Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG

DI TEMPAT WISATA GORONTALO

Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi1

Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan


Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan
Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK
Klorin sebagai desinfektan berfungsi untuk membunuh kuman. Cara
kerjanya yaitu dengan merusak struktur sel organisme sehingga kuman akan mati.
klorin sering digunakan pada pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan
air minum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar klorin yang terkandung
didalam air kolam renang. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan
pendekatan deskriptif. Setelah melakukan penelitian di laboratorium, hasilnya
dibandingkan dengan standar baku mutu kualitas air bersih.
Hasil pemeriksaan laboratorium tentang kadar klorin pada air kolam renang
yang tidak memenuhi standar yaitu pada kolam renang PR kiri 1 sebesar 0,6 mg/l,
PR kanan 3 sebesar 0,8 mg/l. Kolam renang LT kiri 2 sebesar 0,6 mg/l, LT kiri 3
sebesar 0,9 mg/l, LT kanan 3 sebesar 0,11 mg/l, dan LT tengah sebesar 0,8 mg/l.
Kolam renang MN kiri 1 sebesar 6,18 mg/l, MN kiri 2 sebesar 4,9 mg/l, MN kiri 3
sebesar 4,08 mg/l, MN kanan 1 sebesar 5,12 mg/l, MN kanan 2 sebesar 5,18 mg/l,
MN kanan 3 sebesar 5,34 mg/l, MN tengah sebesar 2,66 mg/l. Dari hasil tersebut
dapat dilihat bahwa kolam renang MN memiliki kadar klorin tertinggi. Nilai yang
dihasilkan dibandingkan dengan standar baku mutu kualitas air Permenkes RI
No:416/Menkes/Per/IX/1990, yaitu 0,2 mg/l - 0,5 mg/l. Dengan demikian hasil
analisis yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium tersebut setiap titik dari
kolam renang memiliki hasil yang berbeda.

