Definisi
Esofagografi (barium swallow) merupakan suatu teknik radiografis untuk
pemeriksaan esofagus dengan menggunakan media kontras (biasasanya adalah barium sulfat).
Pemeriksaan bisa dilakukan dengan single kontras (hanya barium sulfat saja) serta bisa juga
double kontras dengan barium dan udara di mana pasien diberi kristal baking-soda (mirip
dengan Alka-Seltzer) untuk lebih meningkatkan kualitas gambar (Price, Sylvia A.2005).
Barium sulfat merupakan senyawa metalik yang muncul pada sinar-X dan digunakan
untuk membantu melihat kelainan pada esofagus dan lambung. Sinar-X diperlukan untuk
melihat jalur dari sistem pencernaan yang sudah dipenuhi oleh kontras (Price, Sylvia
A.2005).
X-ray (radiograf) adalah tes medis invasif yang membantu dokter dalam mendiagnosa
dan mengobati kondisi medis. Pencitraan dengan sinar-X menggunakan dosis kecil radiasi
pengion untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh. Sinar-X merupakan bentuk tertua
dan paling sering digunakan dalam pencitraan medis (Price, Sylvia A.2005).
Selain sinar-X, dapat digunakan fluoroskopi yang memungkinkan untuk melihat
organ-organ internal dalam gerakan. Bila saluran pencernaan bagian atas dilapisi dengan
barium, radiolog dapat melihat dan menilai anatomi dan fungsi dari esofagus, lambung, dan
duodenum (Price, Sylvia A.2005).
Anatomi dan Fungsi Esofagus
Esofagus adalah suatu saluran otot vertikal yang menghubungkan Hipofaring dengan
lambung. Ukuran panjangnya 23-25 cm dan lebarnya sekitar 2 cm (pada keadaan yang paling
lebar) pada orang dewasa. Esofagus dimulai dari batas bawah Kartilago Krikoidea kira-kira
setinggi Vertebra Servikal VI kemudian akan berakhir di Orifisium Kardia Gaster setinggi
Vertebra Thorakal XI (Price, Sylvia A.2005).
Menurut letaknya esofagus terdiri dari beberapa segmen :
1. Segmen servikalis 5-6 cm ( C.VI-Th. I )
2. Segmen torakalis 16-18 cm ( Th I-V )
3. Segmen diafragmatika 1-1,5 cm ( Th X )
4. Segmen abdominalis 2,5 – 3 cm ( Th.XI )
Dinding esofagus terdiri dari 3 lapisan yaitu: mukosa yang merupakan epitel skuamosa,
submukosa yang terbuat dari jaringan fibrosa elastis dan merupakan lapisan yang terkuat dari
dinding esofagus, serta otot-otot esofagus yang terdiri dari otot sirkuler bagian dalam dan
longitudinal bagian luar dimana 2/3 bagian atas dari esofagus merupakan otot skelet dan 1/3
bagian bawahnya merupakan otot polos (Price, Sylvia A.2005).
Pada bagian leher, esofagus menerima darah dari a. karotis interna dan trunkus
tiroservikal. Pada bagian mediastinum, perdarahan esofagus disuplai oleh a. esofagus dan
cabang dari a. bronkial. Setelah masuk ke dalam hiatus esofagus, esofagus menerima darah
dari a. phrenikus inferior, dan bagian yang berdekatan dengan gaster di suplai oleh a.
gastrika sinistra. Darah dari kapiler-kapiler esofagus akan berkumpul pada v. esofagus, v.
tiroid inferior, v. azygos, dan v. Gastrika (Price, Sylvia A.2005).
Esofagus memiliki beberapa daerah penyempitan (Price, Sylvia A.2005):
Daerah krikofaringeal, setinggi Vertebra Servikal VI.
Daerah ini disebut juga Bab el Mandeb / Gate of Tear, merupakan bagian yang
paling sempit, mudah terjadi perforasi sehingga paling ditakuti ahli esofagoskopi.
Daerah persilangan aorta (Arkus Aorta), setinggi Vertebra Thorakal IV.
Daerah persilangan bronkus kiri, setinggi Vertebra Thorakal V.
Daerah diafragma (Hiatus Esofagus), setinggi Vertebra Thorakal X.
Gambar 1. Anatomi Esofagus
Gambar 3. Posisi AP
b) Proyeksi Lateral
Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor &
struktur dari esofagus.
