Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan energi merupakan hal yang sangat penting dalam seluruh
kehidupan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu
kebutuhan yang tidak yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan
manusia pada masa sekarang ini adalah kebutuhan listrik. Pemanfaatan energi
listrik ini secara luas telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,
komersial, instansi pemerintah industri ndan sebagainya. ( Dimas.2010)
Meurut wawancara yang telah dilakukan, dalam masa sekarang ini
tersedianya energi listrik merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara, sehingga
penyediaan energi listrik di tuntut menjadi menyediakan energi listrik yang
handal, stabil, dan bermutu serta efesien yang layak untuk dijadikan tumpuan
dalam menjamin kesuksesan pelayanan kebutuhan secara cepat dan tepat.
Dalam usaha penyediaan energi listrik yang handal dan efesien inilah unit
pembangkitan pangkalan susu merupakan salah satu perusahaan yang
mengoperasikan mesin pembangkit listrik yang menggunakan mesin dengan
tenaga uap dengan bahan bakar batubara yang terdiri dari dua unit yang
bekapasitas 2x200 MW.
Pembangkit listrik tenaga uap merupakan jenis pembangkit listrik yang
menggunakan uap sebagai media nya untuk memutar sudu-sudu turbin (
baling-baling kipas ), yang dimana fungsi dari turbin tersebut ialah wadah yang
menampung uap dengan temperatur rendah yaitu 43oC yang memutar sudut
sudut dari sudu-sudu turbin sehingga turbin berputar dan menggerakan
generator untuk menghasilkan listrik . Pada PLTU pangkalan susu ini, uap
yang dihasilkan melaui proses pemanasan yaitu diperoleh dari hasil
pembakaran batu bara sebagai bahan bakar utama. Batubara yang digunakan
berasal dari pulau kalimantan (Intan.2017)

1
Menurut wawancara yang dilakukan sistem penanganan batubara ( Coal
Handling System ) di PLTU pangkalan susu, terdiri dari peralatan bongkar
muat batubara dari kapal tongkang dan tempat bongkar menuju tempat tujuan
(boiler). Batubara yang di bongkar dari kapal dapat langsung disalurkan
menuju Coal Bunker di setiap unit atau dapat di tampung terlebih dahulu di
Stock Area.
Dengan latar belakang ini, maka penulis ingin melakukan pengamatan
proses terjadinya pembongkaran batubara sebagai bahan bakar pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU) di PT. Indonesia Power UJP pangkalan susu yang
berdaya 2x200 MW.

1.2. Tujuan

 Mengetahui proses terjadinya batubara sebagai bahan bakar pembangkit


listrik tenaga uap (PLTU)
 Mengetahui bagaimana cara kerja alat-alat yang digunakan dalam proses
pengolahan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU)

1.3. Batasan Masalah


1. Terjadinya batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU)
2. Cara kerja alat ship unloader, coal yard, belt conveyor, coal bunker, crusher,
pulverizer dan boiler yang digunakan dalam proses pengolahan batubara
sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga ap (PLTU)

1.4. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui proses terjadinya batu bara
menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara kinerja alat-alat yang
digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap

2
BAB II
TINJAUAN UMUM PEREUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT Indonesia Power

Sebagai perusahan yang bergerak di pembangkit tenaga listrik serta jasa


Opreasi dan pemeliharaan pembangkit, PT Indonesia Power memegang peran
penting dalam kelistrikan di indonesia sejak di bentuknya pada tanggal 3 oktober
1995.

Dengan berawal pada pengolahan pembangkit listrikdi jawa bali, saat ini
PT indonesia Power telah melakukan pengembangan bisnis jasa operasi
pemeliharaan di seluruh indonesia baik melalui pengelolaan sendiri, melalui anak
perusaahaan, maupun melalui usaha patungan.

PT Indonesia Power mengelola 5 Unit pembangkitan (UP), yaitu UP


Surabaya, UP Semarang, UP Perak Gerati, UP Seguling dan Mrica, 1 unit
pemeliharaan (UJH) 6 unit jasa pembangkitan (UJP), yaitu UJP Banten 1,
Surabaya, UJP Banten 2 Labuhan, UJP Pangkalan susu, serta 3 Unit dan jasa
pembangkitan (UPJP), yaitu UPJP periok, UPJP Bali dan UPJP Kamboja.

