Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN

2548-9712

PENERAPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN


DALAM MEMILIH RUMAH SAKIT BERSALIN
DENGAN METODE ANP
Adnan Buyung Nasution
1
Universitas Potensi Utama
2,3
Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer
adnan.buyung01@gmail.com

ABSTRAK
Memilih rumah sakit bersalin memang sering menjadi pertimbangan bagi setiap keluarga
karena setiap rumah sakit bersalin sangat mempengaruhi kelancaran dalam proses melahirkan
beberapa yang sering menjadi pertimbangan seperti jarak dari tempat tinggal ke lokasi rumah
sakit bersalin, biaya persalinan yang akan disesuaikan dengan kondisi, dan juga pelayanan
yang baik sangat diharapkan oleh keluarga dalam menentukan rumah sakit bersalin serta
fasilitas yang cukup, hal ini yang sering membuat bingung pasien dalam menentukan rumah
sakit bersalinnya maka pada penelitian ini akan dilakukan pemecahan masalah tersebut dengan
menerapkan metode ANP (Analytic Network Process) pada sistem pendukung keputusan terkait
pemilihan rumah sakit bersalin yang tepat sebagai pilihan keluarga dimana ANP memiliki
struktur umpan balik yang lebih terlihat seperti network dari pada hirarki sehingga akan
menghasilkan output yang akurat sebagai alternatif yang dipilih dalam hali rumah sakit
bersalin.

Kata Kunci—Sistem pendukung keputusan, ANP, sumah sakit bersalin, kriteria

ABSTRACT
choose a maternity hospital is often a consideration for every family because every maternity
hospital greatly affect the smooth running of the process bears some are often struck into
consideration such as the distance from the residence to the location of the maternity hospital,
the cost of delivery will be adjusted to the conditions, and also services well is expected by the
family in determining the maternity hospital and adequate facilities, it often confuses patients in
determining hospital maternity, this research will be solving the problem by applying the
method of ANP (Analytic Network Process) decision support systems linked the selection of the
right maternity hospital as a family option where the ANP has a feedback structure that looked
more like a network than a hierarchy so that it will produce an accurate output as the chosen
alternative in the Promised maternity hospital..

