Anda di halaman 1dari 15

MASALAH GIZI DI INDONESIA

(LAPORAN ILMU GIZI DASAR)

Disusun Oleh :

Alviyan 1713411001
Anggita Riani 1713411040
Meutia Candraningtyas 1713411009
Mitha Yuliana 1713411005
Sabila Anggun Pratiwi 1713411031

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN GIZI
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi
tugas mata kuliah ilmu gizi dasar ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amiin.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas
bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-
teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan
dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai kelebihan dan kekurangan protein bagi tubuh
manusia.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih
pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata
ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.

Penyusun
Kelompok 10.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................................. 1
1. Tujuan Umum........................................................................................1
2. Tujuan Khusus.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Masalah Gizi.......................................................................................2
2. Masalah Gizi di Indonesia................................................................................2
a. Kurang Energi Protein..........................................................................2
b. GAKI....................................................................................................4
c. Anemia Gizi Besi..................................................................................5
d. KVA.....................................................................................................6
e. Obesitas.................................................................................................7
3. Cara Mengatasi Masalah Gizi Pada Masyarakat..............................................8

a. Perbaiki asupan nutrisi..........................................................................8


b. Lakukan Pengobatan............................................................................9
c. Minimalisir kebiasaan buruk................................................................9
d. Pemaksimalan keseimbangan ekonomi................................................9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................10
BAB IV DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 11

ii
DAFTAR GAMBAR

1 2

3 4

Keterangan :
Gambar 1 Penyakit Kurang Energi Protein
Gambar 2 GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium)
Gambar 3 Anemia Gizi Besi
Gambar 4 KVA
Gambar 5 Obesitas

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara yang sedang berkembang dan sedang membangun, bangsa


Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika
dibandingkan negara lain yang sudah lebih maju. Di bidang kesehatan, bangsa
Indonesia masih harus berjuang memerangi berbagai macam penyakit infeksi dan
kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain menjadikan tingkat kesehatan
masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan.

Tingginya angka kesakitan dan kematian Ibu dan Anak Balita di Indonesia
sangat berkaitan dengan buruknya status gizi. Ironisnya, dibeberapa daerah lain
atau pada sekelompok masyarakat Indonesia yang lain terutama di kota-kota
besar, masalah kesehatan masyarakat utama justru dipicu dengan adanya
kelebihan gizi; meledaknya kejadian obesitas di beberapa daerah di Indonesia
akan mendatangkan masalah baru yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi
serius bagi pembangunan bangsa Indonesia khususnya di bidang kesehatan. Jika
ini dibiarkan terus menerus, makin banyak penduduk yang mengalami penyakit
bahkan meninggal akibat masalah gizi ini. Untuk itu , disini penulis membahas
mengenai isu-isu mengenai masalah gizi yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah Apa saja isu-isu
mengenai masalah-masalah gizi yang terdapat di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Dasar Ilmu Gizi yang diberikan dosen yang bersangkutan serta
memberitahukan dan menjelaskan apa-apa saja isu-isu mengenai masalah gizi
utama di Indonesia. .

2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan definisi masalah gizi.
b. Mendeskripsikan masalah gizi di Indonesia.
c. Mendeskripsikan cara mengatasi masalah gizi pada masyarakat.
1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi masalah gizi


Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahtraan seseorang,
kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara
asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi
pennyakit (infeksi). Ketidakseimbangan ini bisa mengakibatkan gizi kurang
maupun gizi lebih.
Saat ini, kondisi gizi dunia menunjukan dua kondisi yang ekstrim. Mulai
dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah serat
dan tinggi kalori, serta kondisi kurus dan pendek sampai pada kegemukan. Hal
yang sama juga terjadi di Indonesia. Saat sebagian besar bangsa Indonesia masih
menderita kekurangan gizi terutama pada ibu, bayi dan anak secara bersamaan
timbul masalah gizi lain yaitu gizi leih yang berdampak pada obesitas. Hal ini
akan mengahmbat laju pembangunan, karena status gizi suatu masyarakat berpern
penting terhadap kualitas sumber daya manusia, dan daya saing bangsa.
Kemiskinan menjadi faktor utama penyebab kekuarangan gizi.
Konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dapat
memenuhi kecukupan gizi individu-individu untuk tumbuh dan berkembang.Gizi
pada ibu hamil sangat berpengaruh pada perkembangan otak janin, sejak dari
menggu ke empat pembuahan sampai lahir dan anak berusia 3 tahun (golden age).