Untuk memastikan seluruh proses yang ada di perusahaan terkelola


dengan baik dan sesuai prinsip etika bisnis yang sehat, PT Indonesia Power telah
mengimplementasikan integreted managemen system yang mencangkup ISO
9001,ISO 14001, OHAS 18001, ISO 28000,SMK3, SMP,PAS 55 dan kriteria
baldrige, yang di evaluasi setiap tahun melalui audit internal dan Eksternal untuk
perbaikan kinerja perusahaan.

3
2.2 Profil PT Indonesia Power UJP Besar Pangkalan susu

PLTU Pangkalan Susu di bangun diatas area seluas 105 HA, berlokasi di
Desa Tanjung Pasir Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi
Sumatra Utara. Sekitar 120 Km dari Medan,PLTU Pangkalan Susu satu dari
proyek percepatan di versifikasi energi (PPDE) tahap 1 terutama untuk wilayah
Sumatra bagian Utara, produksi energi listrik di salurkan melalui transmisi 275 kv
dari unit pembangkit ke gardu induk binjai dan interkoleksi dengan sistem 150 kv
Sumatra bagian Utara di gardu induk Binjai.

PLTU Pangkalan Susu dengan daya terpaksa 2x200 MW. Di rencanakan


COD PLTU Pangkalan Susu pada 15 Febuari untuk Unit 2 dan 15 April 2014
untukunit 1. Peralatan utama PLTU Pangkalan susu khususnya Turbin dan
Generator di pasok oleh pabrikan Tiongkok, Beijing, Beizhong dengan kontraktor
Guandong Power Engineering korporation (GPEC), sepesifikasi Boiler untuk
suplai batu baranya 4200 kcal/kg temperatur uap 540 C dan tekanannya 13,43
MPa sedangkan turbin bekerja pada temperatur uap 435 C dan tekannannya 12,75
MPa beroprasi 200 MW.

PLTU Pangkanlan Susu di bangun diatas area seluas 105 Ha, berlokasi di
desa Tanjung Pasir kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi
Sumatra Utara. Sekitar 120 KM dari Medan.

2.3 Visi Misi Motto dan Budaya Indonesia Power


2.3.1 Visi
“Menjadi perusahaan energi tepercaya yang tumbuh berkelanjutan.”
2.3.2 Misi
“Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait yang
bersahabat dengan lingkungan.”

4
Gambar 2.1 Building block PT. Indonesia Power Way
2.3.3 Motto
“Trust Us For Power Excellent”
2.3.4 Tujuan :
“Terdepan dalam penyediaan energi listrik sebagai jenis pembangkit dengan
kinerja excellent melalui proses prima oleh SDM profesional yang menjamin
terwujudnya long run sustainable company”
2.3.5 The Way We Do Business
a. Leadership Excellence
b. Business Process Excellent
c. People Excellence
d. Learning Organization
e. Customer & Suppiler Relationship
f. Stakeholder & Social Responsibility

2.3.6 The Way We Act


a. Proaktif & pantang menyerah
b. Saling percaya & bekerja sama

5
c. Fokus pada perbaikan proses & hasil
d. Fokus pada pelanggan
e. Mengutamakan Safety & Green
2.3.7 The Way We Think
Tujuh Nilai Perusahaan PT. Indonesia Power ( IP-HaPPPI )
a. Integeritas.
Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang
terbaik kepada perusahaan
b. Profesional
Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang
c. Harmoni
Serasi, selarat seimbang dalam :
 Pengembangan kualitas pribadi
 Hubungan dengan stakeholder ( pihak terkait )
 Hubungan dengan lingkungan hidup
d. Pelayanan prima
Memberikan pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi
harapan stakeholder
e. Peduli
Peka dan tanggap serta bertindak untuk melayani stakeholder serta
memelihara lingkungan sekitar
f. Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
kualitas diri yang mencakup kualitas fisik, mental, sosial, agama
dan kemudian berbagai dengan orang lain
g. Inovatif
Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru
dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik
proses maupun dengan produk tujuan peningkatan kerja

6
2.4 Makna Bentuk dan Warna Logo
Logo mencerminkan identitas dariPT Indonesia Power sebagai power
Untility Company terbesar diindonesia.