Kata Kunci : Kadar Klorin, Kolam Renang Gorontalo

1
Liansyah S. Pakaya Mahasiswi pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri : Dr.
Hj. Herlina Jusuf. Dra, M.Kes dan Ramly Abudi, S.Psi, M.Kes Dosen pada Jurusan Kesehatan
Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990
menyebutkan bahwa : “yang dimaksud air adalah air minum, air bersih, air kolam
renang, dan air pemandian umum. Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak”. Semua jenis air yang ada di bumi haruslah
memenuhi syarat kesehatan, agar manusia dapat terhindar dari penularan penyakit
yang berasal dari air.
Menurut Permenkes Nomor 416 tahun (1990) : “Air kolam renang adalah
air didalam kolam yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan. Air pemandian umum adalah air yang digunakan di
tempat pemandian umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan”. Air yang ada di dalam kolam
renang yang digunakan secara terus-menerus dan tidak diganti dalam waktu yang
lama akan menurunkan kualitas air tersebut. Hal ini terjadi karena kuman yang
ada pada tubuh manusia akan berpindah kedalam air, sehingga air tersebut tidak
layak lagi untuk digunakan.
“Tempat-tempat umum yang sering dijadikan tujuan berkumpulnya manusia
misalnya pemandian umum dan kolam renang merupakan media yang cukup baik
dalam penularan penyakit” (Permana, 2013). Hal tersebut diatas dapat
memperluas media penyebaran penyakit pada manusia, karena terjadinya kontak
secara langsung antara manusia.
“Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) atau WHO
(2008) : “telah menetapkan standar air minum yang bersih dan sehat (layak
digunakan), diantaranya adalah tidak berwarna, tidak berbau yang berarti jernih,
tidak berasa dan sejuk”.
“Sungai-sungai di Indonesia sekarang ini jarang sekali ditemukan yang
berair jernih. Warnanya terlihat kecoklatan, bahkan hitam. Hal itu karena di dalam
air tersebut mengandung bahan kimia seperti logam besi, mangan dan lain-lain
yang berasal dari pembuangan limbah pabrik” (Mulia, 2005).
“Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air
bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih
yang terbatas memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat.
Kebutuhan masyarakat pada air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,
standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat” (Effendi, 2003).
“Proses pemberian klorin dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan
merupakan langkah yang maju dalam proses purufikasi air, klorin sering
digunakan pada pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air minum,
karena sebagai disinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah, dan efektif”
(Permana, 2010). Keefektifan klorin membuat disinfektan ini paling banyak
digunakan oleh masyarakat umum.
“Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa
melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang bertujuan
untuk olahraga maupun hanya sekedar mencari kesenangan. Berenang memang
dapat melepaskan rasa jenuh akibat kegiatan rutin sehari-hari” (Antony, 2000).
“Kegiatan berenang sering kali menimbulkan pengaruh kurang baik bagi
kesehatan dan keamanan para perenang. Hal ini dapat terjadi karena keadaan
kolam renang yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya. Kolam renang perlu mendapatkan perhatian khusus terutama
kualitas airnya agar para perenang terhindar dari penularan penyakit dan
kecelakaan” (Heerden, 2005).
Saat ini penggunaan klorin pada air kolam renang merupakan hal yang
biasa. Ini dilakukan karena untuk menjaga kejernihan air agar dapat digunakan
lebih lama serta untuk membunuh bakteri dalam air kolam renang, terutama pada
air kolam renang yang tidak berasal dari mata air asli. Masyarakat umumnya tidak
mengetahui bahaya dari penggunaan klorin apabila telah melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan oleh Permenkes. Penggunaan klorin yang berlebihan dapat
memberikan efek yang negatif pada pengguna air kolam renang seperti iritasi
mata, kulit kering, hidung terasa gatal, rambut kusam dan kasar, serta susah
bernafas.
Air kolam renang umum dapat menularkan infeksi mata, hidung,
tenggorokan, dan saluran pencernaan, selain itu dapat menyebabkan penyakit kaki
atlit, impetigo dan penyakit kulit. “Kolam harus dijaga kualitas kebersihan airnya
dan pengawasan terhadap proses desinfeksi agar sisa klor ada dalam batas
persyaratan. Yang dimaksud dengan air kolam renang adalah air didalam kolam