Faktor teknik :
Film 30 x 40 cm memanjang
Moving / Stationary Grid
Shielding : Region Pelvic
Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1
Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1
Posisi Pasien : Recumbent / Erect (Recumbent lebih disukai karena
pengisian lebih baik)
Posisi Objek :
Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi, elbow
flexi
Mid coronal plane pada garis tengah meja / kaset.
Shoulder dan Hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.
Tangan kanan memegang gelas Barium
Tepi atas kaset 5 cm di atas Shoulder
CR : Tegak lurus terhadap kaset
CP : pada pertengahan kaset setinggi T 5-6 / 7,5 cm Inferior Jugular
Notch
FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )
Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm
Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan Barium
Catatan :
Pasien menelan 2/3 sendok Barium kental kemudian di-expose
Untuk “full filling” digunakan Barium encer. Pasien minum
Barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien
menelan 3-4 tegukan.
Kriteria radiograf :
Struktur : Esofagus terisi Bariumterlihat diantara C.Vertebral dan
jantung
Posisi :
True lateral ditunjukan dari superposisi kosta Posterior.
Bahu pasien tidak superposisi dengan esofagus
Esofagus terisi media kontras.
Kolimasi : Seluruh Esofagus masuk pada lap.penyinaran
Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan esofagus secara
jelas yang terisi dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat
eksposi.
Gambar 4. Posisi Lateral
Kriteria radiograf :
Struktur : Esofagus terisi Bariumterlihat diantara C.Vertebral dan
jantung ( RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara Vertebra dan
jantung dibandingkan LAO )
Posisi :
Rotasi yang cukup akan menampakkan esofagus diantara C.
Vert. & Jantung, jika esofagus superimposed diatas spina, rotasi
perlu ditambah.
Bahu pasien tidak superposisi dengan esofagus
Esofagus terisi media kontras.
Kolimasi : Seluruh Esofagus masuk pada lap.penyinaran
Faktor eksposi :
Teknik yang digunakan mampu menampakkan esofagus secara
jelas yang terisi dengan kontras.
Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat
eksposi.
Gambar 5. Posisi RAO
2. Fistula Trakheo-Esofagei
Fistula Trakeo-Esofagei ialah terdapatnya hubungan antara esofagus dan trakhea.
Pada bayi ini, saat pertama kali diberi minum ASI akan terjadi refleks batuk dan muntah.
Pada pemeriksaan ini tidak boleh menggunakan kontras BaSO4 karena tidak larut dalam
air, yang dapat masuk ke trakea menuju paru-paru dan merangsang terjadinya
pneumonia. Bahan kontras yang dipakai harus larut dalam air, seperti: dionosil,
gastrografin (Robert D. Halpert. 2006).
.
Gambar 8. Fistula Trakheo-Esofagei
3. Ulkus Esofagus
Ulkus esofagus merupakan ulkus pada dinding esofagus yang disebabkan oleh asam
lambung yang disekresi oleh sel-sel lambung. Pembentukan ulkus juga berhubungan dengan
bakteri H. Pylori di lambung, obat-obat anti inflamasi, dan merokok. Nyeri pada ulkus
biasanya tidak berhubungan dengan luas atau beratnya lesi (Robert D. Halpert. 2006).
Dapat dijumpai dalam bentuk bentuk: additional defect, star formation, dan spastik
(mengkerut). Bila terdapat ulkus pada esofagus misalnya pada posisi jam 12 dan bila difoto
dengan posisi jam 3 atau 9 akan terlihat penonjolan ke luar dinding (additonal defect), sedang
bila difoto pada posis jam 6 tampak lubang dengan garis-garis di sekitarnya dan membentuk
gambaran bintang (star formation), di mana garis-garis tersebut sebenarnya adalah sikatriks.
Selain itu dapat pula terlihat di sekitar dinding ulkus terdapat dinding esofagus yang tidak
mau berkontraksi (spastik) (Robert D. Halpert. 2006).
