Anda di halaman 1dari 6

JURNAL KESEHATAN

http://ejournal.poltekkesternate.ac.id/ojs

STUDI LITERATUR: PATOGENESIS DAN PENGOBATAN PADA PASIEN


PSORIASIS VULGARIS

Dani Syaiful Akbar1., Ida Ayu Made Widi Rahayu Brahmani P2., Alfina Martiana3 .
1,2,3
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Indonesia.

1
daniakbar67@gmail.com

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Psoriasis vulgaris adalah penyakit autoimun yang dimediasi oleh interaksi antara
Diterima CD40 dengan CD40L Antigen-presenting cell (APC) memproduksi IL-23 dan
Disetujui menstimulasi sel T tipe Th17 dan Th22 dengan patogenesis aktivasi IL17 serta
Di Publikasi IL22 yang memicu keratinosit untuk meningkatkan kemokin proinflamasi.
Psoriasis umumnya ditandai dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema
Keywords: berbatas tegas, plak yang bersisik berwarna putih mengkilat yang disebabkan
Psoriasis Vulgaris, Sel T, pembentukan epidermis yang dipercepat. Pengobatan psoriasis dengan terapi
Keratinosit, Agen sistemik konvensional sangat jarang digunakan karena sifat imunosupresi yang
Biologis tinggi sehingga menyebabkan efek toksik tidak hanya pada sel-sel sistem imun
tetapi juga terhadap sel-sel diluar sistem imun. Adapun beberapa obat psoriasis
yang bersifat sebagai agen terapi biologis adalah alefacept, infliximab, dan
etanercept.

INSTRUCTIONS FOR AUTHOR IN JURNAL KESEHATAN SINCE 2017

Abstract

Psoriasis vulgaris is an autoimmune disease mediated by the interaction between


CD40 and CD40L. Antigen-presenting cells (APC) produce IL-23 and stimulate
Th17 and Th22 type T cells by pathogenesis of IL17 and IL22 activation which
triggers keratinocytes to increase proinflammatory chemokines. Psoriasis is
generally characterized by a characteristic lesion in the form of patches of
erythema with firm boundaries, scaly plaques that are shiny white caused by
accelerated epidermal formation. Psoriasis treatment with conventional systemic
therapy is very rarely used because of its high immunosuppression properties that
cause toxic effects not only on cells of the immune system but also on cells outside
the immune system. As for some psoriasis drugs that are as biological therapeutic
agents are alefacept, infliximab, and etanercept.

