Anda di halaman 1dari 52

SISTEM PAKAR PEMILIHAN TANAMAN PERTANIAN

UNTUK LAHAN BASAH DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Proposal Penelitian

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana (S-1)

OLEH:

FINCI ALVIONITA
F1A316015

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dan lingkungan mempunyai hubungan yang sangat erat. Manusia

dalam hidupnya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dan untuk mencukupi

kebutuhannya, manusia memanfaatkan segala potensi yang ada pada dirinya dan

lingkungannya. Unsur-unsur lingkungan dapat berupa sumberdaya alam maupun

sumberdaya manusia. Oleh karena itu manusia perlu melakukan tindakan yang

arif dalam pengelolaan lingkungan. Hubungan antara manusia dengan

lingkungannya ini diperjelas oleh Bintarto (1977) yang mengemukakan bahwa

Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat

bumi, menganalisa gejalagejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang

khas mengenai kehidupan dan berusaha mempelajari fungsi dan unsur-unsur bumi

dalam ruang dan waktu.

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan akan sumberdaya

alam khususnya lahan, baik berupa pertanian maupun non-pertanian terus

meningkat. Populasi penduduk di permukaan bumi semakin bertambah dari waktu

ke waktu padahal luas lahan yang tersedia dan diperuntukkan bagi kehidupan

manusia selalu tetap dari waktu ke waktu (Jamulya dan Suratman Worosuprojo,

1983). Oleh karena itu, lahan hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin dengan

penggunaan dan pengelolaan lahan yang tepat.

Potensi lahan memiliki arti penting dalam pengolahan lahan dan

pemanfaatan lahan. Lahan yang berpotensi tinggiuntuk pertanian, dapat

2
3

menghasilkan tanaman yang memiliki kualitas tinggi serta produksi tanaman

pertanian yang lebih banyak. Tanaman pasti akan tumbuh dengan baik apabila

berada pada lahan atau media tanam yang cocok dan perawatan tanaman tersebut

dikelola dengan baik. Pemanfaatan lahan sebaiknya sesuai dengan potensi lahan

yang dimiliki. Setiap lahan memiliki karakteristik yang berbeda – beda, sehingga

perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang kajian potensi lahan untuk

pemanfaatan lahan. Pemanfaatan lahan pada lahan yang memiliki potensi lahan

tinggi, tentu berdampak positif terhadap hasil pemanfaatan lahan tersebut. Lahan

memiliki potensi yang tinggi apabila lahan tersebut memiliki beberapa parameter

yang mendukung. Parameter–parameter tersebut antara lain berupa parameter

jenis tanah, jenis batuan, potensi hidrologi, kemiringan lereng dan kerawanan

bencana. Potensi lahan pada lahan sawah menggambarkan keadaan yang ideal dan

sesuai untuk lahan sawah, sehingga diharapkan dapat menghasilkan padi yang

berkualitas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Analisis ilmiah diperlukan untuk menentukan tanaman pangan yang cocok

terhadap suatu wilayah atau lahan. Untuk menganalisis diperlukan suatu metode

ilmiah yang dapat membantu memberikan pilihan tanaman yang cocok untuk

lahan, terutama untuk lahan basah. Dalam pembuatan program sistem pakar,

algoritma memiliki kedudukan yang penting, sehingga sistem pakar diperlukan

suatu Inference Mechanism (mekanisme inferensi). Maka pada sistem pakar ini

menggunakan algoritma dengan metode Forwar Chaining, dimana metode ini

menggunakan rule alur maju berdasarkan kriteria tanaman dan lahan untuk

menentukan tanaman yang cocok untuk lahan tersebut.


4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana memilih tanaman pertanian

pada lahan basah menggunakan metode forward chaining.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sistem yang dapat

memilih tanaman pertanian pada lahan basah menggunakan metode forward

chaining.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi pengguna diharapkan dapat membantu mempermudah dalam

penentuan pemilihan tanaman pada lahan basah

2. Bisa membantu mencegah genangan air berlebih (banjir dan abrasi)

3. Bagi pakar diharapkan dapat digunakan untuk bahan pembelajaran dan

penelitian kedepannya.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Sistem pakar pemilihan tanaman ini digunakan khusus pada lahan basah

2. Sistem pakar ini hanya berbasis web

3. Jenis lahan dalam penentuan tanaman hanya fokus pada lahan basah.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk

mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau

beberapa orang pakar. Sistem pakar merupakan sistem perangkat lunak

komputer yang menggunakan ilmu, fakta dan teknik berpikir dalam

pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang

bersangkutan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan

kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis

pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam

bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam

komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan

keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu (Hersatoto Listiyono,

2008).

Menurut (Achmad salichin, 2011) sistem pakar merupakan bagian

dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang terdiri dari

pengetahuan dan pengalaman dari banyak pakar yang dimasukkan ke

dalam suatu basis pengetahuan. Sistem pakar dapat membantu seseorang

yang mungkin bukanlah seorang pakar untuk menyelesaikan persoalan

tertentu.

5
6

Sistem pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan

(Artificial Intelligent), definisi sistem pakar itu sendiri adalah sebuah

program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti

keputusan yang diambil oleh seorang pakar, dimana sistem pakar

menggunakan pengetahuan masalah-masalah

6
6

yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang

bersangkutan (Wijaya, 2007).

2.1 1. Tahapan-tahapan membuat sistem pakar

Dalama pembuatan program sistem pakar ada beberapa langkah

atau tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan yaitu (Hersatoto Listiyono,

2008):

1. Identifikasi masalah dan kebutuhan

Seperti banyak program komputer lainnya, pada dasarnya sistem pakar

pun sama yaitu suatu solusi yang menjawab masalah. Agar pembuatan

sistem pakar dapat dibenarkan, maka harus ada satu masalah yang harus

dipecahkan atau harus dicocokan. Maka langkah pertama yang harus

dilakukan mengkaji situasi dan memutuskan dengan pasti tentang masalah

yang akan dikomputerisasi dan apakah dengan sistem pakar bisa lebih

membantu atau tidak. Dalam usaha untuk memperoleh suatu hasil yang

memuaskan, sering dihadapkan kepada problema, yaitu problema waktu,

produktivitas dan problema orang. Problem yang diidentifikasi harus

benar-benar cocok untuk solusi sistem pakar.

2. Menentukan kesesuaian masalah

Jika masalahnya sudah diidentifikasi dengan jelas, kemudian dilakukan

pengkajian lebih mendalam untuk mengetahui apakah tepat menggunakan

sistem pakar atau tidak. Hal penting yang harus diingat adalah hanya

masalah tertentu yang bisa dipecahkan secara baik dengan menggunakan

sistem pakar.
7

3. Mempertimbangkan alternatif

Apabila sudah bisa mendapatkan masalah yang dianggap cocok untuk

diterapkan dalam sistem pakar, perlu adanya pengkajian terlebih dahulu

tentang alternatif-alternatif lain yang lebih mudah, cepat dan sesuai dengan

masalah yang ingin diselesaikan.

