Pt. Tanabe PDF
Pt. Tanabe PDF
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
ii Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan ini. Penulisan laporan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Bapak Yuniarto Go, selaku Plant Director di PT. Takeda Indonesia karena
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan PKPA di
PT. Takeda Indonesia.
(2) Ibu Rani Kania W., S.Si., Apt. selaku pembimbing PKPA dan manager QA PT
Takeda Indonesia yang telah membimbing dan memberikan bantuan kepada
penulis selama PKPA berlangsung.
(3) Bapak Dr. Mahdi Jufri, M. Si., Apt., selaku pembimbing di program profesi
apoteker fakultas farmasi UI yang telah memberikan arahan dan bimbingan
pada penulis selama pelaksanaan dan penyusunan laporan PKPA di PT
Takeda Indonesia.
(4) Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia
(5) Bapak Dr. Harmita, Apt., sebagai ketua Program Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
selama PKPA
(6) Ibu Rifqy Ifada, S.Farm., Apt dan Bapak Yudi Gumilang, S.Farm., Apt. selaku
supervisor di departemen QA PT. Takeda Indonesia yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama pelaksanaan PKPA, khususnya dalam
pelaksanaan tugas khusus.
(7) Seluruh staf PT Takeda Indonesia yang telah menerima dan membantu penulis
iv Universitas Indonesia
selama melaksanakan kegiatan PKPA
(8) Seluruh staf pengajar, tata usaha dan karyawan di program apoteker fakultas
farmasi UI atas segala ilmu pengetahuan, didikan serta bantuan dan masukan
selama ini
(9) Keluarga tercinta, Papa, Mama, Mas Agung dan Mutia atas kesabaran, kasih
sayang, dukungan material dan moral, perhatian dan doanya yang luar biasa
untuk menyelesaikan pendidikan di farmasi dengan sebaik mungkin.
(10) Arif Rakhman Hakim atas segala dukungan, kesabaran dan doanya.
(11) Rekan-rekan mahasiswa apoteker angkatan 76 yang telah berjuang bersama
dalam menyelesaikan studi di program profesi apoteker di Universitas
Indonesia
(12) Serta pihak lain yang telah membantu sehingga laporan praktek kerja
profesi apoteker ini dapat selesai.
Penulis
2013
v Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 15 Juni 2013
vi Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
ix Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
2
kedua unsur tersebut, maka suatu industri farmasi diharapkan dapat menghasilkan
obat yang sesuai persyaratan.
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka seorang calon apoteker harus
memahami tanggung jawab profesinya secara nyata. Melalui teori yang dibekali
sebelumnya, calon apoteker diharapkan memiliki pemahaman awal mengenai
penerapannya di dunia nyata. Pemahaman tersebut dapat diperoleh melalui sebuah
praktek kerja profesi di industri farmasi. Oleh karena itu, Program Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia mengadakan kerjasama dengan
PT Takeda Indonesia dalam menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) agar dapat menjadi sarana pembelajaran di industri farmasi bagi para
calon apotekernya. Melalui kegiatan ini pula, mahasiswa tingkat profesi
diharapkan dapat mengamati secara langsung penerapan CPOB di industri
farmasi.
1.2 Tujuan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT. Takeda Indonesia bertujuan
agar :
1.2.1 Mahasiswa profesi apoteker dapat melihat langsung aktivitas yang
berlangsung dalam suatu industri farmasi.
1.2.2 Mahasiswa profesi apoteker dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan
tentang segala aspek yang terkait di industri farmasi terutama dalam hal
penerapan CPOB di PT. Takeda Indonesia.
1.2.3 Mahasiswa profesi apoteker dapat memiliki pemahaman yang mendalam
mengenai peran dan tugas apoteker di industri farmasi.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN UMUM
Perusahaan Industri Farmasi yang telah mendapat Izin Usaha Industri wajib:
a. Menyampaikan laporan industri secara berkala mengenai kegiatan usahanya
yaitu sekali dalam enam bulan, meliputi jumlah dan nilai produksi setiap obat
atau bahan obat yang dihasilkan serta sekali dalam satu tahun.
b. Melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam serta
pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup
akibat kegiatan Industri Farmasi yang dilakukannya.
c. Melaksanakan upaya yang menyangkut keamanan dan keselamatan alat, bahan
baku dan bahan penolong, proses serta hasil produksinya termasuk
pengangkutannya dan keselamatan kerja.
d. Melakukan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang berlaku
bagi jenis-jenis industri yang telah ditetapkan dan kewajiban untuk
melakukannya setelah memperoleh Izin Usaha Industri Farmasi.
2.1.3 Pembinaan dan pengawasan industri farmasi
Pembinaan terhadap pengembangan industri farmasi dilakukan oleh Kepala
BPOM. Dalam melaksanakan pengawasan, tenaga pengawas dapat memasuki
setiap tempat yang digunakan dalam kegiatan pembuatan, penyimpanan,
pengangkutan dan perdagangan obat dan bahan obat untuk memeriksa, meneliti
dan mengambil contoh, membuka dan meneliti kemasan obat, serta memeriksa
dokumen atau catatan lain yang diduga memuat keterangan mengenai kegiatan
pembuatan, penyimpanan, pengangkutan dan perdagangan obat dan bahan obat.
Tenaga pengawas juga dapat mengambil gambar (foto) seluruh atau sebagian
fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan, penyimpanan,
pengangkutan dan/atau perdagangan obat dan bahan obat.
Pelanggaran terhadap ketentuan yang tercantum dalam peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri
Farmasi dapat dikenakan sanksi administratif berupa :
a. Peringatan secara tertulis (diberikan oleh Kepala BPOM);
b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah untuk
penarikan kembali obat atau bahan obat dari peredaran bagi obat atau bahan
obat yang tidak memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat, atau
Universitas Indonesia
6
penggunaannya.
CPOB merupakan suatu pedoman untuk memastikan agar mutu obat yang
dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya, bila perlu dapat
dilakukan penyesuaian pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat yang
telah ditentukan tetap dicapai. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan
pengemas, proses produksi, pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang
digunakan, dan personel yang terlibat. Pada proses pembuatan obat, pengendalian
menyeluruh sangat penting untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat
yang bermutu tinggi. Pembuatan yang tidak sesuai dengan prosedur tidak
dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa, memulihkan
atau memelihara kesehatan.
CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu. Ruang
lingkup CPOB edisi 2006, meliputi manajemen mutu, personalia, bangunan dan
fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri
dan audit mutu, penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk
dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak,
serta kualifikasi dan validasi.
2.2.1 Manajemen Mutu
Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam izin edar
(registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan bagi
penggunannya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen
mutu bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan
Mutu”, yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari semua jajaran di semua
departemen di dalam perusahaan, para pemasok, dan para distributor.
Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan,
diperlukan manajemen mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan
secara benar. Unsur dasar manajemen mutu adalah :
a. Suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi,
prosedur, proses, dan sumber daya.
b. Tindakan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan
Universitas Indonesia
8
tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk atau jasa pelayanan yang
dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Keseluruhan tindakan tersebut disebut pemastian mutu. Pemastian mutu
adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik secara tersendiri maupun
secara kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan.
Pemastian mutu merupakan totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan
untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan
pemakaiannya. Pemastian mutu suatu obat tidak hanya mengandalkan
pelaksanaan pengujian tertentu saja namun obat hendaklah dibuat dalam kondisi
yang dikendalikan dan dipantau secara cermat. Karena itu pemastian mutu
mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain, seperti desain dan pengembangan
produk.
2.2.2 Personalia
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh
sebab itu, industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personel yang
terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas.
Seluruh personel hendaklah memahami prinsip CPOB, memperoleh pelatihan
awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan
dengan pekerjaan serta memahami tanggung jawab masing-masing.
Industri farmasi harus memiliki struktur organisasi di mana tugas spesifik
dan kewenangan dari personel pada posisi penanggung jawab hendaklah
dicantumkan dalam uraian tugas tertulis. Tugas tersebut boleh didelegasikan
kepada wakil yang ditunjuk dan mempunyai tingkat kualifikasi yang memadai.
Dalam hal ini, aspek penerapan CPOB tidak ada yang terlewatkan ataupun
tumpang tindih dalam tanggung jawab yang tercantum pada uraian tugas. Personil
kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian Pengawasan Mutu dan
kepala bagian Pemastian Mutu. Kepala bagian Produksi dan kepala bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) atau kepala bagian PengawasanMutu harus
independen satu terhadap yang lain.
Tanggung jawab masing-masing personil kunci adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
9
penanggung jawab pengawasan mutu yang dapat menjamin obat yang dihasilkan
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Prosedur kerja standar hendaklah
tertulis, mudah dipahami dan dipatuhi oleh karyawan produksi, serta
didokumentasikan. Dokumentasi setiap langkah dilakukan dengan cermat, tepat
dan ditangani oleh karyawan yang melaksanakan tugas.
2.2.7 Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) untuk memberikan kepastian bahwa produk secara
konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap
merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan
sampai kepada distribusi produk jadi. Pengawasan mutu tidak terbatas pada
kegiatan laboratorium, tetapi juga harus terlibat dalam semua keputusan yang
terkait dengan mutu produk. Ketidaktergantungan pengawasan mutu dari produksi
dianggap hal yang fundamental agar pengawasan mutu dapat melakukan kegiatan
dengan memuaskan. Tiap pemegang izin pembuatan harus mempunyai bagian
pengawasan mutu. Bagian ini harus independen dari bagian lain dan berada di
bawah tanggung jawab dan wewenang seorang dengan kualifikasi dan
pengalaman yang sesuai, yang membawahi satu atau beberapa laboratorium.
Sarana yang memadai harus tersedia untuk memastikan bahwa segala
kegiatan pengawasan mutu dilaksanakan dengan efektif dan dapat diandalkan.
Pengawasan mutu hendaklah mencakup semua kegiatan analisis yang dilakukan
di laboratorium, termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan, dan pengujian
bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi. Kegiatan ini
mencakup juga uji stabilitas, program pemantauan lingkungan, pengujian yang
dilakukan dalam rangka validasi, penanganan sampel pertinggal, menyusun dan
memperbaharui spesifikasi bahan dan produk serta metode pengujiannya.
Dokumentasi dan prosedur pelulusan yang diterapkan bagian pengawasan
mutu hendaklah menjamin bahwa pengujian yang diperlukan telah dilakukan
sebelum bahan digunakan dalam produksi dan produk disetujui sebelum
didistribusikan. Personel pengawasan mutu hendaklah memiliki akses ke area
Universitas Indonesia
13
meningkatkan mutu. Audit mutu umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar
atau independen atau tim yang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen
perusahaan. Audit mutu juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima
kontrak.
2.2.9 Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk, dan
Produk Kembalian
Keluhan terhadap obat dan laporan keluhan dapat menyangkut mutu, efek
samping yang merugikan atau masalah efek terapetik. Semua keluhan dan laporan
keluhan hendaklah diteliti dan dievaluasi dengan cermat, kemudian diambil tindak
lanjut yang sesuai dan dibuatkan laporan. Penarikan kembali obat jadi dapat
berupa penarikan kembali satu atau beberapa bets atau seluruh obat jadi tertentu
dari semua mata rantai distribusi. Penarikan kembali dilakukan apabila ditemukan
adanya produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu atau atas dasar
pertimbangan adanya efek samping yang tidak diperhitungkan yang merugikan
kesehatan. Penarikan produk dari peredaran dapat mengakibatkan penundaan atau
penghentian pembuatan obat tersebut.
Obat kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian
dikembalikan ke pabrik karena adanya keluhan, kerusakan, kadaluwarsa, masalah
keabsahan atau sebab lain mengenai kondisi obat, wadah atau kemasan sehingga
menimbulkan keraguan akan keamanan, identitas, mutu dan jumlah obat yang
bersangkutan.
