Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS INDONESIA

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


SESI III: STIMULASI PERSEPSI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
HALUSINASI
RUANG DEWI AMBA RS DR.H.MARZOEKI MAHDI BOGOR

Rosdiana Lukitasari
1406544192

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
JANUARI 2020
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
SESI III : STIMULASI SENSORI PERSEPSI HALUSINASI

1. Topik
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi risiko perilaku kekerasan halusinasi.
Sesi III : Mencegah halusinasi dengan bercakap cakap

2. Tujuan
3.1 Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
3.2 Tujuan khusus
a. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah datangnya halusinasi
b. Klien dapat bercakap cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

3. Landasan Teori
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa (Keliat, 2007)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah (Keliat & Akemat, 2014).
Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih melakukan interaksi, baik
dengan pasien lain maupun perawat serta bermain peran. Kemampuan persepsi klien
dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharapkan respon klien
terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Terapi aktivitas
kelompok ini memberi hasil : kelompok menunjukkan loyalitas dan tanggung jawab
bersama, menunjukkan partisipasi aktif semua anggotanya, mencapai tujuan
kelompok, menunjukkan terjadinya komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara
ketua dan anggota.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi perilaku kekerasan dibagi
dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mampu mengenal halusinasi
2. Sesi II : Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3. Sesi III : Klien mampu mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
4. Sesi IV : Klien mampu mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain
5. Sesi V : Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum
obat

4. Kriteria Klien
1. Kriteria Inklusi
a. Klien halusinasi yang sudah kooperatif.
b. Klien halusinasi yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
c. Klien halusinasi mampu menghardik suara yang didengar
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi : menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam
kelompok.
3. Peserta TAK
1. Tn.D 5. Tn. S
2. Tn. E 6. Ny. A
3. Tn. A 7. Ny. A
4. Tn. T

5. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Jumat, 31 Januari 2020
b. Waktu : Pkl. 08.30 – 09.00 WIB
c. Alokasi waktu : Pembukaan (5 menit), Terapi kelompok (20 menit), Penutup (5
menit)
d. Tempat : Ruang Dewi Amba RSMM Bogor
e. Jumlah klien : 7 klien

6. Peran dan Tugas


a. Leader
Uraian tugas :
1) Menyusun rencana, membuka, dan menutup kegiatan TAK
2) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
3) Memimpin jalannya TAK dalam mencapai tujuan dengan memberikan
motivasi kepada anggota yang terlibat dalam kegiatan TAK
4) Memimpin diskusi
5) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
b. Co-leader
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Observer/Time Keeper
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga
evaluasi kelompok
3) Timer (mengatur waktu)
d. Fasilitator
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

7. Pengorganisasian
a. Leader : Rosdiana Lukitasari
b. Co-leader : Naadiyah Fauziyyah
c. Observer/Time Keeper : Mega Apriyanti
d. Fasilitator 1 : Emilza Maizar
e. Fasilitator 2 : Elfira Rusiana
f. Fasilitator 3 : Pipin Nurul F.
g. Fasilitator 4 : Safitri Fadilla
8. Metode dan Media
a. Metode
1) Diskusi kelompok
2) Bermain peran/simulasi
b. Media
1) Bantal.
2) Jadwal kegiatan harian.
3) Pulpen.
9. Setting
a. Ventilasi baik dan penerangan cukup
b. Suasana tenang
c. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

Keterangan:
: Leader : Fasilitator.
: Co leader. : Klien.
: Observer
10. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
b. Memanggil klien.
c. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih.
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini.

11. Proses Pelaksanaan


1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab, tanda dan
gejala, perilaku kekerasan serta akibatnya.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan.
2) Mejelaskan aturan main.
a. Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan 30 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang bisa dan biasa diajak
berbicara.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan
d. Terapis memeragakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “Suster,
ada suara di telinga, saya ,au ngobrol saja dengan suster” atau “Suster saya
mau ngobrol tentang kegiatan harian saya.”
1) Terapis mempraktikkan.
2) Klien melakukan redemonstrasi dengan orang di sebelahnya
e. Beri pujian atas keberhasilan klien
f. Ulangi poin d dan e hingga semua mendapat giliran
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
b. Menanyakan ulang TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
c. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompol
b. Tindak lanjut
a. Terapis menganjurkan klien menggunakan tiga cara yang telah dipelajari
jika ada stimulus penyebab halusinasi, yaitu menghardik, melakukan
kegiatan harian dan bercakap-cakap.

c. Kontrak yang akan datang


a. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk memepelajari cara
baru yang lain yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
b. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

12. Kriteria Hasil


1. Evaluasi Input
a. Anggota tim yang terdiri dari 8 orang yaitu 1 leader, 1 co-leader, 4 fasilitator,
dan 1 observer/time keeper berperan sebagaimana mestinya.
b. Terapis dan klien menggunakan nametag
c. Kondisi lingkungan tenang, memungkinkan klien untuk berkonsentrasi
terhadap kegiatan
d. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
e. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Mempraktikkan kegiatan bercakap-cakap untuk mengontrol halusinasi
Format Penilaian Peserta TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Sesi III : Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

Menyebutkan pokok Memeragakan cara


NO Nama Klien pembicaraan saat bercakap-cakap saat
bercakap-cakap halusinasi muncul
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Petunjuk:
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
 Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan mempraktikkan dua cara fisik
mencegah perilaku kekerasan, beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien
tidak mampu.
STRATEGI PELAKSANAAN
TAK STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI SESI III
I. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Pasien di Ruang Dewi Amba yang memiliki masalah keperawatan halusinasi
dengan keadaan tenang sehingga dapat berpartisipasi dalam kegiatan Terapi
Aktivitas Kelompok.
b. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
c. Tujuan Khusus
- Klien dapat menyebutkan 3 cara yang bisa dilakukan klien untuk mengontrol
halusinasi
- Klien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
d. Tindakan Keperawatan
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: Sesi III (Melatih Bercakap-
cakap)

