Anda di halaman 1dari 26

qadriqaa

I always behave, just not necessarily well ! :)

Menu
Skip to content

 Home
 About

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk


Terhadap Keseimbangan Lingkungan dan
Kelestarian Alam
Posted on June 12, 2014 by maharaniayesha

Tema : Kependudukan di Indonesia

Topik : Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Keseimbangan Lingkungan dan


Kelestarian Alam

Apakah kalian tahu bahwa pertumbuhan penduduk dapat memengaruhi keseimbangan


lingkungan dan kelestarian alam?

Sejak zaman dahulu, manusia selalu membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia yang tinggal disuatu daerah atau wilayah tentu mengalami perubahan. Perubahan
yang terjadi merupakan peningkatan penduduk dari tahun ke tahun atau disebut dengan
pertumbuhan penduduk. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk suatu wilayah
keseimbangan lingkungan juga dapat terpengaruhi. Untuk dapat membahas lebih lanjut topik
diatas, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu penduduk.

Secara umum, penduduk adalah orang-orang yang tinggal disuatu daerah/ wilayah
tertentu yang terikat oleh peraturan yang berlaku dan saling berinteraksi secara terus
menerus. Di Indonesia, penduduk adalah semua orang yang berdomisili diwilayah geografis
Indonesia selama enam bulan atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari enam
bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
Seiring dengan berjalannya waktu, penduduk disuatu wilayah mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk disuatu wilayah tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya. Petumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen
yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Fertilitas atau kelahiran dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang wanita
untuk melahirkan yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Kelahiran
menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk. Faktor yang mendukung kelahiran adalah
pernikahan dini, persepsi orang tua tentang banyak anak banyak rezeki dan tingkat kesehatan
tinggi. Mortalitas atau kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara
permanen. Faktor-faktor yang mendorong tingginya angka kematian yaitu: terjadinya
bencana alam, wabah penyakit yang menyerang suatu wilayah tertentu, tingkat kesehatan
rendah, terjadinya peperangan. Migrasi adalah perpindahan penduduk yang relatif permanen
dari suatu daerah ke daerah lain. Migrasi memiliki dua jenis yaitu; migrasi internasional yang
dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut: Imigrasi, Emigrasi, dan Remigrasi.
Dan migrasi nasional yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
Transmigrasi dan Urbanisasi.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat drastis seperti

tampak pada gambar:

Peningkatan kepadatan populasi manusia berakibat pula pada peningkatan kebutuhan hidup
yang mau tidak mau terjadi eksploitasi pada sumber daya alam. Sumber daya alam yang
terdapat dimuka bumi ini jumlahnya terbatas. Jika sumber daya alam digunakan secara terus
menerus tanpa ada proses pemulihan maka lama kelamaan sumber daya tersebut akan habis.
Kepadatan penduduk yang terus meningkat menimbulkan permasalahan dan kerugian pada
manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk, antara lain:

1. Berkurangnya Ketersediaan Air Bersih

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi manusia. Pada
umumnya ketersediaan air bersih diperkotaan dipenuhi oleh Perusahaan Air Minum (PAM).
Makin padatnya jumlah penduduk menyebabkan penipisan persediaan air dibawah tanah.
Yang menyebabkan berkurangnya ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2. Berkurangnya Ketersediaan Bahan Pangan

Manusia memerlukan makanan untuk tetap hidup. Bertambahnya populasi memerlukan


jumlah pangan yang cukup banyak. Ketidakseimbangan antara pangan dan manusia
menimbulkan masalah kurang gizi atau kurangnya bahan pangan.

3. Berkurangnya Ketersediaan Lahan


Jumlah penduduk yang bertambah memerlukan lahan luas sebagai sarana tempat tinggal,
melakukan kegiatan industri, pertanian, dan lain-lain. Semakin besar perbandingan populasi
manusia dengan jumlah lahan menyebabkan lahan makin sulit untuk didapatkan.

4. Berkurangnya Ketersediaan Udara Bersih

Di daerah yang penduduknya padat tentu menyebabkan banyak pencemaran udara. Udara
bersih adalah udara yang banyak mengandung oksigen. Udara bersih merupakan kebutuhan
mutlak manusia. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin
banyak.

5. Pencemaran Lingkungan

Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk
pada lingkungan. Kebutuhan yang terus menerus meningkat akan menganggu penggunaan
sumber daya alam sulit dikontrol.

6. Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan manusia sehingga mampu meningkatkan


produktivitasnya. Rendahnya pendidikan penduduk pada suatu wilayah akan mendorong
rusaknya lingkungan hidup.