Keywords—Hospital, ANP, Decision Support System, Criteria

73
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

1. PENDAHULUAN Banyaknya metode-metode yang


Proses melahirkan memang sangat tersedia pada sistem pendukung keputusan
didamba-dambakan oleh seorang ibu dan sehingga kadang bingung memilih mana
keluarga sehingga setiap keluarga sangat yang cocok penggunaaan metode yang
berharap kelancaran proses melahirkan dapat sesuai dengan kasus sistem pendukung
teralisasi dengan baik karena memang proses keputusan. Topsis dan Electre adalah
kelancaran akan sangat mempengaruhi
kondisi bayi maupun seorang ibu yang
salah satu metode atau model multi
melahirkan. attribut decision making yang paling
Salah satu hal yang sangat mempengaruhi banyak digunakan untuk sistem
kelancaran proses melahirkan adalah pendukung keputusan. (Maulita, 2018)
pemilihan rumah sakit bersalin yang tepat
berdasarkan kondisi yang ada. Ada banyak
2. METODE PENELITIAN
rumah sakit bersalin yang menjadi pilihan
pasien namun tidak semua rumah sakit 2.1 Decision Support System
bersalin menjadi pilihan yang tepat karena Sebagaimana dijelaskan pada
banyak hal yang harus disesuaikan dengan referensi [1] Konsep Dasar Sistem Pendukung
Keputusan Definisi sistem adalah
kondisi pasien dan keluarga, beberapa hal
sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen
yang banyak menjadi pertimbangan oleh atau subsistem yang saling bekerja sama
pasien seperti halnya jarak antara tempat atau yang dihubungkan dengan cara-cara
tinggal pasien dengan rumah sakit bersalin tertentu sehingga membentuk satu kesatuan
dimanal hal akan sangat memudahkan dalam untuk melaksanakan suatu fungsi guna
mengantarkan pasien ke rumah sakit bersalin mencapai suatu tujuan. Secara umum, sistem
dan juga biaya hal ini menjadi permasalahan pendukung keputusan (SPK) adalah sistem
berbasis komputer yang interaktif, yang
pokok jika tidak disesuaikan dengan kondisi
membantu pengambil keputusan
ekonimi pasien, selanjutnya pelayanan karena memanfaatkan data dan model untuk
sebagai diketahui bahwa pelayanan yang baik menyelesaikan masalah-masalah yang tak
akan menumbuhkan kenyamanan pasien terstruktur dan semi terstruktur.
dalam menjalani proses melahirkan, Dan juga penjelasan pada referensi
selanjutnya adalah fasilitas dimana fasilitas [2] Sistem pendukung keputusan ( decision
yang lengkat tentu juga sangat mempengaruhi support systems disingkat DSS) adalah bagian
dari sistem informasi berbasis komputer
dalam kenyamanan pasien dan keluarga dalam
termasuk sistem berbasis pengetahuan
proses melahirkan. (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk
Maka dari itu pada penelitian ini mendukung pengambilan keputusan dalam
dibuat penerapan sistem pendukung suatu organisasi perusahaan atau lembaga
keputusan sebagai pemecahan masalah dalam pendidikan. Dimana Sistem Pendukung
memilih rumah sakit bersalin yang tepat yang keputusan dapat digambarkan sebagai sistem
akan disesuaikan kondisi pasien. Beberapa yang berkemampuan mendukung analisis
faktor tersebut adalah jarak, biaya, pelayanan, data, dan pemodelan keputusan, berorientasi
dan fasilitas. Keempat faktor inilah nantinya keputusan, orientasi perencanaan masa depan,
akan di proses dengan menggunakan metode dan digunakan pada saat-saat yang tidak
ANP (Analytic Network Process) dimana biasa. Kegiatan merancang sistem pendukung
implementasi ANP memiliki struktur umpan keputusan merupakan sebuah kegiatan untuk
balik yang lebih terlihat seperti network dari menemukan, mengembangkan dan
pada hirarki sehingga akan menghasilkan menganalisis berbagai alternatif tindakan
output yang akurat sebagai alternatif yang yang mungkin untuk dilakukan. Tahap
dipilih dalam hal ini rumah sakit bersalin yang perancangan ini meliputi pengembangan dan
paling tepat sesuai dengan kondisi pasien.
74
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif.


Sedangkan kegiatan memilih dan menelaah
Gambar 1. Fase Pengambilan Keputusan
ini digunakan untuk memilih satu rangkaian
tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia Pada Gambar 1 diatas merupakan fase
dan melakukan penilaian terhadap tindakan dalam hal pengambilan keputusan
yang telah dipilih. sebagaimana penjelesanan tiap fase tersebut
Referensi [3] menyebutkan bahwa dipaparkan dibawah ini :
proses-proses yang terjadi pada kerangka
kerja Decision Support dibedakan atas: 1. Kecerdasan (Intelligence)
Tahap ini merupakan tahap
1. Terstruktur, mengacu pada pendefinisian masalah serta identifikasi
permasalahan rutin dan berulang informasi yang dibutuhkan yang berkaitan
untuk solusi standar yang ada. dengan persoalan yang dihadapi serta
2. Tak terstruktur, adalah “fuzzy”, keputusan yang akan diambil.
permasalahan kompleks, tak ada solusi 2. Perancangan (Design)
serta merta. Masalah yang tak Tahap ini merupakan suatu proses
terstruktur adalah tak adanya 3 fase proses untuk merepresentasikan model
yang terstruktur. sistem yang akan dibangun
berdasarkan pada asumsi yang telah
3. Semi terstruktur, terdapat beberapa ditetapkan. Dalam tahap ini, suatu
keputusan terstruktur, tetapi tak model dari masalah dibuat, diuji dan
semuanya dari fase- fase yang ada. Secara divalidasi.
umum, sistem pendukung keputusan
(SPK) adalah sistem berbasis komputer 3. Pemilihan (Choice)
yang interaktif, yang membantu Tahap ini merupakan suatu proses
pengambil keputusan memanfaatkan melakukan pengujian dan memilih
data dan model untuk menyelesaikan keputusan terbaik berdasarkan kriteria
masalah-masalah yang tak terstruktur tertentu yang telah ditentukan dan
dan semi terstruktur. mengarah kepada tujuan yang akan
Dalam hal pengambilan keputusan, dicapai.
model Simon juga menggambarkan kontribusi
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan 4. Implementasi (Implementation)
Ilmu Manajemen / Operations Research Tahap ini merupakan tahap
(IM / OR) terhadap proses pengambilan pelaksanaan dari keputusan yang telah
keputusan, seperti terlihat pada Gambar diambil. Pada tahap ini perlu disusun
dibawah ini : serangkaian tindakan yang terencana
sehingga hasil keputusan dapat
dipantau dan disesuaikan apabila
diperlukan perbaikan-perbaikan.
Berdasarkan defenisi, SPK harus
mencakup tiga komponen utama dari
DBMS, MBMS, dan antar muka
pengguna. Sub sistem manajemen
berbasis pengetahuan adalah
opsional, namun dapat memberikan
banyak manfaat karena inteligensi bagi
ketiga komponen utama tersebut.
Seperti pada semua sistem informasi
manajemen, pengguna dapat dianggap
sebagai komponen SPK. Arsitektur