4. Menghitung pengembalian investasi

Langkah berikutnya adalah menentukan apakah sistem pakar lebih

menguntungkan atau tidak. Perhitungan kembali tidaknya investasi dengan

jalan menganalisis biaya dan kemungkinan keuntungan. Hal ini akan

membantu dalam investasi pembuatan sistem pakar dan menentukan

apakah biaya yang dikeluarkan itu akan sesuai dengan hasil yang akan

dicapai.

5. Menyeleksi alat pembuatan

Alat pengembangan sistem pakar adalah paket software dan hardware

yang memungkinkan dan cocok untuk memasukkan pengetahuan pakar ke

dalam komputer. Yakni melalui suatu proses analisis dan desain yang

kemudian dilanjutkan dengan pembuatan suatu prototipe. Dalam

pembuatan sistem pakar sangat disarankan untuk menggunakan software

khusus untuk sistem pakar (Prolog atau Visual Prolog, Lisp, Corvid). Hal

ini karena software-software tersebut mempunyai kekuatan untuk

mengambil kesimpulan (jawaban) dari data-data yang ada. Seperti contoh

dalam bahasa prolog tidak memerlukan prosedur (algoritma), maka sangat


8

ideal untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur dan yang

prosedurnya tidak diketahui khususnya untuk memecahkan masalah non

numerik.

6. Melaksanakan rekayasa pengetahuan

Pengembangan sistem pakar dimulai dengan merekayasa pengetahuan,

yaitu bagaimana caranya memperoleh pengetahuan. Seperti kita ketahui,

pengetahuan dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu melalui buku-

buku, artikel-artikel ilmiah atau acuan lainnya yang bisa diperoleh dengan

mudah dan cepat. Adapun cara atau teknik untuk memperoleh pengetahuan

dari pakar misalnya observasi, diskusi masalah, diskripsi masalah, analsisi

masalah dan tata cara perbaikan. Format atau bentuk pengetahuan akan

menuntun dan mengarahkan dalam memilih skema penampilan

pengetahuan yang diperlukan. Dengan demikian akan mempunyai banyak

pilihan alat pengembangan yang paling tepat.

7. Merancang sistem

Dengan menggunakan pengetahuan yang sudah didapatkan beserta alatnya

yaitu software dan hardware, maka sekarang dapat dilakukan tahap

merancang sistem pakar. Pertama yaitu memilih alat representasi

pengetahauan (misalnya matriks), kemudian mengembangkan matriks

tersebut dengan membuat diagram pohon klasifikasi yang nantinya akan

membantu dalam mengorganisasi dan memahami pengetahuan itu. Dengan

menggunakan bantuan ini mulailah mengkonversi pengetahuan dalam


9

bentuk kaidah produksi. Sebagai langkah terakhir adalah membuat

antarmuka pemakai (user interface).

2.1 2. Komponen sistem pakar

Komponen sistem pakar terbagi dua yaitu (Samsilul Azhar, dkk

2014):

1. Basis Pengetahuan (Knowledge base)

Basis pengetahuan berisi pengetahuan pengetahuan dalam

penyelesaian masalah, tentu saja di dalam domain tertentu. Ada bentuk

pendekatan berbasis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu:

a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)

b. Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning)

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa

representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta

dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi.

Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang

sudah diketahui.

2. Mesin inferensi

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar, berfungsi

untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi. Berdasarkan

pada basis pengetahuan yang tersedia, mesin inferensi terjadi proses untuk

memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan

dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan.

Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan


10

strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran

pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact

Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang

dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact

reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Strategi pengendalian

berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran.

Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward

chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik

pengendalian tersebut.

3. Basis data

Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-

fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah

dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada

saat sistem mulai beroperasi, maupun faktafakta yang diperoleh pada saat

proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan

untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan

selama pemrosesan.

4. Antarmuka (Interface)

Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara

pemakai dengan komputer, dengan teknik sebagai berikut:

a. Teknik representasi adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis

pengetahuan yang diperoleh kedalam suatu skema/diagram tertentu

sehingga diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data


11

yang lain. Teknik ini membantu knowlege engineer dalam memahami

struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya. Terdapat

beberapa teknik representasi pengetahuan yang bisa digunakan dalam

pengembangan sistem pakar, yaitu:

• Rule-Based knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan

(rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan.

• Frame-Based knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan

frame.

• Object-Based knowledge

Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari obyek-obyek. Obyek

adalah elemen data yang terdiri dari data dan metode (proses).

• Case-Base reasoning

Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus (cases).

Teknik Inferensi dengan rules, inferensi dengan rules merupakan

implementasi dari modus ponen, yang direfleksikan dalam mekanisme

search (pencarian). Dapat pula mengecek semua rule pada knowledge base

dalam arah forward maupun backward. Proses pencarian berlanjut sampai

tidak ada rule yang dapat digunakan atau sampai sebuah tujuan (goal)
12

tercapai. Ada dua metode inferencing dengan rules, yaitu forward

chaining atau data-driven dan backward chaining atau goal-driven.

2.2 Inferensi

Menururt (Mardiah Fadhli, 2011) inferensi merupakan suatu proses

untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan.

Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi

berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi

dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inferece Engine (Mesin

Inferensi). Ketika representasi pengetahuan telah lengkap atau paling tidak

telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan

tersebut telah siap digunakan. Inference Engine merupakan modul yang

berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning.

2.2.1 Runut maju (forward chaining)

Metode forward chaining adalah pelacakan ke depan yang memulai

dari sekumpulan fakta-fakta dengan mencari kaidah yang cocok dengan

dugaan/hipotesa yang ada menuju kesimpulan. Forward chaining kadang

disebut: data-driven karena inference engine menggunakan informasi yang

ditentukan oleh user untuk memindahkan ke seluruh jaringan dari logika

‘AND’ dan ‘OR’ sampai sebuah terminal ditentukan sebagai objek. Bila

inference engine tidak dapat menentukan objek maka akan meminta

informasi lain. Aturan (Rule) di mana menentukan objek, membentuk path

(lintasan) yang mengarah ke objek. Oleh karena itu, hanya satu cara untuk

mencapai satu objek adalah memenuhi semua aturan.


13

Metode Forward Chaining adalah metode pencarian atau teknik

pelacakan ke depan yang dimulai dengan informasi yang ada dan

penggabungan rule untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan.

Pelacakan maju ini sangat baik jika bekerja dengan permasalahan yang

dimulai dengan rekaman informasi awal dan ingin dicapai penyelesaian

akhir, karena seluruh proses akan dikerjakan secara berurutan.

Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan

penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai

dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi.

Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan

informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi

menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward

chaining. Tipe sistem yang dapat dicari dengan forward chaining:

1. Sistem yang dipersentasikan dengan satu atau beberapa kondisi

2. Untuk setiap kondisi, sistem mecari rule-rule dalam knowledge base untuk

rule-rule yang berkorespondensi dengan kondisi dalam bagian IF

3. Jika rule menghasilkan kondisi baru dari konklusi yang diminta pada

bagian THEN. Kondisi baru ini ditambahkan ke kondisi lain yang sudah

ada.

4. Setiap kondisi yang ditambahkan ke sistem akan diproses. Jika ditemui

suatu kondisi baru dari konklusi yang diminta, sistem akan kembali ke

langkah 2 dan mencari rule-rule dalam knowledge base kembali. Jika tidak

ada konklusi baru, sesi ini berakhir.


14

2.2.2 Runut balik (backward chaining)

Merupakan kebalikan dari forward chaining dimana mulai dengan

sebuah hipotesa (sebuah objek) dan meminta informasi untuk meyakinkan

atau mengabaikan. Backward chaining inference engine sering disebut:

‘Object-Driven/Goal-Driven’. Inference engine adalah bagian dari sistem

pakar yang mencoba menggunakan informasi yang diberikan untuk

menemukan objek yang sesuai.

2.3 Keuntungan Sistem Pakar

Ada beberapa manfaat atau keuntungan yang dapat diperolah

dengan mengembangkan sistem pakar, antara lain:

1. Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam

bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar.

2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efisiensi pekerjaan

tertentu serta hasil solusi kerja.

3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.

4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan

berulang-ulang.

5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas

waktu.

6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai

pakar untuk dikombinasikan.

2.4 Tanaman untuk Lahan Pertanian


15

2.4.1. Pengertian lahan

Lahan merupakan suatu bagian daratan dalam sebuah negara.

Lahan sendiri terdiri dari berbagai macam diantaranya lahan perkebunan,

lahan pertambangan, dan lahan pertanian. Lahan pertanian terbagi menjadi

dua yaitu pertanian lahan basah dan lahan kering. Lahan basah adalah

lahan di mana tanahnya jenuh dengan kandungan air, baik bersifat

permanen (menetap) atau musiman, sedangkan lahan kering merupakan

jenis pertanian yang dilakukan pada sebuah lahan yang kering, yaitu lahan

yang memiliki kandungan air yang rendah, bahkan ekstrimnya adalah

lahan kering ini merupakan jenis lahan yang cenderung gersang, dan tidak

memiliki sumber air yang pasti, seperti sungai, danau ataupun saluran

irigasi.

2.4.2. Lahan pertanian

Lahan Pertanian adalah sebuah lahan yang mencakup kondisi

tanah, iklim, hidrologi dan udara yang digunakan untuk memproduksi

tanaman pertanian atau melakukan pertenakan hewan. Lahan pertanian

adalah salah satu dari sumber daya utama pada bidang pertanian. Lahan

pertanian banyak ditemukan di negara daerah tropis, termasuk Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara pertanian yang cukup besar. Hal

ini dikarenakan Indonesia berada di bagian khatulistiwa sehingga

mendapatkan sinar matahari lebih banyak dari negara yang berada di luar

khatulistiwa. Selain itu, Indonesia mempunyai gunung berapi yang aktif

dan menyemburkan debu vulkanik. Debu vulkanik sendiri dapat


16

menyuburkan tanah sehingga bagus untuk pertumbuhan tanaman pertanian

dan hal itu membuat sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja dalam

bidang pertanian. Lahan pertanian mempunyai unsur-unsur yang dapat

diukur seperti struktur tanah, tekstur tanah, distribusi curah hujan,

temperatur, drainase, jenis vegetasi dan sebagainya. Lahan pertanian

mempunyai berberapa sifat, yaitu karakteristik lahan, kualitas lahan,

pembatas lahan, persyaratan penggunaan lahan dan perbaikan lahan.

Lahan pertanian mempunyai berberapa kriteria, hal ini bertujuan

agar hasil dari usaha pertanian dapat tercapai secara maksimal Ciri-ciri

dari lahan pertanian yang baik adalah:

a. Mudah dikeringkan

b. Tidak mengeras jika sudah ditanami

c. Basah ketika hujan dengan sedikit aliran permukaan

d. Tetap lembab meskipun saat musim kering

e. Terdapat sedikit bongkahan tanah dan tanah lapisan padas

f. Dapat menahan erosi karena beban dan tidak mengalami kehilangan hara

Sedangkan berdasarkan klasifikasinya, lahan pertanian mempunyai

berberapa jenis, yaitu:

a. Lahan garapan, dimana jenis lahan ini ditanami oleh tanaman tahunan

seperti kapas, sayuran, dan kentang.

b. Lahan permanen, jenis lahan ini ditanami oleh tanaman permanen seperti

pohon kacang atau pohon buah


17

c. Lahan penggembalaan, yaitu lahan yang diaplikasikan untuk

menggembala hewan (ternak).

2.4.3. Lahan kering

Lahan kering merupakan jenis pertanian yang dilakukan pada

sebuah lahan yang kering, yaitu lahan yang memilki kandungan air yang

rendah, bahkan ekstrimnya adalah lahan kering ini merupakan jenis lahan

yang cenderung gersang, dan tidak memiliki sumber air yang pasti, seperti

sungai, danau ataupun saluran irigasi. Lahan kering hanya mengharapkan

dari curah hujan. Lahan kering itu sendiri tergolong kepada jenis lahan

suboptimal yang didefinisikan sebagai lahan yang kurang dapat

mendukung produksi pangan karena kekurangan satu atau lebih unsur atau

komponen pendukungnya.

2.4.4. Lahan basah

Lahan basah adalah wilayah tanah pertanian yang jenuh dengan air

baik bersifat musiman maupun permanen. Lahan basah biasanya

tergenangi oleh lapisan air dangkal. Lahan basah mempunyai manfaat

mencegah genangan air berlebih (banjir, abrasi dan lain-lain), membantu

manusia dalam air minum, irigasi, dan sebagainya serta dapat digunakan

untuk bahan pembelajaran dan penelitian. Contoh dari lahan basah adalah

Sawah, Rawa, Hutan mangrove, Terumbu karang, Padang lamun, danau

dan sungai.

2.5 Konsep Dasar Database


18

Menurut (Minarni, 2013)Basis data terdiri dari 2 kata yaitu basis

data. Basis data diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang

atau berkumpul. Sedangkan data adalah representasi faktor dunia nyata

yang mewakili suatu objek seperti manusia(pegawai, mahasiswa, pembeli,

pelanggan, barang, peristiwa dll) yang direkam dalam bentuk angka,

huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.

