Anda di halaman 1dari 8

Isolasi Candida sp. dan Aspergilus sp.

pada Tembolok (Ingluviens) Ayam


Ras dan Ayam Buras di Pasar Peunayong, Banda Aceh
(Isolation of Candida sp and Aspergillus sp. from crops (Ingluviens) of broiler and indigenous
chicken in Peunayoung market, Banda Aceh)

Erina1, Roslizawaty1, dan Sri Wahyuli2


1
Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala
2
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengisolasi sp. diamati secara makroskopis. Koloni yang diduga
Candida sp. dan Aspergillus sp. pada tembolok Candida sp. dan Aspergillus sp. diperiksa secara
ayam ras dan buras. Sampel dalam penelitian ini mikroskopis. Data yang diperoleh dianalisis secara
adalah tembolok ayam ras dan buras masing-masing deskriptif. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
berjumlah 15 sampel yang diambil secara acak dari Candida sp. dapat diisolasi pada semua sampel
tempat pemotongan unggas Peunayong Banda (100%) tembolok ayam ras dan ayam buras.
Aceh. Isolasi Candida sp. dan Aspergillus sp. Aspergillus sp. dapat diisolasi pada 2 dari 15
dilakukan sesuai dengan metode Thompson (1969). (13,33%) sampel tembolok ayam ras dan 6 dari 15
Sampel dicuci dengan aquades steril yang diberi (40%) sampel tembolok ayam buras. Kesimpulan
antibiotik selanjutnya ditanamkan pada media penelitian ini adalah Candida sp. tidak ada
Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA) kemudian perbedaan pada tembolok ayam ras dan ayam buras
diinkubasikan pada suhu kamar selama 2-7 hari. sedangkan Aspergillus sp. pada tembolok ayam
Pengamatan morfologi Candida sp. dan Aspergillus buras lebih banyak dari pada ayam ras.
Kata kunci : Ayam ras, ayam buras, tembolok, Candida sp, Aspergillus sp.

ABSTRACT This research aimed to isolate The plate was observed from Candida sp. and
Candida sp. and Aspergillus sp. from crop of Aspergillus sp. colony macroscopically and
chicken race (broiler) and indigenous chicken. This microscopically. Data were analyzed descriptively.
research used crops of the chicken race (broiler) and The result showed that Candida sp. Found in all
indigenous chicken, each animal consists of 15 samples (100%) and Aspergillus sp. Found in 2 out
animals taken randomly from the poultry of of 15 (13,33%) crops samples in chicken race
slaughter house Peunayong Banda Aceh. Isolation (broiler) and 6 out of 15 (40%) crops in indigenous
of Aspergillus sp. was done based on Thompson chicken. The conclusion is, candida was found in
method (1969). The samples were washed with both chickens race (broiler) and domestic chicken,
sterile aquadest containing antibiotics before while aspergillus was found more in indigenous
implanted on Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA), chicken than chickens race broiler.
then incubated at room temperature for 2-7 days.
Keywords : Chicken race, indigenous chicken, crops, Candida sp, Aspergillus sp.

2019 Jurnal Agripet: Vol (19) No. 1: 51-58

PENDAHULUAN1 sangat diminati penduduk Indonesia. Ayam


Sejak tahun 70-an ayam ras (broiler) buras dipelihara secara semi intensif, dilepas di
telah mulai diternakkan secara intensif. Ayam pekarangan, dan tidur di atas pohon.
ini merupakan hasil persilangan berbagai jenis Masalah kesehatan ayam merupakan hal
ayam unggulan (Christoper dan Harianto, yang sering menjadi kendala dalam usaha
2011). Menurut Sarwono (1990), ayam buras berternak ayam. Salah satu penyebab gangguan
(bukan ras) dikenal dengan ayam kampung kesehatan ayam adalah jamur seperti Candida
sp. dan Aspergillus sp. kedua jamur ini dapat
Corresponding author: sriwahyuli404@gmail.com
menyebabkan penyakit yang bersifat zoonosis.
DOI: https://doi.org/10.17969/agripet.v19i1.13162 Namun masih sedikit informasi tentang