Industri farmasi hendaklah menyiapkan prosedur untuk penahanan,
penyelidikan dan pengujian produk kembalian serta pengambilan keputusan
apakah produk kembalian dapat diproses ulang atau harus dimusnahkan setelah
dilakukan evaluasi secara kritis. Produk kembalian yang tidak dapat diolah ulang
hendaklah dimusnahkan. Pro sedur pemusnahan bahan atau pemusnahan produk
harus disiapkan dan mencakup tindakan pencegahan terhadap pencemaran
lingkungan dan penyalahgunaan bahan atau produk oleh orang yang tidak
mempunyai wewenang.
2.2.10 Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan
Universitas Indonesia
15
merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas
adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personel menerima uraian
tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadinya
kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.
Spesifikasi, dokumen produksi induk/formula pembuatan, prosedur, metode dan
instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara
tertulis.
2.2.11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,
disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat
menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan.
Kontrak tertulis antara pemberi kontrak dan penerima kontrak harus dibuat secara
jelas menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak.
Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets
produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Kontrak tertulis harus dibuat meliputi
pembuatan dan/atau analisis obat yang dikontrakkan dan semua pengaturan teknis
terkait. Semua pengaturan untuk pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak
termasuk perubahan dalam pengaturan teknis atau pengaturan lain hendaklah
sesuai dengan izin edar untuk produk yang bersangkutan. Kontrak hendaklah
mengizinkan pemberi kontrak untuk mengaudit sarana dari penerima kontrak.
Pelulusan akhir dalam analisis berdasarkan kontrak harus diberikan oleh kepala
bagian manajemen mutu (pemastian mutu) pemberi kontrak.
2.2.12 Kualifikasi dan Validasi
CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang
diperlukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang
dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang
dapat mempengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi. Pendekatan dengan
kajian risiko hendaklah digunakan untuk menentukan ruang lingkup dan cakupan
validasi.
Seluruh kegiatan validasi hendaklah direncanakan. Unsur utama program
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
17 Universitas Indonesia
18
Perusahaan ini berubah dari sebuah bisnis individual yang dimiliki untuk organisasi
menjadi perusahaan modern mengintegrasikan R & D, manufaktur dan pemasaran.
Perusahaan ini kemudian mengubah namanya menjadi Takeda Pharmaceutical
Industries, Ltd pada tahun 1943 (nama bahasa Inggris yang diubah menjadi Takeda
Chemical Industries, Ltd pada tahun 1961).
Setelah Perang Dunia II, di samping vitamin B1 dan Vitacampher® (stimulan
jantung dan pernapasan), yang telah diteliti saat sebelum perang, Takeda mulai
mengeksplorasi penelitian antibiotik dan penelitian sintetik dari asam folat. Selain itu
juga dimulai penelitian produksi untuk penisilin, yang mulai diproduksi pada tahun
1948.
Pada tahun 1954, Takeda berhasil mengembangkan dan mulai penjualan dari
derivat vitamin B1 Alinamin®, yaitu prodrug yang meningkatkan penyerapan vitamin
B1. Sekitar waktu yang sama, perusahaan juga mulai memasok vitamin untuk
pengadaan makanan untuk mengurangi kekurangan gizi yang disebabkan oleh
kekurangan pangan pascaperang.
Menyusul pembentukan perusahaan manufaktur dan pemasaran di Taiwan pada
tahun 1962, Takeda mendirikan perusahaan manufaktur dan pemasaran di Asia
Tenggara, termasuk Filipina, Thailand dan Indonesia. Tianjin Takeda
Pharmaceuticals Co, Ltd, didirikan pada tahun 1994, menjadi pabrik pertama di Cina
yang akan disertifikasi untuk Good Manufacturing Practice. Pada tahun 1978, Takeda
mendirikan usaha bersama perusahaan farmasi di Perancis, diikuti oleh basis
operasional di Jerman dan Italia.
PT. Takeda Indonesia didirikan pada tahun 1971. Takeda Indonesia
menyediakan obat-obatan resep maupun OTC untuk pasien di Indonesia. Salah satu
produk unggulan dari PT. Takeda Indonesia adalah Vitacimin® yang saat ini sudah
memiliki beberapa varian rasa seperti orange, fruitpunch dan berry. Produk-produk
PT. Takeda Indonesia lainnya adalah Alinamin®, Nevramin®, Esilgan®, Blopress®
dan lain-lain.
3.2 Visi dan Misi
3.2.1 Visi
PT.Takeda Indonesia mempunyai visi untuk mewujudkan kemampuan menjadi
Universitas Indonesia
19
pemimpin farmasi global melalui Inovasi, Pertumbuhan dari budaya yang dipandu
oleh komitmen kuat secara signifikan meningkatkan kehidupan pasien. Inovasi
berlandaskan keunggulan yang kuat dalam bidang sains dan pengobatan yang
menghasilkan penemuan, pengembangan dan penyediaan produk-produk berkualitas
tinggi yang spesifik fokus pada kebutuhan pasien. Sebuah Budaya berdasarkan tata
kelola perusahaan yang baik, yang memberdayakan karyawan melalui kolaborasi,
penyertaan, kepercayaan dan pengambilan keputusan tepat waktu. Pertumbuhan yang
berkesinambungan dalam nilai perusahaan dengan memanfaatkan bidang terapeutik
utama dan unggul dalam produk yang dikembangkan (pipeline) dan ditawarkan
(portfolio)
3.2.2 Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, PT. Takeda Indonesia mempunyai misi untuk
membantu kesehatan yang lebih baik bagi pasien di seluruh dunia melalui inovasi
terdepan di bidang pengobatan.
3.3 Lokasi dan Tata Letak Bangunan
Kantor pusat PT Takeda Indonesia terletak di Office 8, 25th Floor, SCBD Lot
#28 ,Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190. Sedangkan pabrik PT Takeda
Indonesia terletak di Jalan Pangeran Diponegoro KM 38 Bekasi Jawa Barat. Pabrik
PT Takeda Indonesia dibangun di area seluas 28.340 m2.
3.4 Sistem Manajerial PT Takeda Indonesia
Standar yang saat ini diadopsi oleh perusahaan adalah CPOB. Struktur
dokumentasi yang digunakan mengacu kepada GQAD yaitu sebagai berikut:
a. Quality Manual
b. Guideline
c. Standard Operating Procedure (SOP)
d. Rekaman /Record
e. Logbook
f. Logsheet
g. Laporan /Report
3.5 Personalia
PT. Takeda Indonesia dipimpin oleh seorang plant manager. Gambar struktur
Universitas Indonesia
20
mutu.
3.5.5 Departemen gudang / warehouse
Untuk mendukung perencanaan produksi, penyediaan barang harus
dilakukan. Penyimpanan bahan baku maupun produk jadi harus diperhatikan agar
barang yang disimpan selalu dalam kondisi baik. Kualitas material maupun barang
jadi dipengaruhi oleh cara penyimpanan barang tersebut. Semua bahan dan
produk hendaklah disimpan secara rapi dan teratur untuk mencegah resiko
campur baur atau pencemaran serta memudahkan pemeriksaan dan pemeliharaan.
Gudang berfungsi sebagai tempat penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan,
pendistribusian, pengendalian, pemusnahan, dan pelaporan material serta
peralatan agar kualitas dan kuantitas terjamin. Beberapa manfaat gudang,
yaitu terjaganya kualitas dan kuantitas perbekalan kesehatan, tertatanya
perbekalan kesehatan, peningkatan pelayanan pendistribusian, kemudahan akses
dalam pengendalian dan pengawasan, tersedianya data dan informasi yang lebih
akurat, aktual dan dapat dipertanggungjawabkan.
Syarat gudang menurut CPOB yaitu:
a. Harus ada protap yang mengatur tata kerja (penerimaan, penyimpanan, dan
distribusi barang.
b. Cukup luas, terang, dapat menyimpan bahan dalam keadaan kering, bersuhu
sesuai dengan persyaratan, bersih, dan teratur.
c. Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar
atau mudah meledak.
d. Tersedia tempat khusus barang karantina dan rejected.
e. Tersedia ruangan khusus untuk sampling, dengan kualitas ruangan seperti
grey area.
f. Pengeluaran barang mengikuti prinsip First In First Out (FIFO) atau First
Expired First Out (FEFO).
Bangunan yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang harus
terjamin kebersihan dan higienitasnya. Selain itu, gudang harus memiliki
kelembaban ruangan 75%, suhu dalam batasan 8- C, bahan yang disimpan
tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai, jarak antara bahan
Universitas Indonesia
24
mempermudah pembersihan dan inspeksi, dan pallet harus dalam keadaan bersih
dan terawat.
3.5.6 Departemen Maintenance & General Affairs (GA)
Departemen ini dikepalai oleh seorang manager maintenance. Departemen ini
bertugas melakukan aktivitas-aktivitas umum yang dibutuhkan untuk mendukung
operasional perusahaan. Bagian ini bertanggung jawab untuk memulai dan
mengontrol kelompok aktivitas manajemen aset yang mencakup kegiatan yang
menjamin aset perusahaan dipelihara dan dijaga dari kerusakan dan aktivitas
pendukung operasional yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mendukung aktivitas
operasional adalah aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan peralatan
kantor, bagian resepsionis, laundry, gardening dan janitory (bagian kebersihan),
kantin dan fasilitas pekerja. Departemen ini bertujuan untuk memfasilitasi dan
memastikan kelancaran berbagai kegiatan core bussiness dan menjadi support
system secara umum di PT. Takeda Indonesia.
3.5.7 Departemen Sumber Daya Manusia (HRD)
Departemen SDM bertanggung jawab menyeleksi, mengembangkan, dan
mempertahankan orang-orang dengan kualifikasi dan karakter yang tepat, sesuai
dengan pekerjaan yang ada sesuai dengan visi dan misi perusahaan. HRD juga
bertanggung jawab dalam mengatur pelaksanaan medical check up bagi para
pekerja.
3.6 Bangunan dan Fasilitas Takeda Bekasi Factory
3.6.1 Pembagian Takeda Bekasi Factory
Takeda Bekasi Factory terdiri dari beberapa bangunan yaitu:
a. Factory 1 (P1)
Di bangunan seluas 1409 m2 ini digunakan sebagai kantor dan laboratorium QC.
Beberapa departemen bertempat di bangunan ini seperti departemen PPIC,
departemen HRD, departemen QA dan departemen QC. Selain itu terdapat juga loker
pria dan wanita.
b. Factory 2 (P2)
Pada bagian seluas 1315 m2 ini merupakan area produksi utama untuk produk-
produk PT Takeda Indonesia. Bangunan ini dilengkapi dengan Air Handling Unit
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
26
a. Recruitment
Saat karyawan diterima bekerja di perusahaan, dan dilakukan untuk
menyeleksi karyawan
b. Periodik
Dilakukan secara periodik dengan jadwal tertentu untuk mengevaluasi,
menyeleksi, memperbaiki, dan memastikan kelayakan kondisi kesehatan
karyawan dari waktu ke waktu (periodik) sesuai dengan standar kebutuhan
kondisi kesehatan dari pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Pelaksanaan
medical check-up secara periodik dibedakan berdasarkan jenis pekerjaan, kondisi
kesehatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan, interaksi antar karyawan,
tingkat resiko perubahan kondisi fisik dan tingkat resiko terhadap kontaminasi
produk.
3.7.2 Sanitasi bangunan
3.7.2.1 Pembersihan ruangan produksi
Peralatan yang digunakan untuk pembersihan harus dipastikan terlebih
dahulu dalam keadaan baik dan bersih, jika perlu diganti dengan yang baru.