75
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

Sistem Pendukung Keputusan dapat 5. Dukungan di semua fase proses


dilihat pada gambar[4]. pengambilan keputusan: inteligensi,
desain, pilihan, dan implementasi.
Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan 6. Dukungan pada berbagai proses dan gaya
mengemukakan karakteristik dan kapabilitas pengambilan keputusan.
kunci dari Sistem Pendukung Keputusan 7. Kemampuan sistem beradaptasi dengan
adalah sebagai berikut : cepat dimana pengambil keputusan
dapat menghadapi masalah-masalah
baru dan pada saat yang sama dapat
menanganinya dengan cara
mengadaptasikan sistem terhadap
kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
8. Pengguna merasa seperti di rumah. User-
friendly, kapabilitas grafis yang kuat, dan
sebuah bahasa interaktif yang alami.
9. Peningkatan terhadap keefektifan
pengambilan keputusan (akurasi,
timelines, kualitas) dari pada efisiensi
(biaya).
10. Pengambil keputusan mengontrol penuh
semua langkah proses pengambilan
keputusan dalam memecahkan masalah.
11. Pengguna akhir dapat mengembangkan
dan memodifikasi sistem sederhana.
12. Menggunakan model-model dalam
penganalisisan situasi pengambilan
keputusan
13. Disediakannya akses untuk berbagai
sumber data, format, dan tipe, mulai dari
sistem informasi geografi (GIS) sampai
sistem berorientasi objek.
14. Dapat dilakukan sebagai alat
standalone yang digunakan oleh
seorang pengambil keputusan pada satu
Gambar 2. karateristik sistem pengambilan lokasi atau didistribusikan di satu
keputusan organisasi keseluruhan dan di beberapa
Pada Gambar 2 diatas merupakan organisasi sepanjang rantai persediaan[5].
beberapa karateristik pada sistem pendukung
keputusan sebagaimana penjelasanya 2.2 ANP(Analytic Network Process)
dipaparkan dibawah ini :
Analytic Network Process (ANP) memiliki
1. Dukungan untuk pengambil keputusan, struktur umpan balik yang lebih terlihat
terutama pada situasi semiterstruktur seperti network daripada hirarki. Hal ini lah
dan tak terstruktur. yang membedakan ANP dengan AHP. Ketika
2. Dukungan untuk semua level manajerial, struktur tersebut tidak memiliki umpan balik,
dari eksekutif puncak sampai manajer lini. maka struktur ANP akan seperti AHP,
3. Dukungan untuk individu dan kelompok. sehingga dapat dikatakan bahwa AHP
4. Dukungan untuk semua keputusan
independen dan atau sekuensial. merupakan contoh kasus pada ANP.