Jurnal Agripet Vol 19, No. 1, April 2019


51
penyakit unggas yang disebabkan oleh jamur. dilakukan penelitian untuk mengisolasi
Meskipun Candida sp. tergolong flora normal Candida sp. dan Aspergillus sp. pada tembolok
pada saluran pencernaan, terutama tembolok, ayam ras (broiler) dan ayam buras (bukan ras).
rongga mulut, oesofagus dan proventrikulus
(Singh et al., 2014). Namun mikroorganisme
MATERI DAN METODE
ini juga bersifat oportunistik patogen. Menurut
Dharma et al. (2013) Candida sp. dapat Tempat dan Waktu Penelitian
berubah menjadi patogen apabila terjadi Penelitian ini dilaksanakan di
penurunan sistem imunitas pada ternak Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokter-
tersebut. an Hewan, Universitas Syiah Kuala, Banda
Timbulnya kandidiasis juga ditentukan Aceh. Kegiatan penelitian dilakukan dari bulan
oleh kondisi kekebalan tubuh ayam, kualitas April sampai Mei 2018.
pakan, air, perubahan kondisi lingkungan, dan
pemberian antibiotik. Adapun gejala dari Alat dan Bahan Penelitian
kandidiasis adalah terbentuk penebalan yang Alat-alat yang digunakan dalam
bewarna keputihan, lesi-lesi, dan ulcer pada penelitian ini adalah cawan petri steril, tabung
organ tersebut. Namun gejala tersebut tidak reaksi, rak tabung, erlenmeyer, spuit, kertas
patognomonik (tidak spesifik). Kandidiasis label, ose, lampu spiritus, skalpel, pisau,
menyebabkan penurunan kualitas bobot ayam gunting, kapas, pipet, plastik steril, object
dan produksi telur. Kandidiasi juga dapat glass, cover glass, inkubator, dan mikroskop.
menyebabkan depresi, kekurusan, dan Bahan- bahan yang digunakan adalah 15
malabsorbsi makanan, sehingga dapat tembolok ayam ras dan tembolok ayam buras,
menyebabkan timbulnya berbagai masalah NaCl fisiologis, media Sabourauds Dextrosa
yang berhubungan dengan nutrisi. (Jawetz et Agar (SDA), antibiotik tetrasiklin, dan
al., 1996, Tabbu, 2000, dan Dharma et al., Lactopenol Cotton Blue (LCB).
2013).
Aspergillus sp. merupakan penyebab Metode Penelitian
penyakit aspergilosis pada saluran pernapasan Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dan kadang-kadang bersifat infeksi umum dengan menggunakan metode Thompson
(Hastiono, 1985). Organ lain yang dapat (1969). Candida sp. dan Aspergillus sp.
terinfeksi adalah organ pencernaan seperti diisolasi dengan cara membiakkan tembolok
tembolok, ventrikulus, intestinum tenue dan ayam ras dan ayam buras ke dalam medium
intestinum crassum. Aspergillus sp. mampu Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan
menghasilkan mikotoksik yang dikenal dengan diinkubasikan pada suhu kamar selama 2-7
aflatoksin. Aflatoksin merupakan senyawa hari. Selanjutnya biakan diamati setiap hari
metabolik bersifat zoonosis yang dapat untuk mengamati pertumbuhan koloni jamur
menyebabkan kanker pada hewan dan manusia sacara makroskopis dan dibuat slide culture
(Budiarti et al., 2013). Aflatoksin dapat untuk mengidentifikasi jamur secara
mencemari berbagai komoditas pertanian, mikroskopis.
terutama jagung yang merupakan sumber
bahan pakan ternak ayam (Widiastuti, 2014). Prosedur Penelitian
Tembolok merupakan tempat Pengambilan Sampel
penyimpanan pakan sementara seperti pakan Sampel dalam penelitian ini adalah
dan air. Salah satu faktor yang paling berperan tembolok ayam ras dan buras masing-masing
dalam pertumbuhan jamur adalah kandungan berjumlah 15 sampel yang diambil secara acak
nutrient sebagai media pertumbuhan (Yasin, dari tempat pemotongan unggas pasar
2010). Berdasarkan hal tersebut, sangat Peunayong Banda Aceh. Sampel diambil
memungkinkan jamur Candida sp. dan secara aseptis dan ditempatkan dalam kantong
Aspergillus sp. dapat tumbuh dan berkembang plastik steril, kemudian dibawa ke
di dalam tembolok. Oleh sebab itu, perlu Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala.