Urutan pembersihan area, dibersihkan dulu area yang lebih bersih, lalu dilanjutkan
ke area yang lebih kotor. Setelah dibersihkan harus dilakukan pemeriksaan. Debu
atau kotoran yang ada di area dibersihkan dengan vacuum cleaner atau lap basah
jika perlu. Ruangan dikatakan bersih juka tidak terdapat sisa-sisa bahan
sebelumnya, lantai, dinding dan pintu bebas dari debu, (dipastikan dengan
pemeriksaan visual), jendela kaca mengkilap, tidak ada bekas tangan atau cairan
pembersih. Frekuensi pembersihan untuk langit-langit adalah setiap 1 minggu
sekali sedangkan dinding, lantai, jendela kaca dan pintu dilakukan setiap
pergantian batch. Jika sudah bersih, supervisor/petugas (operator produksi yang
telah dilatih) akan memberikan tanda pelulusan kebersihan dengan membubuhkan
tanda tangan pada label bersih. Status kebersihan ruang produksi berlaku sampai
dengan 5 hari setelah dinyatakan bersih. Jika lewat dari periode tersebut,
dilakukan pemeriksaan kebersihan ulang atau jika perlu dibersihkan ulang
sebelum digunakan.
Universitas Indonesia
27
adalah plastik dan alufoil. Bahan pengemasan yang digunakan adalah bahan
pengemas yang sudah dinyatakan released oleh QC. Pengecekan bahan pengemas
dilakukan sebelum proses pengemasan, yang dicek adalah nomor batch dan
kualitas pengemas. Pengemas yang tidak layak pakai tidak digunakan untuk
proses pengemasan dan selanjutnya dikarantina untuk dimusnahkan. Blister
merupakan kemasan yang mudah dibuka, yaitu dengan didorong dari belakang
(Push through pack), lebih disukai konsumen dibandingkan strip yang dibuka
dengan merobeknya.
IPC yang dilakukan adalah tes kebocoran dengan larutan metilen blue
dalam mesin sedot vakum, dilakukan setiap 15 menit sekali. IPC dilakukan setiap
15 menit supaya saat ditemukan kemasan yang rusak atau bocor dapat segera
diambil tindakan perbaikan dan pencegahan sehingga jumlah kemasan yang
reject tidak terlalu banyak. Cara menguji kebocoran adalah dengan memasukkan
strip ke dalam larutan metilen blue (dalam mesin sedot vakum) dan ditutup pintu
mesin, vakum dinyalakan dan jika terjadi kebocoran maka strip atau blister akan
terisi larutan metilen blue. Sampel IPC harus dibuang dan tidak boleh dikemas
ulang setelah dibuka. Strip/blister yang mengalami kebocoran dikarantina dan
dikonfirmasi ke QA untuk melakukan pengemasan ulang. Pengecekan penampilan
juga dilakukan saat pengemasan, kemasan yang bergaris, penyok atau tidak
sempurna segera dicek penyebabnya, kemudian dikarantina dan dimusnahkan.
Pemusnahan dilakukan supaya kemasan bekas tidak disalahgunakan oleh pihak
yang bertanggungjawab. Alufoil sisa pengemasan dikembalikan ke gudang.
b) Pengemasan sekunder
Pengemasan sekunder dilakukan langsung setelah pengemasan primer,
mesin dibuat model in-line. Urutan model in-line adalah mesin labelling, mesin
printing untuk label, mesin printing untuk kemasan sekunder dan mesin sealing
master box. Proses kritis dari pengemasan sekunder adalah proses printing.
Proses printing dilakukan dengan printer dengan warna tinta hitam yang tidak
mudah terhapus oleh udara atau gesekan, yang dicetak adalah nomor batch,
expired date, dan tanggal produksi. Hasil printing yang tidak bagus (miring,
kabur), dapat dihapus dengan larutan penghapus/semacam thinner kemudian
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
35
a. Water system.
Air yang digunakan oleh PT. Takeda Indonesia disuplai dari air tanah.
Pemrosesan air ini secara garis besar adalah air ini disaring secara mekanik
menggunakan filter ukuran 20 μm. Karena kesadahannya masih tinggi dan bisa
menimbulkan kerak bila digunakan pada mesin-mesin produksi, maka fresh water
ini dilunakkan menggunakan resin. Akan tetapi karena masih mengandung banyak
ion-ion selanjutnya dilakukan pemurnian dengan sistem Reverse Osmosis dan
Electro Deionization (RO-EDI). Dalam RO digunakan membrane semi permeable
yang diatur pada tekanan tertentu sehingga ion-ion dibuang sebagai konsentrat.
Selanjutnya water for injection yang diperoleh melalui tahap destilasi. Tangki
penampungan menggunakan bahan SS 316 L, alirannya turbulen dan untuk
menghindari mikroba alirannya dipercepat.
Universitas Indonesia
36
Dijaga agar tidak ada daerah mati (zero deadlag). Pipa distribusi
menggunakan pipa dengan kualitas SS 316 L dan sanitasi pipa dengan hot loop
atau cold system. Air yang digunakan oleh PT. TAKEDA INDONESIA
digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan tingkat kemurniannya, yaitu:
1) Raw Water (RW). RW merupakan air yang berasal dari tanah.
2) Purified Water (PW). PW merupakan air yang digunakan dalam produksi.
Purified water dihasilkan dari softened water yang telah mengalami proses
RO (reverse osmosis) dan EDI (electrical deionization). Air disirkulasi dengan
aliran turbulensi (acak dan berputar) dan di setiap tapping point dilengkapi
zero dead leg valve untuk mengurangi pertumbuhan mikroba. Kapasitas
produksinya adalah 1500 L/jam. Sanitasi menggunakan lampu UV. PW
ditampung dalam tangki sebesar 1000 L kemudian didistribusikan
menggunakan sistem looping.
b. HVAC System
Sistem HVAC (Heating Ventilation and Air Conditioning) adalah suatu
sistem pengkondisian udara yang tersentralisasi. Suhu dikontrol dengan
menggunakan mekanisme termostat dan sensor yang dipasang pada saluran balik.
Sistem HVAC didesain, dipasang, dan dikualifikasi untuk memenuhi parameter-
parameter tertentu seperti kecepatan udara, tekanan dalam ruang, suhu,
kelembaban relatif, dan filtrasi udara. HVAC terdiri dari beberapa unit yaitu
AHU, cooling coil atau evaporator, blower, filter, ducting dan dumper. Cooling
coil berfungsi mengontrol suhu dan kelembapan relatif (RH) udara yang akan
didsitribusikan ke ruang produksi. Blower berfungsi menggerakkan udara di
sepanjang sistem distribusi udara yang terhubung dengannya, merubah energi
listrik menjadi energi gerak, mengatur jumlah debit udara yang masuk ke ruang
produksi sehingga tekanan dan pola aliran udara yang masuk ke ruang produksi
dapat dikontrol. Filter berfungsi mengendalikan dan mengontrol jumlah partikel
dan mikroorganisme yang dapat mengkonkontaminasi udara yang masuk ke
dalam ruang produksi. Terdapat 3 macam filter, yakni pre filter (efisiensi 30-
40%), medium filter (85-95%), HEPA filter (95-9,997%). Ducting berfungsi
sebagai saluran tertutup tempat mengalirnya udara yang menghubungkan blower
Universitas Indonesia
37
dengan ruangan produksi. Ducting terdiri dari saluran udara yang masuk dan
saluran udara yang keluar dari ruang produksi. Sementara dumper berfungsi untuk
mengatur jumlah debit udara yang dipindahkan ke dalam maupun yang keluar dari
ruang produksi. Sumber udara dari full fresh (udara segar) dan udara resirkulasi.
Pasukan udara segar yang digunakan adalah sebesar 20% untuk supply oksigen
dan mengatur tekanan ruangan.
Terdapat 13 AHU yang digunakan untuk meminimalkan kontaminasi silang
di antara lini-lini produksi. PT. Takeda Indonesia menggunakan Building
Automatization System (BAS) untuk memonitor dan mengatur tekanan diferensial
dan suhu ruangan. Dengan sistem otomatis ini, kondisi ruangan akan dijaga pada
kondisi yang telah ditetapkan. Jika tekanan terlalu rendah, blower akan berputar
lebih cepat sedangkan exhaust-nya lebih pelan atau tetap, demikian pula
sebaliknya. Hal ini juga berlaku untuk pengaturan suhu yang menggunakan
chiller.
c. Electricity System.
Listrik yang digunakan di PT. Takeda Indonesia disuplai dari PLN.
Disamping itu terdapat genset sebagai cadangan. Genset ini terdiri dari 2
generator yang digerakkan oleh mesin diesel. Genset ini dapat menghasilkan
listrik sebesar 250 kVa, namun tidak cukup besar untuk memenuhi kebutuhan
listrik kegiatan produksi.
d. Steam system.
Steam system adalah sistem penyediaan uap air panas, misalnya untuk
kebutuhan autoclave untuk pemanasan mixing tank yang tidak dapat dilakukan
dengan pemanasan langsung. Pada produksi steam digunakan purified water.
Steam dibuat dengan memanaskan purified water hingga suhu > 100°C.
e. Pengolahan Limbah.
PT. Takeda Indonesia hanya mengolah limbah cair, sedangkan penanganan
limbah padat diserahkan ke pihak ketiga. Limbah cair di PT. Takeda Indonesia
diolah secara biologi, menggunakan sistem aerasi menggunakan aerator. Dengan
adanya aerator ini, jumlah oksigen dalam air akan meningkat sehingga bakteri
dapat berkembang biak dan menguraikan bahan-bahan kimia. Skema pengolahan
Universitas Indonesia
38
Sementara itu, pelapis epoksi digunakan secara luas untuk melapisi lantai,
langit-langit, dan sekat antar dinding. Perawatan bangunan juga perlu dilakukan
secara berkala, termasuk kontrol terhadap hama atau hewan-hewan pengganggu,
seperti tikus, serangga, cicak, dan sebagainya. Semua hal tersebut juga menjadi
tanggung jawab bagian maintenance.
Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
40 Universitas Indonesia
41
bahan-bahan yang diperlukan selama proses produksi, baik bahan kemas maupun
bahan baku, serta Manufacturing SO, yang merupakan alur proses selama
kegiatan produksi, termasuk kegiatan In Process Control (IPC). Bagian timbang
dan gudang akan mengambil bahan sesuai dengan yang tertera dalam SO Picklist,
dan bagian produksi akan melakukan proses produksi sesuai dengan yang
tercantum dalam Manufacturing SO. Proses produksi dilakukan pada alat-alat
yang telah terkualifikasi dan tervalidasi dan sesuai dengan proses yang telah
divalidasi. Seluruh kegiatan produksi harus terdokumentasi agar dapat dikaji
mengenai kekonsistenan dalam produksi dan menelusuri permasalahan jika terjadi
kesalahan dalam produksi. Seluruh dokumen selanjutnya akan dievaluasi dan
dikaji oleh bagian Quality untuk menentukan apakah bahan awal, produk ruahan,
produk antara dan produk jadi di-release atau di-reject.
Penyimpanan bahan awal, bahan kemas, produk jadi menjadi tanggung
jawab gudang, dimana penyimpanan dilakukan pada kondisi masing-masing yang
dipersyaratkan, terutama suhu dan kelembaban. Pendistribusian barang, baik
internal maupun eksternal, harus tercatat dengan benar, baik secara manual
maupun sistem komputerisasi (BPCS System). Hal ini dimaksudkan agar jumlah
barang yang terdokumentasi sesuai dengan jumlah yang ada. Proses dokumentasi
pendistribusian ini dilakukan pada saat penyerahan barang dari gudang ke
timbang, penyerahan barang dari timbang ke produksi, penyerahan dari produksi
ke gudang, penyerahan dari gudang ke tim ekspedisi, serta pada saat bagian
produksi meminta barang tambahan serta pengembalian barang yang berlebih.