renang yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasya memenuhi syarat
kesehatan” (Heerden, 2005).
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan kadar
klorin pada air kolam renang. Kadar klorin pada penelitian ini diuji dengan
melakukan pemeriksaan labortorium. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua
kolam renang yang ada di Gorontalo. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak
21 sampel yang diambil pada 3 kolam renang, setiap kolam renang terdiri dari 7
titik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji laboratorium.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Provinsi Gorontalo telah menyediakan jasa tempat pemandian umum yang
dapat digunakan masyarakat untuk tujuan rekreasi maupun olah raga, seperti
pantai dan kolam renang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Provinsi
Gorontalo terdapat 8 buah kolam renang yang masing-masing terletak di Kota
Gorontalo sebanyak 6 buah kolam renang, yaitu kolam renang Lahilote, kolam
renang Maqna, kolam renang Blue Marline, kolam renang Water Boom, dan Bak
mandi Potanga. Di Kabupaten Gorontalo terdapat 2 buah kolam renang, yaitu
kolam renang Pentadio Resort, dan kolam renang Taluhu Barakati. Sedangkan di
Kabupaten Bone Bolango terdapat 1 buah kolam renang.
Air yang digunakan pada kolam renang yang ada di Gorontalo, sebagian
besar masih berasal dari mata air alami. Karena letak dari kolam renang ini tidak
jauh dari daerah pegunungan, sehingga sangat mudah bagi pengelola mengganti
air setiap 1 atau 2 hari sekali. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar dari
kolam renang yang ada di Gorontalo tidak menggunakan bahan desinfektan.
Namun ada sebagian kecil yang menggunakan bahan desinfektan untuk menjaga
kejernihan air kolam, yaitu kolam renang yang menggunakan air dari PDAM yang
ditampung untuk mengisi bak-bak kolam renang.
Hasil Penelitian
Tabel 1 : Hasil Pengujian Air Kolam Renang PR.
Hasil Analisis
Sampel PR Standar (mg/l) Keterangan
(mg/l)
Kiri 1 0,6 0,2-0,5 TMS
Kiri 2 0,3 0,2-0,5 MS
Kiri 3 0,5 0,2-0,5 MS
Kanan 1 0,4 0,2-0,5 MS
Kanan 2 0,5 0,2-0,5 MS
Kanan 3 0,8 0,2-0,5 TMS
tengah 0,5 0,2-0,5 MS
Sumber : Data Primer 2013
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa dari ketujuh titik air kolam renang PR terkandung
klorin bebas didalamnya. Namun hanya 5 titik dari air kolam renang yang
memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilakukan kadar sisa klorin yang terkandung didalam air kolam renang
PR berkisar antara 0,3 mg/l - 0,8 mg/l. Sedangkan yang tidak memenuhi syarat
sebanyak 2 titik yaitu pada titik kiri 1 dan titik kanan 3. Dimana kadar klorin
tertinggi terdapat pada titik kanan 3 yaitu sebesar 0,8 mg/l dan kadar klorin
terendah terdapat pada titik kiri 2 yaitu sebesar 0,3 mg/l.
Tabel 2 : Hasil Pengujian Air Kolam Renang LT
Hasil Analisis
Sampel L Standar (mg/l) Keterangan
(mg/l)
Kiri 1 0,5 0,2-0,5 MS
Kiri 2 0,6 0,2-0,5 TMS
Kiri 3 0,9 0,2-0,5 TMS
Kanan 1 0,3 0,2-0,5 MS
Kanan 2 0,5 0,2-0,5 MS
Kanan 3 0,11 0,2-0,5 TMS
tengah 0,8 0,2-0,5 TMS
Sumber : Data Primer 2013
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa dari ketujuh titik air kolam renang LT
terkandung klorin bebas didalamnya. Namun hanya 3 titik dari air kolam renang
yang memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil
pengujian yang telah dilakukan kadar sisa klorin yang terkandung didalam air
kolam renang L berkisar antara 0,11 mg/l - 0,8 mg/l. Sedangkan yang tidak
memenuhi syarat sebanyak 4 titik yaitu pada titik kiri 2, titik kiri 3, titik kanan 3
dan titik tengah. Dimana kadar klorin tertinggi terdapat pada titik tengah yaitu
sebesar 0,8 mg/l dan kadar klorin terendah terdapat pada titik kanan 3 yaitu
sebesar 0,11 mg/l.
Tabel 3 : Hasil Pengujian Air Kolam Renang MN.
Sampel M Hasil Analisis (mg/l) Standar (mg/l) Keterangan
Kiri 1 6,18 0,2-0,5 TMS
Kiri 2 4,09 0,2-0,5 TMS
Kiri 3 4,08 0,2-0,5 TMS
Kanan 1 5,12 0,2-0,5 TMS
Kanan 2 5,18 0,2-0,5 TMS
Kanan 3 5,34 0,2-0,5 TMS
tengah 2,66 0,2-0,5 TMS
Sumber : Data Primer 2013
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari ketujuh titik air kolam renang MN
terkandung klorin bebas didalamnya. Namun tidak ada yang memenuhi syarat.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan kadar sisa klorin yang
terkandung didalam air kolam renang MN berkisar antara 2,66 mg/l-6,18 mg/l.
Dimana kadar klorin tertinggi terdapat pada titik kiri 1 yaitu sebesar 6,18mg/l dan