Isolasi Candida sp. dan Aspergilus sp. pada Tembolok (Ingluviens) Ayam Ras (Broiler) dan Ayam Buras... (Dr. drh. Erina, M.Sc, et al)
52
Isolasi Jamur HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel diambil secara aseptis dan
Hasil isolasi tembolok ayam ras dan
dimasukkan ke dalam cawan petri steril,
ayam buras pada media SDA dapat dilihat pada
tembolok dipotong dengan ukuran kira-kira 1
Gambar 1.
cm dengan gunting steril. Potongan tembolok
tersebut dicuci sebanyak tiga kali dengan
aquades steril yang berisi antibiotik tetrasiklin
(0.1cc/100ml). Potongan-potongan tembolok
tersebut ditanamkan ke permukaan media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan
diinkubasikan pada suhu kamar selama 2-7
hari. Pada hari kedua dan seterusnya biakan
diamati terhadap pertumbuhan koloni jamur
secara makroskopik yaitu dengan melihat
bentuk, warna, permukaan bawah dan tepi
koloni. Apabila terdapat pertumbuhan koloni
yang diduga Candida sp. dan Aspergillus sp.
dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan
membuat slide culture. Gambar 1. Koloni yang mencirikan Candida
sp.(A) dan koloni yang mencirikan
Identifikasi jamur Aspergillus sp. (B) pada tembolok
Untuk mengidentifikasi jamur yang ayam ras dan buras dalam media
diduga Candida sp. dan Aspergillus sp. maka Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA).
dilakukan penanaman pada slide culture. Slide
culture dibuat dengan cara meletakkan pipet Pemeriksaan laboratorium secara
steril pada dasar cawan petri, kemudian kapas makroskopis menggunakan media
yang telah dibasahi dengan aquades steril pada pertumbuhan merupakan salah satu cara
cawan petri tersebut, agar suasana di dalam penegakkan diagnosa penyakit yang
cawan petri menjadi lembab. Selanjutnya disebabkan oleh jamur.. Media Sabouraud’s
diletakkan objek glass di atas pipet, kemudian dextrose agar plate atau SDA merupakan
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dipotong media selektif untuk pertumbuhan jamur
dengan ukuran 1x1 cm dan diletakkan di atas (Nuryati dan Huwaina, 2015). Penambahan
objek glass. Kemudian pada potongan SDA antibiotik pada media SDA bertujuan untuk
dioleskan biakan jamur pada empat sisi dengan menghambat pertumbuhan bakteri. sehingga
menggunakan ose steril, dan potongan agar dapat dilakukan identifikasi yang diperkirakan
ditutup dengan cover glass. Cawan petri Candida sp. dan Aspergillus sp. pada tembolok
ditutup kembali dan diinkubasikan pada suhu ayam ras dan ayam buras.
kamar selama 2-7 hari. Selanjutnya koloni Secara makroskopik, dapat dilihat bahwa
diwarnai dengan meneteskan Lactophenol koloni yang diduga Candida sp. terlihat koloni
cotton blue (LCB) pada pinggiran cover glass berbentuk bulat, berwarna putih kekuningan,
dan diamati di bawah mikroskop dengan mempunyai permukaan yang halus dan licin,
perbesaran 400x. Permukaan koloni diamati serta memiliki bau seperti ragi. Aspergillus sp.
secara mikroskopis terhadap pertumbuhan hifa dapat tumbuh dalam medium yang
bersepta, konidia, konidiofor, vesikel, dan mengandung karbohidrat seperti Sabouraud’s
fialid jamur. Dextrosa Agar (SDA) yang telah ditambah
antibiotika, koloni akan tumbuh dalam waktu
Analisis Data 2-7 hari.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian Pertumbuhan Aspergillus sp. pada media
ini dianalisis secara deskriptif. SDA plate terlihat berwarna putih dengan
koloni yang kompak dan kuning pada bawah
koloni yang akan berubah menjadi coklat gelap

Jurnal Agripet Vol 19, No. 1, April 2019


53
sampai hitam setelah terbentuk konidiospora dan karbohidrat. Pertumbuhan jamur pada
(Wangge et al., 2017). Pertumbuhan media SDA plate dapat dilihat pada Gambar 1.
Aspergillus sp dapat dipengaruhi oleh beberapa Pengamatan terhadap morfologi koloni
faktor seperti temperatur, cahaya, air, oksigen yang tumbuh pada media SDA. Dilihat pada
Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Morfologi koloni jamur pada media Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA)
Warna Koloni Pinggiran Koloni Permukaan Bawah Koloni Spesies
Putih kekuningan Kekuningan Putih kekuningan Candida sp.
Coklat Kehitaman Putih Kuning kecoklatan Aspergillus sp.

Candida sp. termasuk dalam kelompok terdapat 2 jenis spesies Aspergillus sp. yang
yeast dan jenis fungi patogen dari golongan diisolasi dari sampel pada tembolok ayam ras
deuteromycota. Menurut Fadhilah dan Agustin dan 6 jenis spesies pada sampel tembolok
(2014) angka kematian (mortalitas) akibat ayam buras yang diteliti adalah Aspergillus sp.
penyakit kandidiasis pada ayam di Indonesia
dapat mencapai angka 20-30%. Candida sp.
dapat menimbulkan penyakit baik pada
manusia maupun pada hewan. Bentuk Candida
albicans yaitu bulat, lonjong, atau bulat
lonjong, ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 2-5,5 µ x
5-28,5 µ, dengan permukaan halus, licin atau
berlipat-lipat, berwarna putih kekuning-
kuningan dan berbau ragi. Candida sp.
memiliki dua jenis morfologi yaitu seperti
khamir dan kapang (Dumilah, 1992). Menurut
Smith (1965) pada tembolok ayam jumlah
norma candida sp. adalah 2,7 x 108 Colony
Forming Unit (CFU)/ml.
Setelah dilakukan isolasi dan Gambar 2. Jamur Candida sp. di bawah mikroskop
pengamatan koloni jamur yang diduga pada pembesaran 400x.
Candida sp. dan Aspergillus sp. pada media
SDA, dilakukan identifikasi jamur dengan cara
penanaman pada slide culture. Koloni jamur
dibiarkan selama 5-7 hari pada media slide
culture. Selanjutnya untuk memperjelas bentuk
struktur jamur yang diamati, pada slide culture
tersebut ditetesi dengan Lactophenol Cotton
Blue (LCB) untuk mewarnai jamur tersebut.
Pada pemeriksaan mikroskopis terlihat adanya
pseudohypha. Morfologi Candida sp. secara
mikroskopis dapat dilihat pada Gambar 2 dan
3.
Menurut Muchtar et al. (2011),
menyatakan bahwa Aspergillus sp. biasanya
tumbuh cepat dengan koloni berwarna putih,
kuning, coklat kuning, coklat sampai hitam Gambar 3. Koloni jamur Candida sp. setelah
atau hijau yang berisi hamparan konidiopora diwarnai dengan Lactophenol Cotton
tegak. Dari hasil pengamatan, pada media SDA Blue (LCB) pada pembesaran 400x (A.
Pseudohypha).

