Anda di halaman 1dari 11

Laporan Tutorial

Blok 2.5

Gangguan Kardiovaskular

Oleh

Kelompok 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2017/2018
MODUL 1
SKENARIO 1: BAYI KECILKU

KELOMPOK 2

Suci Rahmawati Annabawi - 1610313020

Muhammad Arsyad Putra Anbiar - 1610312007

Selmi Winarti - 1610311023

Astri Dwi Andini - 1610313001

Haziq Nazmi - 1610314001

Rahma Apriliana Dewi - 1610311012

Zul Afifa Yuda - 1610312052

Nesa Pratiwi - 1610311021

Alya Ramadhini - 1610312053

Shafiqah Zawira – 1610313040

Aufa Ummaimah Epiloksa - 1410312015

TUTOR

Dr. dr. H. Masrul, M.Sc, SpGK

PENDIDIKAN DOKTER 2016


UNIVERSITAS ANDALAS
Skenario 1: BAYI KECILKU

Seorang bidan desa merujuk pasien By. Corenia, perempuan, umur 2 hari, lahir spontan,
cukup bulan, berat badan lahir 3000 gram, PB 48 cm, dan LK 33 cm ke Puskesmas, Selama
ini ibu pasien kontrol teratur tetapi ada riwayat makan obat TB pada awal kehamilan. Bidan
desa menerangkan bahwa bayi yang ditolongnya saat lahir menangis kuat dan sudah
dilakukan IMD, kemudian bayi dirawat gabung bersama ibunya. Tetapi sejak umur 12 jam
terlihat agak membiru pada bibir dan sudah di berikan oksigen tetapi nampaknya tidak ada
perubahan. Kemudan ibunya mengeluhkan bayinya menyusu kuat tetapi sebentar-sebentar
dan bayinya tampak tambah biru dan sepertinya agak sesak nafas.
Pada pemeriksaan dokter Puskesmas terlihat By. Corenia sianosis terutama daerah
bibir dan mukosa mulut yang tidak menunjukkan perubahan dengan pemberian oksigen,
takipnea, takikardi, terdengar adanya bising, dan dari pemeriksaan EKG terlihat adanya
kardiomegali. Dokter Puskesmas berencana untuk merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap untuk mengetahui diagnosis dan pengobatan yang sesuai untuk By. Corenia .
Dokter menerangkan kepada bidan dan keluarga pasien yang mengantarkan kenapa
harus dirujuk. Keluarga pasien menjadi cemas kenapa pasien sekecil itu akan dilakukan
tindakan apalagi dioperasi, sedangkan lahirnya baik-baik saja. Dokter memberikan edukasi
kenapa bisa bayi yang ada kelainan jantung dalam kehidupan intra uterine tumbuh dengan
baik karena ada perbedaan sirkulasi antara janin dan bayi setelah lahir. Dokter juga kuatir
akan adanya risiko komplikasi lebih lanjut, termasuk infeksi pada jantung.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada by. Corenia dan apa rencana
selanjutnya?
STEP 1 : TERMINOLOGI
1. IMD : (Inisiasi Menyusui Dini) proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri
dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir. Bersamaan dengan
kontak kulit antara bayi dengan kulit ibunya, bayi dibiarkan setidaknya selama satu
jam di dada ibu sampai menyusu sendiri. (DepKes,2008)
2. Lahir spontan : (eustosia) suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta)yang sudah cukup bulan, melalui jalan lahir (pervaginam), dengan kekuatan
ibu sendiri atau tanpa bantuan. (Manuaba,1998) (UMS)
3. Bibir biru (cyanosis) : warna kebiru-biruan pada lapisan mukosa dan atau kulit.
Meskipun hal ini paling sering dikaitkan dengan peningkatan jumlah hemoglobin
terdeoksigenasi (deoxyhemoglobin) dalam pembuluh darah, ada juga penyebab lain
warna kulit menjadi kebiru-biruan. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK367/)
4. Bidan desa : merupakan bidan yang memiliki SIPB di puskesmas, dan bertempat
tinggal serta mendapatkan penugasan untuk melaksanakan Praktik Kebidanan dari
Pemerintah Daerah pada satu desa/kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas yang
bersangkutan. Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan : pelayanan kesehatan ibu ; pelayanan kesehatan anak
: pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berncana. (Permenkes
Bidan tahun 2017, BAB III pasal 15 dan pasal 18)
5. Merujuk : merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal. (Permenkes No.001 tahun 2012 BAB III pasal 3)
6. Cukup bulan : (aterm) bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-42 minggu
(259-293 hari). (http://digilib.unimus.ac.id)
7. Puskesmas : adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Permenkes No.75 tahun
2014)