Basis data didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti:

a. Himpunan kelompok data (arsip yang saling berhubungan yang

diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali

dengan cepat dan mudah).

b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama

sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (Redudansi) yang tidak perlu

untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

c. Kumpulan file atau tabel arsip yang saling berhubungan yang di simpan

dalam media penyimpanan elektronik.

Database adalah kumpulan data/informasi yang teratur berdasarkan

kriteria tertentu yang saling berhubungan.Dalam dunia komputer database

bisa dikategorikan sangat spesial karena selalu menjadi hal utama dalam

perancang sistem komputer.

2.6 Konsep Dasar UML

Menurut (Yuhandri dan Winiarti, 2014) Unified Modeling

Language (UML) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar

untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan


19

pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis

OO (Object-Oriented). UML sendiri juga memberikan standar penulisan

sebuah sistem blue print, yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan

kelas-kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema database, dan

komponen-komponen yang diperlukan dalam sistem software.

Menurut(Otto Fajarianto, 2017)beberapa literatur menyebutkan

bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan

delapan karena ada beberapa diagram yang digabung,misanya diagram

komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi

diagram interaksi. Namun demikian model-model itu dapat

dikelompokkan berdasarkan sifatnya yaitu statis atau dinamis. Jenis

diagram itu antara lain:

a) Diagram Kelas (Class Diagram)

b) Diagram Kasus (Usecase Diagram)

c) Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

Berikut penjelasan dari beberapa diagram yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu diagram use case, class diagram, dan activity

diagram:

2.7.1 Use case diagram

Menurut (Rosa dan Shalahudin, 2016)Use casediagram menggambarkan

fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa”

yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case

merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Seorang/sebuah


20

aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem

untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu seperti pada Tabel 2.3 berikut ini :

Tabel 2.1 Simbol use case diagram


No. Gambar Nama Keterangan

1 Actor Menspesifikasikan himpunan peran yang

pengguna mainkan ketika berinteraksi

dengan use case.

2 Dependency Hubungan dimana perubahan yang

terjadi pada suatu elemen mandiri

(independent) akan mempengaruhi

elemen yang bergantung padanya

elemen yang tidak mandiri

(independent).

3 Generalizati Hubungan dimana objek anak

on (descendent) berbagi perilaku dan

struktur data dari objek yang ada di


21

atasnya objek induk (ancestor).

4 Include Menspesifikasikan bahwa use case

sumber secara eksplisit.

5 Extend Menspesifikasikan bahwa use case

target memperluas perilaku dari use case

sumber pada suatu titik yangdiberikan.

6 Association Apa yang menghubungkan antara objek

satu dengan objek lainnya.

7 System Menspesifikasikan paket yang

menampilkan sistem secara terbatas.

8 Use Case Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang

ditampilkan sistem yang menghasilkan

suatu hasil yang terukur bagi suatu

aktor.

9 Collaboratio Interaksi aturan-aturan dan elemen

n lain yang bekerja sama untuk

menyediakan prilaku yang lebih besar

dari jumlah dan elemenelemennya

(sinergi).

10 Note Elemen fisik yang eksis saat aplikasi

dijalankan dan mencerminkan suatu

sumber daya komputasi.


22

2.7.2 Class diagram

Class diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang digunakan

untuk menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang

akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki atribut dan metode atau

operasi. Simbol-simbol yang digunakan untuk membuat class diagram dapat di

lihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.2 Simbol Class Diagram (Rosa dan Shalahudin, 2016)


No. Gambar Nama Keterangan

1 Nama kelas Kelas pada struktur

+Atribut Kelas system

+Operasi

2 Antar muka/Interface Sama dengan konsep


interface dalam
pemrograman berorientasi
objek.
3 Relasi antar kelas
Asosiasi / association
dengan makna umum,
asosiasi biasanya
disertai dengan
multiplicity.
23

4 Relasi antar kelas


Asosiasi berarah/directed
dengan makna kelas
Association
yang satu digunakan
oleh kelas yang lain,
asosiasi biasanya
disertai dengan
multiplicity.
5 Relasi antar kelas
Generalisasi
dengan makna
generalisasi spesialisasi
(umum
khusus).

6 Relasi antar kelas

Kebergantungan/depedency dengan makna


ketergantungan antar
kelas.
7 Relasi antar kelas
Agresasi/aggregation
dengan makna semua
bagian.

2.7.3 Activity diagram

Activity diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang

menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem

atau menu yang ada pada perangkat lunak. Activity diagram hanya

menggambarkan aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem bukan

aktivitas yang dilakukan oleh aktor. Simbol-simbol yang digunakan dalam

activity diagram terlihat pada Tabel 2.5.


24

Tabel 2.3 Simbol Activity Diagram (Rosa dan Shalahudin, 2016)


No. Gambar Keterangan

1 Start point, diletakkan pada pojok


kiri atas dan merupakan awal
aktivitas.

2 End Point, akhir aktivitas

3 Activities, menggambarkan suatu


proses/kegiatan bisnis

4 Fork/percabangan, digunakan
untuk menunjukkan kegiatan
yang dilakukan secara paralel
atau untuk menggabungkan dua
kegiatan paralel menjadi satu.

5 Join (penggabungan) atau rake,


digunakan untuk menunjukkan
adanya dekomposisi
6 Decision Points,menggambarkan
pilihan untuk pengambilan
keputusan, True dan False
7 Swimline, pembagian activity
diagram untuk menunjukkan
siapa melakukan apa.

2.8 Entity Relationship Diagram (ERD)

Rancangan ERD merupakan model dasar dari struktur data serta

relationship atau hubungan dari setiap data. Dalam pembangunan sistem,


25

ERD mempermudah dalam mengubah dan menganalisis suatu sistem

secara dini serta mempermudah dalam pengembangan suatu sistem karena

dalam ERD sudah terdapat gambaran umum serta detail dari suatu sistem

yang dirancang.

Pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah

menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD dikembangkan

berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD digunakan

untuk pemodelan basis data relasional. Sehingga jika penyimpanan basis

data menggunakan Object Oriented Database Management System

(OODBMS) maka perancangan basis data tidak perlu menggunakan ERD.

ERD memiliki beberapa aliran notasi seperti notasi Chen (dikembangkan

oleh Peter Chan), Barker (dikembangkan oleh Richard Barker, Ian Palmer,

Harry Ellis), notasi Crow‟s Foot, dan beberapa notasi lain. Namun yang

banyak digunakan adalah notasi dari Chen (Rosa dan Shalahuddin, 2016).

Simbol-simbol yang digunakan pada ERD dengan notasi Chen dijelaskan

pada Tabel 2.6.