Berbagai permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk setiap tahunnya, tentu
dapat ditangani dengan berbagai usaha seperti: pada bidang pertanian, mengubah sistem
pertanian berladang, menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan lama, dan mengurangi
penggunaan pestisida. Pada bidang kehutanan, manusia dapat menebang pohon dan
melakukan penanaman pohon kembali, melakukan reboisasi, dan memperluas kawasan hutan
lindung. Pada bidang industri, menciptakan teknologi yang hemat bahan bakar, melakukan
daur ulang, dan menyaring terlebih dahulu limbah pabrik yang akan dibuang.

Perubahan lingkungan yang terjadi karena adanya kepadatan penduduk yang tinggi
menyebabkan banyak permasalahan timbul akibat tidak seimbangnya lingkungan dan
kelestarian alam. Maka dari itu kita perlu memerhatikan cara mengelola lingkungan dan
melestarikan alam dengan banyaknya populasi manusia, jika saling bekerja sama untuk tetap
mengimbangi kebutuhan pokok manusia dengan lingkungan maupun alam, perlahan
permasalahan yang timbul dapat diminimalisasi dan kepadatan penduduk tidak hanya
memengaruhi lingkungan dalam sisi negatif namun dalam sisi positif juga.

Dampak Pertambahan Penduduk terhadap


Lingkungan dan Kelestarian Alam
Dampak Pertambahan Penduduk terhadap Lingkungan dan Kelestarian Alam

Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari alam. Manusia sebagai mahluk hidup juga
membutuhkan yang namanya makan dan minum, tetapi dari mana makanan dan minuman itu
didapatkan? Itu tidak lain pasti didapatkan dari hasil eksploitasi terhadap sumber daya alam.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk, semakin banyak pula kebutuhan yang harus
dipenuhi dan semakin banyak pula sumber daya alam yang dibutuhkan. Langsung saja,
berikut saya berikan daftar dampak pertambahan penduduk terhadap lingkungan dan
kelestarian alam:

1. Air Bersih

Air Bersih
Air merupakan sumber kehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Air
merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi manusia. Selain
untuk diminum, air juga diperlukan untuk menjaga kebersihan pakaian, badan, dan
lingkungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak juga memerlukan air. Meningkatnya
jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan air.

Meskipun 2/3 dari permukaan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan
secara langsung. Oleh sebab itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan
masalah yang cukup serius.

Cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang karena kawasan yang tertutup
aspal dan beton yang membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, akibatnya sering
terjadi kekurangan air pada musim kemarau.

2. Pangan

4 Sehat, 5 Sempurna

Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah


populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi
pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan
gizi atau bahkan kekurangan pangan. Maka dari itu petani harus bekerja ekstra untuk
memenuhi kebutuhan pangan yang semakin hari semakin banyak.

Peningkatan jumlah penduduk juga menyebabkan kebutuhan pemukiman dan sarana-sarana


umum terus bertambah sehingga banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan, misalnya
untuk tempat tinggal, pembangunan pabrik dan rumah sakit. Akibatnya, produksi pertanian
akan menurun sehingga bahan pangan harus di impor terlebih dahulu yang membuat
harganya semakin melonjak tinggi.

3. Lahan

Lahan Sawah yang Sedang Diratakan

Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Akibatnya,
banyak pohon dihutan yang harus ditebang untuk mendapatkan lahan yang diinginkan.
Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak
lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya
kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.

4. Udara Bersih

Udara Bersih

Bernafas merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan seluruh mahluk hidup. Maka dari
itu diperlukan udara yang sehat, yaitu udara yang tidak tercemar.
Di perkotaan, jumlah kendaraan meningkat. Polusi dari sisa pembakaran kendaraan
menyebabkan pencemaran udara, contohnya gas karbon monoksida dan karbon dioksida yang
jumlahnya melebihi normal. Oleh karena itu, diperlukan pelestarian tumbuhan hijau melalui
penghijauan dan reboisasi untuk membersihkan udara.

Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen
semakin banyak. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan juga berfungsi sebagai
hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.

Itulah beberapa rangkuman dari dampak pertambahan penduduk terhadap lingkungan dan
kelestarian alam, perubahan dapat dilakukan jika memang ada kesadaran dari sendiri. Jadi
tunggu apa lagi, ayo mulai sekarang kita lakukan perubahan untuk menjaga lingkungan dan
kelestarian alam kita untuk hidup yang lebih baik.

“Pengaruh Pertambahan Penduduk Terhadap


Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian Alam “
16.09 Edit This 0 Comments »
A. Latar Belakang Masalah
Ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dan peningkatan produksi pangan
akan memengaruhi kualitas hidup manusia. Usaha meningkatkan kualitas hidup manusia
makin berat apabila jumlah penduduknya besar. Pertambahan penduduk yang tinggi dapat
menghambat upaya untuk meningkatkan kemakmuran suatu negara. Apabila suatu negara
memiliki pendapatan kecil dan jumlah penduduk banyak, pendapatan per kapita akan rendah.
Hal itu menunjukkan bahwa taraf kehidupan ekonomi masyarakat rendah.