76
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

Struktur network pada ANP memiliki


hubungan-hubungan pada elemen elemen
yang ada. Terdapat beberapa terminologi
seperti :
Gambar 3. Bentuk jaringan hirarki
1. source node, adalah elemen yang Beberapa Langkah-langkah Metode
merupakan titik awal berasalnya panah Analytic Network Process ( ANP ) yang
hubungan. dijelaskan pada referensi [7] dimana Secara
2. Sink node adalah elemen yang merupakan umum langkah-langkah yang harus dilakukan
tujuan dari panah yang berasal dari source
node. dalam menggunakan ANP adalah sebagai
3. Intermediate node adalah elemen yang berikut :
berperan sebagai source node dan sink
node. 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan
4. Outer dependence adalah kondisi ketika kriteria solusi yang diinginkan.
terjadi hubungan antara elemen pada satu 2. Menentukan prioritas elemen.
cluster dengan elemen pada cluster yang a. Membuat perbandingan pasangan
berbeda. b. Matriks perbandingan berpasangan
5. Inner dependence adalah kondisi ketika diisi menggunakan bilangan untuk
hubungan tersebut terjadi pada cluster merepresentasikan kepentingan relatif
yang sama[6]. dari suatu elemen terhadap elemen
Terdapat beberapa bentuk jaringan pada ANP, yang lain.
3. Sintesis, melakukan pertimbangan
yaitu sebagai berikut:
pertimbangan terhadap perbandingan
berpasangan disintesis untuk memperoleh
2.2.1 Hirarki
keseluruhan prioritas. Hal hal yang
Bentuk jaringan ini merupakan dilakukan adalah :
jaringan yang paling sederhana. Jaringan ini
a. Menjumlahkan nilai nilai dari setiap
membentuk AHP. Struktur yang dimiliki
kolom pada matriks.
berbentuk hirarki linier dan memiliki cluster- b. Menentukan pembobotan komponen
cluster dengan level tertinggi berupa tujuan, dari sudut pandang manajerial
lalu criteria, dan alternatif sebagai cluster c. Membuat matriks perbandingan
terendah. Pada bentuk Gambar 1 ini tidak berpasangan yang menggambarkan
terdapat feedback atau tidak terjadi hubungan kontribusi atau pengaruh setiap
dua arah antar elemen. elemen atas setiap kriteria.
Perbandingan dilakukan berdasarkan
penilaian dari pengambilan keputusan
dengan menilai tingkat kepentingan
suatu elemen.
d. Mengumpulkan semua data
perbandingan berpasangan dan
memasukkan nilai-nilai kebalikannya
serta nilai satu di sepanjang diagonal
utama, prioritas masing-masing
kriteria dicari dan konsistensi diuji.
e. Menentukan eigenvector dari matriks
yang telah dibuat pada langkah
ketiga.
f. Ulangi langkah c, d dan e untuk
semua kriteria.