Tabel 2.4 Simbol-simbol ERD


Gambar Keterangan

Entitas / entity Entitas merupakan data inti yang akan


disimpan bakal tabel pada basis data benda
Nama_entitas
yang memiliki data dan harus disimpan
datanya agar dapat diakses oleh aplikasi
komputer; penamaan entitas biasanya lebih
ke kata benda dan belum merupakan nama
tabel.
26

Atribut Field atau kolom data yang butuh disimpan


Nama_atribut dalam suatu entitas.

Atribut kunci primer Field atau kolom data yang butuh disimpan
dalam suatu entitas dan digunakan sebagai
Nama_kunci_primer
kunci akses record yang diinginkan;
biasanya berupa id; kunci primer dapat
lebih dari satu kolom, asalkan kombinasi
dari beberapa kolom tersebut dapat bersifat
unik (berbeda tanpa ada yang sama).
Atribut multivalue Field atau kolom data yang butuh disimpan
dalam suatu entitas yang dapat memiliki
Nama_atribut
nilai lebih dari satu.
Relasi Relasi yang menghubungkan antar entitas;
Nama_relasi biasanya diawali dengan kata kerja.

Asosiasi / association Penghubung antara relasi dan entitas di


N
mana di kedua ujungnya memiliki
multiplicity kemungkinan jumlah
pemakaian.

2.9 XAMPP

XAMPP merupakan paket PHP berbasis open source yang

mendukung banyak sistem operasi yang merupakan komplikasi dari

beberapa program. XAMPP berfungsi sebagai server yang berdiri sendiri

(localhost), beberapa paket yang telah disediakan adalah Apache, MySQL,

PHP, Filezila dan Php MyAdmin. Nama XAMPP merupakan singkatan

dari X (empat sistem operasi apapun) Appache, Mysql, PHP dan Perl.

Program ini tersedia dalam General Public License (GNU) dan bebas,
27

merupakan web server yang mudah digunakan untuk membuat tampilan

halaman web dinamis (Rendy, dkk, 2016).

2.10 MySQL

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat

terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai

bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQL termasuk jenis

Relational Database Management System (RDBMS). Pada MySQL,

sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas

sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom.

MySQL mampu menangani data yang cukup besar perusahaan yang

mengembangkan MySQL yaitu TEX, mengaku mampu menyimpan data

lebih dari 40 database, 10.000 tabel dan sekitar 7.000.000 baris totalnya

kurang lebih 100 Gigabyte data (Sutopo, dkk, 2016).

MySQL merupakan sebuah implementasi dari sistem manajemen

basis data relasional yang didistribusikan secara gratis. Setiap pengguna

dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan

perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang

bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu

konsep utama dalam basis data yang telah ada sebelumnya Structured

Query Language (SQL). SQL adalah sebuah konsep pengoprasian basis

data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukkan data yang

memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara

otomatis (Lestanti dan Susana, 2016).


28

2.11 Personal Home Page / Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan

HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-

side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang diberikan

sepenuhnya akan dijalankan dalam sistem. Selain dapat digunakan untuk

berbagai sistem operasi, PHP juga bersifat open source. PHP ternyata

memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script sejenis,

yaitu :

1. PHP dapat digunakan pada semua jenis sistem operasi seperti Windows,

Linux, dan lain-lain.

2. PHP memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, file

berformat pdf, dan movies flash.

3. PHP didukung oleh banyak Database Management System (DBMS)

seperti MySQL, Oracle, dan lain-lain(Rendy, dkk, 2016).

PHP merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk

membuat aplikasi berbasis website. Sebagai sebuah aplikasi, website

tersebut hendaknya memiliki sifat dinamis dan interaktif. Memiliki sifat

dinamis artinya, website tersebut bisa berubah tampilan kontennya sesuai

kondisi tertentu (misalnya, menampilkan produk yang berbeda-beda untuk

setiap pengunjung). Interaktif artinya, website tersebut dapat memberi

feedback bagi user misalnya, menampilkan hasil pencarian produk

(Agustia dkk., 2017).

2.12 Model Waterfall


29

Model waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat

lunak, dimana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir kebawah

seperti air terjun. Kadang-kadang disebut siklus hidup klasik,

menyarankan pendekatan sistematis dan berurutan untuk pengembangan

perangkat lunak yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pelanggan dan

kemajuan melalui perencanaan, pemodelan, konstruksi, dan penyebaran

yang memuncak dalam dukungan yang berkelanjutan dari perangkat lunak

(Pressman dan Maxim, 2015).

Gambar 2.1 Model Waterfall

Berikut ini penjelasan tahapan-tahapan dari model waterfall

menurut (Pressman, 2015) :

1. Communication

Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat teknis, sangat diperlukan

adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai

tujuan yang ingin dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah

inisialisasi proyek, seperti menganalisis permasalahan yang dihadapi dan


30

mengumpulkan data-data yang diperlukan, serta membantu

mendefinisikan fitur dan fungsi software. Pengumpulan data-data

tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan interne.

2. Planning

Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan

tentang estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko-resiko

yang dapat terjadi, sumber daya yang diperlukan dalam membuat sistem,

produk kerja yang ingin dihasilkan, penjadwalan kerja yang akan

dilaksanakan, dan tracking proses pengerjaan sistem.

3. Modeling

Tahapan ini adalah tahap perancangan dan pemodelan arsitektur

sistem yang berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software,

tampilan interface, dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih

memahami gambaran besar dari apa yang akan dikerjakan.

4. Construction

Tahapan construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk

desain menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin.

Setelah pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga

kode yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang

mungkin terjadi untuk nantinya diperbaiki.

5. Deployment
31

Tahapan deployment merupakan tahapan implementasi software ke

customer, pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software,

evaluasi software, dan pengembangan software berdasarkan umpan balik

yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai

dengan fungsinya.

2.13 Black Box Testing

Blackbox testing adalah metode pengujian perangkat lunak yang meneliti

fungsi (Functional Testing)dari aplikasi tanpa melihat kedalam struktur internal

atau kinerja aplikasi. Metode uji ini dapat diterapkan untuk hampir setiap tingkat

pengujian perangkat lunak seperti unit, integrasi, sistem dan penerimaan.

Blackbox testing juga disebut pengujian perilaku, yang berfokus pada persyaratan

fungsional perangkat lunak. Blackbox Testing memungkinkan programmer

perangkat lunak untuk memberikan set kondisi input yang sepenuhnya akan

menjalankan semua persyaratan fungsional untuk sebuah program (Jaya, 2018).

