Anda di halaman 1dari 13

Case Clinical Session

INFEKSI GINEKOLOGI

Oleh:

Abdurrahman Fajar 1110312153

Fadil Zainius 1740312128

Fadlan Wieno Putra 1010313081

Muhammad Al Fath 1210313033

Satria Jaya Perkasa 1110312038

Tri Bakti Permana 1110312124

Preseptor:

dr. Aladin, Sp.OG (K)

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUD PARIAMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi alat genitalia pada wanita mudah terjadi oleh karena terdapat

hubungan dari dunia luar dengan rongga peritonium melalui vulva, vagina, uterus,

dan tuba Falloppii.1

Radang atau infeksi pada alat-alat genital dapat timbul secara akut dengan

akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas

atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa

juga menahun atau dari awal sudah menahun.Infeksi pada organ reproduksi dapat

terjadi bukan hanya karena penularan lewat hubungan seksual saja, namun juga

karena masalahkebersihan/higiene dan perawatan yang kurang baik,

disampingfaktor-faktor dari luar yang mempengaruhinya.1-2

1.2 Batasan Masalah

Batasan penulisan ini membahas mengenai Infeksi Ginekologi.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca dan

penulis mengenai Infeksi Ginekologi.

1.4 Metode Penulisan

Referat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk

dari berbagai literature.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vaginosis bakterialis

Definisi

Vaginosis bakterialis disebabkan oleh ketidakseimbangan organisme pada

flora normal vagina. Laktobasilus digantikan oleh pertumbuhan berlebihan dari

flora campuran, di antaranya Gardnerella sp. dan bakteri anaerob.4

Manifestasi Klinis

Keluhan penderita berupa keputihan dengan bau yang amis, terutama

setelah melakukan hubungan seksual. Pada pemeriksaan ditemukan sekret yang

homogen, berwarna putih keabu-abuan dan melekat pada dinding vagina. Pada

dinding vagina tidak nampak adanya eritema atau edema.5

Diagnosis dibuat dengan cara

 Identifikasi mikroskopik sel-sel clue pada usapan basah. Sel-sel clue adalah

sel-sel epitel vagina dengan kerumunan bakteri menempel pada membran

sel. Tampak juga beberapa sel radang dan laktobasili

 pH cairan vagina sama atau lebih dari 4,5

 uji Whiff positif yang berarti keluar bau amis pada waktu ditambahkan

larutan KOH 10-20/% pada cairan vagina6

Pengobatan

 metronidazole 500mg per oral 2x sehari selama 7 hari

 metronidazole per vagina 2x sehari selama 5 hari

 krim klindamisin 2% per vagina 1x sehari selama 7 hari6


2.2 Trikomonas

Definisi

Trikomoniasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh organisme protozoa

bersel satu yaitu trikomonas vaginalis yang hampir selalu menyebab melalui

kontak seksual. Namun rotozoa dapat bertahan sampai dua puluh empat jam

dalam lingkungan yang lembab, pada handuk basah atau mungkin pakaian renang

sebagai alat penularan dari seseorang yang sudah kena infeksi.7-8

Manifestasi Klinis

Gejala pada wanita yaitu keputihan encer, berwarna kekuningan, berbusa

dan berbau busuk, vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan

mengganggu.Sedangkan pada pria yang diserang adalah uretra dan kelenjar

prostat. Keluhan yang sering timbul adalah nyeri saat kencing, ada nanah yang

keluar dari penis.3

Diagnosis :

 Preparat kaca memperlihatkan protozoa fusiformis uniseluler yang sedikit

lebih besar di banding sel darah putih. Ia mempunyai flagella dan dalam

specimen dapat dilihat gerakannya. Biasanya ada banyak sel radang.

 Cairan vagina mempunyai pH 5,0 – 7,0

 Pasien yang terinfeksi tapi tidak ada keluhan dapat di diagnose dengan pap

smear.6

Pengobatan

Terapi dengan metronidazole 2 g per oral (dosis tunggal). Pasangan seks

pasien juga harus diobat.6


2.3 Candida

Definisi dan etiologi

Kandidiasis vulvovaginal adalah penyebab vaginitis terbanyak kedua di

Amerika Serikat dan yang terbanyak di Eropa.Sekitar 75% dari perempuan pernah

mengalami kandidiasis vulvovaginal suatu waktu dalam hidupnya, dan sekitar 5%

perempuan mengalami episode rekurensi.Agen penyebab yang tersering (80

sampai 90%) adalah Candida albicans.Saat ini, frekuensi dari spesies non-

albicans (misalnya, Candida glabrata) meningkat, mungkin merupakan akibat

dari peningkatan penggunaan produk-produk anti jamur yang dijual bebas. 6

Faktor risiko untuk terjadinya kandidiasis vulvovaginal sulit untuk

ditentukan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa risiko untuk terinfeksi

penyakit ini meningkat pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral,