77
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

g. Membuat unweighted super matrix CI = Consistency Index


dengan cara memasukkan semua IR = Indeks Random
eigen vector yang telah dihitung pada
langkah 5 kedalam sebuah super
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
matriks.
pada penelitian terdahulu yang ditulis oleh
h. Membuat weighted super matrix
Bardansyah, dengan judul ”Sistem pendukung
dengan cara melakukan perkalian
keputusan penentuan sekolah favorit tingkat
setiap isi unweighted supermatrix
sekolah menengah pertama swasta dengan
terhadap matriks perbandingan
menggunakan metode AHP” dapat dilihat
kriteria
pada penelitian sebelumnya dimana juga
i. Membuat limiting supermatriks
menerapkan sistem pendukung keputusan
dengan cara memangkatkan super
sebagai pemecahan masalah dalam
matriks secara terus menerus hingga
menentukan sekolah favorit yaitu dengan
angka disetiap kolom dalam satu baris
menggunakan metode AHP, dimana AHP
sama besar, setelah itu dilakukan
merupakan salah satu model pengambilan
normalisasi terhadap limiting
keputusan yang dapat membantu kerangka
supermatriks
berfikir manusia. Namun kelemahan yang
j. Hitung Consistency Index (CI)
terdapat pada penerapan AHP adalah
dengan persamaan dibawah ini :
ketergantungan pada input utamanya dimana
CI = ( λ max - n) / n-1
input utama ini berupa seorang ahli sehingga
(1) dalam hal ini melibatkan subjektifitas sang
ahli selain itu model juga menjadi tidak
Dimana : berarti ketika sang ahli jika memberikan
CI = Consistency Index ( Rasio penilaian yang keliru.
penyimpangan konsistensi ) dibandingkan dengan penelitian ini
Λmax = Nilai eigen terbesar dari matriks sebagaimana pemecahan masalah dilakukan
berordo n dengan menggunakan metode ANP yang
n = banyaknya elemen merupakan memiliki struktur umpan balik
yang lebih terlihat seperti network dari pada
hirarki sehingga akan menghasilkan output
Keterangan: yang akurat sebagai alternatif yang dipilih
Nilai CI bernilai nol apabila terdapat dalam hal ini rumah sakit bersalin yang paling
standar untuk menyatakan apakah CI tepat sesuai dengan kondisi pasien.
menunjukkan matriks yang konsisten.
Saaty berpendapat bahwa suatu matriks Pada pembahasan ini sebagai hasil uji
yang dihasilkan dari perbandingan yang coba ada beberapa kriteria sebagai acuan
dilakukan secara acak merupakan suatu pertimbangan yang akan dikalkulasikan
matriks yang tidak konsisten. Dari dengan metode ANP :
matriks acak didapatkan juga nilai
J = jarak
Consistency Index yang disebut dengan
B = biaya
Random Index (RI).
P = pelayanan
k. Hitung Rasio Konsistensi dengan
F = fasilitas
persamaan dibawah ini :
Selanjutnya beberapa rumah sakit
bersalin yang akan dijadikan Alternatif
CR= CI/IR (2) merupakan objek penelitian yang akan
diproses untuk penentuan terhadap suatu
Dimana : kasus. Adapun alternatif yang digunakan pada
CR = Consistency Ratio penelitian ini yaitu :

78
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

1. Rumah sakit bersalin Matondi Perbandingan dilakukan berdasarkan


= A1 penilaian dari pengambilan keputusan dengan
2. Rumah sakit bersalin Wahyu menilai tingkat kepentingan suatu elemen
= A2 seperti pada tabel II dibawah ini :
3. Rumah sakit bersalin Khadijah
Tabel 2. perbandingan kriteria
= A3
4. Rumah sakit bersalin Sari Mutiara Kriteria J B P F
= A4
Selanjutnya pada Tahapan ini pemberian J 1/1 1/3 3/2 3/1
bobot menggunakan model ANP (Analytic
Network Process). Dalam skala kuantitatif 1 B 1/5 1/1 2/1 5/1
sampai 9 untuk menilai secara perbandingan
tingkat kepentingan suatu elemen dengan P 3/1 1/2 1/1 2/1
elemen lain dapat dilihat pada Tabel I
dibawah ini : F 1/ 1/5 1/2 1/
Tabel 1. bobot dalam skala tingkat 3 1
kepentingan
Proses selanjutnya adalah melakukan
Tingkat penjumlahan tiap kolom. Penjumlahan
Definisi Keterangan
Kepentingan menggunakan 4 (empat) digit dibelakang
Kedua elemen sama koma, hal ini berguna untuk pembulatan
1 Sama Penting penghitungan.
pentingnya
Elemen yang satu sedikit Dari penjelasan tabel III diatas bahwa
3 Sedikit lebih penting
lebih penting nilai setiap kriteria didapat dari hasil
perbandingan antara masing-masing kriteria
Elemen yang satu esensial
selanjutnya pada setiap baris dijumlahkan
atau sangat penting (lebih untuk mendapatkan total hasil perbandingan,
5 Lebih penting
penting) ketimang elemen untuk mendapatkan NE (Nilai Eigen) dimana
yang lainnya jumlah pada setiap baris dibagi dengan nilai
total sehingga dapat mengasilkan persentase
Satu elemen jelas lebih nilai bobot.
7 Sangat penting penting dari elemen yang Kemudian menghitung hasil kriteria
lainnya berpasangan kedalam matrik perbandingan
Satu elemen mutlak lebih berpasangan yang diubah kedalam bentuk
9 Mutlak sangat penting penting ketimang elemen desimal.
yang lainnya
Nilai-nilai diantara dua Matrik berpasangan :
2, 4, 6, 8 Nilai tengah pertimbangan yang 1.0000 0.3333 1.5000 3.0000
berdekatan
A= 0.2000 1.0000 2.0000 5.0000

