Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“ BAKTERI”

Dosen Pengampu :
Dr. Dra. Hj. Arzita, M.Si.

Disusun Oleh :
1. Eli Sovia br Nainggolan (J1A119043)
2. Jessyca Christin Sitanggang (J1A119051)
3. Riko Maruba Nababan (J1A119057)
4. Debora Kristin Panjaitan (J1A119058)
5. Wiranto Satria (J1A119060)
6. Dearni Christina Saragih (J1A119071)
7. Laila Novita Istiqomah (J1A119081)

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH YANG MAHA ESA. Karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Bakteri” .
Kami menyadari penulisan dan pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna,oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima koreksi, saran dan kritikan dari
pembaca makalah yang kami buat ini.
Kami juga ucapkan terima kasih kepada ALLAH YANG MAHA ESA. Karena kami
telah di izinkan menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan satu apapun,
kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan
makalah ini,dan kami juga berterima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Harapan kami, semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi pembaca dan
khususnya para mahasiswa di generasi ini maupun generasi yang akan datang.

Jambi, 28 Januari 2020

Penulis

DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................1

2
KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
........................................................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 4


........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

1.2 Tujuan dan Manfaat......................................................................................... 4


........................................................................................................................................

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bakteri.......................................................................................................5

2.2 Pengertian Bakteri ............................................................................................ 6

2.3 Struktur Bakteri................................................................................................ 7

2.4 Klasifikasi Bakteri.............................................................................................11

2.5 Reproduksi Bakteri...........................................................................................19

2.6 Peranan Bakteri.................................................................................................20

2.7 Usaha Mencegah Bakteri.................................................................................22

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................25

3.2 Saran....................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Mikroorganisme identik dengan objek biologi yang amat kecil dan tidak dilihat
dengan mata telanjang. Keberadaannya tidak terlihat namun penting di dalam kehidupan.
Sejalan dengan perkembangan ilmu biologi masa kini, mikroorganisme ditelaah dan
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup manusia.

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani (micros adalah kecil dan bios adalah hidup
dan logos adalah pengetahuan), jadi mikrobioloagi adalah ilmu yang mempelajari tentang
makhluk-makhluk hidup yang sangat kecil. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok
organisme yaitu bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikrokopis.

Disamping sebagai pemenuhan tugas mata kuliah mikrobiologi, juga berguna bagi
penulis sendiri untuk mengetahui lebih lanjut tentang instrumen mikrobiologi dan cara
mengamatinya.

1.2. TUJUAN

1. Mengetahui apa itu bakteri ?

2. Mengetahui klasifikasi bakteri ?

3. Mengetahui struktur, fungsi serta penggolongan bakteri ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BAKTERI

Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sangat
sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19
ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil
ditelusuri. Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh
penting seperti Robert Hooke, Antony van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch.
Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil
dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti "batang-batang kecil".
Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh
Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang
mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.

Robert Hooke (1635-1703), seorang ahli matematika dan sejarahwan berkebangsaan


Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang berisi hasil
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop sederhana. Akan tetapi, Robert
Hooke masih belum dapat menumukan struktur bakteri. Dalam bukunya tersebut, tergambar
hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang. Walau demikian, buku inilah yang menjadi
sumber deskripsi awal dari mikroorganisme. (Baca: Robert Hoke - Penemu Sel Pertama Kali)

Antony van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke
di mana pengamatan dengan mikroskop masih sangat sederhana. Terinspirasi dari kerja
Robert Hooke, ia membuat mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat baik untuk
mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684. Antoni van
Leeuwenhoek berhasil menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676.
Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kemudian dipublikasikan pada
tahun 1684. Penemuan ini segera mendapat banyak konfirmasi dari ilmuwan lainnya. Sejak
saat itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun
mulai berkembang. (Baca: Antony van Leeuwenhoek - Bapak Mikrobiologi Penemu Lensa
Optik)