Uji stabilitas dilakukan untuk menjamin mutu produk yang telah diproduksi,
baik selama validasi proses, maupun setelah produk dipasarkan (Quality
Surveillance). Quality Surveilence dilakukan dengan sampel tertinggal (retained
sample) yang disimpan sesuai dengan kondisi yang tertera dalam kemasan. Hal ini
dilakukan untuk memastikan dan memantau bahwa produk yang telah diedarkan
tetap stabil selama disimpan sesuai dengan kondisi yang tertera dalam kemasan.
Selain itu, dilakukan inspeksi dan audit diri untuk memastikan bahwa seluruh
kegiatan produksi memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Evaluasi mutu
suatu produk dikaji secara berkala dalam bentuk Product Quality Review (PQR)
Universitas Indonesia
42
PT.Takeda Indonesia adalah Purified Water dan Water for Injection. Air yang
digunakan telah diolah dengan treatment masing-masing dan digunakan untuk
keperluan yang berbeda. Pada berbagai jenis air ini dilakukan
pengawasan/monitoring untuk memastikan bahwa air yang digunakan memenuhi
persyaratan/criteria yang ditetapkan oleh PT.Takeda Indonesia.
4.4 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pembuatan produk di PT. Takeda
Indonesia telah memenuhi ketentuan CPOB, yaitu peralatan yang
bersentuhan dengan bahan baku, produk antara atau produk jadi tidak boleh
bereaksi sehingga tidak akan mempengaruhi mutu atau kemurnian produk yang
diproduksi.
Mesin-mesin dan peralatan yang terletak dibidang produksi penempatannya
diatur sedemikian rupa untuk menjamin keleluasaan kerja operator dan
mencegah terjadinya kekeliruan atau kontaminasi silang antar bahan selama
produksi. Mesin dan peralatan juga dilengkapi dengan penandaan atau etiket
mengenai status mesin. Mesin yang telah dibersihkan ditandai dengan etiket yang
berwarna hijau, sedangkan untuk mesin-mesin yang rusak ditandai dengan
etiket yang berwarna merah.
Desain mesin memungkinkan untuk dilakukan kualifikasi terhadap
kinerjanya. Kualifikasi meliputi kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional dan
kualifikasi performa mesin. Kualifikasi peralatan dilakukan oleh bagian teknik
yang dibantu oleh bagian QA. Selain kualifikasi, juga dilakukan kalibrasi pada
peralatan ukur yang digunakan. Kalibrasi ini dilakukan secara terjadwal untuk
menjamin keakuratan alat ukur. Kualifikasi dan kalibrasi merupakan bagian dari
program validasi. Pada saluran-saluran diberikan penandaan baik dengan tulisan
maupun warna beserta dengan tanda arahnya. Hal ini akan mempermudah
penelusuran jika terjadi kerusakan atau kecacatan pada produk.
Pemeliharaan peralatan merupakan tanggung jawab bersama antara
departemen produksi dan departemen maintenance. Departemen produksi
bertangung jawab pada pembersihan dan perbaikan masalah yang ringan saat
proses produksi berlangsung, sedangkan departemen maintenance bertanggung
Universitas Indonesia
46
jawab untuk menjaga kinerja dan perawatan mesin. Kalibrasi dan validasi mesin
dilakukan secara berkala serta dalam pengatasan masalah yang cukup serius.
Menjaga kinerja dan perawatan mesin meliputi pemilihan jenis pelumas dan
servis berkala, sedangkan kalibrasi mesin dilakukan secara berkala sesuai dengan
protap yang telah disusun.
4.5 Sanitasi dan higiene
Tingkat sanitasi yang tinggi perlu diterapkan pada sebuah industri farmasi
sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran terhadap produk. Sanitasi
dibedakan menjadi higiene personel, sanitasi bangunan dan fasilitas, sanitasi
peralatan dan validasi pembersihan. Untuk memenuhi persyaratan higiene
personel, maka PT. Takeda Indonesia menerapkan tiap personel baik karyawan
maupun non karyawan yang masuk ke area produksi PT. Takeda Indonesia
mengenakan baju yang sesuai dengan area produksi. Baju tersebut terbuat dari
bahan yang tidak melepaskan serat dan dilengkapi dengan penutup kepala.
Adanya penutup kepala akan melindungi produk dari rambut atau benda lain yang
mungkin dapat jatuh dari kepala. Baju dilengkapi dengan tangan panjang, dan
harus memakai masker dan sarung tangan untuk personel yang kontak langsung
dengan produk Pada beberapa tempat tersebut terdapat poster dan protap mencuci
tangan.
Pada personel PT. Takeda Indonesia dilakukan juga medical check-up yang
dilakukan baik pada saat recruitment maupun secara periodik. Hal ini
dimaksudkan untuk memantau dan menjamin bahwa kesehatan personel tetap
terjaga selama bekerja di PT. Takeda Indonesia. Medical check-up yang dilakukan
secara periodik bergantung pada frekuensi kontak produk dengan personel dan
kegiatan yang dilakukan di PT. Takeda Indonesia. Selain itu, personel juga
dilarang merokok selain di tempat merokok yang sudah disediakan. Personel yang
mengidap penyakit menular tidak diperbolehkan bekerja hingga sembuh kembali.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari penyakit tersebut.
Personel yang memiliki luka terbuka tidak boleh kontak dengan bahan dan
produk, karena dikhawatirkan bahan atau produk tersebut dapat masuk ke dalam
tubuh personel melalui luka tersebut.
Universitas Indonesia
47
Indonesia menganut sistem clean corridor dimana tekanan udara pada koridor
lebih tinggi daripada tekanan di dalam ruang-ruang produksi. Hal ini dilakukan
untuk menjaga agar bahan yang terdapat di dalam ruangan tidak keluar dan
mencemari ruangan lain. Cara lain untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang
adalah dengan penggunaan baju khusus sesuai spesifikasi ruangan, menerapkan
pembersihan dan dekontaminasi peralatan yang tervalidasi, serta penggunaan label
bersih untuk mesin dan ruang.
Ruangan-ruangan produksi yang mengolah bahan berbentuk serbuk kering
(misalnya granulasi, ruangan untuk mengayak, dan ruang tablet) memiliki tekanan
yang lebih kecil dari koridor dan dilengkapi dengan fasilitas dust collector.
Parameter operasional yang kritis (misal waktu, kecepatan, dan suhu) untuk tiap
proses pencampuran, pengadukan dan pengeringan dicatat dan dipantau selama
proses berlangsung. Mesin pengering fluid bed menggunakan kantong filter yang
terbuat dari bahan yang tidak melepaskan partikel dan selalu dicuci tiap kali
selesai digunakan untuk memproses sediaan. Sebelum digunakan, punch dan die
diperiksa dari keausan. Pemantauan bobot tablet dilakukan tiap beberapa menit
sekali selama proses tabletasi berlangsung oleh bagian produksi dan IPC. Pada
setiap ruang cetak tablet terdapat timbangan yang digunakan untuk memantau
bobot hasil cetak tablet yang dilakukan oleh bagian produksi. Hasil pemantauan
dimasukkan ke dalam Lembar Pemantauan Bobot Tablet. Tablet yang di-reject
oleh mesin disimpan dalam tempat yang terpisah sehingga tidak tercampur dengan
tablet yang sesuai spesifikasi.
Pada produksi suppositoria dan salep, desain peralatan sesedikit mungkin
terdapat sambungan mati dimana residu dapat berkumpul dan menyebabkan
perkembangan mikroba. Perhatian khusus diberikan pada awal pengisian, sesudah
perhentian dan pada akhir proses untuk memastikan bahwa produk dalam keadaan
homogen. Air yang digunakan selama proses produksi hanya air yang telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Bahan pengemas diperiksa terlebih dahulu baik kebenarannya maupun
jumlahnya. Jika terdapat hal yang tidak sesuai dengan Shop Order (SO) maka
proses produksi tidak akan berjalan. Tahap pengemasan pada setiap lini dilakukan
Universitas Indonesia
51
secara in line. Setiap hasil pencetakan (expired date, manufacturing date, batch
number dan harga eceran tertinggi) selalu dicek pada interval tertentu. Proses
pengemasan dituangkan dalam SO dengan memastikan lebih dulu bahwa jalur
kemas dan mesin koding berada dalam kondisi bersih dan hanya produk ruahan,
bahan kemas dan dokumen untuk batch yang sedang dikerjakanlah yang ada di
jalur kemas. Hal ini untuk mendukung kelancaran proses pengemasan secara
inline dan untuk mencegah adanya mixed up. Selain itu dilakukan rekonsiliasi
pengemasan untuk mengetahui persentase reject dan persentase rekonsiliasi. Jika
terdapat cacat pada bahan kemasan baik primer maupun sekunder, dilakukan
pemusnahan, untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan.
Hal yang diperiksa selama pengawasan dalam proses (in process control)
adalah parameter-parameter yang penting dalam bahan awal dan produk ruahan,
misalnya kadar air dalam proses granulasi, keseragaman bobot tablet, keregasan
bobot tablet, dan lain-lain. Hal lain yang diperiksa adalah bobot akhir setelah
produk jadi berada dalam inner box dan master box. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui adanya produk yang hilang atau bertambah pada saat pengemasan jika
nilai hasil penimbangan berbeda jauh dari yang seharusnya. Sampel yang diambil
untuk setiap pengujian IPC adalah dibagian awal, tengah dan akhir produksi.
Hasil pengujian selama inspeksi in proses control didokumentasikan yang
selanjutnya akan dilampirkan dalam batch record.
Bahan awal yang di-reject dari pihak QA dicatat dalam laporan rekonsiliasi.
Semua komplain direkam dan di-review secara periodik. Produk kembalian dari
recall akan disimpan pada ruangan terpisah sementara menunggu keputusan dari
Manajer QA. Produk retur atau recall yang tidak memenuhi syarat selanjutnya
dimusnahkan. Berita acara pemusnahan harus diketahui dan ditandatangani oleh
QA. Produk yang dikembalikan dilakukan pemusnahan sehingga mencegah
terjadinya penyalahgunaan.
Selama menunggu pelulusan dari bagian Pemastian Mutu, seluruh batch/lot
yang sudah dikemas ditahan dalam status karantina. Produk yang dikarantina
diberi label “Karantina” berwarna kuning atau diberi tanda berupa rantai berwarna
kuning yang menutupi seluruh batch. Produk karantina ditempatkan di tempat
Universitas Indonesia
52
yang berbeda dengan produk yang telah di-release. Produk jadi diserahkan dari
pihak produksi ke bagian gudang dengan produk berstatus karantina. Penyerahan
produk ini dilakukan beserta slip penyerahan hasil produk. Sebelum pihak gudang
menerima produk dari produksi diperiksa terlebih dahulu kebenaran identitas dan
jumlahnya. Setelah itu pihak gudang akan menyimpan produk tersebut di tempat
yang sesuai dengan kondisi penyimpanannya.
PT Takeda Indonesia menganut prinsip FEFO (First Expired First Out)
dalam mengatur alur penyimpanan, penggunaan, dan distribusi barang. Distribusi
produk dilakukan oleh distributor tunggal yaitu PT. Dicocitas.
4.7 Pengawasan mutu
Departemen pengawasan mutu (Quality Control/QC) bertanggung jawab
dalam memastikan setiap bahan baku yang akan dipergunakan dan produk jadi
yang akan dipasarkan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Departemen
ini dipimpin oleh seorang manager QC. Bagian QC dibagi menjadi empat
bagian, yaitu bagian bahan baku (raw material), bahan pengemas (packaging
material), produk setengah jadi (half finished goods), dan mikrobiologi. Sistem
pengawasan mutu bertanggung jawab pada kegiatan sampling, spesifikasi dan
testing, mencakup koordinasi, dokumentasi dan release produk dengan menjamin
bahwa setiap pengujian yang diperlukan telah dilakukan dan melakukan
judgement untuk me-release atau me-reject bahan baku, ruahan maupun produk
jadi.