Isolasi Candida sp. dan Aspergilus sp. pada Tembolok (Ingluviens) Ayam Ras (Broiler) dan Ayam Buras... (Dr. drh. Erina, M.Sc, et al)
54
Pengamatan ini sesuai dengan laporan dalam media biakan membentuk miselia dan
hasil penelitian Wangge et al. (2017) dan konidiospora. Aspergillus sp. berkembang biak
Noverita (2009), menyatakan bahwa secara dengan pembentukan hifa atau tunas dan
makroskopis spesies Aspergillus niger menghasilkan konidiofor pembentuk spora
menampakkan koloni kompak berwarna putih, (Hasanah, 2017).
dan kuning pada permukaan bawah koloni
yang akan berubah menjadi coklat gelap
sampai hitam setelah terbentuk konidiospora.
Setelah dilakukan isolasi dan
pengamatan koloni jamur yang diduga
Aspergillus pada media SDA, dilakukan
identifikasi jamur dengan cara penanaman
pada slide culture. Kemudian setelah 7 hari
penanaman, dilakukan pengamatan terhadap
pertumbuhan koloni jamur secara mikroskopik.
Pada pemeriksaan mikroskopik tersebut
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Gambar
4 dan 5.

Gambar 5. Gambaran jamur Aspergillus sp.


setelah diwarnai dengan Lactophenol
Cotton Blue (LCB) pada pembesaran
400x (A. Spora; B. Konodiospor; C.
Phialid, D. Septa).

Aspergillus sp. termasuk kapang atau


mold, tetapi morfologi mikroskopisnya
berbeda dengan spesies Candida sp yang
mempunyai pseudohypha. Spesies Aspergillus
sp. mempunyai hifa mirip dengan cendawan,
mempunyai miselium sejati (true mycelium)
Gambar 4. Gambaran jamur Aspergillus sp. di sehingga dikenal sebagai mold (kapang).
bawah mikroskop pembesaran 400x. Aspergillus sp. merupakan salah satu kapang
yang berasal dari class Ascomycota, dapat
Khamir atau ragi (yeast) adalah dikenali dengan adanya struktur konidia yang
cendawan bersel satu (unicellular), sedangkan berbentuk oval, semi bulat, atau bulat. Konidia
kapang atau mold, cendawan bersel banyak melekat pada fialid dan fialid melekat pada
(multicelluler). Khamir secara morfologi bagian ujung konidiofor yang mengalami
tampak utuh dengan pemeriksaan mikrokopis pembengkakan atau disebut vesikel (Hayani et
langsung dari koloni yang dibiakkan pada al., 2017).
media Saboraud dextrosa agar (SDA), tampak Hasil identifikasi Candida sp. dan
memiliki hifa semu (pseudohypha) dan Aspergillus sp. pada 15 sampel tembolok ayam
miselium (hifa) pada kapang. Miselium berasal ras maka diperoleh hasil bahwa 15 dari
dari sel vegetatif yang tumbuh memanjang dan tembolok tersebut positif adanya Candida sp.
menyambung satu sama lain. Pewarnaan Akan tetapi hanya 2 dari 15 sampel yang
menggunakan Laktofenol Cotton Blue (LCB) positif dapat diisolasi Aspergillus sp. Hal ini
bertujuan untuk mewarnai struktur jamur agar dapat dilihat pada Tabel 2.
lebih mudah dalam mengidentifikasi.
Aspergillus sp. adalah jamur yang membentuk
filament-filamen panjang bercabang, dan

