2, Desember 2015
ISSN: 2460-738X (Cetak)
Abstrak – Dalam bisnis perdagangan makanan, kini sudah tersedia rumah kemasan yang
pengaruh kemasan terhadap makanan menyediakan jasa untuk mengemas produksi
merupakan hal yang cukup dipertimbangkan. masyarakat.
Pengemasan dilakukan oleh produsen atau CV. Minapack Pekanbaru merupakan salah
pemasar untuk disampaikan kepada konsumen. satu rumah kemasan yang difasilitasi oleh Dinas
Sebagai salah satu rumah kemasan, Perikanan dan Kelautan Pekanbaru. Perusahaan ini
CV.Minapack memfasilitasi pengemasan bagi didirikan untuk membantu dan melayani industri
produsen makanan terutama IKM (Ikatan Kecil terutama IKM (Industri Kecil dan Menengah) yang
dan Menengah). Dalam pengemasan produk belum mampu melakukan kegiatan pengemasan
makanan, perusahaan lebih mengutamakan yang baik di tempat usahanya sendiri.
menggunakan material plastik yang dinilai Dalam menentukan jenis plastik yang akan
memiliki kelebihan manfaat bila dibandingkan dikemas, CV. Minapack Pekanbaru perlu
dengan material lainnya. Dalam mengemas mempertimbangkan kualitas dan kuantitas plastik
makanan dibutuhkan suatu penalaran pakar demi efisiensi dan efektifitas hasil produksi.
menggunakan metode certainty factor untuk Pihak perusahaan membutuhkan suatu penalaran
memperkirakan plastik apa yang baik untuk terstruktur agar plastik sesuai dengan kebutuhan
suatu produk makanan. konsumen seperti pertimbangan jenis plastik yang
akan mempengaruhi kualitas produk makanan yang
Kata kunci – Sistem pakar, Jenis Plastik, Sifat akan dikemas.
Plastik, Certainty Factor, Kemasan Makanan Dalam hal ini sistem pakar yang merupakan
salah satu teknik kecerdasan buatan yang dapat
menirukan proses penalaran manusia menawarkan
PENDAHULUAN hasil yang lebih spesifik untuk dimanfaatkan
karena sistem pakar berfungsi secara konsisten
seperti seorang pakar manusia yang menawarkan
Kemasan plastik saat ini mendominasi
nasihat kepada pemakai dan menemukan solusi
industri makanan di Indonesia, menggeser
terhadap berbagai macam permasalahan yang
penggunaan kemasan logam. Hal ini disebabkan
spesifik, termasuk juga dalam pemecahan
karena kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan,
masalah menentukan jenis plastik yang akan
fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak
digunakan [3].
karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat
diberi warna dan harganya yang murah. Akan Tujuan pengembangan sistem pakar ini
tetapi, kemasan plastik memiliki kelemahan karena sebenarnya bukan untuk menggantikan peran
adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik manusia tetapi untuk mensubsitusikan
yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem,
yang dikemas [1]. sehingga dapat digunakan oleh pihak perusahaan
agar tidak kesulitan untuk mencari solusi dalam
Kemasan merupakan kegiatan penempatan
menentukan jenis plastik yang sesuai dengan jenis
produksi ke dalam wadah dengan segala jenis
makanan yang akan dikemas.
material lainnya yang dilakukan oleh produsen atau
pemasar untuk disampaikan kepada konsumen. Untuk mengatasi permasalahan di atas,
Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak maka perlu dibangun suatu sistem pakar dengan
manusia mengenal sistem penyimpanan bahan menerapkan suatu metode terstruktur yang dapat
makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan mempermudah dalam menentukan jenis plastik
secara tradisional diawali dengan memasukkan berdasarkan sifat plastik terhadap jenis makanan
bahan makanan ke dalam suatu wadah yang yang akan dikemas dengan menggunakan metode
ditemuinya [2]. Dalam pengembangan yang pesat, Certainty Factor.
77
Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015
ISSN: 2460-738X (Cetak)
Penelitian ini membahas bagaimana sifat kembali ke fakta yang mendukung hipotesa
plastik terhadap makanan yang dikategorikan tersebut adalah backward chaining. Cara lain
dalam makanan basah dan makanan kering. Plastik menggambarkan backward chaining adalah
yang digunakan merupakan plastik yang tersedia di dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi dengan
perusahaan yakni plastik yang berstandar foodrade. pemenuhan sub tujuannya[5]. Terdapat berbagai
Putu Ary Darma Yasa (2012) telah berhasil cara pemecahan masalah didalam sistem pakar.
melakukan penelitian tentang diagnosa penyakit Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah arah
kulit pada manusia menggunakan metode forward penelusuran dan topologi penelusuran.
chaining dan Certainty Factor. Penelitian 1. Arah penelurusan/pelacakan, arah penelurusan
membuktikan bahwa metode ini telah dibagi dua yaitu:
menghasilkan diagnosa yang cukup akurat. a. Forward chaining
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dengan Strategi dari sistem ini adalah dimulai dari
teknik sampling menunjukkan hasil 73,15% sama inputan beberapa fakta, kemudian
dengan hasil yang diberikan dokter ahli. Metode menurunkan beberapa fakta dari aturan-
Certainty Factor diperkuat lagi oleh Uning Lestari aturan yang cocok pada knowledge base dan
(2011) melalui sistem pakar untuk mengidentifikasi melanjutkan prosesnya sampai jawaban
jenis- jenis kayu. Hasil dari sistem pakar ini adalah sesuai sebagai penelusuran deduktif.
sebuah tampilan aplikasi sistem pakar untuk b. Backward chaining
mengidentifikasi jenis kayu berdasarkan ciri Strategi penarikan keputusan yang
makroskopis. didasarkan dari hipotesa atau dugaan yang
didapat dari informasi yang ada.
2. Topologi penelurusan /pencarian
a. Breadth first search
TINJAUAN PUSTAKA
Metode penelusuran ini memeriksa semua
node (simpul) pohon pencarian, dimulai dari
A. Sistem Pakar
simpul akar. Simpul-simpul dalam tingkat
Sistem pakar merupakan sistem yang diperiksa seluruhnya sebelum pindah ke
berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke simpul di tingkat selanjutnya. Proses ini
komputer agar komputer dapat menyelesaikan bekerja dari kiri ke kanan, baru bergerak ke
masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. bawah. Ini berlanjut sampai ke titik tujuan
Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat (goal).
menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang b. Depth first search
sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan Metode ini memulai penelusuran dari node
bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini sampai simpul akar, selanjutnya menuju ke
juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten bawah dulu baru bergerak ke samping dari
yang sangat berpengalaman [4]. kiri ke kanan, proses ini berlanjut sampai
ditemukan simpul tujuan.
c. Best first search
Metode best first search ini bekerja
berdasarkan kombinasi kedua metode
sebelumnya. Penelitian ini menggunakan
metode tersebut.
c. Certainty Factor
Teori Certainty Factor diusulkan oleh
Shortlife dan Buchanan pada tahun 1975 untuk
mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact
reasoning) seorang pakar. Seorang pakar, sering
kali menganalisis informasi yang ada dengan
ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan
besar”, “hampir pasti”[6]. Untuk mengakomodasi
hal ini kita menggunakan Certainty Factor guna
menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap
masalah yang sedang dihadapi.
Saat ini ada dua model yang sering
Gambar 1. Struktur Sistem Pakar digunakan untuk menghitung tingkat keyakinan
B. Metode Inferensi (CF) dari sebuah rule [7] adalah sebagai berikut :
Suatu rantai yang dilintasi dari hipotesa 1. Menggunakan metode ‘Net Belief’yang
78
Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015
ISSN: 2460-738X (Cetak)
Keterangan:
P(H) : probabilitas kebenaran hipotesa H
P(H|E) : probabilitas bahwa H benar
karena fakta E Gambar 2. Bagan Pembagian Makanan Basah
P(H) dan P(H|E) merepresentasikan keyakinan
dan ketidak yakinan pakar. Kemasan pada makanan segar hewani
harus memiliki permeabilitas tinggi terhadap uap
2. Menggunakan menggali dari hasil wawancara air agar pada penyimpanan suhu dingin produk
dengan pakar. Nilai CF(Rule) serta bobot dari tidak terlalu basah/ berair, permeabilitas tinggi
masing- masing fakta didapat dari interpretasi terhadap gas untuk pertukaran gas yang baik, dan
istilah dari pakar menjadi nilai CF serta bobot permeabilitas rendah terhadap air agar air tidak
tertentu, seperti contoh pada tabel 1berikut ini: masuk ke dalam kemasan produk. Sedangkan
pada makanan segar nabati yakni berupa buah
Tabel 1. Interpretasi Nilai CF maupun sayuran harus memiliki permeabilitas
rendah terhadap air, karena sayur maupun buah
Uncertain Term CF akan rusak jika disimpan dalam keadaan berair
Definitely not - 1.0 dalam waktu yang relatif lama, memiliki tinggi
Almost certainly not - 0.8 terhadap gas untuk pertukaran CO2 yang dapat
Probably not - 0.6 merusak produk, dan memiliki permeabilitas
Maybe not - 0.4 tinggi terhadap uap air agar produk tidak berair.