5
Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berkebangsaan Breslau
(sekarang Polandia). Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten
terhadap panas. Ketertarikannya pada kelompok bakteri ini mengarahkannya pada penemuan
kelompok bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi. Ferdinand Cohn
juga berhasil menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa
bakteri ini bersifat tahan panas. Selanjutnya, ia juga membuat dasar klasifikasi bakteri
sederhana dan mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada kultur
bakteri, seperti penggunaan kapas sebagai penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung
reaksi. Metode ini kemudian digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch. (Baca: Ferdinand
Cohn - Penemu Bakteri yang Resisten Terhadap Panas)

Robert Koch (1843-1910), seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman, banyak


melakukan penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Ilmuwan pada
awalnya mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak. Penyakit ini
disebabkan oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora. Robert Koch juga
merupakan orang pertama yang berhasil mendapatkan isolat murni Mycobacterium
tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis. Berdasarkan dua penelitian mengenai
penyakit ini, Robert Koch berhasil membuat Postulat Koch, sebuah teori mengenai
mikroorganisme spesifik untuk penyakit yang spesfik. Dia juga berhasil menemukan metode
untuk mendapatkan isolat murni dari bakteri. Penemuan lainnya adalah penggunaan media
kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di luat habitat aslinya. Pada awalnya ia
menggunakan potongan kentang dan kemudian dikembangkan dengan menggunakan nutrien
gelatin. Penggunaan nutrien gelatin masih memiliki banyak kekurangan yang pada akhirnya
penggunaanya digantikan dengan agar (sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter
Hesse yang juga bekerja bersama Robert Koch.

2.2. PENGERTIAN BAKTERI

Bakteri adalah nama sekelompok mikroorganisme yang termasuk prokaryotae yang


bersel satu, berkembang biak dengan membelah diri dan bahan-bahan genetiknya tidak
terbungkus dalam membran inti. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil, kecuali
beberapa species tertentu yang mempunyai pigmen fotosintesis. Oleh karena itu, ada bakteri
yang hidupnya heterotrof dan ada juga bacteria yang hidup autotrof. Bakteri heterotrof dapat
dibedakan menjadi bakteri yang hidup sebagai parsit dan saprofit, Sedangkan bakteri autotrof
6
dapat dibedakan berdasarkan atas sumber energi yang digunakan untuk mensentetis
makanannya menjadi bakteri fotoautotrof dan kemoautotrof. Bakteri dapat hidup dimana saja,
ada yang merugikan manusia, hewan maupun tumbuhan. Namun demikian ada juga bakteri
yang menguntungkan bagi umat manusia.

Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan
industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan
organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar
perbedaan antara selprokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.Bakteri dapat
ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme
lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia.

2.3. STRUKTUR SEL BAKTERI

Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat
berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel,
seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda
(peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini
disebabkan oleh flagel.

Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus) dan
lengkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat berdiameter
sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang lebarnya sekitas 0,2 - 2,0
mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.

Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel,
protoplasma (di dalamnya terdapat membran sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan
bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagian-bagian
tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA.
Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian. Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada
pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagian-bagian ini
disebut varian. Susunan bagian-bagian utama sel bakteri, dijelaskan sebagai berikut:

a. Membran sel

7
Membran sel merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya,
terletak di sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak terikat erat dengan dinding sel. Bagi
membran sel sangat vital, bagian ini merupakan batas antara bagian dalam sel dengan
lingkungannya. Jika membran sel pecah atau rusak, maka sel bakteri akan mati.
Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid ini
terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar berbeda-beda pada berbagai sel
bakteri.

b. Ribosom

Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein.
Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun
atas protein dan RNA.

c. DNA (Deoxyribonucleic Acid)

DNA merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri berupa
benang sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis protein
bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti yang
disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel eukariotik.

d. Dinding sel

Dinding sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari
monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan
susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan bakteri
gramnegatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit daripada bakteri
gram-positif. Dinding sel bakteri grampositif hanya tersusun atas satu lapis peptidoglikan
yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri gram-negatif terdiri atas dua lapisan.
Lapisan luar tersusun atas protein dan polisakarida, lapisan dalamnya tersusun atas
peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan peptidoglikan pada bakteri gram-positif.
Dinding sel bakteri berfungsi untuk memberi bentuk sel, memberi kekuatan, melindungi
sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya.