© 2017 Poltekkes Kemenkes Ternate


Alamat korespondensi: daniakbar67@gmail.com
Poltekkes Kemenkes Ternate, Ternate - West Maluku Utara, Indonesia ISSN 2597-7520
Email: uppmpoltekkesternate@gmail.co.id
PENDAHULUAN Berdasarkan perkiraan lembaga
Psoriasis adalah penyakit kulit kesehatan dunia World Health
kronik residif dengan lesi yang khas Organization (WHO) jumlah penderita
berupa bercak-bercak eritema berbatas psoriasis di setiap negara di dunia
tegas, plak yang bersisik berwarna putih mencapai 1-3% dari total jumlah
mengkilat yang disebabkan pembentukan penduduk.Di Eropa insidensi psoriasis
epidermis yang dipercepat (Wu,2017). vulgaris mencapai 1,5-3%, sedangkan di
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang Asia 0,4-0,7%. Menurut National Institute
dimediasi oleh sel T yang melibatkan of Health prevalensi pasien psoriasis di
hiperkeratosis dan parakeratosis Indonesia pada tahun 2017, mencapai
(Aprilliana,2017). 2,5% dari populasi penduduk, dan dari
Psoriasis telah lama diduga prevalensi tersebut masih banyak yang
disebabkan oleh hiperproliferasi belum mendapatkan penanganan medis
keratinosit. Namun, ketika pengobatan dan terapi pengobatan.
dengan imunomodulator menjadi efektif, Pengobatan psoriasis dengan terapi
sistem imun ditemukan menjadi faktor sistemik konvensional sangat jarang
penting dalam perkembangan penyakit digunakan karena sifat imunosupresi yang
(Declercq,2013). Penyakit ini sangat tinggi sehingga menyebabkan efek toksik
dipengaruhi oleh faktor genetik dan jenis tidak hanya pada sel-sel sistem imun tetapi
kelamin. Insidensi pada pria lebih banyak juga terhadap sel-sel diluar sistem imun
daripada wanita, terdapat pada semua usia, (Rajagopalan,2019). Hal ini yang menjadi
tetapi umumnya pada orang dewasa dasar para peneliti untuk mengembangkan
(Moningka,2015) obat psoriasis dengan terapi biologis yaitu
Psoriasis diklasifikasikan secara terapi dengan target spesifik menggunakan
klinis dalam 2 kelompok diantaranya lesi protein hasil rekayasa genetik
pustular dan non-pustular. Salah satu (Declercq,2013). Sehingga studi literatur
contoh psorisasis non-pustular adalah ini bertujuan untuk mengetahui obat-
psoriasis vulgaris merupakan jenis yang obatan psoriasis bersifat agen terapi
paling umum juga disebut psoriasis tipe biologis yang dapat menghambat
plak, karena lesi pada bagian siku dan lutut terjadinya psoriasis beserta mekanisme
terlihat seperti plak yang menempel pada patogenesis.
kulit dan mudah terkelupas (Sarac,2016). METODE
Karakteristik histologis dari psoriasis Metode yang digunakan dalam
vulgaris diantaranya hiperplasia studi ini adalah metode studi literatur
epidermal, peningkatan dalam proses dengan mencari artikel yang relevan
pembentukan pembuluh darah baru dengan topik patogenesis dan pengobatan
(angiogenesis) dan peradangan kulit pada pasien psoriasis vulgaris. sumber
(Rendon,2019). yang digunakan berupa data primer yaitu
Penyebab terjadinya psoriasis ini jurnal penelitian yang telah dipublikasikan
masih belum diketahui secara pasti. Faktor yang dapat diunduh secara online di
genetik dan imunologik berperan dalam website jurnal nasional dan Internasional
etiopatogenesis psoriasis. Beberapa hal pada tahun 2010 sampai tahun 2019.
yang diduga dapat menjadi faktor pencetus Sumber data lainnya yang digunakan
psoriasis dapat dipicu oleh pemicu adalah data tersier yaitu mencari referensi
eksternal dan internal, termasuk trauma dari buku-buku yang relevan.
ringan, terbakar sinar matahari, infeksi,
obat-obatan sistemik dan stress
(Alwan ,2015).
HASIL DAN PEMBAHASAN Sel T naive mengalami aktivasi
Pada keadaan normal ketika tidak tetapi belum optimal ketika terjadi
ada stimulasi dari antigen, sel penyaji interaksi tersebut. Agar aktivasi sel T
antigen (antigen presenting cells/APC) optimal, diperlukan interaksi molekul
berada dalam keadaan imatur dan sel-sel tambahan (accessory/ costimulatory
limfosit T masih dalam bentuk naive signals) yaitu LFA-3, CD80/CD86, CD40
(naive T cell). Apabila ada stimulasi pada sel penyaji yang masing-masing akan
antigen, sel penyaji akan menangkap dan berinteraksi dengan CD2, CD28/CTLA-4,
memproses antigen menjadi peptida dan CD40L pada permukaan sel T naive.
antigen serta mempresentasikannya Sehingga sel T naive menjadi aktif
kepermukaan sel bersama Major (Sharma,2019).
Histocompatibity Complex/MHC I/ II Dengan adanya interaksi antara
(Abbas,2016). Sel penyaji antigen CD40 dengan CD40L Antigen-presenting
mengalami pematangan (mature), ditandai cell (APC) memproduksi IL-23 dan
dengan berbagai ekspresi molekul menstimulasi sel T tipe Th17 dan Th22
permukaan (CD80, CD86, CD40) dan (dan mungkin juga sel Tc17) untuk
bermigrasi menuju kelenjar getah bening melepaskan IL-17 dan IL-22. IL-17
regional melalui aliran getah bening memicu keratinosit untuk meningkatkan
aferen, dan siap untuk mengaktifkan sel T kemokin proinflamasi yang menarik sel T,
naive. Interaksi antara sel APC matur neutrofil dan sel mononuklear pada lesi.
dengan sel T naive di dalam kelenjar, IL-22 menyebabkan akantosis epidermal.
diawali dengan pengikatan antara molekul Kedua sitokin tersebut meningkatkan
pengenal antigen sel T dengan peptida produksi anti-microbial protein (AMP).
antigen (sinyal 1) dan pengikatan molekul IFN-γ dari sel Th1 menstimulasi APC
B7 (CD80 / 86) pada APC ke CD28 pada untuk melepaskan IL-23 (Nograles,2010).
sel T (sinyal 2). Proses stimulasi tersebut IFN-γ akan memicu sel keratinosit
dapat diilustrasikan seperti pada Gambar melepaskan IL-8 dan sel makrofag
1. mensekresikan lebih banyak TNF- α yang
dapat meningkatkan ekspresi IL-8,
sehingga pada keratinosit berperan dalam
meningkatkan infiltrasi sel T ke dalam
epidermis dan menyebabkan sel neutrofil
dikerahkan ke dalam lokasi inflamasi
(Rendon 2019). Interaksi antar sel tersebut
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model interaksi imun pada lesi