Unknown - 0.2 to 0.2 Basis pengetahuan sifat plastik terhadap makanan
Maybe 0.4 segar pada analisa aplikasi sistem pakar ini akan
Probably 0.6 dijelaskan pada tabel berikut ini :
Almost certainly 0.8 Tabel 1. Basis Pengetahuan Sifat Plastik
Definitely 1.0 Terhadap Makanan Segar Hewani
Sifat Plastik Terhadap
Makanan Jenis Plastik
Disimpan dalam suhu rendah/ Plastik LDPE
ANALISA DAN PERANCANGAN dingin (freezer >-300c) Plastik HDPE
Plastik PET
Makanan basah dapat digolongkan Plastik PP
menjadi dua bagian yakni makanan segar dan Plastik PS
makanan pengolahan. Makanan segar merupakan Plastik PVC
makanan yang biasanya bersifat tidak tahan lama, Plastik Nylon
Mengandung air Plastik LDPE
seperti ikan segar, daging segar, sayuran, dan Plastik HDPE
buah-buahan. Sedangkan makanan olahan Plastik PET
berupa bakso ikan, manisan buah, dan makanan Plastik PP
olahan lainnya. Plastik PVC
Plastik Nylon
Memiliki permeabilitas yang Plastik LDPE
rendah terhadap air Plastik HDPE
Plastik PET
Plastik PVC
Plastik Nylon
Memiliki permeabilitas yang Plastik LDPE
tinggi terhadap gas Plastik PP
Plastik PS
79
Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015
ISSN: 2460-738X (Cetak)
80
Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015
ISSN: 2460-738X (Cetak)
Sifat Plastik terhadap Jenis Plastik Tabel 4. Basis Pengetahuan Sifat Plastik Terhadap
makanan Makanan Kering Olahan
Mengandung bahan pewarna Plastik LDPE Sifat Plastik terhadap
buatan Plastik HDPE makanan Jenis Plastik
Plastik PET Disimpan dalam suhu ruangan Plastik LDPE
Plastik PP Plastik HDPE
Bersifat tajam/ berduri Plastik PET Plastik PET
Plastik PP Plastik
Plastik PVC PS Plastik PVC
Plastik Nylon Plastik Nylon
Mengandung lemak/ minyak Plastik PET Mengandung asam Plastik LDPE
Plastik PP Plastik HDPE
Plastik PVC Plastik PP
Plastik Nylon Plastik PVC
Mengandung asam Plastik LDPE Plastik Nylon
Plastik HDPE Memiliki permeabilitas yang Plastik LDPE
Plastik PP rendah terhadap air Plastik HDPE
Plastik PVC Plastik PET
Plastik PVC
Plastik Nylon Plastik Nylon
Beraroma Plastik PET Memiliki permeabilitas yang Plastik HDPE
Beralkohol Plastik LDPE rendah terhadap gas Plastik PET
Plastik HDPE Plastik PVC
Plastik PVC Plastik Nylon
Mengandung bahan kimia Plastik LDPE Memiliki permeabilitas yang Plastik LDPE
(asam formal, fenol Plastik HDPE rendah terhadap uap Plastik PP
(terkandung dalam makanan Plastik PET Mengandung bahan pengawet Plastik LDPE
yang melalui proses Plastik PP buatan Plastik HDPE
pengasapan), pelarut Plastik PET
Plastik PP
petroleum (pengatur kadar Mengandung bahan pewarna Plastik LDPE
lemak dan minyak), zat buatan Plastik HDPE
pengatur keasaman) Plastik PET
Plastik PP
Bersifat tajam/berduri Plastik PET
Makanan kering dapat digolongkan Plastik PVC
menjadi makanan olahan dan makanan utuh. Plastik PS
Makanan olahan seperti keripik, pilus, abon ikan, Plastik Nylon
dsb harus memiliki permeabilitas rendah terhadap Beraroma Plastik PET
air, uap, dan gas karena makanan ini butuh Mengandung lemak/minyak Plastik HDPE
Plastik PP
perlindungan ekstra dalam pengemasannya.
Plastik PVC
Mengandung bahan kimia Plastik LDPE
(asam formal, fenol Plastik HDPE
(terkandung dalam makanan Plastik PET
yg melalui proses pengasapan), Plastik PP
pelarut petroleum (pengatur
kadar lemak dan minyak), zat
pengatur keasaman)
Makanan kering utuh merupakan makanan
berupa makanan yang diasinkan seperti ikan
Gambar 3. Bagan Pembagian Makanan Kering asin, makanan yang diasapkan seperti ikan salai,
maupun makanan berbentuk serelia seperti
Basis pengetahuan sifat plastik terhadap kacang-kacangan, gandum, dsb. Makanan seperti
makanan kering olahan pada analisa aplikasi ini membutuhkan permeabilitas tinggi terhadap
sistem pakar ini akan dijelaskan pada tabel udara dan uap agar terjaga kelembabannya dan
berikut ini : yang paling penting memiliki permeabilitas
rendah terhadap air.
Basis pengetahuan sifat plastik terhadap
makanan kering utuh pada analisa aplikasi sistem
pakar ini akan dijelaskan pada tabel berikut ini:
81
Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015
ISSN: 2460-738X (Cetak)
Tabel 5. Basis Pengetahuan Sifat Plastik Terhadap and S13 and S14 and S16 and S17 then
Makanan Kering Utuh PP
Sifat Plastik terhadap R-4 : IF S02 and S05 and S09 and S11 and S18
Jenis Plastik
makanan then PS
Disimpan dalam suhu ruangan Plastik LDPE 3. Sifat Plastik Terhadap Makanan Basah Olahan
Plastik HDPE R-1 : IF S01 and S02 and S04 and S05 and S06
Plastik PET and S08 and S12 and S13 and S14 and
Plastik PP S15 and S17 then HDPE
Plastik PS R-2 : IF S01 and S02 and S04 and S08 and S11
Plastik PVC and S12 and S13 and S14 and S16 and
Plastik Nylon S17 and S18 then PET
Memiliki permeabilitas yang Plastik LDPE R-3 : IF S01 and S02 and S04 and S05 and S06
rendah terhadap air Plastik HDPE and S08 and S11 and S15 and S16and
Plastik PET
Plastik PVC S18 then PVC
Plastik Nylon R-4 : IF S01 and S02 and S04 and S05 and S06
Memiliki permeabilitas yang Plastik LDPE and S08 and S11 and S14 and S16and
tinggi terhadap gas Plastik PP S18 then Nylon
Plastik PS 4. Sifat Plastik Terhadap Makanan Kering Olahan
Memiliki permeabilitas yang Plastik HDPE R-1 : IF S03 and S05 and S10 and S12 and
tinggi terhadap uap Plastik PET S13 and S17 then LDPE
Plastik PS R-2 : IF S03 and S05 and S08 and S12 and
Plastik PVC S13 and S16 and S17 then HDPE
Plastik Nylon
R-3 : IF S03 and S08 and S12 and S13 and
Mengandung bahan pengawet Plastik LDPE
buatan Plastik HDPE S14 and S17 and S18 then PET
Plastik PET R-4 : IF S03 and S05 and S08 and S16 and
Plastik PP S18 then PVC
Bersifat tajam/berduri Plastik PET R-5 : IF S03 and S05 and S08 and S18 then
Plastik PVC Nylon
Plastik PS 5. Sifat Plastik Terhadap Makanan Kering Utuh
Plastik Nylon R-1 : IF S03 and S05 and S10 and S12 and
S13 and S17 then LDPE
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan R-2 : IF S03 and S05 and S08 and S12n and
untuk menentukan jenis plastik menggunakan S13 and S16 and S17 then HDPE
metode penelusuran forward chaining maka R-3 : IF S03 and S08 and S12 and S13 and
didapatkan rule sebagai berikut: S14 and S17 and S18 then PET
R-4 : IF S03 and S05 and S09 and S10 and
1. Sifat Plastik Terhadap Makanan Basah Segar S12 and S13 and S14 and S16 and S17
Hewani then PP
R-1 : IF S02 and S04 and S06 and S09 and R-5 : IF S03 and S05 and S08 and S18 then
S11 and S12 and S13 and S16 and S18 Nylon
then LDPE
R-2 : IF S02 and S05 and S08 and S12 and Keterangan Sifat:
S13 and S16 and S17 then HDPE S01 : Disimpan dalam suhu tinggi
R-3 : IF S02 and S05 and S09 and S10 and S12 S02 : Disimpan dalam suhu rendah
and S13 and S14 and S16 and S17 then S03 : Disimpan dalam suhu ruangan
PP S04 : Resisten terhadap air
R-4 : IF S02 and S05 and S09 and S11 and S18 S05 : Resisten terhadap asam
then PS S06 : Memiliki permeabilitas yang rendah
R-5 : IF S02 and S04 and S05 and S07 and S08 terhadap air
and S18 then Nylon S07 : Memiliki permeabilitas yang tinggi
2. Sifat Plastik Terhadap Makanan Basah Segar terhadap air
Nabati S08 : Memiliki permeabilitas yang rendah
R-1 : IF S02 and S04 and S06 and S09 and terhadap gas
S11 and S12 and S13 and S16 and S18 S09 : Memiliki permeabilitas yang tinggi
then LDPE terhadap gas
R-2 : IF S02 and S05 and S08 and S12 and S10 : Memiliki permeabilitas yang rendah
S13 and S16 and S17 then HDPE terhadap uap
R-3 : IF S02 and S05 and S09 and S10 and S12 S11 : Memiliki permeabilitas yang tinggi
82
Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015
ISSN: 2460-738X (Cetak)
83
Jurnal CoreIT, Vol.1, No.2, Desember 2015
ISSN: 2460-738X (Cetak)
KESIMPULAN
REFERENSI
84