LP Bayi Baru Lahir
LP Bayi Baru Lahir
Oleh
Nama: Sylvia Fitriani
NIM : P17212195002
A. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau
42 minggu,dan berat lahir 2500 gram - 4000 gram. (Bobak,2000)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37 minggu – 42 minggu dan Berat Badan 2500 gram – 4000 gram. (Dep. Kes.
RI : 2005)
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir memalui proses kelahiran
sampai usia 4 minggu dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstrauteri.
(Pusdinakes:2003)
d. Mekanisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat pada saat lahir, seorang bayi
harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada
setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun cepat dalam waktu
1-2 jam.
e. Perubahan Sistem Gastro Intestinal
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna yang menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir dan
neonatus.
Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk bayi
baru lahir cukup bulan. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-
3 jam, itulah sebabnya bayi memerlukan ASI sesering mungkin
Pada saat makanan masuk kelambung terjadilah gerakan peristaltik
cepat. Ini berarti bahwa pemberian makanan sering diikuti dengan
refleks pengosongan lambung.
Bayi yang diberi ASI dapat bertinja 8-10 kali sehari atau paling
sedikit 2-3 kali sehari.
f. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas bayi belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena
itu, pencegahan terhadap mikroba dan deteksi dini infeksi
menjadi sangat penting. Kekebalan alami dari struktur kekebalan
tubuh yang mencegah infeksi.
Jika bayi disusui ASI terutama kolostrum memberi bayi kekebalan
pasif dalam bentuk laktobaksilus bifidus, laktoferin, lisozim dan
sekresi Ig A.
g. Perubahan Sistem Ginjal
Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan cairan
meningkat, mungkin air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna
merah muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak
berarti.
h. Perubahan Sistem Reproduksi
Anak laki-laki tidak menghasilkan sperma sampai pubertas
Tetapi anak perempuan mempunyai ovum atau sel telur dalam
indung telurnya.
Kedua jenis kelamin mungkin memperlihatkan pembesaran
payudara, kadang-kadang disertai sekresi cairan pada puting
pada hari 4-5, karena adanya gejala berhentinya sirkulasi hormon
ibu.
i. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi
tumbuh melalui proses hipertropi.
Tumpang tindih atau molase dapat terjadi pada waktu lahir
Molase ini dapat menghilang beberapa hari setelah melahirkan.
Ubun-ubun besar akan tetap terbuka hingga usia 18 bulan.
j. Perubahan Sistem Neurologi
Sistem Neurologi belum matang pada saat lahir. Refleks dapat
menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem
muskuloskeleat
k. Perubahan Sistem Intergumentary
Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah dengan
sedikit verniks kaseosa.
Sedangkan pada bayi prematur kulit tembus pandang dan banyak
verniks.
Pada saat lahir verniks tidak semua dihilangkan, karena
diabsorpsi kulit bayi dan hilang dalam 24 jam.
Bayi baru lahir tidak memerlukan pemakaian bedak atau krim,
karena zat-zat kimia dapat mempengaruhi Ph kulit bayi.
E. Penatalaksanaan Keperawatan
Segera setelah melahirkan bayi
1. Sambil secara ceepat menilai pernafasannya, letakkan bayi edngan
handuk diatas perut ibu.
2. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah
bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
3. Klem dipotong tali pusat.
a. Mengklem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2
dan 3 cm dari pengkal pusat bayi
b. Mempertahankan tali pusat diantara kedua kklem sambil
melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.
c. Mempertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat.
Mengganti sarung tangan bila ternyata sudah kotor. Memotong
tali pusat dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi
tingkat tinggi.
d. Memeriksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih ada
perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih hanyat.
4. Jagalah agar bayi tetap hangat
a. Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara
kulit bayi dan kulit ibu.
b. Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi
terebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa
kepala yang telah terlindung dengan baik untuk mencegah
keluarnya panas tubuh.
5. Kontak dini dengan ibu.
a. Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk
kehangatan.
b. Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.
6. Pernafasan
Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.
7. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia.
8. Pemeriksaan fisik bayi
a. Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan
sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.
c. Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari
kepala dan berlanjut secara sistematis menuju jari kaki.
d. Menulis hasil pengamatan.
1. Pemeriksaan fisik bayi
2. Kepala : Simetris/ tidak, terdapat caput succedanum/ tidak,
terdapat cephal hematoma.
3. Telinga : Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.
4. Mata : Tanda-tanda infeksi yakni Pus.
5. Hidung dan Mulut : Bibir dan langitan, periksa adanya
sumbing, reflek hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada
saat menyusu.
6. Leher : Ada pembengkakan/ tidak
7. Dada : Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung,
putingnya menonjol/ tidak
8. Bahu, lengan dan tangan gerakan normal atau tidak, jumlah jari.
9. Perut : Bentuk penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, perdarahan tali pusat.
10. Jenis kelamin
♂ : Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada
ujung letak lubang ini.
♀ : Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.
11. Tungkai dan kaki : Gerakan normal, tampak normal, jumlah
jari.
12. Punggung dan anus : Pembengkakan/ ada cekungan, spina
bifida/ tidak, ada anus/ tidak, berlubang/ tidak.
13. Kulit : Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.
14. Sistem syaraf : Adanya reflek morro, lakukan rangsangan
dengan suara keras yaitu pemeriksa bertepuk tangan.