Tahap selanjutnya Membuat matriks 3.0000 0.5000 1.0000 2.0000


perbandingan berpasangan yang
0.3333 0.2000 0.5000 1.0000
menggambarkan kontribusi atau pengaruh
setiap elemen atas setiap kriteria.

79
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

6.5667 2.0167 5.1667 10.6667 = 24.4167 consistency ratio (CR) dengan persamaan (2)
8.0667 3.0667 6.8000 14.6000 = 32.5333 sebagai berikut :
=
6.7667 2.4000 7.5000 15.5000 = 32.1667
2.2067 0.7611 1.9000 4.0000 = 8.8678
=
97.9844
Karena CR < 0.1000 berarti nilai
Untuk nilai hasil normalisasi, hasil perhitungan untuk perbandingan kriteria
penjumlahan baris dibagi dengan jumlah konsisten. Selanjutnya membangun Matriks
keseluruhannya. Perbandingan Berpasangan nilai alternatif
pada kriteria ‘Jarak’ sebagaimana dipaparkan
pada tabel IV dibawah ini :

Tabel 4 perbandingan alternatif pada kriteria


24.4167 / 97.9844 = 0.2492 [ 25% ]
jarak
32.5333 / 97.9844 = 0.3320 [ 33% ]
Alternatif A1 A2 A3 A4
32.1667 / 97.9844 = 0.3283 [ 33% ]
A1 1/1 1/3 1/2 1/1
8.8678 / 97.9844 = 0.0905 [ 9% ]
A2 3/5 1/1 5/1 2/1
Sehingga diperoleh skala prioritas
untuk masing-masing kriteria. Pada baris A3 2/1 1/3 1/1 1/3
pertama untuk penilaian Jarak dengan nilai
0.2492 atau 25%, baris kedua Biaya dengan A4 1/1 1/2 3/1 1/1
nilai 0,3320 atau 33% dan baris ketiga
Pelayanan dengan nilai 0.3283 atau 33% dan Proses selanjutnya adalah melakukan
terakhir pada baris keempat Fasilitas dengan penjumlahan tiap kolom. Adapun hasilnya
nilai 0.0905 atau 9%. Kemudian dilakukan dapat dilihat pada tabel V dibawah ini :
perhitungan nilai eigen maksimum yang
diperoleh dengan menjumlahkan hasil Tabel 5. Nilai perbandingan kriteria jarak
perkalian Nilai eigen dengan jumlah kolom.
Selanjutnya menghitung Nilai eigen Alt A1 A2 A3 A4
maksimum untuk perbandingan kriteria :
A1 1.00 0.33 0.50 1.00
= (0.2492*4.53) + (0.3320*2.03) +
A2 0.60 1.00 5.00 1.00
(0.3283*5.00)+(0.0905*11.00)
A3 2.00 0.33 1.00 0.33
= 1.13 + 0.5751 + 1.6414 + 0.8955 =
4.242 A4 1.00 0.50 3.00 1.00
Kemudian menghitung Nilai Consistency
Index dengan persamaan (1) : Kemudian menghitung hasil alternatif
= = 0.080 berpasangan kedalam matrik dimana perbandingan
berpasangan yang diubah kedalam bentuk desimal.