2.14 Normalisasi

Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel-

tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Normalisasi adalah Proses

pengelompokan atribut-atribut dan suatu relasi sehingga membentuk well tructure

relation yaitu sebuah relasi dengan jumlah kerangkapan datanya sedikit (Minimum

Amount of Redundancy), serta memberikan kemungkinan bagi user untuk

melakukan insert, delete, dan modify terhadap baris-baris data pada relasi tersebut,
32

yang tidak berakibat terjadinya error atau inkonsistensi data, yang disebabkan oleh

operasi-operasi tersebut (Chrystanti dan Wardati, 2011).

Pada proses normalisasi perlu diketahui definisi dari tahap atau

bentuk normalisasi, yaitu:

1. Bentuk normal ke satu (1NF/First Normal Form)

Relasi dikatakan berada dalam bentuk normal kesatu jika dan hanya jika,

setiap atribut memiliki nilai tunggal.

2. Bentuk normal kedua (2NF/Second NormalForm)

Relasi dikatakan berada dalam bentuk normal kedua jika dan hanya jika,

berada dalam bentuk normal pertama dan setiap atribut bukan kunci harus

bergantung secara fungsional terhadap kunci.

3. Bentuk normal ketiga (3NF/Third Normal Form)

Relasi dikatakan berada dalam bentuk normal ketiga jika dan hanya

jika, berada dalam bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan kunci

tidak dependensi fungsional transitif terhadap kunci.

4. Bentuk normal boyce-codd (BCNF)

Relasi dikatakan berada dalam bentuk BCNF jika dan hanya jika, berada

dalam bentuk ketiga dan setiap atribut determinan terhadap kunci.

2.15 Confusion Matrix

Metode ini hanya menggunakan tabel matriks seperti pada Tabel

2.2, jika dataset hanya terdiri dari dua kelas, kelas yang satu dianggap

sebagai positif dan yang lainnya negatif. Evaluasi dengan confusion matrix
33

menghasilkan nilai accuracy, precison, dan recall. Accuracy dalam

klasifikasi adalah persentase ketepatan record data yang diklasifikasikan

secara benar setelah dilakukan pengujian pada hasil klasifikasi. Sedangkan

precision atau confidence adalah proporsi kasus yang diprediksi positif

yang juga positif benar pada data yang sebenarnya. Recall atau sensitivity

adalah proporsi kasus positif yang sebenarnya yang diprediksi positif

secara benar (Helson, 2016).

Tabel 2.5 Confusion Matrix


Yes No
Ye
True Positive (TP) False Positive (FP)
s
No False Positive (FP) True Negative (TN)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan November 2022 sampai

dengan bulan Januari 2023. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

Abunawas Kota Kendari Jl. Z.A.Sugianto No.39.

3.2 Jadwal Penelitian

Berikut adalah rincian kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1Rincian Kegiatan


Jadwal Penelitian

Uraian November 2022 Desember 2022 Januari 2023

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 a. Pengumpulan data
b. Analisis kebutuhan
2 a. Desain sistem

3 b. Pembuatan kode
program
4 c. Pengujian

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan dari Sistem Pakar Pemilihan

Tanaman Pertanian Lahan Basah Menggunakan Metode Forward Chaining

meliputi perangkat lunak, perangkat keras, alat dan bahan yang digunakan

ditunjukkan pada Tabel 3.2.

33
34

Tabel 3.2 Alat dan Bahan


Perangkat Lunak Perangkat Keras

a. Sistem operasi windows 8 a. Laptop


b. Database menggunakan mysql b. Mouse
c. Xampp sebagai web server c. Keyboard
d. Bahasa pemrograman PHP d. Printer
e. Google chrome sebagai web browser
f. Editor menggunakan sublime text
g. Visual studio code
i. Draw.io

3.4 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan atau

disebut juga dengan action research adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat

ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat. Jenis penelitian ini dilakukan

untuk memecahkan sebuah masalah dan problematika tertentu pada lingkup

organisasi atau kelompok, bukan untuk tujuan mengembangkan ilmu

pengetahuan.

3.5 Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah

data primer. Dalam perancangan dan implementasi sistem pakar ini peneliti

memperoleh data primer dari pakar atau dosen dibidang pertanian tepatnya di

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

34
35

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan datayang dibutuhkandalam penelitian ini ada dua

yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut:

1. Data primer

Data yang dikumpulkan langsung dari tempat penelitian, melalui

wawancara kepada narasumber terkait memberikan keterangan yang diperlukan.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang lebih

lengkap dan benar dilakukan dengan mengadakan wawancara terhadap dosen

program studi ilmu tanah yang mempunyai informasi dan wewenang untuk

memberi data.

2. Data sekunder

Data yang didapat dan digunakan berupa pengetahuan teoritis yang

didapat penulis oleh dosen bidang terkait yaitu ilmu tanah, mendapatkan referensi

dari buku-buku yang relevan serta dari hasil penjelajahan (browsing) di internet

yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.7 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem pakar ini adalah

metode waterfall. Dalam metode waterfall terdapat beberapa tahapan utama yang

menggambarkan aktivias pengembangan sistem. Alasan menggunakan metode ini

adalah karena metode waterfall melakukan pendekatan secara sistematis dan

berurutan dalam membangun suatu sistem. Berikut tahapan pengembangan sistem

menggunakan model waterfall.

35
36

3.7.1. Modeling

Pada proses modeling ini dilakukan penerjemahan syarat analisis

kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak dan juga berfokus pada desain

sistem. Berikut analisis kebutuhan sistem dan desain sistem.

1. Analisis kebutuhan sistem

Analisis kebutuhan dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan

pihak narasumber yaitu dosen ilmu tanah yang ada di Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo yang berwenang memberikan data. Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi, maka dapat disimpulkan bahwa sistem yang akan

dikembangkan memiliki kebutuhan sebagai berikut:

a. Data tentang jenis tanaman pada lahan basah.

b. Karakteristik lahan basah pada jenis tanaman yang telah ditentukan yaitu

tanaman kangkung, kacang dan cabe.

c. Hasil pencocokkan lahan

2. Desain Sistem

Ttahap desain sistem dilakukan perancangan sesuai spesifikasi kebutuhan

sebelumnya, desain sistem membantu dalam menentukan perangkat keras

(hardware), serta membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara

keseluruhan. Perancangan suatu sistem membutuhkan adanya teknik-teknik

penyusunan sistem untuk menganalisa dan mendokumentasikan data yang

mengalir di dalam sistem tersebut. Pada tahap ini, terdapat perancangan Entity

Relationship Diagram (ERD), perancangan desain Unified Modeling Language

(UML) dan desain Interface.

