Anda di halaman 1dari 25

1.

Abangan : golongan masyarakat yang menganut agama islam tetapi tidak melaksanakan secara
keseluruhan.

2. Abdikasi : pelepasan hak / wewenang

3. Abet : tingkah laku

4. Abolisi : penghapusan atau pembatalan penuntutan perkara.

5. Absolusi : pengampunan melalui upacara keagamaan atas kesalahan atau dosa yang telah diperbuat
(dilakukan secara umum dan diadakan secara berkala atau secara perseorangan yg diadakan tersendiri)

6. Abstrak : gambaran singkat tentang isi keseluruhan laporan penelitian.

7. Accommodation : proses social yang ditandai dengan pengurangan tuntutan.

8. Achieved status : kedudukan seseorang yang diperoleh melalui perjuangan.

9. Acquired status : dorongan bawaan (bernapas,minum)

10. Acting lawless crowds : kerumunan yang mempunyai tujuan tertentu.

11. Adat : suatu kebiasaan yang di ulang-ulang dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat.

12. Adat istiadat : pola perilaku anggota masyarakat dalam memenuhi semua kebutuhan pokoknya. 13.
Adikodrati : melebihi dari kodrat alam. 14. Adu domba : membuat berselisih diantara pihak yang
sepaham. 15. Aestetif and recreational institution : pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan
manusia dalam mengungkapkan keindahan dan rekreasi. 16. Afek : perasaan dan emosi yang
menekankan pada kesenangan atau kesedihan. 17. Afektifitas : cirri masyarakat tradisional yang
kehidupannya didasarkan pada kasih sayang. 18. Affectual action : tindakan yang dipengaruhi oleh
emosi. 19. Agama : kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajibannya.
20. Agami : kelompok manusia yang tidak mempunyai peraturan untuk mengharuskan atau melarang
perkawinan. 21. Agamis : bersifat keagamaan. 22. Agent of change : seorang atau kelompok yanga
mendapat kepercayaan masyarakat untuk menjadi pemimpin satu atau lebih lembaga kemasyarakatan.
23. Agitasi : hasutan kepada orang banyak untuk melakukan huru-hara,dan sebagainya. 24. Akomodasi :
penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok untuk meredakan pertentangan. 25.
Akulturasi : proses percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi. 26. Akulturasi
budaya : proses percampuran dua unsure budaya atau lebih yang bersifat melengkapi tanpa
menghilangkan corak yang lama. 27. Amalgomasi : proses dan akibat percampuran bagian-bagian
menjadi sesuatu yang menyeluruh. 28. Ambiguitas : kemungikinan yang mempunyai dua
pengertian,kemungkinan dan ketidakmungkinan. 29. Amnesti : pengampunan atau penghapusan
hukuman yang diberikan kepada orang-orang yang melakukan tindak pidana. 30. Amoral : tidak
bermoral 31. Anarki : tidak da pemerintahan undang-undang,perturan dalam suatu pemerintahan
kekacauan. 32. Anarkis : penganut paham anarki; orang yang melakukan tindakan anarki. 33. Ancak-
ancak : tidak memperdulikan baik buruknya (unuk ruginya) 34. Angket : daftar pertanyaan tertulis
mengenai masalah tertentu. 35. Anti sosisal grudge : rasa sakit hati atau dendam terhadap masyarakat
atau terhadap aturan sosial tertentu, sehingga menimbulkan perilaku menyeleweng. 36.
Antikonformitas : suatu pelanggaran terhadap norma norma-norma dan nilai-nilai sosial yang sengaja
oleh individu atau kelompok orang. 37. Antropologi: ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
keanekaragaman makhluk beserta kebudayaaannya. 38. Apartheid : pemisahan yang nyata antara
penduduk kulit putih yang merupakan kaum minoritas yang memimpin dengan penduduk kulit hitam
yang merupakan mayoritas. 39. Apatis : acuh tak acuh;masa bodoh;tidak peduli. 40. Applied science :
ilmu terapan. 41. Apresiasi: harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang. 42.
Arbitrasi : usaha perantara dalam menyelesaikan sengketa. 43. Arbitration: akomodasi dengan
menggunakan pihak ketiga sebagai pihak menengah yang dapat bersifat mengikat atau memaksa kedua
belah pihak yang bertikai. 44. Artikel ilmiah : laporan yang berisi intisari dari laporan lengkap. 45.
Ascribed status: kedudukan yang diperoleh seseorang melalui kelahiran. 46. Asimilasi : percampuran