Laboratorium yang terdapat di departemen QC terdiri dari laboratorium
kimia (chemical laboratory), laboratorium instrumen (instrument laboratory),
dan laboratorium mikrobiologi (microbiology laboratory). Laboratorium kimia
biasanya digunakan untuk pemeriksaan bahan baku yang baru datang dari vendor
atau reanalisa bahan baku untuk memeriksa apakah bahan baku tersebut masih
dapat digunakan atau tidak untuk produksi. Pemeriksaan yang dilakukan, meliputi
identifikasi dan parameter-parameter lain yang tercantum dalam spesifikasi serta
untuk memeriksa kualitas purified water dan air limbah. Pemeriksaan ini
dilakukan oleh QC Raw Material dengan syarat bahwa produk tersebut disertakan
dengan Lembar Penerimaan Barang (LPB) dan Certificate of Analysis (CoA)
Universitas Indonesia
53
dari vendor.
Laboratorium instrumen terdapat alat- alat yang dibutuhkan untuk analisa
kuantitatif dan biasanya digunakan untuk pemeriksaan produk setengah jadi.
Laboratorium ini juga dilakukan pengujian terhadap metode validasi metode
analisa. Instrumen yang ada di laboratorium QC selalu dikalibrasi secara rutin dan
berkala, seperti kalibrasi satu tahunan dan kalibrasi enam bulanan Jadwal
kalibrasi tersebut dibuat oleh QA staff.
Laboratorium mikrobiologi digunakan untuk memeriksa adanya
kontaminasi mikroorganisme terhadap bahan baku, bahan pengemas, maupun
produk setengah jadi. Selain dilakukan pemeriksaan pada produk, juga dilakukan
pemeriksaan mikroba pada ruang produksi.
Pengujian di QC dilakukan oleh analis, diperiksa oleh supervisor, dan
diputuskan hasilnya memenuhi persyaratan atau tidak oleh manager QC. Hasil
pengujian tersebut dilaporkan dalam bentuk sertifikat analisa. Jika dari pengujian
diperoleh hasil yang menyimpang dari persyaratan, maka dibuat formulir
penanganan hasil uji di luar spesifikasi (Out of Spesification). Pada penanganan
OOS, terlebih dulu dilakukan pengecekan pada laboratorium QC. Jika tidak
terdapat kesalahan laboratorium, maka perlu investigasi lebih lanjut oleh QA
untuk mengetahui penyebab sebenarnya.
Dokumentasi yang terdapat di bagian quality control antara lain spesifikasi,
prosedur sampling, prosedur testing, laporan pengujian analisis dan sertifikatnya,
validasi metode analisis dan prosedur kalibrasi. Dokumen batch record disimpan
sampai 10 tahun. Setiap penggunaan reagen yang baru dicatat dan dilakukan
penyesuaian antara reagen yang tercatat dengan reagen yang ada. Peralatan dan
instrumen di laboratorium telah mempunyai prosedur tetap untuk
pengoperasiannya masing-masing. Peralatan di laboratorium, sama seperti halnya
peralatan di bagian produksi juga dikualifikasi dan dikalibrasi, untuk memastikan
bahwa instrumen tersebut dapat berfungsi dengan baik. Setiap kali
menggunanakan alat, personel yang bertanggung jawab mencatat dalam log book,
untuk mempermudah penelusuran jika terjadi kerusakan.
Universitas Indonesia
54
ini dikarenakan mutu dan keamanan obat produksi PT. Takeda Indonesia
telah terjamin. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan terdapat penarikan
obat. Pada dasarnya penarikan obat dapat dilakukan oleh perusahaan maupun
oleh lembaga pemerintah yang terkait. Jika terdapat obat recall maka
dilakukan investigasi untuk dapat memastikan kebenaran alasan obat ditarik.
Hasil investigasi tersebut dijadikan dasar penyanggahan maupun persetujuan
penarikan obat. Alur penarikan obat kembalian, yaitu departemen QA
memberitahukan kepada pihak marketing, kemudian marketing memberitahukan
kepada distributor. Selanjutnya, distributor akan melaporkan obat yang masih ada
di distributor dan obat yang sudah sampai di masyarakat. Obat yang masih
beredar kemudian ditarik oleh distributor lalu dikirim ke gudang PT. Takeda
Indonesia, kemudian QA akan membuat recall report (laporan obat kembalian).
Obat recall tersebut kemudian diolah ulang atau dapat langsung dimusnahkan.
Pemusnahan obat recall di saksikan saksi dari perusahaan maupun dari lembaga
pemerintah terkait.
Obat kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian
dikembalikan ke pabrik karena adanya keluhan, kerusakan, kedaluarsa, masalah
keabsahan maupun sebab lain mengenai kondisi obat, wadah atau kemasan
sehingga menimbulkan keraguan akan keamanan, identitas dan mutu obat yang
bersangkutan. PT. Takeda Indonesia telah menetapkan prosedur penanganan obat
kembalian, yaitu dilakukan investigasi alasan mengapa obat dikembalikan dan
menganalisa kelayakan obat tersebut untuk diproses ulang. Pada kasus obat
kembalian, PT. Takeda Indonesia melakukan dokumentasi dan pencatatan mutu
obat kembalian. Obat kembalian tersebut kemudian dikarantina. Selanjutnya
dilakukan penelitian, pemeriksaan dan pengujian oleh departemen terkait. Hasil
penelitian tersebut dijadikan dasar pengambilan tindakan terhadap obat
tersebut.
4.10 Dokumentasi
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan
merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas
adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap personel menerima uraian
Universitas Indonesia
56
tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadinya
kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.
Spesifikasi, dokumen produksi induk/formula pembuatan, prosedur, metode dan
instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara
tertulis.
Picklist merupakan dokumen yang berisi bahan awal dan bahan kemas yang
akan digunakan dalam proses produksi, sedangkan Shop Order merupakan
dokumen yang menjelaskan tentang tahapan kerja yang harus dilakukan selama
proses produksi. Setiap dokumen selalu ditandatangani oleh personel yang
membuat dan disetujui oleh bagian manager. Pada dokumen juga tertulis tanggal
efektif dokumen tersebut, revisi yang keberapa dan hal-hal yang direvisi atau
ditambahkan pada revisi terakhir. Semua dokumen disiapkan, disetujui,
disosialisasikan, direvisi, didistribusi dan disimpan berdasarkan prosedur tertulis.
Pencatatan data secara manual dilakukan dengan tinta biru untuk
memastikan data berupa asli, bukan fotokopi. Selain itu jika ada kesalahan dalam
pencatatan data, bagian yang salah dicoret sekali kemudian diganti dengan data
yang benar lalu dibubuhi paraf dan inisial serta tanggal oleh personel yang
bertanggung jawab. Seluruh catatan yang berhubungan dengan proses produksi
suatu batch akan disimpan dalam batch record. Data hasil pengujian dari
laboratorium, baik kimia, mikrobiologi maupun IPC, dituliskan dalam lembar
hasil uji (LHU). Setiap penggunaan alat instrumentasi dan alat-alat lain untuk
pengujian laboratorium, personel yang bertanggung jawab mencatat dalam
logbook dan dibubuhi paraf serta inisial menggunakan tinta biru.
4.11 Kualifikasi dan validasi
PT. Takeda Indonesia melakukan perencanaan terhadap program validasi
melalui penyusunan Validation Master Plan (VMP). VMP adalah dokumen yang
menyajikan informasi mengenai program kerja validasi yang disiapkan dengan
mengacu kepada CPOB dan cGMP disamping kebijakan dan komitmen
perusahaan untuk melakukan penyempurnaan terus menerus khususnya terhadap
pencapaian sasaran mutu. Ruang lingkup VMP meliputi seluruh proses validasi
atau kualifikasi dari system yang mempunyai dampak terhadap kualitas produk
Universitas Indonesia
57
yang meliputi antara lain sarana penunjang (water system, HVAC, dan lain-lain),
mesin dan peralatan produksi, instrument laboratorium dan peralatan IPC, proses
pembersihan serta proses produksi
Validation Master Plan juga berisi struktur organisasi kegiatan validasi dan
pembagian peran masing-masing. Dalam melaksanakan program validasi terhadap
utility maupun fasilitas, PT. Takeda Indonesia sudah menggunakan analisis risiko.
Hal ini telah sesuai dengan CPOB, yang mengatakan pendekatan dengan kajian
resiko hendaklah digunakan untuk menentukan ruang lingkup dan cakupan
validasi. Prosedur analisa resiko ini dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu daftar
peralatan dan fungsinya, klasifikasi kritikal dan non-kritikal, alasan dari
klasifikasi, parameter yang mungkin berpengaruh terhadap kualitas, kemungkinan
terjadinya kesalahan, dan daftar pengukuran/control yang harus dilakukan.
Validation Master Plan mencakup aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
a. Kualifikasi
Program kualifikasi mesin di bawah pengawasan supervisor QA. Kualifikasi
dan validasi ini mencakup: sarana penunjang (water system, HVAC), mesin dan
peralatan produksi, instrumen laboratorium dan peralatan IPC, proses
pembersihan dan proses industri. Jadwal kualifikasi dan validasi telah disusun
setiap tahunnya berdasarkan VMP. Apabila terdapat kualifikasi di luar program,
maka inisiator dapat mengajukan validasi kepada pihak quality melalui form
Validation Request. Sebelum memulai pelaksanaan kualifikasi, QA spesialist
mempelajari spesifikasi alat serta membuat protokol kualifikasi, yang harus
diapprove dahulu oleh QA Manager. Proses dokumentasi ini sesuai dengan
prinsip CPOB.
Kualifikasi yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, kualifikasi
instalasi/Installation Qualification (IQ), kualifikasi operasional/Operational
Qualification (OQ) dan kualifikasi kinerja/Performance Qualification. Apabila
mesin tidak masuk kriteria kualifikasi, maka akan diberi label DO NOT USE.
Selanjutnya, dilihat berdasarkan tingkat kekritikannya, apabila masih bisa di-
adjust, maka mesin tetap digunakan dengan beberapa penyesuaian. Apabila tidak
bisa, maka pihak komite akan mengajukan kebijakan untuk dilakukan disposal.
Universitas Indonesia
58
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan PKPA, dapat
disimpulkan bahwa :
5.1.1 PT. Takeda Indonesia telah menerapkan setiap aspek CPOB dengan baik
dalam tiap aspek dan rangkaian proses produksinya untuk menjamin
kualitas produk yang dihasilkan.
5.1.2 Apoteker memegang peranan yang sangat penting dalam industri farmasi,
yaitu sebagai kepala produksi, kepala pengawasan mutu dan kepala bagian
pemastian mutu. Fungsi Apoteker adalah sebagai tenaga profesional yang
ikut dalam menentukan kualitas produk yang dihasilkan melalui
keahliannya dalam dunia kefarmasian.
5.2 Saran
5.2.1 Penerapan aspek-aspek CPOB di PT. Takeda Indonesia perlu terus
dipertahankan dan ditingkatkan untuk menjamin konsistensi mutu produk
yang dihasilkan.
5.2.2 Meningkatkan dan mempertahankan komunikasi dan kerjasama yang baik
antar divisi PT. Takeda Indonesia sehingga dihasilkan kinerja yang lebih
baik lagi, serta selalu meng-update informasi dan teknologi di bidang
farmasi.