36
37

A. Desain Entity Relationship Diagram (ERD)

Desain ERD menggambarkan data atau aspek informasi dalam sistem yang

akan diimplementasikan dalam basis data. Komponen utama dalam ERD yaitu

entity dan hubungannya atau relationship. Entity merupakan objek fisik yaitu

pengguna, jenis tanaman, karakteristik lahan dan hasil pencocokkan lahan. Desain

ERD dari sistem pakar pemilihan tanaman pertanian lahan basah menggunakan

metode forward chaining pada Gambar 3.1:

Gambar 3.1 Rancangan ERD


Bussines rules :

1. Pengguna

a) Agar data tersimpan di database, maka fungsi pengguna perlu

melakukan registrasi terlebih dahulu.

b) Pengguna dapat memilih dan menentukan jenis lahan dan karakteristik

lahan pada tanaman yang telah ditentukan sebelumnya.

37
38

2. Admin

a) Tugas admin menginput data pengguna yang telah melakukan

registrasi sebelumnya.

b) Admin menginput semua data jenis lahan dan karakterisitik lahan

tanaman kedalam database.

c) Menginput hasil data jenis lahan dan karakterisitik lahan tanaman

yang telah dipilih oleh pengguna sistem.

Aturan desain entity ralatinship diagram

1. Identifikasi entitas dasar

Dalam wawancara yang dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Halu

Oleo kepada Bapak (nama dosen kenalanmu siapa) penulis bertukar pikiran lalu

kemudian merekomendasikan beberapa entitas dasar untuk dimasukkan kedalam

sistem diantaranya, entitas pengguna, jenis tanaman, karateristik lahan dan entitas

hasi pencocokkan.

2. Identifikasi relasi

Langkah selanjutnya setelah penentuan entitas dasar, dilakukan proses

analisis relasi antar etitas tersebut. Entitas pengguna ke entitas jenis tanaman

dihubungkan oleh relasi memilih, kemudian antara entitas jenis tanaman dengan

karakteristik lahan terdapat relasi memiliki dan entitas karakterisitik dan hasil

pencocokan memiliki relasi memperoleh.

3. Menentukan nilai maksimal kardinalitas

Setelah perincian relasi dijabarkan selanjutnya penentuan nilai kardinalitas

setiap entitas. Pada entitas pengguna dengan entitas jenis tanaman memiliki nilai

kardinalitas M:1 yang memiliki arti banyak pengguna hanya memilih satu jenis
38
39

tanaman. Entitas jenis tanaman dengan entitas karakteristik lahan memiliki nilai

kardinalitas 1:M. Artinya 1 jenis tanaman yang telah dipilih memiliki lebih dari

satu karakteristik lahan. Entitas karakteristik lahan dengan entitas hasil

pencocokkan menghaslkan nilai kardinalitas M:1, bahwa dari beberapa

karakteristik lahan yang diperoleh akan menghasilkan satu nilai hasil

pencocokkan.

B. Normalisasi

Dari penjabaran ERD diatas tahap selanjutnya akan dilakukan normalisasi.

Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan dan mengurangi duplikat data dan

menghindari suatu proses updat data pada sebuah entitas logik sehingga

mengakibatkan perubahan data dalam satu relasi (problem update anomalies)

kedalam data yang disimpan dalam database. Cara ini juga dapat menghindari

sebuah data yang tidak konsisten. Pada sub bahasan ini penulis akan mengambil

satu tabel sebagai bahan pembuktian normalisasi. Tabel yang akan dijadikan

sebagai contoh yaitu tabel karakteristik lahan seperti yang terlihat pada Gambar

3.2.

Gambar 3.2 Tabel karakteristik lahan sebelum dekomposisi

39
40

Setelah menentukan tabel yang tidak normal kemudian akan dilakukan

proses dekomposisi seperti yang terlihat pada Gambar 3.2, dimana atribut-atribut

yang tidak normal akan dipisah dan membentuk tabel baru. Selanjutnya dilakukan

proses pengecekkan normalisasi pada setiap tabel yang terbentuk. Sebagai tahap

awal proses pengecekkan normalisasi, pengecekkan dilakukan pada tabel

karakteristik lahan ditunjukkan pada diagram dependensi fungsionalnya.

Gambar 3.3 Tabel karakteristik lahan setelah dekomposisi

Diagram dependensi fungsional (DDF) tabel pengajuan servis ditunjukkan

pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 DDF Tabel karakteristik lahan

40
41

Berdasarkan Gambar 3.4, diperoleh bahwa tabel karakteristik lahan telah

memenuhi 1NF karena setiap atribut memiliki nilai tunggal. Pada tabel tersebut

diperoleh bahwa id_karakteristik_lahan merupakan kunci. Setiap atribut yang

bukan kunci yaitu id_jenis_tanaman dan id_hasil_pencocokkan bergantung secara

fungsional terhadap id_karakteristik_lahan sehingga dari tabel tersebut, telah

memenuhi 2NF. Selanjutnya dari DDF tabel karakteristik lahan, diketahui tidak

terdapat dependensi fungsional transitif terhadap id_jenis_tanaman, dan

id_hasil_pencocokkan. Oleh karena itu tabel karakteristik lahan telah memenuhi

3NF. Selain itu, dari DDF tabel karakteristik lahan diketahui bahwa yang

merupakan determinan adalah id_karakterisitik_lahan yang merupakan kunci.

C. Perancangan desain UML

Berikut adalah perancangan desain UML Sistem Pakar Penentuan Lahan

Basah (SiP-LAB) adalah sebagai berikut.

1. Use case diagram

Gambar 3.5 Rancangan use case diagram


41
42

Usecase diagram menjelaskan hubungan antara aktor dengan sistem serta

fungsi yang tersedia untuk setiap aktor. Pada sistem pakar penentuan jenis

tanaman dilahan basah terdapat dua aktor yaitu admin dan pengguna yang

ditunjukkan memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Admin dapat mengelola

jenis kelamin, mengelola pengguna, mengelola jenis tanaman, mengelola

karakteristik lahan, mengelola hasil pencocokkan, mengelola aturan. Sedangkan

pengguna memiliki fungsi yaitu dapat melakukan registrasi, input jenis tanaman,

input karakteristik lahan, lihat hasil pencocokkan dan lihat data pengguna.

2. Activity diagram

Berikut adalah activity diagram Sistem pakar menentukan jenis tanaman

pada lahan basah. Ada beberapa activity diagram yang digunakan pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Activity diagram registrasi

Activity diagram registrasi menggambarkan alur registrasi dari pengguna.

Alur yang dilakukan oleh pengguna untuk registrasi adalah dengan memilih menu

registrasi, kemudian sistem akan menampilkan form untuk registrasi, selanjutnya

pengguna mengimput data, adapun data-data yang dimasukan oleh pengguna

berupa data pribadi. Setelah selesai penginputan data kemudian mengklik tombol

registrasi dan kemudian sistem menyimpan data yang telah dibuat oleh pengguna.

Activity diagram registrasi dapat dilihat pada Gambar 3.6.