9. Identifikasi bayi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang
segera pasca persalinan.
a. Alat yang digunakan, hendaknya keap air, dengan tepi yang harus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
b. Pada alat/ gelang identifiksi harus tercantum: Nama (bayi,
ibunya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.
c. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
10. Ukurlah BB, PB, LIKA, LIDA, LILA, lingkar perut bayi dan catat
rekam medis.
I. Kunjungan Neonatal
Kunjungan Neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus
sedikitnya 3 kali yaitu :
1. Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam
setelah lahir
2. Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
3. Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat
dilaksanakan di puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan
yang diberikan mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) pada algoritma bayi muda (Manajemen Terpadu Bayi
Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan
imunisasi HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi
berumur 7 hari (bila tidak diberikan pada saat lahir).
A. Pengkajian Keperawatan
Fokus utama pengkajian pada bayi baru lahir adalah transisi dari
kehidupan intrauterus ke ekstra uterus dengan mengenalkan kepada
anggota keluarga sesuai kondisi neonatus.
1. Sirkulasi
Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 kali/menit.
Tekanan darah 60 mmHg sampai 80 mmHg untuk systole dan 40
mmHg sampai 45 mmHg untuk diatole. Bunyi jantung seperti
murmur biasa terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan.
Nadi perifer mungkin lemah, nadi brakhialis dan radialis lebih
mudah dipalpasi daripada nadi femoralis.
2. Eliminasi
Pada bayi baru lahir tidak ada perbedaan. Bayi yang lahir cukup
bulan tanpa ada kelainan dapat segera berkemih secara spontan.
Abdomen lunak tanpa distensi, bising usus akan aktif dalam beberapa
jam setelah kelahiran. Pengeluaran feses mekonium dalam 24 jam
sampai 48 jam setelah kelahiran.
3. Makanan/Cairan
Berat badan pada bayi baru lahir mencapai 2500 gram sampai
4000 gram dengan panjang badan 44cm sampai 55cm.
4. Neurosensori
Tonus otot fleksi hipertonik dari semua ekstremitas. Sadar dan aktif
mendemonstrasikan reflex menghisap selama 30 menit pertama
setelah kelahiran. Kaput suksedaneum dan/molding mungkin ada
selama 3 sampai 4 hari. Sutura cranial yang bertumpang tindih
mungkin terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior. Mata dan kelopak
mata mungkin udema, hemorargi subkonjungtiva atau hemorargi
retina mungkin terlihat, konjungtivitis selama 1 sampai 2 hari
mungkin terjadi setelah penetesan obat mata oftalmik terapeutik.
Adanya reflex moro, plantar, genggaman palmar, dan babinski’s.
5. Pernapasan
Apgar skor optimal, harus mencapai 7 sampai 10. Rentang dari 30
samapai 60/menit dengan pola periodic yang dapat terlihat. Bunyi
nafas bilateral, kadang-kadang krekels. Takipnea mungkin terlihat,
diagfragmaik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan
abdomen. Pernapasan dangkal dan cuping hidung kadang terlihat.
Krekels pernapasan dapat menetap selama beberapa jam pertama
setelah kelahiran.
6. Keamanan
Suhu terntang dari 36,5⁰C sampai 37,5⁰C. kulit berwarna merah muda
dan ada pengelupasan pada tangan dan kaki. Akrosianosis mungkin
ada selama beberapa hari periode transisi. Sefalohematoma dapat
tampak sehari setelah kelahiran, peningkatan ukuran pada usia 2
sampai 3 hari kemudian direabsorpsi perlahan selama 1 sampai 6
bulan.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status
praasidosis, tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia
bermakna
b. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara
43% sampai 61%.
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan
adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah
merah yang menunjukkan kondisi hemolitik.
d. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8
mg/dl 1 sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
stressor prenatal atau intrapartum, produksi mucus yang berlebihan.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan
jumlah lemak subkutan yang terbatas, sumber yang tidak dapa
diperbaharui dari lemak cokelat, dan lapisan epidermis yang tipis.
3. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi
perkembangan atau penambahan anggota keluarga baru.
4. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic, kebutuhan kalori tinggi, simpanan nutrisi
minimal.
5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan anomaly congenital yang
tidak terdeteksi dan pemajanan tehadap agen-agen infeksius.
C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa 1 : Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan stressor prenatal atau intrapartum, produksi mucus
yang berlebihan.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
resiko tinggi terhadap pertukaran gas teratasi dengan criteria hasil :
1. Mempertahankan jalan nafas yang paten
2. Frekuensi dan pernafasan dalam batas normal
3. Tidak ada sianosis
4. Bebas dari tanda distress pernapasan
Rencana Tindakan :
1. Ukur agar skor pada menit pertama dan menit kelima.
2. Perhatikan komplikasi prenatal yang mempengaruhi status plasenta
dan janin.
3. Tinjau ulang status janin intrapartum, termasuk denyut jantung janin.
4. Kaji frekuensi dan upaya pernafasan awal.
5. Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung, pernafasan mendengkur,
krekels, dan ronkhi.
6. Tempatkan bayi pada posisi trendelenburg yang dimodifikasi pada
sudut 10⁰.
7. Perhatikan nadi apical.
8. Berikan rangsangan taktil dan sensori yang tepat.
9. Observasi adanya sianosis.