61 Universitas Indonesia
62
DAFTAR ACUAN
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang
Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2009. Petunjuk Operasional Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
64
Universitas Indonesia
65
Karantina (label
kuning)
Sampling (uji)
Simpan, Musnahkan/
masukkan data kembalikan
ke dalam
database gudang
Universitas Indonesia
66
Dibuang ke
sungai
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
ANGKATAN LXXVI
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JUNI 2013
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
ii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
iv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
v Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
2
1.2 Tujuan
Memberikan bukti terdokumentasi bahwa climatic chamber dalam kondisi
baik dan dapat dioperasikan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3 Universitas Indonesia
4
hingga sistem atau prosedur kerja. Sedemikian luasnya cakupan validasi ini,
mengakibatkan beragamnya pengertian dan pendekatan dalam pelaksanaan
validasi. Secara garis besar, pelaksanaan validasi di industri farmasi terbagi
menjadi 3, yaitu (Priambodo, 2007) :
1. Pre validation, terdiri dari kualifikasi mesin, peralatan dan sarana penunjang,
serta validasi metoda analisa.
2. Process validation, terdiri dari validasi proses produksi, validasi pengemasan,
dan validasi pembersihan.
3. Post validation, terdiri dari periodic review, change control, dan revalidasi.
2.3 Kualifikasi Mesin dan Peralatan Produksi
Kualifikasi adalah istilah yang digunakan untuk validasi mesin, peralatan
produksi, maupun sarana penunjang. Kualifikasi mesin, peralatan produksi, dan
sarana penunjang merupakan langkah pertama (first step) dalam pelaksanaan
validasi di industri farmasi. Seluruh kegiatan validasi di industri farmasi diawali
dengan pelaksanaan program kualifikasi ini. Validasi metode analisa, validasi
proses produksi, validasi proses pengemasan, serta validasi pembersihan tidak
bisa dilakukan tanpa melakukan kualifikasi mesin, peralatan produksi, serta
sarana penunjang terlebih dahulu (Priambodo, 2007).
Kualifikasi adalah kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas, atau
sistem yang digunakan dalam suatu proses atau sistem akan selalu bekerja sesuai
dengan kinerja dan fungsinya serta pembatasan nilai tertentu atau restriksi
terhadap sifat tersebut. Kualifikasi mesin, peralatan produksi dan sarana
penunjang terdiri dari 4 tingkatan, yaitu (Priambodo, 2007) :
1. Kualifikasi Desain (Design Qualification/DQ)
2. Kualifikasi Instalasi (Installation Qualification/IQ)
3. Kualifikasi Operational (Operational Qualification/OQ)
4. Kualifikasi Kinerja (Performance Qualification/PQ)
Masing-masing pelaksanaan kualifikasi harus dilaksanakan secara urut dan
berkesinambungan mulai dari Design Qualification (DQ), Installation
Qualification (IQ), Operational Qualification (OQ) dan Performance
Qualification (PQ) (Priambodo, 2007).
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
1. Memastikan bahwa sistem atau peralatan telah dipasang sesuai rencana desain
yang telah ditentukan (GMP Compliance).
2. Memastikan bahwa bahan dan konstruksi peralatan telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan (jenis baja anti karat, kemudahan
pembersihan, dan lain-lain)
3. Memastikan ketersediaan perlengkapan pengawasan (alat kontrol) dan
pemantauan (monitor) sesuai dengan penggunaannya.
4. Memastikan sistem atau peralatan aman dioperasikan serta tersedia sistem
atau peralatan pengaman yang sesuai.
5. Memastikan bahwa sistem penunjang, misalnya listrik, air, udara, dan lain-lain
telah tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai sesuai dengan
penggunaannya.
6. Memastikan bahwa kondisi instalasi dan sistem penunjang telah tersedia dan
terpasang dengan benar.
Kualifikasi instalasi dilakukan pada waktu instalasi (pemasangan baru),
modifikasi atau pemindahan alat yang bersangkutan. Agar memudahkan
pelaksanaannya, dibuat daftar periksa pelaksanaan IQ, yang terdiri dari :
1. Spesifikasi/rancangan alat/sistem.
2. Identifikasi kemasan/asesoris mesin/peralatan dan pengecekan suku cadang
(spare part).
3. Identifikasi bagian alat/ mesin/ sistem yang penting yang dapat mempengaruhi
proses dan kulaitas produk.
4. Daftar alat/instrumen yang perlu dikalibrasi.
5. Pelaksanaan kalibrasi (sertifikat analisis).
6. Prosedur (tata cara) instalasi.
7. Pemeriksaan instalasi terpasang dan sarana penunjang.
2.3.3. Operational Qualification (OQ)
Tujuan Operational Qualification (OQ) adalah untuk menjamin dan
mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi bekerja
(beroperasi) sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. OQ dilaksanakan setelah
pemasangan atau instalasi mesin atau peralatan produksi atau sarana penunjang
dan digunakan sebagai tes mesin atau peralatan.
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
BAB 3
METODE RE-KUALIFIKASI
Mer Kalibrasi
No. Alat Ukur Type No. Alat
k Berikutnya
EBI 20-THI /
A Datalogger Ebro EQQA0014 03 Januari 2014
62229819
EBI 20-THI /
B Datalogger Ebro EQQA0015 03 Januari 2014
62229850
EBI 20-THI /
C Datalogger Ebro EQQA0016 03 Januari 2014
62229854
EBI 20-THI /
D Datalogger Ebro EQQA0017 03 Januari 2014
62229831
EBI 20-THI /
E Datalogger Ebro EQQA0018 03 Januari 2014
62229832
EBI 20-THI /
F Datalogger Ebro EQQA0019 03 Januari 2014
62229833
EBI 20-THI /
G Datalogger Ebro EQQA0020 03 Januari 2014
62229834
EBI 20-THI /
H Datalogger Ebro EQQA0027 03 Januari 2014
62229811
EBI 20-THI /
I Datalogger Ebro EQQA0033 03 Januari 2014
62229866
9 Universitas Indonesia
10
7 Vitacimin® 5 box
1 Nevramin® 2 box
4 Candesartan® 16 box
Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil re-kualifikasi kinerja climatic chamber dipantau melalui data suhu dan
kelembaban. Dari data pemantauan suhu selama 3 hari (Lampiran 1) diperoleh bahwa
suhu masih berada di dalam rentang spesfikasi yang ditetapkan yaitu 38-42°C.
Sedangkan untuk pemantauan kelembaban (Lampiran 2) diperoleh bahwa pada waktu
tertentu kelembaban di dalam climatic chamber berada di luar rentang 70-80%.
4.2 Pembahasan
Kualifikasi adalah kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas, atau
sistem yang digunakan dalam suatu proses atau sistem akan selalu bekerja sesuai
dengan kinerja dan fungsinya serta pembatasan nilai tertentu atau restriksi
terhadap sifat tersebut. Kualifikasi mesin, peralatan produksi, dan sarana
penunjang merupakan langkah pertama (first step) dalam pelaksanaan validasi di
industri farmasi.
Proses re-kualifikasi climatic chamber melibatkan bagian-bagian terkait
seperti quality dan maintenance. Semua bagian memiliki peranannya masing-
masing yang saling menunjang dalam keberhasilan proses kualfikasi. Sebelum
pelaksanaan kualifikasi dilaksanakan perlu dilakukan penyusunan protokol
kualifikasi. Pembuatan protokol kualifikasi dilakukan oleh bagian quality. QA
specialist yang ditunjuk untuk melakukan kualifikasi akan mempelajari dokumen
penunjang terkait dan kemudian melakukan observasi dengan berkoordinasi
dengan pemilik/user dari mesin yang akan dikualifikasi. Dokumen-dokumen yang
terkait dalam penyusunan protokol kualifikasi adalah URS, Functional
Specification (FS), Design Specification (DS), manual book, dan berdasarkan
referensi protokol alat sebelumnya. Isi protokol kualifikasi yaitu :
1. Sosialisasi protokol yang berisi nama, departemen, jabatan, paraf, dan tanggal
sosialisasi pada pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pelaksanaan protokol.
2. Pendahuluan yang meliputi tujuan, ruang lingkup, alat ukur yang digunakan
dan kriteria penerimaan.
12 Universitas Indonesia
13
3. Prosedur yang berisi penjelasan/instruksi kerja yang menjadi isi protokol, isian
kolom kosong sebagai tempat menulis hasil pelaksanaan protokol, catatan
4. terkait dengan pelaksanaan protokol dan deviasi yang terjadi (bila ada), dan
isian untuk pembuktian bahwa setiap prosedur yang dilakukan telah
diverifikasi oleh orang lain (minimal tim validasi).
5. Kesimpulan yang berisi ringkasan tiap tahapan dari prosedur, deskripsi
prosedur, tanggal pelaksanaan, hasil, deviasi dan catatan, dan kesimpulan
akhir dari keseluruhan proses validasi apakah memenuhi persyaratan atau
tidak, serta tanda tangan pemeriksa yaitu supervisor dan quality manager.
Kualifikasi kinerja bertujuan untuk membuktikan dan mendokumentasikan
bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi dapat bekerja (beroperasi)
sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dengan cara menjalankan sistem sesuai
dengan tujuan penggunaan. Kualifikasi kinerja menjamin repeatability kinerja
peralatan, yaitu bila dilakukan pada kondisi yang sama, maka dapat memberikan
mutu yang sama.
Kualifikasi kinerja yang dilakukan untuk alat climatic chamber adalah
pemeriksaan suhu dan kelembaban selama 3 hari. Tujuan pemantauan suhu dan
kelembaban ini adalah untuk mengetahui apakah kinerja alat climatic chamber
masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Alat climatic chamber ini
digunakan untuk uji stabilitas dipercepat dengan spesifikasi suhu 40±2°C dan
kelembaban 75±5%.
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil re-kualifikasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa re-kualifikasi alat climatic chamber belum memenuhi persyaratan karena
berdasarkan data pemantauan suhu dan kelembaban yang diperoleh masih ada
yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
5.2 Saran
Beberapa saran untuk PT.Takeda Indonesia yaitu diperlukan pemeriksaan
oleh bagian maintenance untuk mengetahui penyebab hasil pemantauan
kelembaban yang di luar spesifikasi, diperlukan re-kualifikasi ulang setelah
dilakukan perbaikan oleh maintenance, diperlukan perawatan mesin secara rutin
agar kinerja alat tetap baik dan kerja sama yang baik antar bagian atau departemen
yang terkait dalam proses kualifikasi harus selalu terjalin agar proses kualifikasi
dapat berjalan dengan lancar.