e. Flagel

8
Flagel merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri
disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa protein
yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri mengandung lipid.
Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua,
atau lebih, dan letaknya dapat di ujung, sisi, atau pada seluruh permukaan sel. Jumlah
dan letak flagel dijadikan salah satu dasar penggolongan bakteri.

f. Pilus

Pada permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti
benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus merupakan alat
lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan bahan-bahan padat lain, misalnya
makanan sel bakteri.

g. Kapsul

Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada
umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau protein-
polisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri terhadap antibodi
yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya didapatkan pada bakteri
pathogen.

h. Endospora

Di antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora


merupakan cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering,
tekanan osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri. Sel-sel bakteri yang
membentuk spora tampak sebagai ruangan berisi benda bulat, yang letaknya dapat di
salah satu ujung ruang itu, dapat pula di tengah-tengah.

Apabila lingkungan hidup bakteri menjadi buruk, maka banyak yang mati, akan tetapi
ada juga bakteri-bakteri yang dapat membentuk spora spora yang tahan terhadap lingkungan
ynag buruk seperti kekeringan, kekurangan bahan makanan dan lain sebagainya. Jika keadaan
menjadi baik kembali, maka spora itu akan tumbuh menjadi bakteri biasa yang disebut bentuk

9
vegetaif. Spora-spora pada bakteri ini dibentuk disebelah dalam dinding sel bakteri sehigga
dinamakan endospora. Proses pembentukan endospora yang di dalam sel induk dikenal
sebagai sporulasi atau sporogenesis.

Pada tahap pertama proses sporulasi ini dapat dilihat terjadinya replikasi kromosom
bakteri dan sebagai kecil dari sitoplasma terpisah oleh suatu sekat(septum) spora. Sekat spora
ini menjadi membrane yang berlapis dua yang masing-masing mengelilingi kromosom dab
sitoplasma. Struktur ini seluruhnya dibungkus idalam sel asal yang disebut fore spore.
Lapisan-lapisan peptidoglikan yang tebal terdapat diantara 2 lapisan membran. Kemudian
suatu mantel spora yang tebal yang terdiri dari protein terbentuk disebelah luar membran.
Mantel ini berfungsi untuk melindungi endospora terhadap zat-zat kimia keras. Kemudian
endospora dapat keluar atau bebas dari sel. Letaknya endospora di dalam sel bakteri
tergantung dari spesies bakterinya.

Apabila endospora telah matang dinding sel vegetatif melebur dan endospora
dibebaskan. Inti endospora yang mengalami dehidrasi yang tinggi, hanya mengandung sedikit
DNA, RNA, ribosom, enzim dan beberapa molekul yang penting. Endospora itu dapat
dianggap sebagai bentuk laten dari bakteri yang dapat berlangsung dalam jangka waktu yang
lama sekali. Endospora yang kembali kepada keadaan vegetatif mengalami suatu proses yang
disebut dengan germinasi. Proses germinasi atau perkecambahan ini dipacu adanya kerusakan
fisik dan kemis pada mantel endospora. Enzim-enzim yang terdapat dalam endospora akan
merusak lapisan-lapisan lain terdapat di sekeliling endospora, kemudian air dapat masuk
sehingga metabolism dapat berlangsung. Oleh karena satu sel vegetatif hanya membentuk
satu endospora, maka sporogenesis pada bakteri bukan merupakan alat perkembangbiakan,
karena tidak ada pertambahan jumlah sel. Dipandang dari segi klinis, endospora ini sangat
penting karena tahan terhadap pemanasan, pendinginan, penggunaan zat-zat kimia dan
radiasi. Kebanyakan sel vegetatif akan mati pada suhu 700ºC sedangkan endospora dapat
tetap hidup pada air mendidih sampai setengah jam atau lebih.