Gambar 2.2 Logo PT Indonesia Power

2.4.1 Bentuk

a. karena nama yang kuat, Indonesia ditampilkan dengan menggunakan jenis


huruf yang tegas dan kuat, FUTURA BOOK GARING REGULER dan
FUTURA BOLD.

b. Aplikasi kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “ TENAGA LISTRIK “


yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.

c. Titik / bulatan merah ( Red Dot ) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PLN PJB. Titik ini
merupakan simbol yang digunakan sebagian besar materi komunikasi
perusahaan dengan simbol kecil ini diharapkan identitas perusahaan dapat
langsung terwakili

2.4.2 Warna

a. Merah diaplikasikan pada kita indonesia menunujukan identitas yang kuat dan
kokoh sebagai pemilik seluruh sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik
guna dimanfaatkan diindonesia dan juga diluar negeri.

7
b. Biru diaplikasikan pada power, dasarwarna biru menggambarkan sifat pintar
dan bijaksana dan di aplikasikan pada kata power maka warna ini menunjukan
produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri :

1. Perteknologian tinggi

2. Efesiensi

3. Aman

4. Ramah lingkungan

2.5. Lokasi Perusahaan

PT Indonesia power UJP pangkalan susu pembangkitan sumatera bagian


utara berlokasi di desa tanjung pasir kecamatan pangkalan susu, bagian langkat,
provinsi sumatera utara, sekitar 120 km dari medan ( 3 ½ jam dari bandara
terdekat – KNIA medan ) dibangun diatas area seluas 105 Ha,berkapasitas
2x200 MW

Gambar 2.3 lokasi PLTU pangkalan susu

8
Gambar 2.4 Lay out PLTU Pangkalan susu

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan


PT Indonesia Power UJP Pangkalan Susu secara struktural puncak
pimpinannya dipegang oleh seorang jendral manager yang ditentukan manager
operasi, manager pemeliharaan, manager enginiring, manager administrasi. Secara
lengkap struktur organisasinya diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

General Manager

Ahli Tata Kelola


pembangkit

Manager Manager Manager Manager


Operasi pemeliharaan enjiniring administrasi

9
Gambar 2.7 struktur organisasi

2.7. Tugas Pokok Organisasi

Tugas pokok organisasi perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Tugas pokok bagian operasi adalah sebagai berikut :

a. merencanakan, memonitor dan menagendakan rencana kerja dan


anggaran bagian operasi tahunan danjangka panjang
b. menyusun dan mengngembangkan sistem prosedur tata kelola managemen
asset dan basic communication antara asset owner asset manager, dan
asset operator terkait pengoperasian pembangkit, instalasi pelabuhan,
instalasi bahan bakar, instalasi abu, instalasi alat berat, laboratorium, K3
dan lingkungan.
c. mengelola sumber daya dan biaya operasi pada bagian operasi secara
efektgif dan efesien
d. menyusun kebutuhan dan mengelola inventory ( kualitas dan kuantitas )
energi primer
e. merencanakan menyususn jadwal dan mengendalikan kegiatan
pengoperasian pembangkit, instalasi bahan bakar, instalasi abu, instalasi
pelabuhan, instalasi alat beratdan laboratorium PLTU untuk menjalankan
standart dan meningkatkan keandalan dan efisiensi bagian operasi
f. mengelola, memonitor dan mengendalikan eksekusi pengoperasian
pembangikit,instalasi bahan bakar,dan instalasi abu (coal dan sh handling)
g. g. merencanakan, mengidentifikasi monitor dan mengendalikan kegiatan
K3 dan lingkunganm di unit bisnis.
h. Merencanakan, memonitor danmengendalikan kegiatan analisis kimia,
pemanfaatan dan pengelolaan kualitas lingkungan dan labolatorium unit
pembangkit,
i. Membina kompetensi pengoprasian pembangkit, instalasi bahan bakar,
instalasi abu, instalasi pelabuhan, alat berat dan laboilatorium PLTU.

10
j. Mengelola resiko dan K3 bagian operasi.
k. Melaksanakan rekomendasi kegiatan task execuition ( Continous
improvmen) bagian operasi.
l. Tugas – tugas lain yang di atur dalam perjanjian induk antara PT PLN
(persero) dengan perusahaan termasuk addendum.