Jurnal Agripet Vol 19, No. 1, April 2019


55
Tabel 2. Hasil isolasi Candida sp. dan Aspergillus pakan dan air yang dibutuhkan oleh jamur.
sp. pada 15 sampel tembolok ayam ras Berdasarkan hasil penelitian, Candida sp.
(TAR) ditemukan pada semua sampel tembolok ayam
Sampel Candida sp. Aspergilus sp. ras dan ayam buras. Hasil ini sesuai dengan
TAR1 + - pendapat Septiadi et al. (2013) Candida sp.
TAR2 + - merupakan flora normal pada saluran
TAR3 + -
pencernaan terutama tembolok, selaput
TAR4 + -
TAR5 + + mukosa, saluran pernafasan, vagina, uretra,
TAR6 + - kulit, dan di bawah kuku.
TAR7 + -
TAR8 + - Tabel 3. Hasil isolasi Candida sp. dan Aspergillus
TAR9 + - sp. pada 15 sampel tembolok ayam buras
TAR10 + - (TAB)
TAR11 + - Sampel Candida sp. Aspergilus sp.
TAR12 + + TAB1 + -
TAR13 + - TAB2 + +
TAR14 + - TAB3 + +
TAR15 + - TAB4 + +
Keterangan : (-) tidak ada pertumbuhan jamur
TAB5 + -
Aspergillus sp. (+) ada pertumbuhan
jamur Candida sp. dan Aspergillus TAB6 + +
sp. TAB7 + -
TAB8 + -
Hasil identifikasi Candida sp. dan TAB9 + -
Aspergillus sp. pada 15 sampel tembolok ayam TAB10 + +
buras diperoleh hasil bahwa 15 dari 15 sampel TAB11 + -
yang diperiksa positif dapat diisolasi adanya TAB12 + -
Candida sp. Namun hanya 6 dari 15 sampel TAB13 + +
yang positif dapat diisolasi Aspergillus sp. Hal TAB14 + -
ini dapat dilihat pada Tabel 3. TAB15 + -
Keberadaan jamur di dalam tembolok Keterangan: (-) tidak ada pertumbuhan jamur
ayam ras dan ayam buras diduga dipengaruhi Candida sp. dan Aspergillus sp. (+)
oleh pakan yang terinfeksi jamur. Pakan yang ada pertumbuhan jamur Candida sp.
dikonsumsi oleh ayam ras dan ayam buras dan Aspergillus sp.
secara umum yaitu serealia seperti biji jagung,
kedelai, dan biji gandum (Ahmad, 2009). Aspergillus sp. juga ditemukan pada
Rahayu dan Djaafar (2007) menyatakan bahwa beberapa sampel tembolok. Keberadaan
serealia seperti biji jagung merupakan media Candida sp. dan Aspergillus sp. pada tembolok
yang baik bagi pertumbuhan jamur. Hal ini tersebut berhubungan dengan kandungan
sesuai dengan penelitian Samson et al. (2010) nutrisi tembolok ayam ras dan ayam buras.
yang menemukan adanya jamur anggota genus Tembolok merupakan media yang cukup baik
Aspergillus dan Penicillium pada jagung. untuk pertumbuhan jamur, karena mengandung
Selain faktor pakan, keberadaan jamur di pakan dan air. Keberadaan Aspergillus sp. juga
dalam tembolok juga dipengaruhi oleh faktor berhubungan dengan fungsi jamur tersebut
fungsi organ pencernaan (Yeoman et al., sebagai pengurai, sehingga membantu proses
2012). pencernaan di dalam saluran pencernaan
Menurut Yasin (2010), tembolok termasuk di dalam tembolok. Selain itu,
merupakan tempat penyimpanan pakan Samson et al. (2010) menyatakan bahwa
sementara. Berdasarkan fungsi organ tersebut, Aspergillus sp. merupakan jamur kosmopo-
sangat memungkinkan jamur dapat ditemukan litan, yaitu dapat ditemukan pada berbagai
di dalam organ tersebut karena masih terdapat habitat. Menurut Ahmad (2009), Aspergillus