2.3. KLASIFIKASI BAKTERI

Jika dilihat dari kalsifikasi bakteri,bakteri dibagi menjadi 2 yaitu Archabacteria dan
Eubacteria.
2.3.1 KINGDOM EUBACTERIA

1. Ciri-Ciri Kingdom Eubacteria


10
 Uniseluser

 Tidak berklorofil

 Reproduksi pembelahan amitosis

 Habitatnya di tanah, air, udara, makhluk hidup

 Dinding sel mengandung peptidoglikan

 Mampu bergerak menggunakan flagel

 Membran plasma mengandung lipid dg ikatan ester/rantai karbon tak bercabang

 Ribosom mengandung satu jenis RNA-Polimerase

 Respon terhadap antibiotik streptomisin dan kloramfenikol tdk terhambat


pertumbuhannya

 Hidup secara berkoloni

2. Klasifikasi Kingdom Eubacteria

a. Berdasarkan karakteristik dinding sel

Terdapat dua pembagian berdasarkan karakteristik dinding sel yaitu pewarnaan gram
positif (clostridium tetani dan mycobacterium tuberculosis) dan pewarnaan gram negatif
(Treponema pallidum dan vibrio cholera. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah
suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni
gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian
Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk
membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat
tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya.
Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak

11
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri
tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus
Nocardia. Bakteri bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat
lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut
relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut
tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu

1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.

2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.

3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.

4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen
dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel
organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel.
Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal
(25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:

Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.

2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat


didalam

3. Lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.

4. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.

12
5. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.

6. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.

7. Tidak resisten terhadap gangguan fisik.Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih
pekat

8. Peka terhadap streptomisin

9. Toksin yang dibentuk Endotoksin

10. Micrococcus, Staphylococcus, Leuconostoc, Pediococcus dan Aerococcus.

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:

1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.

2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang
sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.

3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.

4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.

5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.

6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut

8. Tidak peka terhadap streptomisin

9. Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

10. Contoh Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio,


Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium.

b. Berdasarkan jumlah dan letak flagel

Atrik, tidak memiliki flagel

Monotrik, memiliki satu flagel pada salah satu ujung bakteri

13
Lopotrik, banyak flagel yang terdapat pada salah satu ujung bakteri

Amfitrik, flagel melekat pada kedua ujung bakteri

Peritrik, flagelnya tersebar ke seluruh permukaan sel bakteri

c. Berdasarkan cara hidup

Heterotrof, memperoleh energy dari bahan organic yang berada di sekitarnya.


Contohnya bacillus antracis.

Autotrof, dapat mengubah bahan-bahan anorganik menjadi bahan organic sebagai


bahan makanannya. Contohnya bakteri hijau.

d. Berdasarkan kebutuhan oksigen

Untuk memperoleh energi, bakteri melakukan respirasi untuk memecah zat makanan.

(1) Aerob / Obligat Aerob

Perlu oksigen bebas untuk memecah zat dan memperoleh energi, senang hidup
pada lingkungan lembab dan cukup udara. Contohnya Mycobacterium tuberculosis,
Nitrococcus, Nitrosomonas, Nitrobacter

(2) Anaerob / Obligat Anaerob

Bakteri ini tidak memerlukan oksigen bebas untuk memecah zat, energy
dihasilkan dari fermentasi karena bakteri ini menghasilkan zat fermentasi.
Contohnya Clostridium tetani (berkembangbiak dan menghasilkan toksin jika luka
tertutup), Micrococcus denitrificans (hidup ditempat yg kaya nitrat dan miskin
oksigen), Lactobacillus bulgaricus (utk membuat yoghurt)

(3) Fakultatif Aerob / Anaerob

Eubacteria dikelompokkan menjadi lima filum yaitu Proteobacteria,


Cyanobacteria, Spirohetes, Chlamydias dan Bakteri Gram-Positif(Dinding sel
peptidoglikannya tebal. Bakteri yang tidak dapat dihilangkan warnanya dg etil
alkohol 95 % setelah pengecatan dg violet dan iodine sehingga menghasilkan warna
ungu)

e. Berdasarkan Bentuk Kingdom Eubacteria


14
. Bacillus (basil/batang)

 Monobacillus, berbentuk satu batang tunggal. Contohnya Escherichia coli,


Salmonella typhosa (penyebab penyakit tifus), dan Lactobacillus.