2. Masalah gizi pada masyarakat

a. Kurang Energi Protein (KEP)

Kekurangan energi protein adalah keadan kurang gizi yang disebabkan


rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari sehingga tidak
memenuhi angaka kecukupan gizi. faktor-faktor penyebab kurang energi protein
dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Primer
a) Susunan makanan yang salah
b) Penyedia makanan yang kurang baik
c) Kemiskinan
d) Ketidaktahuan tentang nutrisi dan kebiasan makan yang salah

2
2. Penyebab Sekunder :
a) Gangguan pencernaan (seperti malabsorbsi, gizi tidak baik, kelainan struktur
saluran).
b) Gangguan psikologis.

Kekurangan Energi Protein merupakan masalah gizi utama di Indonesia.


Keadaan ini banyak diderita oleh balita. Anak balita dengan KEP tingkat berat
akan menunjukan tanda klinis kwaskiokhor dan marasmus. Masalah KEP
sebenarnya hampir selalu berhubungan dengan masalah pangan. Berdasarkan data
Susenas, dari 5 juta anak (27%), 3,6 juta anak (19,2 %) mengalami KEP. KEP
disebabkan oleh multifaktor yang saling terkait sinergis secara klinis maupun
lingkungannya. Pencegahan hendaknya meliputi faktor secara konsisten.

Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi KEP :


1. Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare, melalui :
a) Perbaikan sanitasi, personal, lingkungan, terutama makanan dan peralatan.
b) Pendidikan : dasar, kesehatan, gizi
c) Program imunisasi pencegahan penyakit erat kaitannya dengan lingkungan
seperti TBC, Malaria, DHF, parasit (cacing).
2. Memperkecil dampak penyakit infeksi terutama diare diwilayah yang sanitasi
lingkungannya belum baik.
3. Deteksi dini dan menejemen awal / ringan
a) Memonitor tumbang dan status gizi balita secara kontinu
b) Perhatikan khusus faktor resiko tinggi yang akan berpengaruh
terhadap kelangsungan status gizi (kemiskinan, ketidaktahuan penyakit
infeksi)
4. Memelihara status gizi
a) Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik, diharapkan
melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
b) Setelah lahir segera diberi ASI ekslusif sampai 4 bulan
c) Pemberian makanan tambahan (pendamping) ASI mulai usia 4 bulan secara
bertahap
d) Memperpanjang masa menyusui selama mungkin selama bayi menghendaki
(maksimal 2 tahun).

3
b. GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium)

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu


masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditanggulangi secara sungguh-sungguh.
Penduduk yang tinggal di daerah kekurangan iodium akan mengalami GAKI
kronis yang menyebabkan pertumbuhan fisik terganggu dan keterbelakangan
mental yang tidak dapat disembuhkan sehingga menjadi beban masyarakat. GAKI
mengakibatkan penurunan kecerdasan dan produktivitas penduduk sehingga
menghambat pengembangan sumber daya manusia. Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah gangguan tubuh yang
disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan
hormon tiroid. Definisi lain, GAKY merupakan suatu masalah gizi yang
disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan Yodium ini dapat
menimbulkan penyakit salah satu yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat
adalah Gondok. Dimana akibat defisiensi iodium ini merupakan suatu spektrum
yang luas dan mengenai semua segmen usia, dari fetus hingga dewasa. Dengan
demikian jelaslah bahwa gondok tidak identik dengan GAKI.
Faktor – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain :
a. Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess
Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal
ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis
terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang
dikonsumsinya

b. Faktor Geografis dan Non Geografis


GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah,
karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti
pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di
pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.
c. Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan. Salah satunya
adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik.

