ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to determine the development profile of the science learning
instrument through NHT type of Cooperative Model on pressure material in SMP
Negeri 2 Salomekko and to discover the description of students’ learning oucomes as
taught by cooperative models. The method used in this research is a Research and
Development (R & D) with a four-D model consisting of four stages: stage of define,
design, develop and disseminate. Data collection techniques were through
observation, inteviews, and questionaire. On define stage, it was conducted students’
analysis, task analysis, concept analysis, and specification of learning instrument
being developed On the design phase, we designed a prototype of learning
instrument. At the stage of development, we stated the effevtiveness and practicality
of learning through the trial of instrument. The activity test in class VIII A at SMP
Negeri 2 Salomekko was conducted through individual testing, small group testing,
and field trials. The product of this research is a prototype of science learning
instrument of NHT type of cooperative learning model whieh fulfilled the criteria of
valid, practical, and effective. The product was indicated valid by the results of the
validation of the experts. Practicality of the product indicated by the results of the
feasibility study observations that fulfilled good criterion. The effectiveness of the
product indicated by the activity of students and teachers which was on the tolerance
predetermined time, the achievement of a teacher’s ability to manage learning
achieved good criteria, the student was able to achieve the mastery of 87,5 %, and the
number of students who gave positive responsewas 92,67 % thus, it can be concluded
that the learning instrument produced can meet the required quality criteria of valid,
practical and effective.
1
2
PENDAHULUAN
Salah satu unsur sumber daya pendidikan yang dapat memberikan kontribusi
interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar dalam lingkungan belajar.
lingkungan belajar yang bermakna bagi siswa. Sehubungan dengan peranan guru
sebagai pengelola pembelajaran, maka guru dituntut untuk lebih kreatif mengamati
berupa pendekatan atau model pembelajaran yang dinilai efektif dan efisien untuk
diterapkan di kelas.
pengelolaan kelas. Melalui model tersebut guru dapat membantu siswa untuk
belajar(Trianto, 2007:1).
pembelajaran sains yang banyak menuntut guru untuk cermat dalam memilih model
kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam, namun sebagian aspeknya bersifat kasat
mata sehingga untuk memahami konsep ini dibutuhkan kemampuan berpikir peserta
didik.Karakteristik pembelajaran ini harus dipahami oleh seorang guru IPA sebagai
Salah satu konsep IPA di SMP yang aplikasinya sangat umum ditemui pada
kehidupan sehari-hari adalah tekanan. Aplikasi konsep tekanan benda padat, cair, dan
gas dalam kehidupan sehari-hari memberikan fakta bahwa pembelajaran IPA sangat
siswa diharapkan dapat menguasai pembelajaran ini secara maksimal sesuai Kriteria
informasi yang diperoleh dari rekaman hasil belajar siswa tiga tahun terakhir
sebelumnya yaitu 70, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1, di bawah ini:
Jumlah Target
No Tahun KKM
Siswa Tuntas Tidak Tuntas
1 2010/2011 90 70 64,44% 35,56%
2 2011/2012 94 70 72,34% 27,66%
3 2012/2013 98 70 70,40% 29,60%
Sumber: Dokumen Tata Usaha SMP Negeri 2 Salomekko, tahun 2013.
Pembelajaran lebih banyak didominasi guru sebagai sumber ilmu, sementara siswa
lebih pasif sebagai penerima ilmu sehingga menimbulkan suasana pembelajaran yang
kurang menyenangkan bagi siswa, sebagai dampaknya adalah: (1) siswa belajar
secara individual (2) interaksi antar siswa kurang, (3) siswa kurang berani
mengeluarkan pendapat, (4) kurang terbentuknya sikap ilmiah, dan (5) siswa tidak
pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memperbaiki pola
siswa agar bekerja sama secara rutin dalam kelompok untuk membantu
5
Merujuk dari hasil penelitian di atas, maka salah satu alternatif model
Negeri 2 Salomekko adalah model kooperatif tipe NHT. Dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan semua peserta didik termotivasi dan
terlibat aktif sehingga terjadi pembelajaran bermakna dan pada akhirnya peningkatan
lingkunganya dan lebih bermakna. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini
akan mengembangkan perangkat pembelajaran IPA model kooperatif tipe NHT pada
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa (BS), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salomekko kabupaten Bone pada kelas
VIIIA yang melibatkan 24 orang siswa sebagai subyek coba penelitian. Penelitian ini
6
dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2013/2014 dengan tiga tahap
hasil validasi oleh para ahli dianalisis untuk menjelaskan kevalidan perangkat
pembelajaran yang telah dibuat. Sedangkan data hasil uji coba lapangan digunakan
pengembangan.