42
43

Activity Diagram Registrasi

Pengguna
Wali Sistem

menampilkan form
pilih menu registrasi
registrasi

mengimput data
registrasi

klik tombol registrasi menyimpan data

Gambar 3.6 Activity diagram registrasi

b. Activity diagram login

Activity diagram login menggambarkan alur kerja proses login dari user

yaitu admin dan pengguna. Proses login dimulai dari node status awal kemudian

admin wali memasukkan username dan password ke dalam form login. kemudian

sistem akan melakukan pengecekan ke database berdasarkan username dan

password yang dimasukkan oleh user. Jika valid maka admin dan pengguna akan

masuk kedalam sistem, namun jika tidak valid maka akan dikembalikan ke

halaman login. Activity diagram login dapat dilihat pada Gambar 3.7.

43
44

Activity Diagram Login

/
Admin/Wali Sistem
pengguna

login

input username
password validasi

tidak

ya
masuk sistem

Gambar 3.7 Acitivity diagram login

c. Activity diagram input data jenis tanaman

Activity diagram input data jenis tanaman menggambarkan alur kerja

proses input jenis tanaman dari lahan yang dipilih. Setelah admin atau pengguna

login ,sistem akan menampilkan menu. Pengguna maupun admin masuk ke dalam

menu dan memilih menu lahan. Setelah memilih menu lahan, sistem menampilkan

karakteristik tanaman berdasarkan lahan yang ditentukan oleh pengguna atau

admin. Setelah admin atau pengguna memasukkan data jenis tanaman yang sesuai

dengan lahan yang dipilih maka sistem akan melakukan pencocokkan terhadap

kaarakterisitik tanaman yang dimasukkan. Setelah itu admin atau pengguna dapat

melihat hasil pemilihan berdasarkan karakterisitik yang telah dimasukkan. Activity

diagram input data jenis tanaman dapat dilihat pada Gambar 3.8.
44
45

Gambar 3.8 Activity diagram input data tanaman

A.

B.

C.

D. Desain antarmuka (Design interface)

Desain interface yang dibuat meliputi desain dashboard,desain login dan

hasil pencocokkan.

1. Desain antarmuka halaman dashboard

Desain dashboard ini merupakan halaman yang pertama kali ditampilkan

ketika user mengakses website. Desain antarmuka halaman dashboard

ditunjukkan pada Gambar 3.9.

45
46

Gambar 3.9 Desain antarmuka halaman dashboard

Pada Gambar 3.9 Desain antarmuka dashboard merupakan tampilan

utama yang ditampilkan saat pengguna mengakses sistem pakar ini. Pada tampilan

dashboard tersebut hanya ditampilkan menu yang mengenai penjelasan sistem

pakar tentang pemilihan tanaman, menu yang terdapat pada halaman dashboard

yaitu login dan registrasi.

2. Desain anatarmuka halaman login

Desain antarmuka halaman login merupakan halaman setelah pengguna

berhasil masuk kedalam sistem. Desain antarmuka menu login ditunjukkan pada

Gambar 3.10.

46
47

Gambar 3.10 Desain antarmuka halaman login

Pada Gambar 3.10 terdapat menu login yang memiliki form username dan

password, dalam sistem pakar penentuan tanaman tanahan pada lahan basah menu

login terdiri dari beberapa hak akses yaitu sebagai admin dan pengguna.

3. Desain antarmuka data kriteria lahan

47
48

Gambar 3.11 Desain antarmuka halaman data kriteria lahan

Dari data kriteria lahan dan tanaman dibuat aturan atau rule sesuai dengan

syarat tumbuh tanaman secara optimal. Pengguna dapat menginputkan

karakteristik tanaman sesuai dengan karakteristik tanaman yang ada, selanjutnya

di dalam sistem dilakukan proses pemilihan menggunakan metode forward

chaining dari data yang di inputkan pengguna. Proses metode forward chaining

dilakukan dengan teknik pelacakan ke depan yang dimulai dengan informasi yang

ada dan penggabungan rule untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan.

4. Desain antarmuka halaman hasil

Deskripsinya dapat dilihat pada Gambar 3.11 dengan menggunakan lahan

yang ada di Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Kemudian hasil proses

tersebut akan tampil di halaman hasil. Halaman hasil merupakan halaman yang

berisikan hasil tanaman dari data yang telah di input-kan yang output-nya

memberikan hasil penilaian tanaman pada suatu lahan, seperti pada Gambar 12.

48
49

Gambar 3.12 Desain antarmuka halaman hasil

49
DAFTAR PUSTAKA

Agustia, D., Suci, T., Inayati, I., dan Darujati, C. 2017. Sistem Informasi
Manajemen Rental Mobil ( Studi Kasus : Sewan Id ).2(2).
Chrystanti, Y. C. dan Wardati, I. U. 2011. Sistem Pengolahan Data Simpan
Pinjam khusus Perempuan (SPP) Pada Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
Mitra Usaha Mandiri Program Nasional Pemberdayan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan". Journal
Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 3(1), ISSN : 1979‐ 9330
Hatta, Heliza Rahmania, dkk. 2018. Sistem Pakar Pemilihan Tanaman Pertanian
untuk Lahan Kering. Mulawarman University Press. Samarinda
Lestanti, S., & Susana, A. D. 2016. Sistem Pengarsipan Dokumen Guru dan
Pegawai Menggunakan Metode Mixture Modelling Berbasis Web. 10(2), 69–
77.
Rohman, F. F. 2008. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan
Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak. Yogyakarta: Jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia. Media
Informatika, Vol.
Rosa, A.S, dan M. Salahuddin, 2016. Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur
dan Berorientasi Objek). Bandung:Informatika.
S. Hardianti, A. Tenriawaru, N. Ransi “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Menular
Pada Anak”, JUST TI (Jurnal Sains Terap. Teknol, Informasi), vol. 15, no. 1,
pp. 1-11, 2022.
Satyareni, D. H. 2012. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Infeksi Tropis Dengan
Menggunakan Forward Dan Backward Chaining. Teknologi, 1(2), 61–67.
https://doi.org/10.26594/teknologi.v1i2.50
Solichin, A,. 2011. Sistem Pakar Berbasis Mobile Untuk Mendeteksi Penyakit
Pada Ginjal. Jakarta Selatan. Teknik Informatika, Fakultas
TeknologiInformasi, Universitas Budi Luhur. DIGITAL INFORMATION &
SYSTEM CONFERENCE.
Sutopo, P., Cahyadi, D., dan Arifin, Z. 2016. Sistem Informasi Eksekutif Sebaran
Penjualan Kendaraan Bermotor Roda 2 Di Kalimantan Timur Berbasis Web.
11(1).
Wijaya, R,. 2009. Pengembangan Portal Informasi untuk Spesifikasi Jenis
Penyakit Infeksi. JURNAL INFORMATIKA. 3 : No. 1. 63 – 88

49

Anda mungkin juga menyukai