Isolasi Candida sp. dan Aspergilus sp. pada Tembolok (Ingluviens) Ayam Ras (Broiler) dan Ayam Buras... (Dr. drh. Erina, M.Sc, et al)
56
sp. dapat ditemukan pada berbagai habitat KESIMPULAN
dikarenakan spora jamur beterbangan di udara
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dan mudah menyebar dengan cepat, sehingga
disimpulkan bahwa Candida sp. dapat diisolasi
mudah menginfeksi inangnya. Hal tersebut
pada semua sampel tembolok (100%) ayam ras
yang menyebabkan Aspergillus sp. dapat
dan ayam buras. Aspergillus sp. dapat diisolasi
ditemukan pada organ tembolok tersebut.
pada 2 dari 15 (13,33%) sampel tembolok
Aspergillosis yang disebabkan oleh
ayam ras dan 6 dari 15 (40%) sampel tembolok
Aspergillus sp. pada manusia ataupun hewan
ayam buras.
sangat berbahaya karena jamur tersebut
mampu menghasilkan aflatoksin. Pada unggas
afltoksin dapat menyebabkan gangguan DAFTAR PUSTAKA
pernapasan, penurunan produksi daging dan
telur, gangguan reproduksi, penurunan fungsi Ahmad RZ. 2009. Cemaran Kapang pada
sistem imunitas dan juga dapat menyebabkan Pakan dan Pengendaliannya. Jurnal
kematian. Pada manusia yang mengkonsumsi Litbang Pertanian. 28(1): 18.
daging yang terkena aflatoksin maka dapat Budiarti, S.W., Purwaningsih, dan Suwarti, H.,
menimbulkan efek toksigenik, teratogenik, dan 2013. Kontaminasi Fungi Aspergillus sp.
karsinogenik ( Jawari, 2006). pada Biji Jagung di Tempat
Hal ini sesuai dengan hasil yang Penyimpanan dengan Kadar Air yang
diperoleh bahwa Aspergillus sp. pada sampel Berbeda. Seminar Nasional Serealia.
tembolok ayam buras lebih banyak ditemukan 482.
daripada di dalam sampel tembolok ayam ras.
Bahan-bahan yang mudah dicemari kapang Christoper, E.J dan Hariant, B, 2011. 28 Hari
Aspergillus sp. merupakan sumber utama bagi Panen Ayam Broiler. Agromedia
infeksi Aspergillosis. Pada peternakan unggas, Pustaka. Jakarta.
pakan merup akan salah satu sumber Dharma, K., Chakraborty, S., Verma, A.K.,
Aspergillus sp. Beberapa faktor lainnya seperti Tiwari, R., Barathidasan, R., Kumar, A.,
penurunan fungsi imunitas ternak, penggunaan Singh, S.D., 2013. Fungal/micotic
antibiotika yang tidak tepat dan sistem diseases of poultry-diagnisis, treatment
manajemen yang tidak baik, memacu and control: a review. Pak. J. Biol. Sci.
pertumbuhan Aspergillus sp. menjadi patogen 16(23): 1626-1640.
bagi ayam (Tyasningsih, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi per- Dumilah, S.S. 1992. Candida albicans dan
tumbuhan jamur secara umum adalah substrat, Kandidiasis pada Manusia. FKUI.
kelembaban, suhu, derajat keasaman lingkung- Jakarta.
an (pH), dan senyawa-senyawa kimia yang ada Fadhilah, R dan Agustin, P, 2014. Aneka
di lingkungannya. Untuk mendapatkan biakan Penyakit Pada Ayam dan Cara
jamur yang banyak dan baik, diperlukan media Mengatasinya. PT Agromedia Pustaka.
pembiakan yang dapat memenuhi faktor-faktor Jakarta.
pertumbuhan tersebut. Salah satu faktor yang
paling berperan dalam suatu pertumbuhan Gandjar, I dan Sjamsuridzal, W, 2006.
jamur adalah kandungan nutrien dalam media Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan
pertumbuhan. Nutrien tersebut dapat diperoleh Obor Indonesia. Jakarta.
dari substrat yang mengandung zat gizi yang Hasanah, U., 2017. Mengenal aspergillosis,
baik untuk pertumbuhan jamur (Gandjar dan infeksi jamur genus aspergillus. Jurnal
Sjamsuridzal, 2006). Keluarga Sehat Sejahtera. 15(30): 77.
Hastiono, S., 1987. Pembubuhan oksitetrasiklin
aditif pakan ke dalam pakan ayam
pedaging dan pengaruhnya terhadap