8. Obat TB : obat yang digunakan untuk pasien tuberkulosis.
9. Tuberkulosa : salah satu bagian penyakit menular pada manusia dan hewan yang
disebabkan oleh spesies Mycobacterium dan ditandai dengan pembentukan tuberkel
dan nekrosis kaseosa pada jaringan-jaringan . (Dorland, 2002)
10. Rawat gabung : (Rooming in) adalah menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan
bersama selalu 24 jam tanpa pernah terpisah. ( PP No.33 tahun 2012)
11. Oksigen : unsur kimia,nomor atom 8, simbol O. Oksigen mengisi kira-kira 20% udara
di atmosfer, merupakan unsur penting dalam pernapasan tanaman dan hewan, dan
walaupun tidak mudah terbakar,penting untuk pengobatan luka bakar. (kamus
Dorland ed 25)
12. Sesak nafas : (dyspnea) adalah ketidaknyamanan yang abnormal saat bernafas.
Dyspnea paling banyak disebabkan keterbatasan aktivitas pernafasan pada pasien
dengan penyakit paru. (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK367/)
13. Mukosa : adalah lapisan basah yang berkontak dengan lingkungan eksternal.
(eprints.undip.ac.id>Bab_2)
14. EKG : (Elektrokardiogram) merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang
diambil dengan memasang elektroda pada badan.
15. Takipnea : pernafasan yang sangat cepat. (kamus Dorland ed.25)
16. Takikardi : kecepatan denyut jantung yang abnormal. (kamus Dorland ed.25)
17. Bising (murmur) : bunyi desiran abnormal yang terdengar memanjang karena vibrasi
aliran darah terbuka.
18. Kardiomegali : hipertrofi jantung. (kamus Dorland ed25)
19. Diagnosis : penentuan sifat penyakit atau membedakan satu penyakit dengan yang
lainnya. (kamus Dorland ed.25)
20. Intrauterin : intra=dalam ; uterin=uterus. Janin yang berada didalam uterus
21. Cemas : (anxiety) adalah gangguan psikologis pada rangsangan otak sehingga
meningkatkan gejala-gejala pada pasien.
22. Operasi : (pembedahan) pengobatan secara invasif dengan membuka bagian tubuh
23. Edukasi kesehatan : adalah kegiatan upaya meningkatkan pengetahuan kesehatan
perorangan paling sedikit mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan status kesehatan pasien, mencegah
timbulnya kembali penyakit dan memulihkan penyakit. (Edukasi kesehatan - BPJS
kesehatan)
24. Kelainan jantung : adalah malformitas anatomi jantung, kelainan fisiologis/patologis
pada jantung akibat kongenital/didapat.
25. Sirkulasi : sistem yang mengatur pemompaan darah uang dibutuhkan tubuh.
26. Risiko komplikasi : (side effect) adalah sebuah perubahan yang tak diinginkan dari
sebuah penyakit, kondisi kesehatan atau terapi. Penyakit dapat menjadi memburuk
atau menunjukan jumlah gejala yang lebih besar atau perubahan patologi, yang
menyebar ke seluruh tubuh atau berdampak pada sistem organ lainnya.
27. Infeksi : invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yang
menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi
intraselular, atau respons antigen-antibodi. (kamus Dorland ed.25)

STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa hubungan jenis kelamin, usia, lahir spontan, cukup bulan, BBL 3000 gram, PB
48cm, LK 33cm terhadap kondisi pasien? Dan mengapa pasien harus dirujuk?
2. Bagaimana hubungan mengonsumsi obat TB pada awal kehamilan dengan kondisi bayi
Corenia?
3. Mengapa tidak ditemukan kelainan pada bayi Corenia pada saat intrauterine padahal
ibunya selalu control teratur?
4. Mengapa sejak umur 12 jam pada bayi terlihat sianosis?
5. Mengapa kondisi bayi tidak membaik setelah diberikan oksigen?
6. Mengapa bayi menyusu kuat tapi sebentar-sebentar dan bayi terlihat tambah biru serta
sesak napas?
7. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan EKG bayi Corenia?
8. Bagaimana cara menerangkan kepada pasien kondisi yang dialami bayi sehingga harus
dirujuk?
9. Apa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui diagnosis dan pengobatan yang
tepat bagi bayi?
10. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan oleh dokter pada kondisi bayi Corenia?
11. Apa edukasi yang diberikan kepada orang tua bayi Corenia?
12. Bagaimana perubahan perubahan janin dengan bayi baru lahir?
13. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada bayi Corenia?