Untuk n = 4 , RI (random index) = 0,90 ( Matrik berpasangan :


tabel saaty ), maka dapat diperoleh nilai
80
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

1.0000 0.3333 0.5000 1.0000 220.28 / 1395.28 = 0.157


547.40 /1395.28 = 0.392
0.6000 1.0000 5.0000 1.0000
240.60 /1395.28 = 0.172
2.0000 0.3333 1.0000 0.3333 386.98 /1395.28 = 0.277
Selanjutnya dilakukan Normalisasi Matrik
1.0000 0.5000 3.0000 1.0000 Tahap Ketiga :
Normalisasi matrix tahap pertama : 72.9 23.1 84.8 39.4 72.9 23.1 84.8 39.4

3.200 1.333 5.667 2.500 = 12.700


1.000 0.333 0.500 1.000 1.000 0.333 0.500 1.000

12.200 3.367 13.300 4.267 = 33.133 0.600 1.000 5.000 1.000 0.600 1.000 5.000 1.000
X
= 2.000 0.333 1.000 0.333 2.000 0.333 1.000 0.333
4.533 1.500 4.667 3.000 13.700
1.000 0.500 3.000 1.000 1.000 0.500 3.000 1.000
8.300 2.333 9.000 3.500 = 23.133
175.8 57.5 214.4 99.7 175.8 57.5 214.4 99.7
82.667 X
78.9 25.1 94.4 42.2 78.9 25.1 94.4 42.2
Untuk nilai hasil normalisasi, hasil
124.9 40.6 151.6 70.0 124.9 40.6 151.6 70.0
penjumlahan baris dibagi dengan jumlah
keseluruhannya.
20993.9 6741.1 25121.5 11519.6 = 64376.1

12.700 / 82.667 = 0.1536 52292.3 16792.8 62591.2 28695.7 = 160371.9


33.133 / 82.667 = 0.4008
22884.6 7347.5 27383.7 12554.1 = 70169.9
13.700 / 82.667 = 0.1657
23.133 / 82.667 = 0.2798 36934.2 11860.3 44205.6 20266.6 = 113266.7

408184.6
Selanjutnya dilakukan Normalisasi Matrik
Tahap Kedua : Untuk nilai hasil normalisasi, hasil
penjumlahan baris dibagi dengan jumlah
72. 23 84. 39 = 220.28
3.20 1.33 5.67 2.50 3.20 1.33 5.67 2.50
946 .09 811 .44 444
12.20 3.37 13.30 4.27 12.20 3.37 13.30 4.27
175 57 214 99 = 547.40 X
.82 .51 .38 .7 111 4.53 1.50 4.67 3.00 4.53 1.50 4.67 3.00

78. 25 94. 42 = 240.60 8.30 2.33 9.00 3.50 8.30 2.33 9.00 3.50
862 .09 417 .23 667
keseluruhannya.
124 40 151 69 = 386.98
.88 .59 .57 .96 778 64376.1 / 408184.6 = 0.15771
160371.9 / 408184.6 = 0.39289
1395.2
8
70169.9 / 408184.6 = 0.17191
113266.7 / 408184.6 = 0.27749
Untuk nilai hasil normalisasi, hasil
penjumlahan baris dibagi dengan jumlah Proses selanjutnya adalah melakukan
keseluruhannya. penjumlahan tiap kolom dimana hasil

81
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

penjumlahan dapat dilihat pada ‘jml.v’, berpasangan nilai kepentingan alternativ pada
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 6 setiap kriteria sampai pengukuran nilai
dibawah ini : konsistensi seperti pada kriteria jarak yang
diatas. Setelah didapat penilaian alternatif
terpenting dari masing masing kriteria
langkah selanjutnya adalah menyusun
penilaian tersebut kedalam tabel 7
Tabel 6. Nilai bobot perbandingan kriteria sebagaimana dapat dilihat dibawah ini :
jarak