Keterkaitan keseimbangan lingkungan dan kelestarian terhadap Peningkatan jumlah


penduduk diikuti dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan
kebutuhan akan barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan menuntut tambahan
sarana dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat. Akan tetapi, alam memiliki daya
dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat tersebut pada
gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam sulit dikontrol. Pengurasan
sumber daya alam yang tidak terkendali tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak
buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas,
maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan
dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan
pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan
bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan
hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah
longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut.
Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya
menjadi tidak terjamin. Perlunya kita memperhatikan lingkungan dan menjaga kelestarian
tidak hanya terjadi akibat pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, adapun faktor-faktor lain
yang merusaka lingkungan hidup sebagai berikut.

B. Bentuk-bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Proses Alam dan Kegiatan
Manusia
1. Kerusakan Lingkungan Hidup oleh Faktor Alam
Kerusakan lingkungan yang disebabkan faktor alam pada umumnya merupakan bencana
alam seperti letusan gunung api, banjir, abrasi, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami,
dan sebagainya.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup yang Disebabkan oleh Kegiatan Manusia


Kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan manusia jauh lebih besar dibandingkan
dengan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses alam. Kerusakan lingkungan yang
disebabkan kegiatan manusia terjadi dalam berbagai bentuk seperti pencemaran, pengerukan,
penebangan hutan untuk berbagai keperluan, dan sebagainya.

C. Perlunya Keseimbangan Lingkungan Terhadap Jumlah Pertambahan Kependudukan


Meningkatnya kebutuhan hidup manusia karena pertambahan jumlah penduduk dunia
serta meningkatnya kesejahteraan hidup yang disertai meningkatnya kebutuhan hidup
manusia di satu pihak, dan kemapuan teknologi modern yang mempermudah manusia
mengolah sumberdaya alam yang terbatas, seringkali kearifan lingkungan yang mereka
kembangkan sebagai kendali terlupakan. Pengolahan sumberdaya alam dan pengelolaan
lingkungan yang sehat diabaikan demi terpenuhinya kebutuhan hidup manusia yang
cenderung terus meningkat dalam jumlah, ragam dan mutunya. Pesatnya kemajuan teknologi
modern tidak secara berimbang diikuti dengan perkembangan pranata sosial sebagai kendali
sehingga dapat merusak keseimbangan lingkungan hidup.
D. Usaha-usaha Pelestarian Lingkungan Hidup Terhadap Kerusakan yang Terjadi yang
akan Berkaitan Kepada Pertumbuhan Kependudukan
Beberapa usaha yang dilakukan untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain yaitu sebagai
berikut.
1. Bidang Kehutanan
Kerusakan hutan yang semakin parah dan meluas, perlu diantisipasi dengan berbagai
upaya. Beberapa usaha yang perlu dilakukan antara lain :
a. Penebangan pohon dan penanaman kembali agar dilakukan dengan seimbang sehingga hutan
tetap lestari.
b. Memperketat pengawasan terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan hukuman
yang berat kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
c. Penebangan pohon harus dilakukan secara bijaksana. Pohon yang ditebang hendaknya yang
besar dan tua agar pohon-pohon yang kecil dapat tumbuh subur kembali.
d. Melakukan reboisasi (penanaman hutan kembali) pada kawasan-kawasan yang hutannya telah
gundul, dan merehabilitasi kembali hutan-hutan yang telah rusak.
e. Memperluas hutan lindung, taman nasional, dan sejenisnya sehingga fungsi hutan sebagai
pengatur air, pencegah erosi, pengawetan tanah, tempat perlindungan flora dan fauna dapat
tetap terpelihara dan lestari.
2. Bidang Pertanian
a. Mengubah sistem pertanian berladang (berpindah-pindah) menjadi pertanian menetap seperti
sawah, perkebunan, tegalan, dan sebagainya.
b. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras
(sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
c. Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan hama
tanaman dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama tanaman karena
pemakaian pestisida dapat mencemarkan air dan tanah.
d. Menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan hama sehingga dengan demikian penggunaan
pestisida dapat dihindarkan.
3. Bidang Industri

a. Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus
dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-
bahan pencemar. Oleh karena itu, setiap industri diwajibkan membuat pengolahan limbah
industri.
b. Untuk mengurangi pencemaran udara yang disebabkan oleh asap industri yang berasal dari
pembakaran yang menghasilkan CO (Karbon monooksida) dan CO2 (karbon dioksida),
diwajibkan melakukan penghijauan di lingkungan sekitarnya. Penghijauan yaitu menanami
lahan atau halaman-halaman dengan tumbuhan hijau.
c. Mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi dengan sumber energi yang lebih ramah
lingkungan seperti energi listrik yang dihasilkan PLTA, energi panas bumi, sinar matahari,
dan sebagainya.
d. Melakukan daur ulang (recycling) terhadap barang-barang bekas yang tidak terpakai seperti
kertas, plastik, aluminium, best, dan sebagainya. Dengan demikian selain memanfaatkan
limbah barang bekas, keperluan bahan baku yang biasanya diambil dari alam dapat dikurangi.
e. Menciptakan teknologi yang hemat bahan bakar, dan ramah lingkungan.
f. Menetapkan kawasan-kawasan industri yang jauh dari permukiman penduduk.