STEP 3 : HIPOTESIS
1. Apa hubungan jenis kelamin, usia, lahir spontan, cukup bulan, BBL 3000 gram,
PB 48cm, LK 33cm terhadap kondisi pasien? Dan mengapa pasien harus dirujuk?
Hubungan antara jenis kelamin, umur, dan BBL cukup signifikan dengan kondisi yang
diderita pasien. Pada jenis kelamin, secara epidemiologi lebih banyak perempuan
daripada laki-laki (2:1).
Kenapa harus dirujuk? Karena bidan tidak memiliki kompetensi dalam menangani lebih
lanjut pada penyakit yang diderita pasien.

2. Bagaimana hubungan mengonsumsi obat TB pada awal kehamilan dengan


kondisi bayi Corenia?
Pengaruh konsumsi obat TB pada awal kehamilan tidak memiliki pengaruh yang jelas
pada kehamilan. Seharusnya, pada ibu dengan TB yang diobati tidak akan berdampak
buruk kepada bayinya. Namun, terlambatnya diagnosis dapat menyebabkan beberapa
kelainan, seperti kelainan pada paru.
Streptomycin berpengaruh pada janin di trimester pertama, yakni terjadinya gangguan
pendengaran dan keseimbangan yang menetap. Karena itu, obat-obat TB canamycin,
etionomid, bakteriomycin sebaiknya dihindari oleh ibu hamil. Sementara obat yang lain
adalah ethambutol kategori B, dan rifampisin kategori C.

3. Mengapa tidak ditemukan kelainan pada bayi Corenia pada saat intrauterine
padahal ibunya selalu control teratur?
Penyakit jantung bawaan disebabkan oleh tidak sempurnanya perkembangan organ
intrauterine. Namun, klinis nya baru terlihat ketika bayi dilahirkan karena adanya
perbedaan sirkulasi janin dan bayi baru lahir. Perbedaannya adalah, sirkulasis janin
melewati arteri dan vena umbilikalis serta memiliki saluran yang akan menutup ketika
bayi lahir, yaitu ductus venosus, ductus arteriosus, foramen ovale. Dari jenis
sirkulasinya, bayi memiliki sirkulasi parallel, sementara dewasa sirkulasi seri.

4. Mengapa sejak umur 12 jam pada bayi terlihat sianosis?


Karena terjadi kekurangan oksigen pada bayi akibat bayi baru lahir belum bisa
beradaptasi secara baik. Kemungkinan lainnya adalah:
 Kelainan jantung bawaan
 Kekurangan oksigen karena penyakit paru
 Demam, epilepsy, atau gangguan lainnya

5. Mengapa kondisi bayi tidak membaik setelah diberikan oksigen?


Terapi oksigen digunakan untuk melihat apakah pasien menderita penyakit jantung atau
penyakit paru, dengan cara pemberian oksigen selama 10 menit. Apabila pada pasien
terjadi peningkatan tekana oksigen, maka artinya pasien memiliki gangguan atau
obstruksi pada jalan napasnya. Apabila tidak ada peningkatan, maka kemungkinan
pasien menderita kelainan pada jantungnya.
6. Mengapa bayi menyusu kuat tapi sebentar-sebentar dan bayi terlihat tambah biru
serta sesak napas?
Kemungkinan karena pasien kelelahan saat menyusu. Sebagaimana yang diketahui,
menyusu atau minum dan menangis membutuhkan konsumsi oksigen dan menurunkan
aliran darah pulmonal. Akibatnya, bayi sianosis dan sesak napas.