psoriasis
Gambar 1. Stimulasi sel T naive oleh sel Pada kasus psoriasis akan
sel APC matur dalam kelenjar getah menghasilkan kelainan klinik sebagai
bening regional.
akibat dari terjadinya hiperproliferasi Gambar 3. Agen biologis dan target yang
keratinosit dan angiogenesis. Sehingga dituju.
yang berperan sentral dalam terjadinya
penyakit psoriasis adalah sel Th1 dan Th17 Sampai saat ini, FDA telah
patogenik dan sel tersebut merupakan menyetujui penggunaan terapi pengobatan
target spesifik bagi terapi biologis psoriasis diantaranya alefacept, infliximab,
(Declercq,2013) dan etanercept untuk pengobatan psoriasis
Terapi biologis adalah terapi moderate-to-severe (Ronholt,2017).
pengobatan menggunakan molekul yang Adapun terapi biologis lain yang dapat
berasal dari organisme hidup untuk digunakan oleh pasien psoriasis dapat
mengobati penyakit. Beberapa terapi dilihat pada Tabel 1.
biologis yang digunakan dalam
pengobatan diantaranya antibodi Tabel 1. Obat-obatan yang Terlibat Dalam
monoklonal, terapi sitokin, terapi vaksin, Psoriasis (Declercq,2013).
terapi sel T, terapi berbasis sel dendritik,
terapi gen, dan terapi RNA Target Obat Rute
oligonukleotida. Beberapa terapi biologis Administrasi
telah disetujui oleh Food and Drug Infliximab Intravena
Administration (FDA) Amerika Serikat TNF Etanercept
dan negara-negara lain dalam pengobatan inhibito Adalimumab Subkutan
sistem imun (Phan,2014). r Certolizuma
Terapi biologis merupakan protein b Pegol
yang dirancang untuk mengikat target- IL- Aplimod Oral
target ekstraseluler (extracellular adhesion 12/IL- Ustekinumab
protein, reseptor, sitokin, dan kemokin), 23 Brodalumab
Subkutan
dengan tujuan memblok aktivasi Inhibito
molekuler, sehingga dapat mencegah r
timbulnya reaksi imun yang diperantarai IL-17 Secukinuma
sel T dan/ sel B. Tujuan penggunaan terapi inhibito b Subkutan
biologis diantaranya mentarget sel T r Ixekizumab
patogenik, memblok aktivasi dan/migrasi Intravena/
Anti sel
sel T, menginduksi deviasi imun (induce Alefacept intramuskula
T
immune deviation), dan memblok kerja r
sitokin (Ronholt,2017). Mekanisme
penghambatan target penyebab psoriasis 1. Alefacept
oleh agen biologis dapat dilihat pada Alefacept adalah protein fusi yang
Gambar 3. menggabungkan bagian Fc dari IgG
manusia dengan LFA-3 (lymphocyte-
function-associated antigen-3) yang
terletak pada sel yang
mempresentasikan antigen (APC).
Alefacept telah dikembangkan untuk
memodifikasi proses inflamasi yang
dipicu oleh psoriasis. Alefacept ini
secara khusus menghambat aktivasi sel
T (Declercq,2013). penggunaan
Alefacept pada pasien dewasa yaitu 15
mg seminggu sekali selama 12 minggu
melalui rute pemberian intramuskular meningkatkan kemokin proinflamasi
(Ronholt,2017). sehingga terjadinya psoriasis.
2. Infliximab Daftar Pustaka
Infliximab adalah antibodi Abbas, A.K., Lichtman, A.H., Pillai, S.,
monoklonal yang dapat menetralkan (2016). Imunologi Dasar Abbas:
TNF-𝛼. Mekanismenya dapat Fungsi dan Kelainan Sistem
menyebabkan TNF-𝛼 berikatan dengan Imun, Edisi Kelima. Singapore:
antibodi dan menonaktifkannya secara Elsevier.
permanen. Terapi tersebut dapat Aldredge, L. M., and Melodie S. Y. (2016).
membantu menghambat produksi Providing Guidance for Patients
sitokin inflamasi (Declercq,2013). With Moderate–to-Severe
Penggunaan infliximab pada pasien Psoriasis Who Are Candidates for
dewasa yaitu 5 mg / kg pada minggu ke Biologic Therapy: Role of the
0, 2 dan 6, lalu setiap 8 minggu melalui Nurse Practitioner and Physician
rute pemberian intravena Assistant. Dermatology Nurses
(Ronholt,2017). Association. 8(1). 14-26. Retrieved
3. Etanercept from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm
Etanerceept adalah protein c/articles/PMC4770271/
rekombinan manusia fusi reseptor TNF- Alwan, W., and F.O. Nestle. (2015).
α yang menetralkan TNF-α terlarut dan Pathogenesis and Treatment of