Dalam waktu tertentu GAKY dapat menyebabkan berbagai dampak terhadap


pertumbuhan, dan kelangsungan hidup penderitanya diantaranya :
1. Terhadap Pertumbuhan
a. Pertumbuhan yang tidak normal.
b. Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme
c. Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
d. Tingkat kecerdasan yang rendah

4
2. Kelangsungan Hidup
Wanita hamil didaerah Endemik GAKY akan mengalami berbagai gangguan
kehamilan antara lain :
a. Abortus
b. Bayi Lahir mati
c. Hipothryroid pada Neonatal
Penyebab tingginya kasus GAKY adalah disebabkan karena beberapa hal
diantaranya :
1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menggunkan garam beryodium
2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan mamfaat garam beryodium
3. Garam Non Yodium masih banyak beredar ditengah masyarakat.
4. Adanya perbedaan harga yang relatif besar antara garam yang beryodium
dengan garam non yodium.
5.Pengawasan mutu garam yodium belum dilaksanakan secara menyeluruh dan
terus menerus serta belum adanya sangsi tegas bagi produksi garam non
yodium.
6.Pendistribusian garam beryidium masih belum merata terutama untuk daerah-
daerah terpencil.

c. Anemia Gizi Besi (AGB)

Anemia gizi besi ini timbul akibat kosongnya cadangan zat besi tubuh
sehingga cadangan zat besi untuk eritropoesis berkurang yang menyebabkan
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Prevalensi anemia gizi
besi di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada
kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah 47,0%,
kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%.
Mengingat, 1 dari 2 orang di Indonesia beresiko anemia. Lebih
memprihatinkan lagi, prevalensi anemia terjadi bukan hanya pada orang dewasa,
namun juga sudah menyerang anak-anak.Penyebab anemia atau yang biasa
disebut kalangan awam dengan penyakit kurang darah, selain kekurangan gizi
juga adanya penyakit yang merusak sel darah merah. Selain itu, Prevalensi ibu
hamil yang terkena anemia sekitar 40-50 persen, hal ini berarti 5 dari 10 ibu hamil
mengalami anemia.
Anemia gizi besi biasanya ditandai dengan menurunnya kadar Hb total di
bawah nilai normal (hipokromia) dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari
normal (mikrositosis). Tanda-tanda ini biasanya akan menggangu metabolisme
energi yang dapat menurunkan produktivitas. Penyebab anemia gizi besi bisa
disebabkan oleh beberapa hal. Seperti kurang mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi, menderita penyakit ganguan pencernaan sehingga
menggangu penyerapan zat besi. Terjadi luka yang menyebabkan pendarahan
besar, persalinan, menstruasi, atau cacingan serta penyakit kronis seperti kanker,
ginjal dan penyakit.

5
Adapun dampak dari Anemia Gizi Besi (AGB) adalah :
a. Pada Anak-anak berdampak:
1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2. Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
3. Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan tubuh
menurun.
b. Dampak pada Wanita :
1. Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.
2. Menurunkan produktivitas kerja.
3. Menurunkan kebugaran.
c. Dampak pada Remaja putri :
1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
3. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
4. Mengakibatkan muka pucat.
d. Dampak pada Ibu hamil :
1. Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.
2. Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah atau
BBLR (<2,5 kg).
3.Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau
bayinya.

AGB bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan AGB. Diantaranya pada
masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia.. Ibu hamil rentan
terhadap AGB disebabkan kandungan zat besi yang tersimpan tidak sebanding
dengan peningkatan volume darah yang terjadi saat hamil, ditambah dengan
penambahan volume darah yang berasal dari janin. Wanita secara kodrat harus
kehilangan darah setiap bulan akibat menstruasi, karenanya wanita lebih tinggi
risikonya terkena AGB dibandingkan pria. Anak-anak dan remaja juga usia rawan
AGB karena kebutuhan zat besi cukup tinggi diperlukan semasa pertumbuhan.
Jika asupan zat besinya kurang maka risiko AGB menjadi sangat besar.

d. KVA ( Kurang Vitamin A)

Vitamin A merupakan nutriention essensial, yang hanya dapat dipenuhi


dari luar tubuh, dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan
karena tidak larut dalam air. Keurangan asupan vitamin A bisa menyebabkan
diare yang bisa be3rujung pada kematian dan pneumonia.

6
Prevalensi tertinggi terjadi pada balita. Hal ini disebabkan oleh intake
makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah, rendahnya konsumsi
vitamin A dan pro vitamin A pada ibu hamil sampai melahirkan sehingga
mempengaruhi kadar vitamin A yang terkandung dalam ASI. Selain itu dapat
disebabkan oleh MP-ASI yang kurang kandungan vitamin A, gangguan absorbs
vitamin A dan pro vitamin A ( penyakit pancreas, diare kronik, KEP ), gangguan
konversi pro vitamin A menjadi vitamin A.
Akibat kekurangan vitamin A :
1. Menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi ( misalnya
sakit batuk, diare dan campak ).
2. Rabun senja ( anak dapat melihat suatu benda , jika ia tiba-tiba berjalan dari
tempat yang terang ke tempat yang gelap ). Rabun senja dapat berakhir pada
kebutaan.