Gambar 9. Ulkus Esofagus
4. Divertikula Esofagus
Pada foto dengan kontras BaSO4 terlihat gambaran additional defect berupa
kantong-kantong pada dinding esofagus. Divertikula disebabkan oleh traction atau
tarikan keluar, yaitu bila ada radang/abses yang sudah sembuh dan kemudian terjadi
jaringan fibrotik. Jaringan fibrotik inilah yang akan menarik dinding esofagus. Selain itu
divertikula dapat disebabkan oleh pulsion atau dorongan dari dalam, yaitu jika ada proses
radang atau benda asing yang tidak diambil setelah beberapa bulan (Robert D. Halpert.
2006).
Gambar 10. Divertikula Esofagus
5. Spasme Esofagus
Penyempitan esofagus bagian distal, biasanya terdapat pada dewasa muda.
Terjadinya spasme ini disebabkan oleh faktor psikis. Jadi, tidak ada kelainan anatomis.
Letak spasme biasanya pada 1/3 distal esofagus (Robert D. Halpert. 2006).
Gambar 11. Spasme Esofagus
6. Sriktur Esofagus
Dapat terjadi pada semua umur. Terjadi kelainan anatomis dengan gambaran
pada foto berupa mouse tail appearance (ekor tikus). Untuk membedakan striktur
dengan spasme dapat diberikan muscle relaxan (buscopan i.v). jika melebar berarti
spasme sedangkan bila tetap kecil atau sempit berarti striktura. Selain itu pada
striktura, dinding tidak licin. Penyebab striktur esofagus dapat berupa peradangan,
trauma, atau proses keganasan (Robert D. Halpert. 2006).
Gambar 12. Striktur Esofagus
7. Achalasia Esofagus
Striktura dengan kelainan anatomis kongenital. Kelainan terjadi pada Pleksus
Aeurbachi Mesentericus, bila letaknya lebih bawah disebut achlasia gastrik. Terdapat
gambaran mouse tail appearance karena tidak terjadi peristaltik dan dilatasi regio diatas
bagian yang aganglionik. Kelainan ini mirip dengan megakolon kongenital (Robert D.
Halpert. 2006).
Gambar 13. Achalasia Esofagus
8. Varises Esofagus
Biasanya terjadi pada orang dewasa tua, keadaan sirosis hepatis, gizi buruk, kurus,
dan muntah darah. Predileksi letak tersering ialah pada 1/3 distal esofagus. Terjadi
susunan yang berbentuk batu bata disebut cobble stone appearance. Terdapat filling
defect berupa lusensi. Pada valsava test tampak gambaran di atas yang menetap. Caranya
lubang hidung ditutup kemudian berusaha mengeluarkan nafas sehingga rongga Thoraks
membesar, akibatnya vasa esofagus juga membesar sehingga tampak gambaran cobble
stone appearance (Robert D. Halpert. 2006).
Varises esofagus disebabkan oleh Hipertensi portal. Di sini tekanan menjadi
meningkat sehingga terjadi bendungan sirkulasi portal dan cabang-cabang berikutnya
membentuk lingkaran yang memberi gambaran bentuk cacing (worm like). Varises
esofagus merupakan komplikasi tersering dari sirosis hepatis (Robert D. Halpert. 2006).
Gambar 14. Varises Esofagus
B. Kontra Indikasi :
Megaesofagus
Regurgitasi
Pasien dengan suspek perforasi
Komplikasi Esofagografi
Pemeriksaan esofagografi ini merupakan pemeriksaan yang relatif aman, meskipun
demikian setiap pemeriksaan dapat menyebabkan komplikasi tertentu seperti alergi
terhadap barium sehingga menyebabkan reaksi anafilaksis dan dapat menyebabkan
obstipasi (Robert D. Halpert. 2006).
Esofagografi biasanya merupakan pemeriksaan yang aman, namun seperti
pemeriksaan lainnya, kadang-kadang dapat ditemui komplikasi. Dokter sebaiknya dapat
mengenali gejalanya sehingga dapat segera diberikan terapi.
Komplikasi esofagografi di antaranya:
Reaksi alergi atau anafilaksis dapat terjadi pada orang yang alergi terhadap Barium
yang diminum.
Konstipasi.
Aspirasi Barium pada trakea (Robert D. Halpert. 2006).
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Penyakit Vol.2 Edisi 6. Jakarta
EGC
2. David Sutton. 2006. Textbook of Radiology and Imaging Seventh Edition Volume I. USA :
Elsevier Churchill.
3. Robert D. Halpert. 2006. Gastrointestinal Imaging Third Edition. USA : Mosby Elsevier.