diberikan secara subkutan dua kali per Psoriasis: Exploiting
minggu. Reseptor sintetis ini memiliki Pathophysiological Pathways for
afinitas yang lebih tinggi untuk TNF-𝛼 Precision Medicine. Clinical and
daripada reseptor alaminya. Sehingga Experimental Rheumatology.
terapi dengan Etanercept dapat 33(93). 1-5. Retrieved from
mengurangi peradangan psoriatik https://www.clinexprheumatol.or
(Declercq,2013). Penggunaan g/article.asp?a=9901
etanercept pada pasien dewasa yaitu 50 Apriliana, K. F., dan Hanna, M. (2017).
mg dua kali seminggu selama 12 Psoriasis Pada Laki – Laki 46
minggu, lalu 50 mg sekali seminggu Tahun. Jurnal Argomed Unila.
melalui rute pemberian subkutan 4(1). 160-166. Retrieved from
(Ronholt,2017). http://juke.kedokteran.unila.ac.id/
Penutup index.php/agro/article/view/1568
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat Declercq, S. D., and Roxane P. (2013).
disimpulkan bahwa obat-obatan psoriasis Promising New Treatments for
yang bersifat sebagai agen terapi biologis Psoriasis. Hindawi Publishing
adalah alefacept, infliximab, dan Corporation the Scientific World
etanercept. Adapun mekanisme Journal. 9(7). 1-10. Retrieved from
patogenesisnya yaitu pematangan sel https://www.hindawi.com/journal
penyaji antigen yang kemudian bermigrasi s/tswj/2013/980419/
menuju kelenjar getah bening sehingga Moningka, A., Renate, T. K., dan
terjadi interaksi antara CD40 dengan Nurdjana, J. N. (2015). Profil
CD40L yang akan memproduksi IL23 Psoriasis di Poliklinik Kulit dan
serta menstimulasi sel T tipe Th17 dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.
Th22 untuk mengaktifkan IL117 dan IL22 Kandou Manado Periode Januari
yang memicu keratinosit untuk – Desember 2012. Jurnal e-Clinic
(eCl). 3(2). 646-650. Retrieved
from Clinical Types of Psoriasis. North
https://ejournal.unsrat.ac.id/index Clin Istanbul. 3(1). 79-82.
.php/eclinic/article/view/8384 Retrieved from
Nograles, K. E., Batya, D., and James, G. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm
K. (2010). New insights in the c/articles/PMC5175084/
Immunologic Basis of Psoriasis. Rich, R.R., Fleisher, T.A., Shearer, W.T.,
Senin Cutan Meg Surg, 29(1). 1- Schroeder, H.W., Frew, A.J.,
13. Retrieved from Weyand, C.M. (2019). Clinical
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu Immunology Fifth Edition. China:
bmed/20430301 Elsevier.
Pratiwi, K. D., dan Damayanti. (2018). WHO (2016). Global Report on Psoriasis.
Profil Psoriasis Vulgaris di RSUD Switzerland: World Health
Dr. Soetomo Surabaya: Studi Organization.
Retrospektif. Periodical of Wu, Jashin. J. (2017). Contemporary
Dermatology and Venereology. Management of Moderate to
30(3). 248-254. Retrieved from Severe Plaque Psoriasis. The
https://e- American Journal Of Managed
journal.unair.ac.id/BIKK/article/v Care. 23(21). 403-416. Retrieved
iew/8628 from
Phan, N. K. (2014). Biological Therapy: A https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
New Age of Cancer Treatment. bmed/29297664
Biomedical Research and
Therapy. 1(2). 32-34. Retrieved
from
http://www.bmrat.org/index.php/
BMRAT/article/view/15
Rajagopalan, M., dan Asit, M. (2019).
Biologics Use in Indian Psoriasis
Patients. Indian Dermatology
Online Journal. 7(6). 489-497.
Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm
c/articles/PMC5134162/
Rendon, A., dan Knut, S. (2019). Psoriasis
Pathogenesis and Treatment.
International Journal of
Molecular Sciences. 20(1475). 1-
28. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm
c/articles/PMC6471628/
Ronholt, K., dan Lars, I. (2017). Old and
New Biological Therapies for
Psoriasis. International Journal of
Molecular Sciences. 18(2997). 1-
23. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pm
c/articles/PMC5713267/
Sarac, G., Tuba, T. K., dan Tolga, B.
(2016). A Brief Summary of

Anda mungkin juga menyukai