4. Bidang Perairan

a. Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda lainnya ke


sungai maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan sampah.
b. Perlu dibuat aturan-aturan yang ketat untuk penggalian pasir di laut sehingga tidak merusak
lingkungan perairan laut sekitarnya.
c. Pengambilan karang di laut yang menjadi tempat berkembang biak ikan-ikan harus dilarang.
d. Perlu dibuat aturan-aturan penangkapan ikan di sungai/laut seperti larangan penggunaan bom
ikan, pemakaian pukat harimau di laut yang dapat menjaring ikan sampai sekecil-kecilnya,
dan sebagainya.
5. Flora dan Fauna
Untuk menjaga kepunahan flora dan fauna langka, beberapa langkah yang perlu
dilakukan antara lain :
a. Menghukum yang seberat-beratnya sesuai dengan undang-undang bagi mereka yang
mengambil flora dan memburu fauna yang dilindungi.
b. Menetapkan kawasan perlindungan bagi flora dan fauna langka seperti Taman Nasional,
Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, dan lain-lain.
6. Perundang-undangan
Melaksanakan dengan konsekuen UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, dan memberikan sanksi hukuman yang berat bagi pelanggar-pelanggar lingkungan
hidup sesuai dengan tuntutan undang-undang.

E. Referensi dan sumber :


Ginting, P. dkk. 2000. IPS Geografi SLTP Jilid 1, 2, dan 3. Jakarta : Erlangga.
www.tempo_interaktif.com, Globalisasi : Bumi Makin Panas, diakses Pebruari 2008.
Purwadarminta, W. 1979. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai
Pustaka.
Hadi, Soedharto P. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. 2001. Gajah Mada
university Press: Yogyakarta
Keraf, A. Sonny. Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global. 2010. Kanisius:
Yogyakarta
Kwanda, Timoticin. Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Untuk Mengurangi
Polusi Udara. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur Vol.31 No.1. Juli 2003:20-27. Universitas
Kristen Petra
http://www.republika.co.id/
http://internasional.kompas.com/
http://www.tempointeraktif.com/
Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap kelestarian lingkungan

Pernahkah kalian mendengar isu tentang "global warming"? Sepertinya kata itu sangat
sering terdengar di telinga kita. Jika kita berbicara global warming apa yang terlintas dibenak
sobat blogger? Tentunya lingkungan dan manusia, ternyata global warming merupakan salah
satu dampak dari akibat perbuatan manusia yang tidak memperdulikan lingkungannya.
Bicara tentang manusia dan lingkungan, manusia merupakan salah satu makhluk yang
diciptakan oleh Tuhan YME yang apabila menempati suatu wilayah tertentu dapat disebut
sebagai penduduk. Sedangkan lingkungan adalah apa saja yang mengelilingi dan ada
disekitar manusia untuk membantu kelangsungan hidup manusia. Dari pernyataan diatas
tentunya ada interaksi antara penduduk dan lingkungan. Interaksi akan menimbulkan dampak
yang bisa berupa dampak positif dan dampak negatif. Dan jika penduduk bertambah maka
interaksi terhadap lingkungan juga akan bertambah dalam hal ini kita akan membahas
dampak negatif antara pertumbuhan penduduk indonesia dengan keseimbangan lingkungan
dan kelestarian alam, mari kita bahas bersama- sama, sobat blogger !

Dalam pembahasan kali kerusakan lingkungan kita hubungkan dari pemenuhan kebutuhan
penduduk yang sesuai dengan skema dibawah.

 Permasalahan lingkungan hidup dan kelestarian lingkungan akibat

pertambahan penduduk.

1. Penggundulan bukit resapan air menjadi lahan bercocok tanam sayur. Tuntutan
bahan pangan yang terus meningkat menyebabkan pengalihfungsian suatu lahan menjadi
tempat penghasil bahan pangan tersebut, seperti penggundulan bukit resapan air menjadi
lahan bercocok tanam sayur sehingga menyebabkan terjadi longsor. Longsor terjadi ketika
terjadi pemgikisan tanah terus menerus dan tidak ada yang bisa menahannya karena yang
ditanam adalah sayur.