Alt A1 A2 A3 A4 Jml.v NE Bobot bobot


Bobot J B P F jml Rank
final
A1 1.00 0.33 0.50 1.00 2.83 0.14 14%
A1 0.158 0.297 0.111 0.310 0.876 0.219 4
A2 0.60 1.00 5.00 1.00 7.60 0.39 39%
A2 0.393 0.202 0.236 0.130 0.960 0.240 3
A3 2.00 0.33 1.00 0.33 3.67 0.19 19%
A3 0.172 0.287 0.275 0.335 1.069 0.267 2
A4 1.00 0.50 3.00 1.00 5.50 0.28 28%
A4 0.277 0.214 0.377 0.225 1.093 0.273 1
Jml.h 4.60 2.17 9.50 3.33
Nilai total 3.998
Nilai Total 19.600 100%
Tabel 7. Niai rangking alternatif
Selanjutnya Menghitung Nilai eigen
maksimum alternatif pada kriteria Jarak : Pada penjelasan tabel 7 diatas bahwa terdapat
beberapa alternatif rumah sakit bersalin
=(0.15771*4.60)+(0.39289*2.17)+(0.17191*9 diantaranya A1 – A4 , dan nilai yang
. ditampilkan berdasarkan hasil dari perkalian
50)+(0.27749*3.33) matriks pada setiap alternatif berdasarkan
= 0.7255+0.8526+1.6331+0.9240 kriteranya, lalu bobot final didapat dari ‘jml’
= 4.1352 dibagi dengan nilai total sehingga
Kemudian menghitung Nilai Consistency menhasilkan bobot final dan selanjutnya dari
Index dengan persamaan (1) diatas : hasil bobot final yang ditampilkan dapat
ditentukan rangking sebagai pemilihan rumah
= = 0.045067 sakit bersalin yang tepat dalam hal ini adalah
alternatif A4 yaitu rumah sakit bersalin Sari
Mutiara. Dengan nilai bobot final 0.273
Untuk n = 4 , RI (random index) = 0,90 (
tabel saaty ), maka dapat diperoleh nilai
5. KESIMPULAN
consistency ratio (CR) dengan menggunakan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
persamaan (2) sebagai berikut :
bahwa penerapan metode Weighted Product
untuk memilih rumah sakit bersalin efektif
untuk dilaksanakan dimana beberapa kriteria
yang ditentukan oleh sistem diantaranya nilai
Karena CR < 0.1000 berarti nilai konsisten jarak, biaya, pelayanan dan fasilitas.
Selanjutnya lakukan hal yang sama
pada setiap kriteria dari mulai perbandingan

82
Jurnal Sistem Informasi Kaputama (JSIK), Vol 2 No 1, Januari 2018 ISSN
2548-9712

DAFTAR PUSTAKA
[1] Julianto Lemantara, Noor Akhmad
Setiawan, Marcus Nurtiantara Aji., 2013,
Rancang Bangun Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Mahasiswa
Berprestasi Menggunakan Metode AHP
dan Promethee, JNTETI, Vol.4, No.1,
Februari 2013.

[2] Setiawan, M., 2014, Pembuatan Aplikasi


Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Pemilihan Laptop Dengan Metode
PROMAHP,Calyptra: Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol 3.
Jan 2014.

[3] Julianto Lemantara, Tantri Windarti.,


2014, Sistem Pendukung Keputusan
Pengoptimalan Pembagian Tugas
dengan Metode Assignment Berbasis
Web, JNTETI, Vol.3, No.4, November
2014.

[4] Rani, S., 2014, Sistem Pendukung


Keputusan Pemilihan Sepeda Motor
Berbasis WEB dengan Metode Weighted
Product, Pelita Informatika Budi Darma.
Vol 7. Januari 2014.

[5] Kurniasih, D.L., 2013, Sistem


Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop
dengan Metode TOPSIS, Program Studi
Teknik Informatika STMIK Budi Darma,
Medan. Vol.2, Februari 2013.

[6] Maulita, Yani. Lumbanbatu, K. A M H


Pardede Pernggunaan Metode Topsis
Dan Electre Sebagai Perbandingan Hasil
Keputusann Pemilihan Lokasi Lahan
Tambak Paling Terbaik Dijadikan Usaha
Tambak Air Payau, Jurnal Manajemen
Informatika dan Komputerisasi
Akuntansi (METHOMIKA), Vol. 2 No.
1 April 2018.

83

Anda mungkin juga menyukai