2. tugas pokok bagian pemeliharaan adalah sebagai berikut :

a. merencanakan, memonitor dan mengandalkan rencana kerja dan anggaran


bagian pemeliharaan tahunan dan jangka panjang.
b. menyusun dan mengembangkan system prosedur tata kelola manajemen
aset dan basic communication antara asset owner, asset manager, dan asset
operator terkait kegiatan pemeliharaan peralatan pembangkit, instalasi
pelabuhan, instalasi bahan bakar, instalasi abu, alat berat,bengkel dan sipil.
c. mengelola sumber daya dan biaya pada bagian pemeliharaan secara efektif
dan efesien.
d. merencanakan menyusun jadwal,menganalisa kebutuhan dan
mengendalikan kegiatan pemeliharaan mesin-mesin pembangkitinstalasi
bahan bakar, dan instalasi abu ( coal dan ash handling ), instalasi
pelabuhan, alat berat, bengkel dan sipil untuk menjamin pencapaian
standar dan peningkatan keandalan dan efesiensi bagian pemeliharaan.
e. merencanakan dan menganalisa penyiapan kebutuhan pemeliharahan
outage secara optimal.
f. mengembangkandata base inventory, daftar riwayat, dan realisasi
pemeliharaan unit pembangkit.
g. merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana stok/material
cadang, kebutuhan pengadaan material, yang paling ekonomis dengan
menerapkan system inventory control dan manajemen material secara
baik.
h. membuatb laporan mengenai hasil inspeksi unit pembangkit, realisasi fisik
program pemeliharaan, serta realisasi pemakaian anggaran pemeliharaan

11
dan investasi untuk dijadikan bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas
pemeliharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan pada tahun-tahun
mendatang.
i. membina kompetensi sumber daya manusia bagian pemeliharaan.
j. mengelola resiko K3L bagian pemeliharaan.
k. melaksanakan rekomendasi kegiatan task execution (continous improvmen
) bagian pemeliharaan.
l. tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT. PLN
(persero) dengan perusahaan termasuk addendum.

3. Tugas pokokbagian enjiniring adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, memonitor dan mengandalkan rencana kerja dan anggaran


Unit bisnis dan bagian enjiniring.
b. Menyusun dan mengembangkan sistem prosedur tata kelola manageman
aseet dan basic communication antara asset owner, aset manager dan asset
operator terkait kegiatan enjiniring pembangkit.
c. Mengelola kegiatan rebility managemen dan emfficieency management.
d. Mengelola sumber daya untuk kegiatan relibility yang meliputi
1) Audit (assessmrnt) dan prioritas pemeliharaan peralatan unit
pembangkit (MPI dan SERP)
2) Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA )
3) Root Cause Failure Analysisn( RCFA )
4) Failure Defense Task ( FDT )
5) Task Execution
e. Rekomendasi kegiatan Task Execution ( Continuous Improvement)
1) Perbaikan berkelanjutan sistem prosedur dan intruksi kerja pengelola
jasa O & M
2) Perubahan desain dari peralatan dan proses produksi
3) Perubahan task praventive maintenance, task pradictive dan proaktive
maintenance

12
4) Perbaikan kualitas dan kuantitas ketersediaan material kegiatan O&M
5) Overhaul cycle extention peralatan pembangkit
6) Life extention peralatan pembangkit,termasuk analisis Cost Benefit
f. Mengelola kegiatan update data pemeliharaan peralatan pembangkit untuk
keperluan analisa keandalan peralatan lebih lanjut.
g. Mengelola kegiatan condition based maintenace peralatan utama,
mengevaluasi dan membuat work package program pemeliharaan serta
memberikan rekomendasi
h. Memaksakan kajian dan pelayanan teknis enjiniring penyelesaian masalah
pembangkit
i. Merancanakan, menganalisa dan mengevaluasi penyiapan kebutuhan
sistem informasi guna memenuhi kebutuhan system informasi manajemen
yang tepat akurat serta real time sehingga menunjang kebutuhan informasi
dalam pengambilan keputusan sertapemantauan kinerja unit
pembangkitan.
j. Mengelola kontrak bisnis jasa O & M.
k. Mangawasi mutu barang dan jasa unit bisnis.
l. Mengelola kegitan monitoring, evaluiasi dan pelaporan kinerkjaserta
kondisi pembangkit.
m. Mengelola system manajemen terpadu unit bisnis.
n. Membina dan mengelola knowledge management dan inovasi di unit
bisnis.
o. Mengkoordinir kegiatan kajian dan pengelolaan resikounit bisnis.
p. Membina kompetensi enjiniring.
q. Mengelola resikodan K3L dibagian enjiniring.
r. Tugas tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT PLN (
persero ) dengan perusahaan termasuk addendum.