(bukit sebagai lahan bercocok tanam)

(longsor)

2. Terjadinya polusi tanah dan air akibat peningkatan produksi sampah harian atau
limbah. Limbah-limbah itu ada kalanya berupa sampah biologis manusia (feses), sampah
rumah tangga, sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga meliputi sampah organik dan
anorganik yang mana jika kita tidak bisa mengatasinya maka akan terjadi penumpukan
sampah yang berakibat buruk terhadap kandungan tanah sehingga tanah tidak produktiv lagi
tingkat kesuburannya yang akan berdampak terhadap pangan indonesia. Dan tidak jarang
pula penduduk masih membuang sampah biologisnya serta sampah rumah tangga di sungai
yang dapat mencemari air dan berdampak buruk terhadap ekosistem yang berada diair sebab
nantinya sungai tersebut akan sampai ke laut maka jika sungai kita tercemar laut kita juga
akan tercemar sehingga biota laut akan terganggu bukti nyatanya banyak kita mendengar
kabar ikan-ikan terdampar dan mati di pinggir pantai akibat tidak seimbangnya laut akibat
sampah.

(Penumpukan sampah berakibat polusi tanah)

( tercemarnya air)
3. Berkurangnya ruang terbuka hijau dan lahan akibat dari jumlah penduduk yang
meningkat tiap tahun, baik secara kelahiran maupun arus urbanisasi/imigrasi, dengan
mengolah lahan menjadi pemukiman dan pabrik. Pengurangan lahan terbuka hijau ini sangat
berhubungan dengan kandungan oksigen yang ada di bumi, sebab semakin banyak pohon
maka akan semakin banyak pula oksigen yang dihasilkan, namun tuntutan untuk
kelangsungan hidup penduduk haruslah memiliki tempat tinggal sehingga dibukalah lahan
seluas-luasnya untuk dijadikan perumahan.

( ruang terbuka hijau)

( pembangunan perumahan)

4. Timbulnya pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh adalah sebuah kawasan dengan


tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat
miskin. Kawasan kumuh dapat ditemui di berbagai kota besar di dunia. Kawasan kumuh
umumnya dibangun disekitar sungai dan disekitar rel kereta api dengan kondisi tidak adanya
tempat pembuangan sampah yang layak dan sanitasi yang baik sehingga masyarakat terbiasa
membuang sampah langsung kesungai atau ditumpuk. Hal ini dapat merusak keindahan kota
dan mengganggu kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di pemukiman kumuh
tersebut.
5. Penggalian sumur yang tidak standart akibat dari terbatasnya air bersih.
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya jumlah kebutuhan air tanah
yang berarti meningkatnya jumlah sumur untuk memenuhi jumlah kebutuhan air tersebut dan
berarti akan terjadi peningkatan perusakan permukaan bumi karenanya.
6. Pemborosan energi listrik sehingga menyebabkan pemanasan global. Peningkatan
jumlah penduduk tentunya mempengaruhi jumlah pengguna listrik, sehingga pengguna
listrik terus meningkat, namun jumlah energi yang terbatas mengharuskan kita untuk
berhemat. Seperti yang kita ketahui bahwa sumber daya energi di bumi jumlahnya terbatas,
sementara kebutuhan akan listrik terus meningkat jika kita menggunakan energi secara
berlebih akan mengganggu kelangsungan hidup alam ini, karena global warming dipicu oleh
aktivitas menusia akibat gas efek rumah kaca salah satu hal yang banyak digunakan manusia
adalah listrik..

( lampu di ibukota jakarta)


7. Menurunnya kualitas udara. Banyaknya pabrik dan pertambahan penduduk yang
memiliki kendaraan bermotor yang terus meingkat akan meningkatkan pula gas buang seperti
gas karbon monoksida (CO) maupun gas karbon dioksida (CO2) yang tidak diimbangi dengan
berlimpahnya O2 karena berkurangnya jumlah ruang terbuka sehingga hal ini menyebabkan
menurunya kualitas udara.
 Lalu, bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Yang menjadi faktor utama dari perusakan lingkungan dan ketidakseimbangan alam tersebut
adalah pertumbuhan penduduk jadi dalam hal ini yang perlu diatasi yaitu bagaimana cara
menekan pertumbuhan penduduk seminimal mungkin, namun apabila sudah terjadi dampak
dampak seperti yang dipaparkan diatas perlu kiranya kita menyelesaikan masalah tersebut
bahkan mengurangi dampak yang ditimbulkan agar tidak semakin parah, oleh karena itu mari
kita bahas satu persatu cara mengatasi permasalahan tersebut.

1. Penggundulan bukit resapan air menjadi lahan bercocok tanam sayur. Untuk
mengurangi dampak terjadinya bencana alam namun tetap menjaga kelestarian lingkungan
dan pengembangan pemenuhan pangan sebaiknya para petani sayuran ini menggunakan
Metode Sloping Agriculture Land Technology (SALT). Metode Sloping Agriculture Land Technology
(SALT) merupakan salah satu teknik untuk menata lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan
pertanian pada daerah bukit dan mengurangi resiko erosi dan tanah longsor.