14 Universitas Indonesia
15
DAFTAR ACUAN
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran 1 . Data pemantauan suhu climatic chamber
Pukul A B C D E F G H I
2/25/2013 11:00:00 AM 39,6 40,0 40,3 39,3 39,2 40,0 39,3 39,4 38,8
2/25/2013 11:30:00 AM 39,8 40,1 40,4 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/25/2013 12:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/25/2013 12:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/25/2013 1:00:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/25/2013 1:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/25/2013 2:00:00 PM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/25/2013 2:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/25/2013 3:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/25/2013 3:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,6
2/25/2013 4:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,6
2/25/2013 4:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/25/2013 5:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/25/2013 5:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/25/2013 6:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/25/2013 6:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/25/2013 7:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/25/2013 7:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/25/2013 8:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,7
2/25/2013 8:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
Universitas Indonesia
2/25/2013 9:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 39,9 39,5
2/25/2013 9:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 39,9 39,5
2/25/2013 10:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/25/2013 10:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/25/2013 11:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/25/2013 11:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
17
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/26/2013 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 12:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 1:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 1:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 2:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 2:30:00 AM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,9 40,1 39,9 39,9 39,5
2/26/2013 3:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 3:30:00 AM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/26/2013 4:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,9 40,1 39,9 39,9 39,5
2/26/2013 4:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 5:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,9 40,1 39,9 39,9 39,5
2/26/2013 5:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 6:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,9 40,1 39,9 39,9 39,5
2/26/2013 6:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,9 39,9 39,5
2/26/2013 7:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/26/2013 7:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,8 39,8 39,4
2/26/2013 8:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,8 39,8 39,4
2/26/2013 8:30:00 AM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/26/2013 9:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,9 39,9 39,4
2/26/2013 9:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,9 40,0 39,5
39,7 40,1 40,2 39,4 39,7 40,1 39,9 39,9 39,4
Universitas Indonesia
2/26/2013 10:00:00 AM
2/26/2013 10:30:00 AM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,7 40,1 39,8 39,8 39,4
2/26/2013 11:00:00 AM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,6 40,1 39,6 39,7 39,2
2/26/2013 11:30:00 AM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 12:00:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 12:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,7 39,2
18
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/26/2013 1:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 1:30:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,7 40,1 39,6 39,7 39,2
2/26/2013 2:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 2:30:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 3:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 3:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 4:00:00 PM 39,7 40,1 40,4 39,3 39,7 40,1 39,5 39,7 39,2
2/26/2013 4:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 5:00:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 5:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 6:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 6:30:00 PM 39,8 40,1 40,4 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 7:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/26/2013 7:30:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/26/2013 8:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/26/2013 8:30:00 PM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/26/2013 9:00:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,8 40,1 39,9 39,9 39,5
2/26/2013 9:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 39,9 39,5
2/26/2013 10:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,5
2/26/2013 10:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,5
2/26/2013 11:00:00 PM 39,7 40,1 40,5 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,5
2/26/2013 11:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,6
Universitas Indonesia
2/27/2013 39,8 40,1 40,5 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 12:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 1:00:00 AM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,7 40,1 39,8 39,9 39,5
2/27/2013 1:30:00 AM 39,7 40,1 40,4 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,7
19
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/27/2013 2:00:00 AM 39,8 40,1 40,4 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 2:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 3:00:00 AM 39,5 40,0 40,3 39,2 39,7 40,1 39,8 39,9 39,4
2/27/2013 3:30:00 AM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 4:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 4:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 5:00:00 AM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/27/2013 5:30:00 AM 39,7 40,1 40,4 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 6:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,7
2/27/2013 6:30:00 AM 39,5 40,0 40,3 39,2 39,7 40,1 39,8 39,9 39,4
2/27/2013 7:00:00 AM 39,8 40,1 40,5 39,3 39,9 40,1 39,9 40,0 39,6
2/27/2013 7:30:00 AM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/27/2013 8:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,8 39,4
2/27/2013 8:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 9:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 9:30:00 AM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 10:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 10:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 11:00:00 AM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 11:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 12:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 12:30:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 1:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
Universitas Indonesia
2/27/2013 1:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 2:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 2:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
20
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/27/2013 3:00:00 PM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,7 40,1 39,6 39,7 39,2
2/27/2013 3:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 4:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 4:30:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/27/2013 5:00:00 PM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,6 40,1 39,5 39,7 39,2
2/27/2013 5:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 6:00:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 6:30:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 7:00:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,7 39,2
2/27/2013 7:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 8:00:00 PM 39,8 40,1 40,5 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 8:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,7 39,2
2/27/2013 9:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 9:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 10:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/27/2013 10:30:00 PM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,5 39,7 39,2
2/27/2013 11:00:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,7 39,2
2/27/2013 11:30:00 PM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,6 39,7 39,2
2/28/2013 39,7 40,0 40,3 39,3 39,7 40,1 39,5 39,7 39,1
2/28/2013 12:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,5 39,7 39,2
2/28/2013 1:00:00 AM 39,8 40,1 40,4 39,4 39,7 40,1 39,6 39,7 39,2
2/28/2013 1:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,5 39,7 39,2
Universitas Indonesia
2/28/2013 2:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/28/2013 2:30:00 AM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,3
2/28/2013 3:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/28/2013 3:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
21
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/28/2013 4:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/28/2013 4:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/28/2013 5:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/28/2013 5:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/28/2013 6:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/28/2013 6:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,5
2/28/2013 7:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,8 39,9 39,4
2/28/2013 7:30:00 AM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/28/2013 8:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/28/2013 8:30:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/28/2013 9:00:00 AM 39,8 40,1 40,4 39,4 39,8 40,1 39,7 39,8 39,3
2/28/2013 9:30:00 AM 39,7 40,0 40,3 39,3 39,7 40,1 39,5 39,7 39,2