II. Strategi Pelaksanaan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat siang bapak-bapak dan ibu-ibu. Perkenalkan nama saya Rosdiana
biasanya dipanggil Ros. Saya yang akan memimpin kegiatan terapi aktivitas
kelompok sesi ketiga pada hari ini. Kita kenalan lagi yuk pak biar makin
kenal. Bapak-bapak dan ibu-ibu bisa sebutkan namanya satu persatu dimulai
dari sebelah kanan sini ya pak.”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak-bapak pagi hari ini setelah mengikuti kegiatan
TAK sesi II sebelumnya ?”
“Sebelumnya apakah bapak-bapak sudah pernah melakukan kegiatan TAK
seperti ini?”
c. Kontrak
“Baiklah pak, tadi kan sebelum ini bapak-bapak belajar untuk mengenal cara
mengenal halusinasi, menghardik, nah sekarang kita akan melanjutkan
bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan melakukan kegiatan TAK ini
selama kurang lebih 30 menit. Saya harap untuk 30 menit kedepan bapak-
bapak/ibu bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik dan tidak ada yang
meninggalkan tempat ini sebelum kegiatan kita selesai ya pak. Apabila
bapak-bapak ada yang ingin ke toilet, bisa dilakukan sekarang. Nah
sebelumnya saya persilahkan untuk teman-teman saya untuk
memperkenalkan diri dan kita mulai kegiatan ini dengan doa. Mari kita
berdoa menurut keyakinan masing-masing. Berdoa mulai…”

2. Fase Kerja
“Baiklah pak, bu saya akan menjelaskan terlebih dahulu peratutan pada kegiatan
hari ini. Pertama, jika ada diantara bapak-bapak sekalian yang ingin
meninggalkan kegiatan harus meminta izin terlebih dahulu. Kedua, bapak-bapak
sekalian wajib mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir ya pak.”
“Nah sekarang kita akan mulai membahas cara untuk bercakap-cakap. Selain
menghardik, ada cara lain untuk mencegah atau mengontrol halusinasi, yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi, jika Bapak/Ibu mendengar suara-suara,
langsung cari temang untuk diajak ngobrol ya. Contohnya begini, “Tolong, saya
mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol sama saya” Nah seperti itu Bapak D, coba
lakukan lagi. Ya, begitu bagus! Coba sekali lagi! Oke, bagus! Nanti dilatih terus
ya D. D juga bisa mengajak perawat atau pasien lain bercakap-cakap”
“Nah, Bapak/Ibu, sekarang coba dituliskan dalam jadwal kegiatan harian, kapan
kegiatan bercakap-cakap akan Bapak Ibu lakukan setiap hari”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien
“Bagaimana perasaan bapak-bapak ibu-ibu setelah kita mempraktikan
kegiatan untuk bercakap-cakap tadi?”
“Apakah dari bapak-bapak atau ibu-ibu ada yang bersedia menyebutkan
kembali apa yang tadi telah kita lakukan pak? Kegiatan apa saja yang tadi
kita praktikan”
“Wah bagus sekali bapak”
“Nah sekarang bapak-bapak mencoba satu kali percakapan yang telah kita
praktikan secara mandiri dimulai dari bapak A. selanjutnya bapak B dan
seterusnya ya pak.”
“Wah luar biasa, semuanya mampu mempraktikan kembali apa yang telah
kita pelajari hari ini”
“Ayo tepuk tangan untuk kita semuanya”
b. Rencana tindak lanjut
“Baiklah pak bu, tadi kita sudah belajar cara bercakap cakap. Bapak-bapak
dan ibu ibu semua sudah melakukannya dengan sangat baik. Saya harap
bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian dapat rutin melakukan cara yang telah kita
pelajari tadi jika merasa kesal atau marah. Nah bapak-bapak ini ada jadwal
kegiatan yang bisa bapak-bapak isi agar rutin melakukan percakapan seperti
yang sudah kita lakukan tadi. Misalnya dalam satu hari bapak-bapak bisa
melakukan percakapan 2 kali pukul 09.00 dan pukul 16.00. ayo kita tulis
bersama-sama ya, nanti akan dibantu oleh teman-teman saya untuk
menuliskannya.”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah bapak-bapak ibu-ibu sekiranya untuk hari ini kegiatan kita sudah
selesai ya. Nah untuk selanjutnya kita akan bertemu lagi seperti ini untuk
kegiatan terapi aktivitas kelompok selanjutnya ya pak. Nanti kita akan
mempelajari cara baru untuk mencegah perilaku kekerasan yaitu patuh
minum obat. Bagaimana bapak-bapak apakah bersedia?”
“Oke, kita ketemu lagi besok pagi ya pak pukul 09.00?”
“Oke, bapak-bapak mau disini lagi atau di taman?”
“oke, besok jam 9 di taman kita akan bertemu lagi ya.”
“Kalau begitu saya tutup kegiatan TAK hari ini, kita akhiri dengan berdoa
menurut keyakinan masing masing. Berdoa mulai…selesai”
“Oke bapak-bapak/ibu-ibu acara kita selesai, sekarang bapak-bapak/ibu-ibu
bisa kembali beristirahat ke kamar. Sampai jumpa”

Daftar Pustaka

Keliat, B. A. & Akemat. (2015). Keperawatan Jiwa: Terapi aktivitas kelompok. Jakarta:
EGC
Stuart, G. W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing (10th ed). Missouri:
Elsevier

Anda mungkin juga menyukai