7. Apa interpretasi dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan EKG bayi Corenia?
Sianosis yang terjadi paling banyak terjadi di mukosa mulut berupa perubahan warna
menjadi biru karena kurangnya saturasi oksigen di darah. Takipneu terjadi karena
kebutuhan oksigen lebih besar dari persediaan oksigen bayi. Takikardi sendiri
merupakan kondisi dimana jantung berusaha memenuhi kebutuhan oksigen dengan
cara memompa lebih cepat. Bising jantung dapat diperiksa dengan stetoskop, berupa
murmur yang normalnya tidak ada. Sementara EKG digunakan untuk melihat kerja
jantung, apakah normal, aritmia, atau lainnya dengan menggunakan alat EKG.

8. Bagaimana cara menerangkan kepada pasien kondisi yang dialami bayi sehingga
harus dirujuk?
Jelaskan kepada orangtua bahwa keluhan yang dialami pasien bukan kompetensi dokter
umum karena penyakit ini merupakan penyakit yang kompleks yang butuh fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap.

9. Apa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui diagnosis dan pengobatan


yang tepat bagi bayi?
Pertama sekali, bayi harus diberikan perawatan untuk mempertahankan suhu dan
memberikan kenyamanan pada bayi. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan fisik lengkap
yang dilanjutkan dengan EKG untuk mengetahui kelainan jantung apa yang terdapat
pada bayi. Sesuai indikasi, dapat diberikan prostaglandin E secara IV untuk membuka
kembali ductus arteriosus yang sudah menutup.

10. Bagaimana tindakan yang harus dilakukan oleh dokter pada kondisi bayi
Corenia?
 Mempertahankan vital sign bayi
 Ganti cairan yang kurang
 Rujuk secepatnya

11. Apa edukasi yang diberikan kepada orang tua bayi Corenia?
 Jika pada pasien dengan PJB, usahakan pasien selalu dalam keadaan nyaman
dan tenang. Aktivitas fisik seperti menyusu, menangis, dan tetawa harus
dikurangi karena akan meningkatkan keparahan kondisi pasien.
 Pasien PJB harus ditangani dengan cepat. Orang tua dapat membawa bayi ke
dokter atau layanan kesehatan yang lebih lengkap, seperti rumah sakit.

12. Bagaimana perubahan sirkulasi janin dengan bayi baru lahir?


Pada janin, paru-paru belum berfungsi sehingga fungsi paru digantikan oleh plasenta.
Namun ketika lahir, umbilical cord bayi akan dijepit dan dipotong dan juga bayi
menangis sehingga paru-paru bayi dapat berfungsi. Ketika di intrauterine, sirkulasi
dibantu dengan adanya saluran-saluran bypass seperti ductus venosus, ductus
arteriosus, foramen ovale serta adanya a.v. umbilikalis sebagai pembuluh darah dari
plasenta ke janin. Namun ketika lahir, saluran-saluran tersebut akan menutup.
 Ductus venosus menjadi ligamentum venosum
 Arteri umbilikalis menjadi ligamentum umbilikalis media
 Vena umbilikalis menjadi ligamentum teres hepatis
 Ductus arteriosus menjadi ligamentum arteriosum
 Foramen ovale menjadi fosa ovalis

13. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada bayi Corenia?


 Pertumbuhan yang lambat
 Infeksi saluran pernapasan dan jantung
 Aritmia
 Gagal jantung
 Pembekuan darah

Step 4 : Skema
STEP 5 : LO
Mahasiswa Mampu Menjelaskan :
1. Defenisi penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
2. Klasifikasi penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
3. Epidemiologi penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
4. Etiologi dan faktor risiko penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
5. Patogenesis penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
6. Manifestasi klinis penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
7. Diagnosis penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
8. Penatalaksanaan penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
9. Komplikasi penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
10. Prognosis penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
11. Rujukan penyakit kongenital jantung dan infeksi jantung
DAFTAR PUSTAKA
 (DepKes,2008)
 (Manuaba,1998) (UMS)
 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK367/)
 . (Permenkes Bidan tahun 2017, BAB III pasal 15 dan pasal 18)
 (http://digilib.unimus.ac.id)
 (Permenkes No.75 tahun 2014)
 (Dorland, 2002). Dorland, W.A.N., 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
 ( PP No.33 tahun 2012)
 (Edukasi kesehatan - BPJS kesehatan)

Anda mungkin juga menyukai