kadar klorin terendah terdapat pada titik tengah yaitu sebesar 2,66 mg/l.
Pembahasan
Air kolam renang adalah air didalam kolam yang digunakan untuk olah raga
renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Air kolam renang juga sering
digunakan masyarakat untuk rekreasi atau refresing.
Klorin merupakan zat kimia yang terkandung didalam bahan desinfektan
yang sering digunakan untuk proses pencernihan air dan pembunuh bakteri.
Bahan desinfektan ini sering digunakan pada proses penjernihan air minum dan
air kolam renang. Bahan desinfektan yang paling umum digunakan adalah
hipoklorit atau yang sering disebut kaporit.
Kadar klorin yang terkandung didalam air kolam renang yang ada di tempat
wisata Gorontalo dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh
Permenkes, dalam keputusan Permenkes RI No : 416/Menkes/PER/IX/1990,
tentang batas minimum dan maksimum sisa klorin yang terkandung didalam air
kolam renang yaitu 0,2 mg/l - 0,5 mg/l.
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium hasil menunjukkan bahwa dari
semua air kolam yang diuji memiliki kadar klorin yang berbeda. Untuk kadar
klorin tertinggi terdapat pada kolam MN titik kiri 1 yaitu sebesar 6,18 mg/l.
Hal ini disebabkan karena perlakuan setiap kolam renang berbeda, seperti
cara pembersihan kolam renang, proses penggantian air, bahan pembunuh kuman
yang digunakan bahkan takaran yang dipakaipun berbeda disetiap kolam renang.
Hal lain yang mempengaruhi kadar klorin yang berbeda disetiap sisi kolam renang
yaitu karena bahan pembasmi kuman dibubuhi secara tidak merata sehingga tidak
dapat tercampur dengan sempurna hal ini dapat menyebabkan hasil yang tidak
sama antar kolam renang bahkan disetiap titik yang dilakukan pemeriksaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kadar klorin pada
air kolam renang yang ada di tempat wisata Gorontalo, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kadar klorin pada air kolam renang PR berkisar antara 0,3 mg/l - 0,8 mg/l
dimana yang terendah terdapat pada titik kiri 2 dan yang tertinggi terdapat
pada titik kanan 3. Sedangkan kolam renang LT berkisar antara 0,11 mg/l -
0,8 mg/l, dimana yang terendah terdapat pada titik kanan 3 dan yang
tertinggi terdapat pada titik tengah. Dan untuk kolam renang MN berkisar
antara 2.66 mg/l - 6,18 mg/l, yaitu semua titik pada kolam renang MN
memiliki kadar klorin yang tinggi.
2. Semua kolam renang yang terdiri dari 21 titik telah diuji kadar klorinnya,
yang memenuhi standar sebanyak 8 titik kolam renang. Sedangkan 13 titik.
tidak memenuhi standar atau melebihi standar baku mutu yang telah
ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor : 416/Menkes/PER/IX/1990 yaitu 0,2
mg/l - 0,5 mg/l.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kadar klorin pada
air kolam renang yang ada di Gorontalo maka dapat disarankan:
1. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas air
kolam renang, seperti memberikan teguran apabila ditemukan sisa klorin
yang tinggi pada air kolam renang di tempat wisata Gorontalo.
2. Pengelola kolam renang
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka perencanaan
dan upaya pengendalian terhadap resiko pencemaran kolam renang, antara
lain memperhatikan kondisi kolam renang, memelihara kebersihan kolam
renang secara berkala dan melakukan pemeriksaan kadar klorin yang teratur
dengan mengacu pada peraturan yang ada.
3. Pengguna kolam renang
Diharapkan kepada pengguna kolam renang berusaha sebisa mungkin untuk
menghindari bahaya klorin terhadap tubuh, yaitu dengan cara
mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan sebelum berenang yaitu
membasuh tubuh dengan air bersih, gunakan kaca mata renang, serta
penutup kepala.
DAFTAR PUSTAKA

Cristina. A M, 2010. Desinfection Of Swimming Pools With Clorine And


Derivatives: Formation Of Organochlorinated Compounds And Exposure
Of Pool Personnel And Swimmer: Journal Natural Science2 (2010) 68-
78. Italy: Laboratorio Di Sanita Pubblica Area Vasta Toscana Sud Est

Dwiyatmo. B K,2007. Pencemaran Lingkungan Dan Penanganannya.


Yogyakarta: PT Citra Aji Parama

Elpizunianti. H, 2001. Kadar Sisa Klor Pada Beberapa Kolam Renang Di


Kotamadya Medan: Skripsi Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra
Utara.

Permana. T , 2012. Hubungan Sisa Klor Dengan Keluhan Iritasi Kulit Dan Mata
Pada Pemakai Kolam Renang Hotel Yogyakarta: Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Universitas Ahmad Dahlan.

Anda mungkin juga menyukai