Cara mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin A :


1. Setiap hari anak diberi makanan yang mengandung vitamin A, seperti hati
ayam.
2. Setiap hari anak dianjurkan makan sayuran hijau dan buah-buahan berwarna.
3. Sebaiknya sayuran ditumis menggunakan minyak atau dimasak dengan
santan, sebab vitamin A larut dalam minyak santan
4. Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan pada anak setiap 6 bulan di Posyandu
Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan pada ibu segera setelah melahirkan.

Pemerintah terus berupaya menanggulangi penyakit gizi ini hingga sejak


tahun 2006 telah dapat ditangani, namun karena kekurangan vitamin A ( KVA )
pada balita dapat menurunkan daya tahan tubuh. Maka, suplementasi vitamin A
tetap harus diberika pada balita. Berikut upayah yang telah dilakukan pemerintah
1. Penyuluhan agar meningkatakan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A
2. Fortifikasi vitamin A ( susu, MSG, tepung terigu, mie instan ).
3. Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun ( 200.000 IU
pada bulan februari dan agustus ), ibu nifas ( 200.000 IU ), anak usia 6-12 bulan
( 100.000 IU ).

e. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan.Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
osbesitas.

7
Seseorang yang memiliki berat badan 20% Perhatian tidak hanya
ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi
penimbunan lemak tubuh. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat
mengonsumsikalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas
meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti Diabetes tipe
2 (timbul pada masa dewasa),tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke, serangan
jantung (infark miokardium), gagal jantung, kanker kanker tertentu, misalnya
kanker prostat dan kanker usus besar),batu kandung empedu dan batu kandung
kemih, Gout dan artritis gout, serta osteoartritis.lebih tinggi dari nilai tengah
kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.Obesitas
digolongkan menjadi 3 kelompok:
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Anak-anak yang mengalami obesitas dapat berisiko lebih besar mengidap


penyakit jantung, diabetes dan gangguan akibat kelebihan berat badan lainnya dari
yang terpikirkan. Fakta ini diketahui berdasarkan studi baru tentang dampak
obesitas selama masa kanak-kanak dan perkembangan kesehatan di masa
dewasa.Dibanding anak-anak dan remaja yang berbobot ideal, anak dengan
obesitas lebih berisiko menderita gangguan kesehatan yang memicu penyakit
jantung dan diabetes. Seperti, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan
gula darah tinggi.
Di Indonesia terdapat 19,1 persen kasus obesitas pada penduduk berusia di
atas 15 tahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia
pada 2010, menunjukkan 27,7 juta jiwa penduduk Indonesia berusia di atas 18
tahun, mengalamiobesitas. Jumlah ini sama dengan 11,7 persen dari keseluruhan
penduduk Indonesia.

3. Cara Mengatasi Masalah Gizi pada Masyarakat


a. Perbaiki asupan nutrisi

Penanganan bagi para penderita kurang gizi yang paling utama yakni dengan
pemberian nutrisi secara layak dan mencukupi, mulai dari menu karbohidrat
layaknya dalam bentuk nasi dan roti, protein dalam segala jenis lauk pauk baik
dari nabati seperti tahu ataupun dari hewani layaknya menu olahan telur dan
seterusnya, perhatikan pula kandungan asupan vitamin yang bisa diperoleh dari
ragam jenis sayuran atau juga pada buah-buahan segar, pemberian susu yang kaya
akan nutrisi mencukupi juga layak dijadikan pilihan, yang pasti pemberian asupan
nutrisi mencukupi haruslah dilakukan secara berkala dan kontinyu, hal ini demi
memaksimalkan adaptasi tubuh dalam penyerapan nutrisi secara maksimal.
8
Perhatikan pula untuk pencegahan maka asupan nutrisi pada kalangan tertentu
semisal ibu hamil dan menyusui haruslah ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan
yang mencukupi demi terhindar dari hal yang tak diinginkan selanjutnya, karena
bagaimanapun dua kondisi ini pada umumnya membuat para wanita utamanya
memiliki beban yang memebihi dari waktu biasanya jadi perlu untuk diberikan
perhatian khusus lebih lanjut.