13
4. Tugas pokok bagian administrasi adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana kerjadan anggaran
bagian administrasi.
b. Melaksanakan analisis organisasi dan perencanaan SDM tahunan
danpengadaan tenaga kerja.
c. Menyusun dan mengembangkan system prosedur dan basic communication
antara asset owner, asset mmanager, dan asset operator terkait kegitan bagian
administrasi.
d. Menyusun dan mengelola perencanaan sukses dan pengembangan
kompetensi pegawai.
e. Mengelola administrasi dan biayakepegawaian serta biaya administrasi unit
bisnis.
f. Mengelola internalisasi budaya perusaandan kepatuhan terhadap kode etik
dan code of conduct GCG perusaan.
g. Mengelola kegitan hubungan industrial, kesekretariatan fasilitas dan
perizinan di unit bisnis.
h. Mengkoordinir penyusunan, melakukan monotoring dan evaluasi
pencapaiaan target kinerja ( key performance indicators ) pegawai.
i. Mengelola dan menganalisa anggaran, keuangan perpakaianunit bisnis.
j. Mengelola transaksi keuangan dan menyusun laporan keuangan.
k. Menyusun rencana dankegiatan pengadaan barang dan jasa unit bisnis serta
pengembangan databbase pengadaan.
l. Menyelenggarakan kegitan pergudangan serta material handling-nya untuk
semua material milik unit bisnis.
m. Berkoordinasi dengan asset manager dalam mengelola kegiatan administrasi
unit bisnis.
n. Mengelola resiko dan kegiatan K3L bagian administrasi.

14
o. Tugas-tugas lain yang diatur dalam perjanjian induk antara PT. PLN (persero)
dengan perusahaan termasuk addendum.

15
BAB III
HASIL PELAKSAANAAN PKL

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pada tanggal 07 januari sampai dengan 07 febuari


2019 yang bertempat di PT. Indonesia Power UJP pangkalan susu, alamat di Desa
Tanjung Pasir Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatra
Utara. Sekitar 120 Km dari Medan.

3.2. Data Pengamatan


Data ini diamati pada saat terjadinya proses pembongkaran yang dilakukan
pada awal proses pemakaian yang berasal dari stacker reclaimer yang akan dituju
pada boiler, dengan menggunakan masing-masing waktunya per 2 jam .
Adapun hasil data dalam pengamatan sebagai berikut :
Jam Pemakaian Beban
(t/h) (MW)
0.00 115 198
2.00 119 203
4.00 115 199
6.00 114 206
8.00 114 203
10.00 88 163
12.00 99 169
14.00 105 193
16.00 114 195
18.00 117 196
20.00 118 198
22.00 121 195
Tabel 3.1 Pemakaian, dan Beban

16
PEMAKAIAN DAYA

198 203 199 206 203 196 198 195


195
193
169
163

115 119 115 114 114 114 117 118 121


99 105
88

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00

Grafik 3.1 Pemakaian dan Beban

3.3Pembahasan

proses pembongkaran batubara pada PLTU pangkalan susu dimulai dari


ship unloader (SU). SU merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan
muatan batu bara dari kapal tongkang. Jenis ship unloader yang digunakan
pada PLTU pangkalan susu yaitu Chain Bucket Ship Unloader Letaknya di
jetty (pelabuhan). Di dalam hal tersebut di dapatlah hasil pemakaian, dan
daya yang digunakan dalam skala per 2 jam, pada hasil pemakaian jam 0.00
mengasilkan 115 ton/jam, dengan daya yang di dapat 198 MW per 2 jam
selanjutnya pada pemakaian jam 2.00 menghasilkan 119 ton/jam dan daya
yang didapat 203 MW . Pada data tabel di atas terlihat bahwa nilai pemakaian
tidak sebanding dengan nilai pembongkaran, hal tersebut dapat dikatakan
tidak berpengaruh dalam PLTU, dikarenakan nilai pemakaian di ambil dari

17
bongkar muat yang berasal dari stacker reclaimer atau alat yang digunakan
sebagai penyimpanan batubara sesudah dari ship unloader, sedangkan nilai
pada hasil pembongkaran didapatkan dari bongkar muatnya kapal tongkang
yang dituju ke ship unloader, sehingga nilai keduanya dapat dikatakan tidak
berpengaruh pada bongkar muatnya batubara pada PLTU.