(Sloping Agriculture Land Technology (SALT) yang diterapkan oleh filiphina)


2. Terjadinya polusi tanah dan air akibat peningkatan produksi sampah harian
atau limbah.
Awal terjadinya polusi tersebut yaitu tidak efektifnya daerah pembuangan limbah dan
sampah terakhir. Untuk sampah harian polusi air disebabkan karena banyak orang yang
membuang fesesnya sembarangan padahal pemerintah sudah memfasilitasi
masyarakatdengan dibangunnya toilet umum. Namun pada kenyataannya masyarakat tidak
menggunakan sarana tersebut dengan maksimal beberapa orang yang saya temui berkata "
saya lebih enak buang di jamban dik, sudah terbiasa dan lebih gampang.". Dari kebiasaan
itulah yang sudah mendarah daging dalam kehidupannya yang menyulitkan pemerintah dan
para aktivis peduli lingkungan untuk meminimalisir pembuangan feses sembarangan tersebut.
Oleh karena itu perlu kiranya diadakan penyadaran lingkungan dengan mengadakan lomba
pengguna toilet umum terbanyak dan terbersih yang diimbangi dengan perawatan toilet
yang membuat nyaman masyarakat, sehingga mau tidak mau masyarakat tertarik dan mulai
meninggalkan kebiasaan buruk tersebut. Begitu pula dengan sampah, dalam masyarakat perlu
didirikan bank sampah dengan begitu masyakakat menjadi enggan untuk membuang sampah
sembarangan dan memilihnya untuk ditabung untuk menjadi uang, namun bank sampah harus
diimbangi dengan pengolahan sampah anorganik secara berkelanjutan dengan cara mendaur
ulang kembali agar menjadi barang yang bernilai ekonomis yang nantinya dijual untuk
pembayaran tabungan nasabah atau digunakan kembali oleh nasabah yang menabung. Bank
sampah tersebut hanya bisa digunakan untuk sampah anorganik, bagaimana dengan sampah
organik? Sampah organik yang dihasilkan bisa ditumpuk dan diolah mnjadi pupuk atau
biogas yang bisa bermanfaat untuk pertanian dan perawatan taman rumah. Namun jika sudah
terjadi polusi air dan tanah yang sangat parah dapat dilakukan cara:
1. Mengurangi pemakaian pestisida.
2. Menggunakan detergen yang mengandung beodegradible
3. Melaksanakan tahap intensifikasi yang berupa pembuatan bak penampungan,
pengolahan primer dan pengolahan sekunder
4. Mengolah limbah secara biologi, fisika, maupun kimia.
3. Berkurangnya ruang terbuka hijau dan lahan. Berkurangnya ruang terbuka hijau
dan lahan berdampak pada pengurangan jumlah oksigen diudara karena banyaknya tumbuhan
yang ditebang dan digantikan dengan perumahan,menurut saya cara untuk mengatasi
ketidakseimbangan kandungan oksigen diudara ini dengan cara menggerakkan program
rumah hijau. program rumah hijau ini adalah program yang menuntut setiap rumah untuk
menanam tumbuhan dirumah masing-masing. Keterbatasan pekarangan rumah bukan
menjadi hambatan dalam program ini sebab tumbuhan bisa ditaruh dalam pot dan ditata
dengan indah untuk mempercantik pekarangan rumah masing-masing. Keuntungan dari
program ini yaitu memperbanyak jumlah oksigen diudara, membuat lingkungan menjadi asri,
serta menanamkan rasa tanggung jawab dalam memelihara lingkungan.

4. Timbulnya pemukiman kumuh. ada beberapa cara untuk mengatasi pemukiman


kumuh, antara lain :
A. Dengan membangun rumah susun
Dengan adanya rumah susun masyarakat diipemukiman kumuh dapat tinggal ditempat yang
lebih layak dengan memperhatikan fasilitas dan kelayakannya dapat di pertimbangkan.
Dengan adanya rumah susun ini dapat menghemat lahan pemukiman. Selain itu apabila
terjadi campur tangan pemerintah, rumah susun ini dapat menjadi lebih murah harga
sewanya. Sebab kabar yang sontak terdengar pemerintah mencanangkan anggaran sebesar
220 miliar untuk menyelesaikan masalah pemukiman kumuh ini.
B. Memberikan penyuluhan tentang dampak tinggal di pemukiman kumuh ini.

Tidak lepas dari dampak yang di timbulkan bagi masyarakat yang tinggal di pemukiman
kumuh ini. Karena kondisi pemukiman yang jauh dari layak ini menyebabkan banyak
masalah. Salah satunya adalah mewabahnya penyakit. Karena kebanyakkan pemukiman ini
berada di pinggir rel kereta api atau di bawah kolong jembatan. Sehingga tidak terlepas
tentang penyakit. Contonya saja penyakit kulit atau gangguan system pernapasan karena
minimnya sanitasi lingkungan tersebut. Maka dari itu pemerintah harus dapat memberikan
penyuluhkan tentang dampak yang di timbulkan dari pemukiman kumuh ini agar masyarakat
bisa sadar dan peka bahayanya tinggal di pemukiman kumuh.

