dan gaya kepemimpinan yang dianut manajer.
Tren pada tahun-tahun belakangan ini cenderung mendekati rentang pengendalian yang
lebih besar, yang sejalan dengan upaya manajer untuk mempercepat pengambilan keputusan,
menambah fleksibilitas, lebih dekat dengan konsumen, memberdayakan pekerja, dan
mengurangi biaya. Manajer mulai menyadari bahwa mereka dapat menangani rentang yang
lebih luas saat pekerja mengetahui dengan baik pekerjaannya mereka dan ketika para pekerja
tersebut memahami proses yang berlangsung dalam organisasi. Sebagai contoh, di pabrik kue
kering gemasa milik PepsiCo di Meksiko, 56 pekerja kini langsung melapor kepada satu
manajer. Akan tetapi, untuk menjamin agar kinerja mereka tidak menurun akibat meluasnya
rentang pengendalian ini, para pekerja diberikan arahan singkat tentang sasarandan proses
perusahaan. Juga adanya sistem kompensasi baru dari perusahaan terhadap kualitas, layanan,
produktivitas, dan kerjasama tim.
Sudut Pandang Sekarang Ketika organisasi semakin fleksibel dan responsife terhadap
tren lingkungan yang terjadi, terjadi pergeseran yang kentara terhadap pengambilan
keputusan terdesentralisasi. Hal ini disebut juga dengan pemberdayaan pekerja, yang
memberikan pekerja wewenang yang lebih besar untuk membuat keputusan. Apalagi
diperusahaan besar manager level rendah lebih “dekat dengan tindakan” dan biasanya
memiliki wawasan yang lebih terperinci mengenai permasalahan yang ada dan memiliki
gagasan solusi yang lebih baik ketimbang manajer top. Sebagai contoh, di Terex
Corporation, CEO Ron Defeo, tokoh besar dalam manajemen desentralisasi, mengtakan
kepada para manajernya, “kalian harus mengelola perusahaan yang diberikan kepada kalian.”
11
Dan mereka melakukannya. Perusahaan ini menghasilkan penerimaan sekitar $9,1 Miliar
pada tahun 2007 dengan jumlah karyawan sebanyak 21.000 orang yang tersebar di seantero
dunia ditambah sejumlah kecil staff perusahaan pusat.
2.3.6 Formalisasi
Organisasi terformalisasi, terhdap deskripsi pekerjaan yang eksplin sarat dengan aturan
organisasi, dan secara jelas menggambarkan prosedur yang terkait dengan proses kerja,
Pekerjaan hanya memiliki sedikit keleluasan ata apa yang dikerjakannya, kapan diselesikan,
dan bagaimana pengerjaannya. Akan tetapi, apabila formalisasinnya lebih rendah, para
pekerja memiliki keleluasan lebih dari pekerjaan mereka.
12
Dengan banyaknya situasi dimana aturan-aturan yang ada bisa terlalu membatasi, banyak
organisasi telah memberikan para pekerja cukup banyak keleluasan, sehingga memberikan
mereka wewenang untuk mengambil keputusan yang dianggap erbaik dalam situasi tertentu.
Ini bukan berarti diabaikannya seluruh aturan organisasi karena akan selalu ada aturan-aturan
yang penting diikuti para pekerja dan aturan tersebut seharusnya dijelaskan secara gamblang
kepada pekerja agar mereka memahami mengapanpraturan ini begitu penting diikuti. Tetapi
untuk peraturan lain, para pekerja diperbolehkan untuk memutuskan sendiri.
1. Organisasi Makanistik merupakan struktur yang kaku dan terkontrol ketat yang dicirikan
dengan specialisasi yang tinggi, rentang pengendalian yang sempit, jaringan informasi
yang terbatas, dan sedikitnya partisipasi dalam pengambilan keputusan oleh para pekerja
level bawah. Organisasi mekanistik menuntut efisiensi dan sangat bertumpu pada aturan,
regulasi, tugas-tugas terstandardisasi, dan pengendalian yang seragam.
2. Organisasi Organik, yaitu suatu struktur yang amat adaptif dan fleksibel. Organisasi
organik bias jadi memiliki pekerjaan terspesialisasi, namun pekerjaan tersebut tidak
terstandardisasi dan bias berubah sesuai keputusan. Tugas-tugas organisasi sering kali
dikolola dalam tim pekerja. Para pekerja sangat terlatih dan diberdayakan untuk
menangani beragam permasalahan dan aktivitas dan meraka hanya membutuhkan aturan
formal yang minim serta sedikit pengawasan langsung.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah proses penyusunan
struktur organisasi formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik dan
efisien.Keberhasilan manajer mengelola organisasi tergantung pada kemampuannya untuk
menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan anggota organisasi untuk mencapai
tujuan.
3.2 Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan
dipahami sebaik-baiknya. Setelah memahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan
dalam bentuk aktual di lapangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://pengantarmanajemenfeuh.blogspot.co.id/2012/10/struktur-dan-desain-organisasi.html?m=1
15