b. Lakukan pengobatan

Prosedur yang satu ini harus dilakukan secara spesifik apabila memang ditemukan
gejala penyakit yang memang melatarbelakangi munculnya kekurangan gizi
tersebut, semisal pengobatan secara intensif pada diare lantaran infeksi maupun
permasalahan pencernakan lain yang berhubungan langsung dengan sistem serap
nutrisi pada tubuh yang umumnya terletak pada saluran usus, fokus terapi untuk
penyakit pemicu ini akan semakin dapat memaksimalkan pula penanganan pada
gejala kekurangan gizi secara sekaligus.

c. Minimalisir kebiasaan buruk

Beberapa kebiasaan kurang sehat layaknya salah diet ketat ataupun merokok harus
diminimalisir secara ketat, lantaran kegiatan seperti ini sama sekali tidak
membawa manfaat baik bagi tubuh dan justru sangat membahayakan, baiknya
lakukan kegiatan yang lebih positif dampaknya bagi tubuh karena jika dibiarkan
terus berlanjut tak ayal maka ragam masalah kesehatan pun akan mengintai di
kemudian harinya jadi cobalah untuk senantiasa bijak dalam memilah gaya hidup
anda demi kesehatan anda sampai hari mendatang.

d. Pemaksimalan keseimbangan ekonomi

Hendaklah untuk yang satu ini pemerintah sebagai pemegang kekuasaan yang
utama dan luas juga ikut andil secara nyata demi menjaga keseimbangan supaya
perbaikan ekonomi juga dapat dirasakan oleh masyarakat kelas bawah, dan juga
kebiasaan untuk menggalakkan empati pada sesama layak juga untuk dijadikan
alternatif demi memperhatikan sesama kita yang berada pada ujung kemiskinan,
bantuan sembako dan bahan pangan secara tepat sasaran semoga dapat menjadi
langkah nyata yang dapat mengurangi merebaknya wabah kekurangan gizi di
kalangan bawah.

9
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah gizi
merupakan hal yang komplek di Indonesia. Sampai saat ini ada lima masalah gizi
utama di Indonesia, yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi
(AGB), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI) dan Obesitas. Energi dan protein merupakan zat gizi makro, sedangkan
zat besi, vitamin A dan Iodium merupakan zat gizi mikro. Banyak faktor yang
mempengaruhi asupan gizi masyarakat tersebut. Dari hari ke hari angka dari
masalah-masalah di atas terus meningkat, yang secara otomatis juga
meningkatkan angka kematian penduduk. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya kekurangan pangan, penyakit infeksi seperti cacingan, lingkungan
yang kurang bersih serta penyebab tidak langsung lainnya seperti pola asuh orang
tua.

Saran
Sebaiknya, untuk mengurangi angka kematian akibat masalah-masalah gizi di
atas pemerintah mengadakan program yang lebih efektif dan berkesinambungan
seperti, meningkatkan upaya kesehatan ibu untuk mengurangi bayi dengan berat
lahir rendah, meningkatkan program perbaikan zat gizi mikro, meningkatkan
program gizi berbasis masyarakat, dan memperbaiki sektor lain yang treakit erat
dengan gizi (pertanian, air dan sanitasi, perlindungan, pemberdayaan masyarakat
dan isu gender), sehingga sedikit demi sedikit angka-angka akibat masalah gizi di
atas dapat dikurangi.

10
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. “Masalah-Masalah Gizi di Indonesia” dalam


http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/24/masalah-masalah-gizi-di-indonesia-
2/ diakses pada 27 November 2012 pukul 21.00

Anonim. 2012.”Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” dalam


http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/05/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-
gaky.html diakses pada 27 November 2012 pukul 21.08

Anonim. 2012. “Anemia Gizi Besi” dalam


http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2012/01/anemia-gizi-besi.html diakses
pada 27 November 2012 pukul 21.10

Anonim.2010. “Obesitas Kini Semakin Mewabah” dalam


http://health.kompas.com/read/2010/11/02/09285713/Obesitas.Kini.Semakin.Mewaba
hdiakses pada 27 November 2012 pukul 21.10

Anonim. 2011. Gizi Buruk Ancam 4 Juta Anak Indonesia” dalam


http://liputankita.com/berita-liputankita/gizi-buruk-ancam-4-juta-anak-indonesia-
liputankita.html diakses pada 27 November 2012 pukul 21.18

11

Anda mungkin juga menyukai