Jurnal Agripet Vol 19, No. 1, April 2019


57
jumlah khamir tembolok. J. Penyakit Septiadi, T., Pringgenies, D., Radjasa, O.K.,
Hewan. 14(34): 65. 2013. Uji fitokimia dan aktivitas
antijamur ekstrak teripang keling
Hayani, N., Erina dan Darniati., 2017. Isolasi
(holoturia atra) dari pantai bandengan
aspergillus sp. pada paru-paru ayam
jepara terhadap jamur candida albicans.
kampung (Gallus Domesticus). JIMVET.
J. Mar. Res. 2(2): 1.
01(4): 638.
Smith, H.W., 1965. The development of the
Jawari, K. 2006. Kontaminasi Aflatoksin pada
flora of the alimentary tract in young
Pakan Ternak. Prosiding Peternakan
animal. J. Pathol. Bacteriol. 90(11):
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
495.
Sumatera Barat, Padang.
Singh, A., Verma, R., Urari, A., Agrawal, A.,
Jawetz, E., Melnick, J.L dan Adelberg, EA,
2014. Oral kandidiasis: an overview. J.
1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-
Oral. Maxillofac. Pathol. 18(1): 81
20. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. Tabbu, C.R. 2000. Penyakit Ayam dan
Penanggulangannya. Penerbit Kanisius.
Muchtar, H., Kamsina., Anova, IT., 2011.
Yogyakarta.
Pengaruh kondisi penyimpanan terhadap
pertumbuhan jamur pada gambir. Thompson, J.C. 1969. Techniques for the
Jurnal Dinamika Penelitian Industri. Isolation of the Common Pathogenic
22(1): 38-39. Fungi in Air Sampling, Dilution Plating,
and the Ringworm Fungi. Medium. 2:
Noverita., 2009. Identifikasi kapang dan
110-120.
khamir penyebab penyakit manusia pada
sumber air minum penduduk pada Tyasningsih W. 2010. Potensi Pakan Sebagai
sungai Ciliwung dan sumber air Sumber Pencemaran Aspergillus spp.
sekitarnya. Jurnal Vis Vitalis. 2(2): 17- Penyebab Aspergillosis pada Unggas.
18. Jurnal Medika Veterineria. 3(1): 31.
Nuryati, A., Huwaina, A.D., 2015. Efektivitas Wangge, E.S.A., Suprapta, D.N., Wirya,
Berbagai Konsentrasi Kacang Kedelai G.N.A.S., 2017. Isolasi dan identifikasi
(Glycine max (L.) merill) Sebagai Media jamur penghasil mikotoksin pada biji
Alternatif Terhadap Pertumbuhan Jamur kakao kering yang dihasilkan di flores.
Candida albicans. Jurnal Teknologi J. Agric. Sci. Biotechnol. 1(1): 41.
Laboratorium. 5(1): 2.
Widiastuti, R., 2014. Residu aflatoksindan
Rahayu, S., Djaafar, T.F., 2007. Cemaran metabolitnya pada berbagai produk
mikroba pada produk pertanian, penyakit pangan asal hewan dan pencegahannya.
yang ditimbulkan dan pencegahannya. Wartazoa. 24(4): 179-190.
Jurnal Litbang Pertanian. 20(2): 67-75.
Yasin, I., 2010. Pencernaan serat kasar pada
Samson, R.A., Houbrake, J., Thrane, U., ternak unggas. Jurnal Ilmiah Inkoma.
Frisvad, J.C and Andersen, B., 2010. 21(3): 7.
Food and indoor Fungi. CBS-KNAW
Yeoman, C.J., Chia, N., Jeraldo, P., Sipos, M.,
Fungal Biodiversity Center. The
Goldenfeld, N.D., White, B.A., 2012.
Netherlands.
The microbiome of the chicken
Sarwono, B. 1990. Ragam Ayam Piaraan. gastrointestinal tract. J. Anim. Health.
Penebar Swadaya. Jakarta. 13(1): 89-90.

Isolasi Candida sp. dan Aspergilus sp. pada Tembolok (Ingluviens) Ayam Ras (Broiler) dan Ayam Buras... (Dr. drh. Erina, M.Sc, et al)
58

Anda mungkin juga menyukai