C. Program perbaikan kampung


Apabila cara ke 1 dan ke 2 ini gagal. Maka pemerintah bisa memperbaiki struktur atau
fasilitas di desa. Sehingga masyarakat ini dapat tertarik untuk kembali ke kampung
halamannya. Salah satu caranya bisa saja dengan memperbaiki fasilitas yang ada di desa
seperti yang ada di kota. Atau dapat juga membangun lapangan kerja yang banyak di desa
atau memberikan program – program bantuan untuk masyarakat desa seperti yang di
rencanakan pemerintah pada program transmigrasi..
5. Penggalian sumur yang tidak standart akibat dari terbatasnya air bersih.
Pertambahan jumlah penduduk mempengaruhi pula jumlah air yang harus dikonsumsi oleh
penduduk, sebagian masyarakat mengambil jalan untuk melakukan pengeboran terhadap
tanah untuk mendapatkan air bersih, namun terkadang pengeboran dilakukan dengan
sembarangan artinya asal membuat lubang saja, oleh karena itu cara yang digunakan untuk
mengatasi kekurangan air bersih tanpa melakukan penggalian sumur yaitu melakukan.
konservasi air dan melakukan daur ulang air Apabila hal itu tetap tidak efektif maka
dilakukan Konversi air laut menjadi air minum melalui proses destilasi yaitu proses
pemisahan air tawar dan kandungan garam yang terdapat di dalam air laut melalui proses
pemanasan, dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Saat pemanasan terhadap air
laut dilakukan, uap air berupa air tawar akan menguap sedangkan larutan yang mengandung
garam-garam akan mengendap. Uap air ini kemudian diendapkan dengan menggunakan alat
tertentu untuk mengumpulkan air tawar. Air tawar hasil destilasi ini kemudian diproses
menjadi air minum. Meskipun proses ini relatif mudah, tapi biaya produksi industri air
mineral dari air laut masih tergolong mahal. Tetapi tidak menutup kemungkinan sejalan
dengan terus berkembangnya teknologi biaya produksi industri air mineral dari air laut ini
akan lebih murah
6. Pemborosan energi listrik sehingga menyebabkan pemanasan global.
pemborosan energi listrik ini berpengaruh terhadap banyaknya sumber daya alam yang
digunakan untuk pembangkit listrik, bayangkan jika kita terus menerus mengambil suberdaya
alam kita dengan konsumen semakin tahun terus meningkat maka akan terjadi kelangkaan
sumber daya alam serta terjadinya kerusakan lingkungan akibat dari eksploitasi sumber daya
alam yang berlebihan. Oleh karena itu perkembangan teknologi berperan penting dalam
mengatasi permasalahan ini, Upaya mengurangi pemanfaatan minyak bumi dan beralih pada
sumber energi lain, terutama sumber energi non fosil dan energi terbarukan perlu kita
lakukan. Dengan menggunakan energi terbarukan dapat mengurangi dampak dari pemanasan
global berikut adalah inovasi dari perkembangan teknologi terhadap pembangkit listrik
1. Pembangkit listrik mikrohydro
2. Pembangkit listrik tenaga matahari
3. pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
4. Pembangkit listrik tenaga angin
Ke empat pembangkit listrik diatas sudah diterapkan di Indonesia namun masih butuh
pengembangan secara bertahap agar pembangkit listrik tersebut dapat dirasakan oleh seluruh
masyarakat.

7. Menurunnya kualitas udara.


Menurunnya kualitas udara karena disebabkan Banyaknya pabrik dan pertambahan
penduduk yang memiliki kendaraan bermotor yang terus meingkat akan meningkatkan pula
gas buang seperti gas karbon monoksida (CO) maupun gas karbon dioksida (CO2) yang tidak
diimbangi dengan berlimpahnya O2 karena berkurangnya jumlah ruang terbuka. Oleh karena
itu ada beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
1. Mengembangkan kenyamanan transportasi umum yang ramah lingkungan, dengan
memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi para pengguna transportasi umum maka bukan
tidak mungkin orang akan beralih dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi
menggunakan transportasi umum. Selain memberikan kenyamanan dalam jangka waktu
kedepan kita dituntut untuk berinovasi dalam kemajuan teknologi termasuk teknologi
transportasi dengan menciptakan transportasi yang ramah lingkungan yang disukung oleh
seluruh pihak.
2. Meningkatkan kegiatan hari bebas kendaraan. Biasanya car free day dilakukan pada hari
minggu sebaiknya lebih diefektifkan lagi.
3. membangun cerobong asap yang cuup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan
inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman kita.
4. Melakukan program “Satu Miliar Pohon Indonesia untuk Dunia” atau “One Billion
Indonesian Trees for the World”. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu, secara
keluarga, kelompok, RT, RW, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Wilayah, hingga Pemerintah
Daerah harus diupayakan berpartisipasi melakukan penanaman pohon. Gerakan penanaman
dan pemeliharaan pohon, harus terus digelorakan dan dilakukan secara kontinyu pada setiap
tahun masa tanam. Dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan
menikmati indahnya bumi Indonesia hijau berseri dengan masyarakatnya yang sejahtera, jauh
dari bencana.