 Diplobacillus, berbentuk batang yang bergandengan dua-dua. Contohnya


Reribacterium salmoninarum

 Streptobacillus, berbentuk batang yang bergandengan seperti rantai. Contohnya


Streptobacillus moniliformis, Bacillus anthracis, dan Azobacter sp.Bakteri Batang,
Bakteri Bacillus

. Coccus(kokus/bola)

 Monococcus, berbentuk bulat tunggal. Contohnya Monococcus gonorrhoeae.

 Diplococcus, berbentuk bulat bergandengan dua-dua. Contohnya Diplococcus


pneumonia

 Tetracoccus, berbentuk bulat terdiri dari 4 bakteri yang tersusun dalam bentuk
bujur sangkar.

 Streptococcus, berbentuk bulat yang berkelompok memanjang seperti rantai.


Contoh: Streptococcus Pyogenes.

 Staphylococcus, berbentuk bulat yang bergerombol seperti buah anggur.


Contohnya Staphylococcus Aureus.

 Sarcina, berbentuk bulat yang berkelompok yang setiap kelompok terdiri dari 8
bakteri yang membentuk susunan seperti kubus. Contohnya Sarcina sp.

Sprilium(spiral/pegas)

 Spirilium, berbentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran. Contohnya


Spirilium minor

 Spirocheata, berbentuk spiral halus dan lentur. Contoh: Treponema pallidum dan
Spirocheata palida

15
 Comma, berbentuk koma yang dianggap spiral tak sempurna. Contohnya Vibrio
coma

2.3.2 KINGDOM ARCHAEBACTERIA

Istilah Archebacteria berasal dari bahasa yunani yaitu archio yang artinya kuno dan
bacteria yang berarti bakteri. Archebacteria pertama kali ditemukan pada tahun 1977 dan
diklasifikasikan sebagai bakteri. Archebacteria merupakan bakteri primitive yang bersifat
prokariotik. Kelompok bakteri ini merupakan bakteri purba dan hidup di tempat yang
ekstrim. Morfologi archaea menyerupai morfologi eubakteri, yaitu bentuk batang,
coccus, dan heliks, namun ada beberapa genus archaea memiliki bentuk yang tidak biasa.
Seperti Pyrodictium abyssi yang hidup di dasar laut pada temperatur 1100C, dengan
bentuk serupa cakram dengan jalinan benang-benang tubulus di sekitarnya. Beberapa
archaea tergolong gram negative, yang selebihnya merupakan gram positif. Salah satu
contohnya yaitu methanococcuc jannaschii, memiliki genom sebesar 1.740 kb yang
menyandi 1.738 protein. Bagian genomnya terlibat dalam produksi energy dan
metabolism cenderung menyerupai prokariot, sedangkan bagian genom yang terlibat
dalam replikasi, transkripsi, dan translasi cenderung menyerupai eukariot. Reproduksi
archae dengan cara pembelahan biner, pembelahan ganda, pembentukan tunas dan
fragmentasi.