diaphragma dan spermicide, atau IUD, melakukan hubungan seksual pertama kali

ketika umur masih muda, melakukan hubungan seks lebih dari empat kali per

bulan dan oral seks, meningkat pada perempuan dengan diabetes yang sedang

hamil atau minum antibiotik. 6

Pengobatan

1. Butoconazol

- Cream 2%, intavaginal selama 3 hari

2. Clotrimazol

- Vaginal tablet, 100mg, selama 7 hari

- Vaginal tablet, 100mg, 2 tablet selama 3 hari

3. Metronidazol

- Crem 2%, intravaginal, selama 7 hari


- Vaginal suppository,100mg, 1suppositori selama 7 hari

- Vaginal suppository,200mg, 1suppositori selama 3 hari

- Vaginal suppository,1200mg, 1suppositori selama 1 hari

4. Nystatin

- Vaginal tablet, 100.000mg, 1 tablet selama 14 hari

5. Terconazol

- Vaginal suppository,80mg, 1suppositori selama 3 hari6


BAB III

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Ny. RD

Umur : 24 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Lubuk Alung

Agama : Islam

Suku : Minang

Status Menikah : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Tanggal Masuk RS : 7 Maret 2018

Jam Masuk RS : 10.00 WIB

Anamnesis

Keluhan utama :

Seorang pasien wanita umur 24 tahun datang ke Poliklinik RSUD Pariaman

tanggal 7 Maret 2018 jam 10.00 WIB dengan keluhan keluar cairan berwarna
kehijauan dan berbau busuk disertai gatal , dan setiap berhubungan bengkak pada

vagina.

Riwayat Penyakit Sekarang

 Muncul cairan berwarna putih kehijauan dan berbau busuk dari kemaluan

sejak 1 minggu yang lalu

 Dirasakan gatal pada kemaluan sejak 1 minggu yang lalu

 Setiap berhubungan , dirasakan nyeri dan bengkak pada vagina sejak 2

minggu yang lalu

 Pasien belum hamil , menikah 3 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Dahulu

 Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan

hipertensi.

Riwayat Penyakit Keluarga

 Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit

menular dan penyakit kejiwaan.

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, Kejiwaan & Kebiasaan

 Pasien seorang ibu rumah tangga

 Suami seorang anggota TNI dan sering bekerja keluar daerah


Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis kooperatif

Vital Sign

TD : 120/70 mmHg

HR : 76 x/i

RR : 18 x/i

T : 36,7oC

Status Generalisata

Kepala : dalam batas normal

Rambut : dalam batas normal

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

Hidung : dalam batas normal

Telinga : dalam batas normal

Mulut : dalam batas normal

Leher : JVP 5-2 cm H2O


Thorax

Paru

I : paru simetris statis dan dinamis

Pa : fremitus kiri = kanan

Per: sonor

Au : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

I : iktus kordis tidak terlihat

Pa : iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Per : batas jantung atas: RIC II, kanan: LSD, kiri: 1 jari medial LMCS

RIC V

Au : irama teratur, bising (-), murmur (-)

Aksila : tidak ada pembesaran KGB

Abdomen : Status Obsetrikus

Genitalia : Status Obsetrikus

Anus : tidak dilakukam

Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, udem (-/-), varises (-/-), refleks patella

(+/+), refleks patologis (-/-)


Status Obstetri

Mammae : tidak dilakukan

Abdomen :

I : perut tidak tampak membuncit

Genitalia :

Inspeksi : V/U tenang

Ppv –

Discharge (+) berwarna putih

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosa Kerja

 Vaginitis

Penatalaksanaan

- Metronidazol 500 mg 3 x 1

- Fladistatin tab 2 x 1

- Asam mefenamat 500 mg 3 x 1

- Vit c 1 x 1

- Doksisiklin 100 mg 2 x 1
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, H, Saifuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo. 2011. Radang dan

beberapa penyakit lain pada alat genital wanita. Dalam Ilmu Kandungan.

Edisi ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta

2. Widjajanto SB. Infeksi Organ Reproduksi.

2017.http://angsamerah.com/pdf/Angsamerah%20Infeksi%20Organ%20Re

produksi.pdf. [accessed 16Juli 2017].

3. Kumalasari, I. dan I.Andhyantoro. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk

Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Salemba medika: Jakarta.

4. Davey, P. 2005. At a glance Medicine . Erlangga. Jakarta

5. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.

Sagung Seto. Jakarta.

6. Daili, S.F., 2009. Herpes Genitalis. In: Daili, S.F., et al., Infeksi Menular

Seksual. 4th ed. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI, 125-139

7. Nurwijaya, H. Andrijono. Suheimi. 2013. Cegah dan Deteksi Kanker

Serviks. Elex Media Komputindo. Jakarta.

8. Departemen Kesehatan RI. 2006. Infeksi menular seksual dan infeksi

saluran reproduksi pada pelayanan kesehatan reproduksi terpadu.

Kementrian Kesehatan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai