ABSTRAK
Banyak kasus penyakit mempersulit dokter untuk memberikan program nutrisi kepada pasien
dengan cepat, tepat dan bervariasi. Berdasarkan permasalahn tersebut, maka dibuat suatu aplikasi komputer
yang dapat menyusun program nutrisi bagi pasien dengan cepat, tepat dan bervariasi. Pembuatan aplikasi
memakai pengetahuan komputer di bidang kecerdasan buatan khususnya cabang sistem pakar. Perencanaan
sistem dalam membuat knowledge base memakai dependency diagram, decision table, dan metode rule
sebagai representasi pengetahuan. Pembuatan inference engine memakai metode forward chaining yang telah
dimodifikasi hingga sesuai dengan permasalahan. Masalah optimasi dalam menghasilkan program nutrisi
memakai pemrograman linier dengan metode simplex.
Aplikasi dibuat dengan microsoft visual basic versi 6.0, sedangkan penyimpanan data memakai
Microsoft Access XP. Aplikasi akan menghasilkan daftar menu makan berdasarkan jenis diet pasien dengan
kebutuhan konposisi bahan makanan tertentu.
Pengujian aplikasi terdiri atas dua jenis pengujian, yaitu pengujian akurasi dan variasi serta pengujian user
friendly dan fleksibelitas. Akurasi dan variasi diuji dengan melakukan analisis terhadap hasil dari aplikasi.
Pengujian user friendly dan fleksibilitas menggunakan metode wawancara terhadap tiga dokter ahli. Hasil
penggujian akurasi akurasi dan variasi dapat disimpulkan bahwa aplikasi memiliki akurasi yang memenuhi
standart ketentuan dokter ahli. Variasi bahan makanan yang dihasilkan cukup baik karena sudah memenuhi
menu makanan empat sehat lima sempurna.
Hasil pengujian aplikasi terhadap variabel user friendly cukup baik. Dari hasil wawancara tiga
dokter menyatakan setuju bahwa aplikasi memmiliki tampilan yang baik. Dua dokter setuju dan satu dokter
sangat setuju bahwa aplikasi memiliki langkah pemakiaian yang jelas. Fleksibilitas aplikasi sangat baik
dengan hasil penggujian satu dokter setuju dan dua dokter sangat setuju bahwa aplikasi memiliki fasilitas
pengantian, penambahan, penghapusan data yang baik.
mencapai 55% dari berat total tubuh. Untuk Wanita: 660 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) –
mendukung CM maka terdapat jaringan (4,7 x umur)
penunjang ekstra seluler atau extra celluler BB = berat badan dalam kg
fluid dan jaringan yang terdiri dari mineral, TB = tinggi badan dalam cm
protein, dan serat seperti yang membentuk BB dalam kg yang digunakan adalah
skeleton. Cairan ekstra seluler terdiri dari berat badan sesungguhnya (actual body
plasma dan cairan limpha dan cairan weight), tetapi dapat digunakan berat badan
sekeliling sel. penunjang ektra seluler (EST) menurut umur dan tinggi badan pabila
ini besarnya sekitar 30% dari berat total dengan tujuan khusus. Kegiatan eksternal
tubuh. Lemak (FAT) merupakan cadangan yaitu kegiatan jasmani (physical activity)
energi yang disimpan di dalam jaringan pada umumnya dibedakan menjadi kegiatan
adiposus di bawah kulit dan sekitar organ- sangat ringan, ringan, sedang, dan berat.
organ internal. Jaringan lemak ini besarnya Kebutuhan energi untuk wanita hamil
sekitar 15%. dan menyusui perlu tambahan energi yang
Apabila susunan CM, EST, dan FAT digunakan untuk pertumbuhan janin,
terjadi perubahan sehingga tidak seimbang, jaringan plasenta, uterus, jaringan mama,
maka akan berakibat timbulnya berbagai dan jaringan depo lemak. Tambahan energi
penyakit khususnya penyakit denegereratif. wanita hamil sebesar 285 Kkal/hari (1200
2. Menaksir Angka Kecukupan Energi KJ/hari).
(AKE) Wanita menyusui memerlukan
Penggunaan energi atau energy tambahan energi untuk produksi ASI
expenditure dapat diukur dengan beberapa diambil dari depo jaringan adiposus selama
cara antara lain dengan menggunakan alat hamil. Besarnya tambahan energi untuk ibu
Direct Caloriemeter dan Indirect menyusui kira-kira sebesar 1,13 x BMR bayi
Caloriemeter di mana panas dan oksigen atau sebesar 500 Kkal/hari untuk tahun I dan
yang dihasilkan selama melakukan 400 Kkal/hari untuk tahun II.
pekerjaan diukur. Cara yang sederhana 4. Menaksir Angka Kecukupan Protein
adalah dengan menghitung denyut nadi Susunan asam amino esensial dalam
(heart rate). makanan seyogyanya harus sesuai dengan
Prinsip penaksiran Angka Kecukupan Provicional Amino Acid Pattern (PAAP)
Energi (AKE) didasarkan pada Angka atau susunan Asam Amino Patokan (AAP)
Metabolik Basal (Basal Metabolisme Rate = yaitu susunan untuk memenuhi suatu protein
BMR). Energi Basal yaitu energi yang ideal (Reference Protein) setara protein telur
digunakan untuk melaksanakan kegiatan ayam. Apabila dalam makanan asam amino
internal di mana pengukurannya dilakukan esensial ini tidak cukup atau tidak sesuai
dalam keadaan istirahat total fisik maupun dengan PAAP maka asam amino tersebut
mental, pada suhu kamar dan 12 jam disebut asam amino pembatas (limiting
sesudah makan terakhir atau post absorpsi. amino acid).
Kebutuhan energi keseluruhan Mutu protein makanan tidak saja
sebenarnya merupakan jumlah dari energi tergantung dari Skore Asam Amino (SAA)
untuk kebutuhan internal (BMR) ditambah tetapi juga tergantung dari nilai biologis
energi untuk aktifitas (Physical activity = (biological value), mutu cerna = MC
PA) ditambah untuk energi pembakaran (digestability), daya manfaat = DM, dan
makanan (Specific Dynamic Action = SDA) (Net Protein Utilisation = NPU).
yang besarnya adalah 10% dari konsumsi Pada umumnya mutu protein hewani
total. Biasanya SDA sering diabaikan. lebih baik dari pada protein nabati. Sebagai
Faktor-faktor yang menentukan BMR antara patokan biasanya digunakan protein telur
lain adalah umur, jenis kelamin, dan luas karena telur mempunyai MC 100 dan DM
permukaan tubuh (berat badan dan tinggi 100. Karena itu protein berbagai bahan
badan). Perhitungan besarnya BMR dapat makanan disetarakan dengan protein telur.
dilakukan dengan beberapa cara antara lain Secara garis besar cara untuk
dengan menggunakan rumus Harris menaksir angka kecukupan rata-rata protein
Benedict. adalah sebagai berikut:
Laki-laki: 660 + (13,7 x BB) + (1,5 x TB) – AKP = taraf suapan terjamin badan x
(6,8 x umur) 100/SAA x 100/85 x berat
DAFTAR PUSTAKA
[1] Almasier, Sunita, Penuntun Diet
Gambar V.11. LaporanMenu Makana