Siapakah yang berperan untuk mengurangi pertumbuhan penduduk di


Indonesia dalam rangka mengurangi dampak dari kerusakan lingkungan
dan kelestarian lingkungan hidup?

Indonesia telah memiliki badan yang bertugas dalam pengendalian penduduk,


berdasarkan UU No 52 Tahun 2009, badan ini berubah dari badan koordinasi menjadi Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Program KB merupakan salah
satu langkah BKKBN dalam mengendalikan penduduk. Program KB ini diatur dalam
beberapa peraturan seperti contohnya PP No 38 tahun 2007 dan UU No 52 tahun 2009.
Pengendalian penduduk menjadi Pekerjaan Rumah bagi negara Indonesia untuk mengurangi
tingkat kerusakan lingkungan. Sayangnya, program KB yang dicanangkan oleh BKKBN
melemah ketika awal otonomi daerah digulirkan karena urusan KB dan Kependudukan sudah
menjadi urusan pemerintah daerah. BKKBN daerah yang dulu terkoordinasi dengan BKKBN
Pusat saat ini sudah tidak lagi, BKKBN Pusat hanya terkoordinasi dengan BKKBN Provinsi.
Generasi muda merupakan generasi produktif yang terbesar jumlahnya dalam piramida
penduduk dan merupakan sasaran program, seperti penundaan usia perkawinan sehingga
dapat menekan laju pertumbuhan penduduk. Dengan menunda usia kawin, diharapkan angka
kelahiran akan menurun. Mestinya arah pembangunan Program KB lebih mendepankan pada
promosi baik melalui media cetak, elektronik maupun media luar ruang dengan sasaran
kepada generasi muda. Promosi dapat dilakukan diberbagai tempat yang bisa di jangkau atau
dilihat oleh anak-anak muda tersebut.

Program Keluarga Berencana dipandang mampu menekan laju pertumbuhan penduduk


karena program tersebut memiliki tujuan:

Tujuan umum :
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjami terkendalinya pertambahan penduduk.
Tujuan khusus:
 Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
 Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
 Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.
Selain program Keluarga Berencana, pemerintah dalam hal ini BKKBN juga memiliki
program PKBR yang bertujuan untuk menyiapkan Generasi Berencana. Salah satu tujuan
program ini adalah Pendewasaan Usia Perkawinan. Program ini dipandang penting
mengingat generasi muda merupakan generasi produktif yang terbesar jumlahnya dalam
piramida penduduk dan merupakan sasaran program, seperti penundaan usia perkawinan
sehingga dapat menekan laju pertumbuhan penduduk. Dengan menunda usia kawin,
diharapkan angka kelahiran akan menurun. Mestinya arah pembangunan Program KB lebih
mengendapkan pada promosi baik melalui media cetak, elektronik maupun media luar ruang
dengan sasaran kepada generasi muda. Promosi dapat dilakukan diberbagai tempat yang bisa
dijangkau atau dilihat oleh anak-anak muda tersebut. Guna mencapai berbagai tujuan diatas,
BKKBN melakukan perumusan ulang atas Visi dan Misi dalam mengemban tugasnya. Visi
BKKBN sekarang ini adalah ‘’Penduduk Seimbang 2015’’ dengan Misi ‘’Mewujudan
Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera’’.
Kata seimbang pada Visi Misi di atas juga mengandung makna adanya keseimbangan antara
jumlah penduduk dengan sumber daya alam dan kondisi lingkungan yang ada. Sebagaimana
yang termuat dalam UU nomor52/09 pasal 33:1 yang menyebutkan bahwa mobalitas
Penduduk bertujuan untuk tercapainya persebaran penduduk optimal, didasarkan pada
keseimbangan jumlah penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.
Kesimpulan
Laju pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan upaya penekanan jumlah penduduk dan
pelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga sehingga kualitas hidup manusia
makin baik ke depannya. Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan
lingkungan dengan segala dampak ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan
lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka. Dampak lonjakan populasi
bagi lingkungan sebenarnya tidak sederhana. Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait
dengan manusia dan lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga negara,
khususnya pasangan yang baru menikah, untuk merencanakan jumlah anak. Untuk itu
diperlukan perencanaan program Keluarga Berencana sebagai upaya pengendalian laju
pertumbuhan penduduk serta mengintegrasikan isu lingkungan kedalam pendidikan
berwawasan kependudukan.

Anda mungkin juga menyukai