1. Ciri-Ciri Kingdom Archebacteria

 Ciri-ciri yang dimiliki Archebacteria adalah :

 Komposisi sel tidak mengandung peptidoglikan

 Lemak penyusun membrane selnya terdiri atas unit isoprene dan ikatan eter

 RNA ribosomnya berupa metionin

 Reproduksi pembelahan amitosis

 Mampu hidup di tempat ekstrem (salinitas, suhu, dan senyawa kimia tinggi)

 Ukurannya berkisar antara 1/10 mikrometer sampai lebih dari 15 mikrometer

 Bertahan di asam, alkali atau lingkungan air garam, beberapa dapat menahan tekanan
lebih dari 200 atmosfer.
16
 Bertahan di suhu 1000C dan 212 F

2. Klasifikasi Kingdom Archebacteria

Kingdom Archebacteria diklasifikasikan dalam beberapa filum :

a. Euryarchaeota, merupakan bagian yang paling sering diteliti dan sebagian besar
termasuk bakteri metanogenik dan halophiles.

b. Crenarchaeota, termasuk kedalam thermophiles, hyperthermophiles, dan


thermoacidophiles, kebanyakan ditemukan di lingkungan laut.

c. Korarchaeota, terdiri dari hyperthermophiles yang ditemukan pada suhu lingkungan


yang tinggi, hydrothermal.

d. Thaumarchaeota, meliputi ammonia-oksidasi archaea dan yang diketahui dengan


metabolism energy

e. Nanoarchaeota, perwakilan tunggal bernama nanoarcheum equitans.

Berdasarkan Metabolisme dan Ekologinya

Archebacteria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

(1) Metanogen

Dinamakan metanogen karena jenis ini bermetabolisme meembentuk gas metana


(CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida. Metanogen bersifat anaerobic dan
kemosintetik. Metanogen hidup di lumpur, rawa, dan tempat-tempat yang kekurangan
oksigen. Metanogen memperoleh makanan dengan membusukkan sisa-sisa tumbuhan
yang mati lalu menghasilkan gas metana dengan persamaan reaksi tertentu. Contohnya
adalah Methanococcus jannaschii. Beberapa metanogen juga bersimbiosis dengan
rumen herbivore serta saluran pencernaan rayap sebagai agen fermentasi selulosa.

17
(2) Halofil ekstrem (halofilik)

Halofil (halo=garam, philos=pecinta) bersifat heterotrof. Halofil ekstrem ini hidup


pada lingkungan yang berkadar garam tinggi seperti di danau air asin atau laut mati.
Halofil ekstrim melakukan respirasi aerobic untuk menghasilkan energy, ada juga
beberapa yang dapat berfotosintesis. Klorofilnya disebut bakteriorodopsin yang
menghasilkan warna ungu. Contohnya halobacterium.

(3) Termofil ekstrim (termoasidofilik)

Bakteri ini hidup ditempat yang bersuhu tinggi dan bersifat asam. Termoasidofilik
hidup dengan mengoksidasi air bersulfur dekat lubang hidrotermal di laut bawah.
Contoh bakteri termoasidofilik adalah bakteri pereduksi sulfur, sulfolobus, yang hidup
di mata air sulfur Yellowstone National Park, Amerika.

(4) Psychrophili

Bakteri jenis ini hidup di temat yang memiliki temperature yang sangat dingin.

2.5 REPRODUKSI BAKTERI

Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual.


Selain itu bakteri juga bereproduksi dengan cara pertukaran materi genetic dengan
bakteri lainnya. Proses pemindahan materi genetic semacam ini disebut juga paraseksual
atau rekombinasi genetic. Pertumbuhan bakteri, yaitu pembelahan sel pada koloni
bakteri, sehingga jumlah koloni bertambah dengan cepat. faktor yg mempengaruhi yaitu
Temperatur (suhu optimal – 300 C), Kelembaban (bakteri tumbuh baik pada lingkungan
yg lembab), Sinar matahari (menghambat pertumbuhan bakteri, karena merusak struktur
kromosom bakteri), Zat kimia (merusak/mematikan dinding sel bakteri, sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri), Ketersediaan cadangan makanan dan zat sisa

18
metabolisme (makin berkurang cadangan makan anpada medium dan timbulnya zat sisa
metabolisme bakteri akan menghambat pertumbuhan koloni bakteri).

Archebacteria bereproduksi dengan cara pembelahan biner, pembelahan berganda,


pembentukan tunas dan fragmentasi.