2/28/2013 10:00:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/28/2013 10:30:00 AM 39,8 40,1 40,3 39,4 39,7 40,1 39,7 39,8 39,2
2/28/2013 11:00:00 AM 39,7 40,1 40,3 39,3 39,7 40,1 39,5 39,7 39,2
Universitas Indonesia
22
Lampiran 2. Data pemantauan kelembaban climatic chamber
Pukul A B C D E F G H I
2/25/2013 11:00:00 AM 74,4 73,0 72,8 74,7 75,4 73,5 73,5 73,6 71,1
2/25/2013 11:30:00 AM 74,7 73,5 73,6 75,2 74,6 74,1 73,1 73,2 70,7
2/25/2013 12:00:00 PM 75,4 74,4 75,1 76,1 75,1 75,1 73,5 74,1 71,3
2/25/2013 12:30:00 PM 74,5 73,2 73,5 75,0 73,9 73,8 72,9 72,2 70,3
2/25/2013 1:00:00 PM 78,1 76,5 76,8 78,7 77,1 77,3 76,1 75,8 73,6
2/25/2013 1:30:00 PM 74,9 73,5 73,7 75,5 74,0 74,0 73,3 73,0 70,6
2/25/2013 2:00:00 PM 65,5 63,9 63,2 66,1 64,9 64,2 64,5 63,8 62,4
2/25/2013 2:30:00 PM 75,3 73,9 74,0 76,0 74,3 74,4 73,6 73,2 71,1
2/25/2013 3:00:00 PM 74,4 73,1 73,2 75,1 73,5 73,6 72,7 72,1 70,2
2/25/2013 3:30:00 PM 75,2 73,8 73,9 75,8 74,2 74,3 73,5 72,9 71,0
2/25/2013 4:00:00 PM 74,3 72,9 72,9 75,0 73,3 73,4 72,7 72,3 70,7
2/25/2013 4:30:00 PM 75,2 73,8 73,9 76,0 74,4 74,4 73,7 73,1 71,2
2/25/2013 5:00:00 PM 74,4 73,1 73,0 75,2 73,5 73,5 72,8 72,5 70,0
2/25/2013 5:30:00 PM 75,3 73,9 74,0 76,0 74,3 74,4 73,4 73,1 70,4
2/25/2013 6:00:00 PM 74,1 72,8 72,8 74,9 73,1 73,2 72,4 72,4 69,6
2/25/2013 6:30:00 PM 75,4 74,0 74,1 76,1 74,3 74,4 73,4 73,5 70,4
2/25/2013 7:00:00 PM 74,5 73,1 73,2 75,3 73,5 73,6 72,6 72,4 69,5
2/25/2013 7:30:00 PM 75,5 74,0 74,1 76,2 74,5 74,5 73,8 73,7 70,4
2/25/2013 8:00:00 PM 74,2 72,8 72,9 75,0 73,2 73,3 72,2 72,2 69,8
2/25/2013 8:30:00 PM 75,1 73,7 73,8 75,9 74,2 74,2 73,5 73,4 71,0
2/25/2013 9:00:00 PM 74,1 72,7 72,6 74,8 73,0 73,1 72,4 72,4 69,2
2/25/2013 9:30:00 PM 75,1 73,7 73,8 75,8 74,0 74,2 73,4 72,8 70,8
Universitas Indonesia
2/25/2013 10:00:00 PM 70,2 68,5 67,8 70,9 69,3 68,8 68,9 68,1 65,9
2/25/2013 10:30:00 PM 75,3 73,9 74,0 76,0 74,2 74,4 73,6 73,1 70,4
2/25/2013 11:00:00 PM 74,3 72,9 72,9 74,9 73,4 73,3 72,4 72,1 69,6
2/25/2013 11:30:00 PM 75,3 73,9 74,0 76,0 74,2 74,4 73,4 73,2 70,8
23
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/26/2013 74,5 73,1 73,1 75,3 73,5 73,6 72,6 72,4 70,2
2/26/2013 12:30:00 AM 75,4 74,0 74,1 76,1 74,4 74,5 73,5 73,5 70,5
2/26/2013 1:00:00 AM 74,1 72,8 72,7 74,8 73,0 73,2 72,1 72,1 69,3
2/26/2013 1:30:00 AM 75,4 74,0 74,1 76,1 74,2 74,5 73,4 73,0 71,1
2/26/2013 2:00:00 AM 74,5 73,2 73,2 75,3 73,4 73,6 72,7 72,1 69,9
2/26/2013 2:30:00 AM 76,2 74,8 74,9 76,9 75,3 75,3 74,4 73,8 71,4
2/26/2013 3:00:00 AM 75,3 73,9 74,1 76,0 74,2 74,4 73,2 73,0 70,6
2/26/2013 3:30:00 AM 62,5 61,0 60,2 63,1 61,7 61,2 61,3 60,7 58,5
2/26/2013 4:00:00 AM 75,3 74,0 74,0 76,0 74,2 74,5 73,2 72,9 71,0
2/26/2013 4:30:00 AM 73,9 72,6 72,7 74,7 72,8 73,1 71,8 71,6 69,6
2/26/2013 5:00:00 AM 75,2 73,9 73,8 75,9 74,1 74,4 73,1 73,0 70,4
2/26/2013 5:30:00 AM 73,9 72,6 72,7 74,6 72,8 73,0 72,1 71,7 68,9
2/26/2013 6:00:00 AM 75,3 74,0 74,0 75,9 74,3 74,4 73,3 73,3 71,3
2/26/2013 6:30:00 AM 74,2 72,9 72,9 74,9 73,1 73,3 72,2 72,0 68,8
2/26/2013 7:00:00 AM 75,4 74,0 74,2 76,0 74,2 74,5 73,3 73,4 69,9
2/26/2013 7:30:00 AM 70,4 68,7 68,1 70,9 69,5 69,0 68,9 68,4 66,4
2/26/2013 8:00:00 AM 75,1 73,7 74,0 75,6 73,9 74,2 72,9 73,2 70,4
2/26/2013 8:30:00 AM 70,5 69,6 70,4 71,1 69,7 70,3 68,6 69,0 65,9
2/26/2013 9:00:00 AM 75,7 74,3 73,8 76,2 75,1 74,7 75,3 74,6 75,0
2/26/2013 9:30:00 AM 75,8 74,3 73,9 76,3 75,2 74,7 75,2 74,6 74,8
2/26/2013 10:00:00 AM 48,3 46,7 47,2 45,4 43,7 45,1 41,8 41,6 40,1
Universitas Indonesia
2/26/2013 10:30:00 AM 77,5 75,9 76,5 78,0 76,8 76,7 74,9 74,8 72,0
2/26/2013 11:00:00 AM 60,5 59,6 60,1 61,2 60,4 60,2 59,0 58,8 57,2
2/26/2013 11:30:00 AM 74,9 73,4 73,8 75,5 74,0 74,0 72,8 72,1 69,9
2/26/2013 12:00:00 PM 76,6 75,2 75,6 77,2 75,8 75,8 74,6 73,9 71,4
2/26/2013 12:30:00 PM 65,5 63,9 63,1 66,2 65,2 64,2 64,4 63,5 61,9
24
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/26/2013 1:00:00 PM 75,0 73,7 74,0 75,7 74,3 74,2 73,0 72,9 70,3
2/26/2013 1:30:00 PM 77,6 76,3 77,1 78,4 76,7 77,1 75,2 74,9 73,3
2/26/2013 2:00:00 PM 73,9 72,5 72,7 74,5 73,2 73,0 72,3 71,6 69,2
2/26/2013 2:30:00 PM 76,4 75,1 75,6 77,4 75,7 75,8 74,5 73,9 72,2
2/26/2013 3:00:00 PM 69,5 67,9 67,2 70,3 69,1 68,2 68,3 67,1 66,1
2/26/2013 3:30:00 PM 75,0 73,8 74,1 75,7 74,4 74,3 73,4 73,2 70,8
2/26/2013 4:00:00 PM 76,4 75,3 76,1 77,3 75,7 76,1 74,2 74,6 71,6
2/26/2013 4:30:00 PM 74,9 73,6 73,8 75,7 74,0 74,2 72,8 72,4 70,2
2/26/2013 5:00:00 PM 77,1 75,7 76,0 78,0 75,9 76,3 75,4 74,7 72,8
2/26/2013 5:30:00 PM 74,5 73,1 73,3 75,3 73,8 73,7 73,0 72,1 69,7
2/26/2013 6:00:00 PM 75,2 73,9 74,0 75,9 74,6 74,4 73,4 72,4 70,4
2/26/2013 6:30:00 PM 78,1 76,8 77,3 78,9 77,5 77,5 76,2 76,1 74,5
2/26/2013 7:00:00 PM 75,0 73,7 74,0 75,7 74,4 74,3 73,6 72,7 71,8
2/26/2013 7:30:00 PM 77,1 75,7 75,9 78,0 76,4 76,3 75,3 73,9 73,7
2/26/2013 8:00:00 PM 75,3 74,0 74,1 76,1 74,7 74,4 73,8 73,5 71,8
2/26/2013 8:30:00 PM 61,8 60,9 60,1 63,1 61,8 61,0 61,6 61,1 59,7
2/26/2013 9:00:00 PM 75,7 74,3 74,4 76,8 74,9 74,8 74,0 73,5 71,8
2/26/2013 9:30:00 PM 75,0 73,6 73,7 75,9 74,1 74,1 73,3 72,7 71,1
2/26/2013 10:00:00 PM 76,0 74,6 74,7 76,9 75,0 75,0 74,3 74,0 71,5
2/26/2013 10:30:00 PM 74,5 73,0 73,1 75,3 73,4 73,5 72,7 72,0 70,2
2/26/2013 11:00:00 PM 77,7 76,2 76,4 78,8 76,7 76,8 75,8 74,7 73,7
2/26/2013 11:30:00 PM 75,0 73,6 73,7 75,9 74,2 74,1 73,1 72,7 70,3
Universitas Indonesia
2/27/2013 77,1 75,2 75,7 78,2 76,1 76,1 75,3 74,4 73,0
2/27/2013 12:30:00 AM 75,4 74,1 74,2 76,3 74,5 74,4 73,6 73,1 70,9
2/27/2013 1:00:00 AM 61,2 60,3 59,5 62,5 61,1 60,4 60,7 59,9 58,8
2/27/2013 1:30:00 AM 75,4 74,0 74,1 76,3 74,6 74,5 73,5 72,3 71,1
25
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/27/2013 2:00:00 AM 78,8 77,4 77,6 79,7 77,7 77,9 76,7 76,1 74,4
2/27/2013 2:30:00 AM 75,2 73,9 74,0 76,1 74,3 74,3 73,4 72,5 71,1
2/27/2013 3:00:00 AM 59,8 58,8 58,0 61,0 59,5 58,9 59,3 58,8 57,5
2/27/2013 3:30:00 AM 75,5 74,1 74,1 76,6 74,3 74,5 73,6 73,1 71,1
2/27/2013 4:00:00 AM 75,1 73,7 73,7 76,0 74,1 74,1 73,1 72,9 70,6
2/27/2013 4:30:00 AM 75,6 74,2 74,2 76,5 74,6 74,6 73,6 73,1 71,1
2/27/2013 5:00:00 AM 66,5 65,6 64,9 68,1 66,4 65,8 66,0 65,4 63,9
2/27/2013 5:30:00 AM 75,5 74,2 74,2 76,6 74,6 74,6 73,7 73,2 70,7
2/27/2013 6:00:00 AM 75,5 74,1 74,1 76,4 74,5 74,5 73,6 73,1 70,9
2/27/2013 6:30:00 AM 59,2 57,9 57,0 60,3 58,7 58,0 58,5 57,8 56,8
2/27/2013 7:00:00 AM 75,0 73,7 73,8 76,0 74,0 74,2 72,7 72,4 69,1
2/27/2013 7:30:00 AM 77,3 76,0 76,3 78,1 76,2 76,5 75,0 74,8 71,8
2/27/2013 8:00:00 AM 65,8 65,0 64,1 67,3 65,9 65,2 65,3 64,2 63,2
2/27/2013 8:30:00 AM 75,0 73,7 74,0 75,8 74,1 74,2 72,9 71,4 69,6
2/27/2013 9:00:00 AM 76,3 75,0 75,4 77,1 75,5 75,5 74,1 73,9 71,0
2/27/2013 9:30:00 AM 77,8 76,5 77,0 78,7 76,9 77,2 75,6 76,1 72,6
2/27/2013 10:00:00 AM 74,4 73,1 73,5 75,2 73,5 73,6 72,4 71,8 69,7
2/27/2013 10:30:00 AM 74,8 73,5 73,9 75,4 74,0 74,0 72,7 72,1 68,9
2/27/2013 11:00:00 AM 76,1 74,7 75,1 76,8 75,4 75,3 73,7 73,7 71,9
2/27/2013 11:30:00 AM 71,5 69,7 69,0 72,2 70,7 69,9 69,8 68,6 67,9
2/27/2013 12:00:00 PM 75,2 73,8 74,1 75,8 74,2 74,3 73,0 72,3 70,3
Universitas Indonesia
2/27/2013 12:30:00 PM 77,4 76,1 76,5 78,2 76,5 76,6 75,1 75,2 72,6
2/27/2013 1:00:00 PM 71,7 70,0 69,3 72,4 70,9 70,2 70,3 68,6 67,5
2/27/2013 1:30:00 PM 75,0 73,7 74,0 75,7 74,2 74,2 72,9 71,9 70,1
2/27/2013 2:00:00 PM 76,5 75,2 75,5 77,3 75,7 75,7 74,4 73,8 72,3
2/27/2013 2:30:00 PM 77,6 76,3 76,8 78,4 76,7 76,8 75,1 74,9 72,2
26
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/27/2013 3:00:00 PM 70,9 70,8 72,2 72,4 71,0 71,5 69,0 69,0 67,0
2/27/2013 3:30:00 PM 74,5 73,3 73,6 75,2 73,6 73,7 72,2 71,8 69,2
2/27/2013 4:00:00 PM 75,0 73,7 74,0 75,7 74,1 74,2 72,6 72,4 69,6
2/27/2013 4:30:00 PM 76,4 75,1 75,6 77,1 75,6 75,7 74,1 74,0 71,5
2/27/2013 5:00:00 PM 59,7 59,0 59,1 60,7 59,9 59,3 58,8 58,1 57,1
2/27/2013 5:30:00 PM 75,2 73,9 74,1 76,0 74,3 74,4 73,2 72,1 70,5
2/27/2013 6:00:00 PM 76,4 75,1 75,5 77,2 75,6 75,6 73,9 74,2 72,2
2/27/2013 6:30:00 PM 77,6 76,3 76,8 78,4 76,7 76,9 75,4 75,1 73,1
2/27/2013 7:00:00 PM 67,7 66,4 65,6 68,6 67,5 66,6 66,9 65,8 63,9
2/27/2013 7:30:00 PM 75,0 73,8 74,0 75,7 74,2 74,2 73,0 72,4 69,6
2/27/2013 8:00:00 PM 76,6 75,2 75,6 77,4 76,0 75,8 74,2 74,2 72,0
2/27/2013 8:30:00 PM 65,3 64,5 63,9 66,7 65,6 64,7 65,0 63,6 62,8
2/27/2013 9:00:00 PM 74,9 73,6 74,0 75,5 74,1 74,0 73,0 72,2 69,3
2/27/2013 9:30:00 PM 75,5 74,2 74,6 76,2 75,0 74,7 73,8 73,7 72,0
2/27/2013 10:00:00 PM 77,5 76,2 76,6 78,3 76,8 76,8 75,2 75,2 72,7
2/27/2013 10:30:00 PM 67,5 66,6 65,8 68,9 67,7 66,7 66,9 66,4 64,4
2/27/2013 11:00:00 PM 75,0 73,8 74,2 75,7 74,4 74,4 73,1 72,7 70,6
2/27/2013 11:30:00 PM 76,6 75,3 75,7 77,2 75,9 75,8 74,4 73,9 72,9
2/28/2013 75,7 74,8 75,9 76,7 75,1 75,7 73,5 73,3 71,2
2/28/2013 12:30:00 AM 75,0 73,7 74,1 75,6 74,3 74,2 73,1 72,7 70,8
2/28/2013 1:00:00 AM 76,0 74,7 75,0 76,6 75,3 75,3 73,9 73,1 71,4
Universitas Indonesia
2/28/2013 1:30:00 AM 68,7 67,4 66,7 69,7 68,5 67,6 68,1 67,2 66,4
2/28/2013 2:00:00 AM 75,5 74,2 74,4 76,2 74,8 74,6 74,0 73,1 71,8
2/28/2013 2:30:00 AM 67,7 67,1 67,2 69,2 68,0 67,5 67,4 67,0 65,5
2/28/2013 3:00:00 AM 75,4 74,0 74,1 76,2 74,9 74,5 73,9 73,5 71,8
2/28/2013 3:30:00 AM 78,4 76,9 77,1 79,3 77,4 77,5 76,6 76,0 74,5
27
Lanjutan
Pukul A B C D E F G H I
2/28/2013 4:00:00 AM 75,5 74,1 74,3 76,3 74,7 74,6 73,7 73,2 71,0
2/28/2013 4:30:00 AM 77,7 76,1 76,4 78,6 76,6 76,7 75,6 75,3 73,5
2/28/2013 5:00:00 AM 75,4 74,0 74,2 76,3 74,4 74,4 73,7 72,9 71,2
2/28/2013 5:30:00 AM 75,8 74,4 74,7 76,7 74,8 74,9 73,9 73,8 72,3
2/28/2013 6:00:00 AM 75,1 73,7 73,8 76,0 74,0 74,2 73,4 73,0 71,6
2/28/2013 6:30:00 AM 75,5 74,1 74,5 76,3 74,4 74,7 73,3 72,8 70,0
2/28/2013 7:00:00 AM 77,0 75,5 75,9 77,8 75,6 76,1 74,6 74,4 71,8
2/28/2013 7:30:00 AM 75,3 74,4 75,4 76,1 74,4 75,1 72,8 72,4 69,9
2/28/2013 8:00:00 AM 75,0 73,7 74,1 75,8 73,9 74,2 72,9 72,6 70,4
2/28/2013 8:30:00 AM 75,3 73,9 74,3 76,0 74,2 74,4 73,0 72,7 70,6
2/28/2013 9:00:00 AM 76,8 75,3 76,1 77,5 75,7 76,1 74,7 74,1 71,5
2/28/2013 9:30:00 AM 72,5 72,0 73,4 73,6 71,9 72,9 70,4 70,8 68,6
2/28/2013 10:00:00 AM 75,0 73,6 74,1 75,8 74,0 74,2 73,2 72,1 70,4
2/28/2013 10:30:00 AM 75,8 74,2 74,8 76,5 74,6 75,0 73,5 72,9 70,9
2/28/2013 11:00:00 AM 77,7 76,5 77,4 78,6 76,6 77,2 75,4 75,1 73,5
Universitas Indonesia
28