Data hasil validasi para ahli terhadap instrumen penelitian dan perangkat
masukan, komentar, dan saran-saran dari validator. Hasil analisis tersebut akan
dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan revisi sesuai dengan item penilaian
yang masih mendapat penilaian kurang sebelum melakukan uji coba lapangan. Data
kevalidan yang diperoleh merujuk pada kriteria pengkategorian validitas oleh Hobri
No Interval Kategori
1 1 ≤ Va<2 Tidak Valid
2 2≤ Va<3 Kurang Valid
3 3 ≤Va<4 Cukup valid
4 4 ≤ Va<5 Valid
5 Va=5 Sangat Valid
7
pembelajaran memenuhi derajat validitas yang baik, jika minimal tingkat validitas
yang dicapai adalah “ valid”. Jika Apabila tingkat validitas yang dicapai di bawah
valid, maka perlu dilakukan revisi berdasarkan saran para validator. Demikian
seterusnya sampai memenuhi nilai rerata yang ideal dari kriteria validitas di atas.
model yaitu: (1) sintaks, (2) sistem sosial, dan (3) prinsip reaksi. Kepraktisan model
diukur berdasarkan hasil penilaian pengamat untuk menyatakan dapat tidaknya model
No Interval Kategori
1 1 ≤ IO<2 Sangat Rendah
2 2≤IO<3 Rendah
3 3 ≤IO<4 Sedang
4 4 ≤ IO<5 Tinggi
5 IO = 5 Sangat Tinggi
8
derajat IO berada pada kategori tinggi. Jika tingkat pencapaian IO di bawah tinggi,
berdasarkan hasil penelitian dari dua observer yang mengamati kemampuan guru
Selanjutnya rata-rata NKG ini merujuk pada interval penentuan tingkat kemampuan
“cukup baik” (Hobri, 2009:92). Apabila tingkat kemampuan guru berada dibawah
kategori cukup baik, maka perlu diadakan perbaikan kamudian dilakukan uji coba
ulang bertujuan untuk mendapatkan model yang efektif ditinjau dari indikator
Data respon siswa diperoleh dari angket respon siswa terhadap perangkat dan
selanjutnya dianalisa dengan analisis presentase. Secara rinci analisis data ini
respon positif sesuai dengan aspek yang ditanyakan, (2) menghitung persentase pada
langkah 1, (3) menentukan kategori untuk respon positif siswa dengan cara
9
banyaknya siswa yang memberi respon positif lebih besar atau sama dengan 80% dari
HASIL PENELITIAN
berlaku serta tujuan pembelajaran yang diharapkan. Adapun langkah pokok dalam
tahap pendefinisian adalah: (a) Analisis Siswa, pada tahap ini penulis menemukan
bahwa sebelum mempelajari materi tekanan, siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2
Salomekko telah mempelajari materi gaya, gerak, aksi dan reaksi. Dengan demikian,
prasyarat untuk mempelajari materi tekanan telah dimiliki oleh siswa. Ditinjau dari
perkembangan kognitifnya, menurut Piaget bahwa siswa kelas VIII SMP dengan
usia 11 tahun keatas telah berada pada operasi formal; (b) Analisis Konsep, hasil
analisis yang diperoleh berupa garis besar materi yang tertuang dalam buku siswa dan
lembar kerja siswa sebagai perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian;
(c) Analisis Tugas, didasarkan pada hasil analisis konsep pada materi
khusus yang akan dijadikan sebagai basis pertanyaan atau tugas dalam embar Kerja
Siswa (LKS). Hasil analisis tugas mencakup secara keseluruhan materi utama pada
konsep tekanan yaitu tekanan pada zat padat, tekanan pada zat cair, dan tekanan pada
10
zat gas, berupa indikator pencapaian kompetensi melalui unjuk kerja dengan
kegiatan antara lain: menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan pada zat
padat, mengamati posisi permukaan zat cair dalam bejana berhubungan, mengamati
belajar, format pembelajaran dan desain awal perangkat pembelajaran berupa RPP,
Buku Siswa, dan LKS. Kegiatan pada tahap ini adalah penyusunan rencana
perangkat pembelajaran.
tahap pendefenisian dan tahap perancangan.Pada tahap ini dilakukan revisi terhadap
prototipe awal berupa draf RPP, buku siswa, dan LKS. Hasil-hasil konstruksi diteliti
pendukung model telahditerapkan dengan baik pada buku siswa dan lembarkegiatan
siswa. Setelah direvisi, seluruh perangkat pembelajaran sudah siap diuji validitasnya
Tahap tes, evaluasi, dan revisi. Hasil tahap realisasi berupa prototipe
pada tahapan ini dengan melakukan pengujian kevalidan oleh validator (praktisi).
Berdasarkan hasil analisis penilaian ahli terhadap perangkat penilaian yang meliputi
dan angket respon guru dapat dinyatakan bahwa perangkat penilaian yang
dikembangkan berada pada kategori valid. Selain validitas isi, untuk menunjukkan
juga pengujian terhadap validitas item berdasarkan hasil uji coba. Dari hasil analisis
diperoleh bahwa koefisien korelasi pada setiap item nilainya lebih dari 0,3 pada
signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa item-item pada semua aspek
penilaian berkorelasi signifikan dengan skor total atau dapat pula dinyatakan valid
Hasil analisis untuk pengujian koefisien reliabilitas Alpha Cronbach diperoleh nilai α
untuk praktikum 1-4 pada semua aspek penilaian lebih besar dari 0,60 (reliabilitas
sebesar 3,4063 seperti terlihat pada Tabel 0.4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
13
interval 3 < T ≤ 4.
Rata-rata
No. Aspek Yang Diamati Kategori
Penilaian
1. Persiapan kelas 3,6250 Seluruhnya terlaksana
2. Pemberian motivasi 3,6250 Seluruhnya terlaksana
3. Refleksi pengalaman 2,6250 Sebagian besar
terlaksana
4. Penilaian aspek tingkah laku 3,5000 Seluruhnya terlaksana
PEMBAHASAN
mengacu pada model pengembangan Plomp yang meliputi 5 fase, yaitu : (1) fase
14
investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi, (4) fase tes, evaluasi, dan revisi,
dan (5) fase implementasi. Perancangan lembar penilaian kinerja meliputi lembar
Lembar penilaian tersebut disusun berdasarkan kinerja peserta didik yang dapat
diukur pada setiap praktikum yang dilakukan. Kinerja peserta didik yang dimaksud
sebagai produk utama, juga disusun produk pelengkap yaitu lembar kerja peserta
didik. Selain itu dilakukan pula perancangan instrumen yang akan digunakan untuk
divalidasi diuji cobakan pada peserta didik kelas XI IPA 7 SMA Negeri 17 Makassar.
Hasil uji coba terhadap seluruh perangkat penilaian kinerja menunjukkan tingkat
kesesuaian aspek dengan skor yang diberikan dan validitas empirik berdasarkan hasil
uji coba untuk menunjukkan keberfungsian setiap item dalam mengukur yang
seharusnya diukur. Secara teoritis, jika hasil dari validitas isi tinggi (V > 75%) maka
dapat dinyatakan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan adalah valid. Berdasarkan
hasil uji reliabilitas yang dihasilkan dengan menggunakan SPSS, maka diperoleh
15
hasil analisis untuk pengujian koefisien Alpha Cronbach pada ketiga instrumen
indeks reliabilitas nilai Alpha lebih tinggi dari 0,60. Dengan demikian dapat
sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator. Kepraktisan perangkat penilaian
kinerja yang dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan hasil analisis lembar
kinerja terpenuhi dan layak untuk diterapkan. Dari angket yang diberikan kepada
guru yang menggunakan perangkat penilaian ini, guru merespon sebagian besar dari
jumlah aspek yang ditanyakan dengan memberikan jawaban positif sehingga dapat
praktis.
kemampuannya baik berupa proses maupun produk. Disamping itu, penilaian kinerja
membuat peserta didik lebih terlibat aktif dalam proses praktikum. Selain itu, peneliti
menemukan fakta bahwa peserta didik lebih antusias mengikuti kegiatan praktikum
yang akan dilakukan. Misalnya, cara menggunakan alat dan bahan, sistematika
penulisan laporan hasil praktikumnya, tingkah laku peserta didik selama proses
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Model
pada praktikum kimia berbasis keterampilan proses sains mengacu pada model
pengembangan Plomp. Semua desain awal divalidasi oleh ahli, dan berada pada
keterampilan proses sains pada praktikum, dan (2) Perangkat penilaian kinerja
berdasarkan hasil validasi ahli dan analisis data uji coba menunjukkan bahwa
perangkat penilaian tersebut memenuhi kriteria: (a) valid sebab koefisien validitas isi
yang diperoleh memiliki relevansi kuat dan koefisien korelasi setiap item memenuhi
kriteria kevalidan, (b) reliabel karena hasil analisis semua penilaian memenuhi
17
kriteria reliabilitas tinggi, dan (c) praktis karena perangkat penilaian kinerja yang
SARAN
untuk materi praktikum lainnya agar dapat mengukur kemampuan peserta didik
bukan hanya pada ranah psikomotor saja tetapi juga pada ranah kognitif dan afektif
peserta didik secara objektif, (2) bagi para peneliti agar mengembangkan perangkat
penilaian kinerja lainnya yang sesuai dengan materi pelajaran, dan (3) perangkat
penilaian yang dihasilkan hanya diujicobakan pada satu kelas, oleh karena itu untuk
memperoleh hasil yang lebih baik disarankan untuk melakukan ujicoba pada skala
DAFTAR PUSTAKA
Bathesta, Yofi. & Lussy Dwiutami Wahyuni. 2011. Rubrik: Asesmen Alternatif
untuk Menilai Peserta Didik secara Realtime dan Komprehensif. Makalah
disajikan dalam Konferensi Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia
(HEPI), Hotel Nusantara, Bandar lampung, 30 Januari 2011.
Brady, James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid Satu.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Resba, R.J. 1999. Science Process Skill. Kendall/ Hunt Publishing Company.
Rizema, S. 2012. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Yogyakarta: Diva Press