1. Pembentukan Individu Baru

a. Pembelahan Biner

Pada pembelahan biner, bakteri langsung membelah diri dari satu sel menjadi dua sel,
empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya. Pembelahan biner berbeda dengan
mitosis karena tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan.

b. Pembentukan Tunas (Cyanophyta/ganggang hijau-biru)

Bakteri membentuk tunas terlebih dahulu yang berbentuk cabang dan akirnya
melepaskan diri membentuk bakteri baru. Dapat dijumpai pada family sreptomycetaceae.

c. Fragmentasi (Cyanophyta//ganggang hijau-biru)

Fragmentasi merupakan pemutusan sebagian anggota tubuh yang dapat membentuk


individu baru. Biasanya terjadi pada ganggangyang berbentuk benang. Dapat dijumpai
pada oscillatoria.

2. Tranfer Materi Genetik

a. Konjugasi

Konjugasi adalah reproduksi seksual pada organisme yang belum diketahui jantan dan
betinanya. Konjugasi pada bakteri dapat terjadi jika dua sel bakteri yang berbeda
muatannya saling berdekatan dan membentuk tabung konjugasi (pembuluh penghubung)
dan menempel sehingga materi genetik (DNA) dan sitoplasma dari satu sel dapat
berpindah ke sel yang lain. Selanjutnya di dalam sel penerima terjadi penggabungan
DNA (rekombinasi gen) antara DNA dari sel donor dan DNA sel penerima yang diikuti
penggabungan sitoplasma (plasmogami). Setelah terjadi proses pembelahan inti di dalam
sel penerima, maka selanjutnya terjadi proses biner, sel membelah kembali menjadi dua.

b. Transformasi

19
Transformasi yaitu proses pemindahan sebagian materi genetik berupa DNA atau
hanya satu gen ke bakteri lain dengan proses fisiologi yang kompleks. Transformasi
biasa dilakukan oleh Rhizobium, Bacillus, Stretococcus pneumoniae, dan Neisseria
gonorrhoeae.

c. Transduksi

Tranduksi yaitu pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantara
virus

2.6 PERANAN BAKTERI

2.6.1 Peranan Menguntungkan

1) Bakteri yang bermanfaat dalam produksi bahan makanan:

Lactobacillus casei dan Lactobacillus bulgaricus, untuk membuat yoghurt.

Acetobacter xylinum, untuk membuat nata de coco

Acetobacter aceti, untuk membuat asam cuka.

Streptococcus lactis, untuk membuat mentega.

Lactobacillus sp untuk membuat terasi.

2) Bakteri penghasil antibiotik:

Streptomyces griceus, penghasil streptomisin.

Stretomyces aureofacien, penghasil aureomisin.

Streptomyces venezuele, penghasil kloramfenikol.

3) Bakteri penyubur tanah

Rhizobium leguminosarum, bakteri ini bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-


kacangan (Leguminosa) dan dapat mengikat nitrogen (fiksasi nitrogen). Azetobacter,
Chlorococcum, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillum rubrum yang hidup bebas
dan dapat mengikat nitrogen.Fiksasi Nitrogen adalah reaksi pengikatan/ penambatan
nitrogen bebas (N2) di udara (atmosfir) dan mengubah menjadi senyawa amoniak
(NH3).Reaksi kimia-nya : 2N2(g) + 3H2(g) ==> 2NH3(g)
20
Nitrosomonas dan Nitrosococcus, dapat mengubah amonia menjadi nitrit (NO2),
dan Nitrobacter, dapat mengubah nitrit menjadi nitrat (NO3). Proses ini dinamakan
Nitrifikasi.

2.6.2 Peranan Merugikan

1) Pada manusia

Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC


Mycobacterium leprae, bakteri penyebab kusta
Clostridium tetani, bakteri penyebab tetanus
Haemophilus influenzae, bakteri penyebab meningitis

2) Pada hewan

Actynomices bovis: bengkak rahang pada sapi.

Bacillus anthraxis: penyakit antraks pada ternak.

Streptococcus: radang payudara sapi.

Cytopage columnaris: penyakit pada ikan.