3.3.1 Proses Pembongkaran Batubara Sebagai Bahan Bakar PLTU

Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan batubara sebagai


bahan bakar utama, batubara tersebut dapat dikirim menggunakan kapal
tongkang. Selanjutnya batubara di pindahkan melalui Ship Unloader (SU),
fungsi SU ialah sebagai memindahkan muatan batubara dari kapal tongkang
menuju ke Coal Yard.

Gambar 2.5 Ship unloader (SU)

Setelah di bongkar melalui Ship unloader (SU) selanjutnya batu bara


disalurkan melalui conveyor belt ke Coal Yard atau tempat penampungan
batubara,yang di tumpuk menggunakan alat Stracker, dan batubara mulai di

18
salurkan kembali dengan bantuan alat Reclaimer yang di hubungkan dengan
conveyor belt.

Gambar 2.6 Coal Yard, dan Stacker Reclaimer

Lalu batubara diangkut dengan menggunakan Conveyot Belt untuk menuju ke


Coal Bunker.

Gambar 2.7 Conveyor Belt

19
Gambar 2.8 Coal Bunker

Dari Coal Bunker batubara di alirkan ke mesin pulverizer atau mesin


penggiling batubara hingga menjadi bubuk yang sangat halus yang berukuran 200
Mesh.

Gambar 2.9 Pulverizer

Selanjutnya hasil bubuk batubara disalurkan atau di semprot menuju boiler,


yang dicampurkan dengan udara panas untuk menghasilkan api, dalam boiler
pembakaran dilakukan dengan mengkonsumsi batubara untuk menciptakan panas
pada suhu tertinggi. pembakaran ini untuk ditujukan memanaskan api pada pipa
untuk menghasilkan uap.

20
Gambar 2.10 Boiler

Dengan demikian pembangkit listrik tenaga uap menggunakan


bahan bakar batubaranya sebagai bahan bakar utamanya.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat dari kerja praktek adalah sebagai berikut :
1. Batubara memiliki berbagai penggunaan yang penting di seluruh dunia
salah satunya yaitu sebagai instalasi pembangkit listrik. PLTU pangkalan
susu menggunakan bahan bakar berupa batubara
2. Pada proses analisis data di dapatkan per dua jamnya dalam proses
pemakaian, yaitu sebesar Di dalam hal tersebut di dapatlah hasil
pemakaian, pembongkaran dan beban yang digunakan dalam skala per 2
jam, pada hasil pemakaian jam 0.00 mengasilkan 115 ton waktu/jam, pada
hasil pembongkarannya di dapatkan per 2 jam nya 27 ton waktu/jam
dengan beban yang di dapat 198 MW per 2 jam selanjutnya pada
pemakaian jam 2.00 menghasilkan 119 ton waktu/jam dan pada hasil
pembongkarannya didapatkan per 2 jam nya 65 ton waktu/jam dengan
beban yang didapat 203 MW.
3. Dalam hal perbandingan nilai antara pemakaian dan pembongkaran tidak
berpengaruh pada Pltu nya karna masing masing nilai di dapatkan dari
pembongkaran utama dari kapal tongkang dengan alat ship unloader (
pembongkaran) dan stacke reclaimer (pemakaian)
4. Pada hasil terakhir boiler dihaluskan dengan menggunakan alat pulverizer
yang selanjutnya di semburkan ke dalam boiler sebagai bahan bakar yang
menghasilkan panas yang tinggi

4.2 Saran
Adapun saran yang di dapat ialah semoga hasil penelitian ini dapat menjadi
sumber pengetahuan mahasiswa lainnya, dan juga menjadi hal yang berguna bagi
semuanya tentang terjadinya proses pembongkaran batubara menjadi bahan bakar
PLTU

22
DAFTAR PUSTAKA
Dimas.2010.Siklus Batubara Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Jakarta
Intan.2017.Analisis Bahan Bakar PLTU.Surabaya

23

Anda mungkin juga menyukai