3) Pada tanaman

Xanthomonas oryzae: menyerang pucuk batang padi.

Xanthomonas campestris: menyerang tanaman kubis.

Pseudomonas solanacearum: layu pada terung-terungan.

Erwina carotovora: busuk pada buah-buahan.

4) Merusak bahan makanan:

Acetobacter: merubah etanol (alkohol) menjadi asam cuka sehingga merugikan


perusahaan anggur.

Pseudomonas: membentuk asam bongkrek (racun) pada tempe bongkrek.

Clostridium botulinum, penghasil racun makanan.

21
2.7 USAHA PENCEGAHAN BAKTERI

1. Pencegahan

Yaitu usaha yang dilakukan sebelum terkena penyakit. Cara yang dilakukan adalah
dengan Pemberian Vaksin. Beberapa vaksin yang ditemukan antara lain :

 DPT , yaitu vaksin untuk pencegahan penyakit difteri, pertusis dan tetanus

 BCG , yaitu vaksin untuk pencegahan penyakit TBC

 TCD , yaitu vaksin untuk pencegahan penyakit Tetanus, kolera, disentri

 Pengobatan , yaitu usaha yang dilakukan setelah terkena penyakit. Cara yang
dilakukan dengan Pemberian obat/antibiotik baik melalui oral (mulut) maupun
melalui anal (alat suntik)

2. Pengawetan Makanan

Cara-cara tradisional ® pengasapan, penggaraman, pengeringan , Pemanisan

Cara-cara modern ® Sterilisasi, Pasteurisasi, pendinginan, penggunaan bahan kima


dan teknik iradiasi.

Sterilisasi adalah pembebasan alat dan bahan makanan dari bakteri dan
mikroorganisme atau pencucian alat dan bahan makanan dari hama. Sterilisasi dapat
dilakukan pada alat dan bahan makanan. Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain, dengan pemanasan dan penguapan. Pemanasan dapat dilakukan dengan
memasukkan alat yang telah dibersihkan ke dalam oven dengan suhu 180°C selama 2
jam. Keadaan ini dapat mematikan mikroorganisme dan spora. Selain itu, pemanasan
juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat pensteril yang disebut autoklaf. Alat
dimasukkan pada autoklaf dengan suhu 121°C dan tekanan 15 atm/cm2 selama 15 menit.

Sementara itu, penguapan dilakukan dengan memasukkan alat yang akan disterilkan
dan telah dibungkus rapat ke dalam dandang selama 1 jam dengan suhu 100°C. Untuk
dapat mematikan spora bakteri, pemanasan harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan
selang waktu kurang dari 24 jam. Sterilisasi bahan makanan dapat dilakukan dengan

22
penguapan dalam uap air selama 1 jam pada suhu 100°C dan diulang sebanyak 3 kali.
Sterilisasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bakteri adalah nama sekelompok mikroorganisme yang termasuk prokaryotae yang bersel
satu, berkembang biak dengan membelah diri dan bahan-bahan genetiknya tidak terbungkus
dalam membran inti. Susunan bagian-bagian utama sel bakteteri adalah Membran sel,
Ribosom, DNA (Deoxyribonucleic Acid), Dinding sel, Flage, Pilus, Kapsul dan Endospora.

3.2 SARAN

Karna keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang bakteri serta pemanfaatanya,


ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah ini.
23
Mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan makalah ini. Tetapi, karena
keterbatasan itulah penulis termotivasi untuk menjadi lebih baik. Maka dari itu kami berharap
agar pembaca lebih memahami.

DAFTAR PUSTAKA

Darkuni M.Novia. 2001. Mikrobiologi dasar. Malang: Univ. Malang

Dinas Gouls dan Christine Brooker, 2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Jakarta :
EGC.

Elizabeth J.Chorlin, 2000. BUKU SAPU PATOFISOLOGI. Jakarta : EGC

Pelczar Jr,Michael J. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid II. Jakarta : Universitas


Indonesia.

24
Price Willson, 1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC

25

Anda mungkin juga menyukai