antara dua hal atau lebih secar homogeny. 47. Asimilasi budaya ; p;ercampuran dua unsure budaya atau
lebih yang berbeda yang berlangsung secara harmonis sehingga melahirkan suatu corak budaya baru
yang serasi. 48. Askripsi : cara untuk memperoleh kedudukan melalui keturunan. 49. Asosisasi :
perhimpunan orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama. 50. Assentivenes : suatu
manajemen penyelesaian konflik yang lebih berorientasi pada kepentingan kelompok sendiri dengan
tidak memerhatikan kepentingan lain. 51. Assigned status : status atau kedudukan yang diberikan
kepada seseorang karena dianggap berjasa. 52. Asumsi : alternative jawaban 53. Attitude test : tes untuk
mengetahui sikap. 54. Audience : pengunjung atau pendengar suatu ceramah. 55. Avun local : pola
menetap di lingkungan tempat tinggal paman dari pihak ibu 56. Avunku local : pasangan pengantin baru
yang bertempat tinggal di rumah saudara laki-laki ibu dari pihak suami. 57. Bapakisme : praktik
hubungan pemimpin dan bawahan yang meniru pada pola hubungan bapak dengan anak. 58. Barbar :
tidak beradab 59. Barbarisme : paham atau perbuatan yang tidak sesuai dengan tata urutan peradaban.
60. Bargaining : perjanjian mengenai tawar menawar atua pertukaran barang dan jasa antar individu
atau kelompok. 61. Basic institution : lembaga sosial yang dianggap sangat penting untuk memelihara
atau mempertahankan tata tertib dalam masyarakat , bertempat tinggal berdekatan sehingga dapat
saling menolong. 62. Batas : ketentuan yang tidak boleh dilampaui. 63. Bentrok :
berselisih;bertentangan. 64. Bilateral atau parental :menghitung garis keturunan melalui ayah atau ibu.
65. Bilokal : tinggal bergantian di rumah istri atau suami setelah menikah. 66. Biologis : berhubungan
dengan keadaan dan sifat makhluk hidup. 67. Blue collar crime : kejahatan yang dilakukan oleh anggota
masyarakat secara ekonomis dan politik yang tergolong miskin. 68. Budaya : akal pikiran;akal budi. 69.
Celaan : tindakan atau tuduhan suatu padangan,siakp,dan perilaku yang tidak sejalan pada umumnya.
70. Child rearing stage : tahap pemeliharaan anak-anak. 71. Chuvinisme : paham yang beranggapan
bahwa bangsa dan negaranya paling baik. 72. Ciciliation : usaha untuk mempertemukan pihak-pihak
yang berselisih melalui cara-cara damai dan rasional. 73. Civil society : suatu masyarakat yang
berbudaya, maju dan modern, setiap warganya menyadari dan mengetahui hak-hak dan kewajibannya
terhadap Negara. 74. Civilization : masyarakat dengan kebudayaan yang dapat memenuhi kebutuhan
hidup manusia. 75. Closed social stratification : tidak adanya peluang anggota masyarakat untuk
berpindah lapisan karena system yang dibuat masyarakat tidak dapat ditembus. 76. Coalition :
kombinasi antar dua organisasi tau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. 77. Common place : suatu
tindakan yang lazim. 78. Community : masyarakat setempat. 79. Competition : suatu proses social ketika
ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
80. Compromise : akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat diminta dapat mengurangi tuntutannya
agar perselisihan dapat diselesaikan. 81. Compulsion : menciptakan situasi sedemikian rupa,sehingga
seorang terpaksa taat atau merubah sikapnya,yang dapat menghasilkan kepatuhan secara tidak
langsung. 82. Concugal family : keluarga yang dapat dibentuk berdasarkan hubungan perkawinan atau
kehidupan bersama antar sepasang suami istri yang sah akibat perkawinan. 83. Conformity : perilaku
mngikuti tujuan untuk mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan masyarakat.
84. Connibiom assimetris : perkawinan dengan ketentuan bahwa suatu kaln yang lain hanya mempunyai
satu kedudukan yaitu sebagai penerima atau pemberi garis. 85. Connibiom simetris : hubungan
perkawinan bertukar jodoh atau klan bagi para pemudanya. 86. Consequence family : keluarga yang
dibentuk berdasarkan pada hubungan darah dari sejumlah orang dalam kerabat. 87. Content analysis :
penelitian yang dilakukan dengan maksud mengisi isi dan makna pesan-pesan yang terkandung. 88.
Contractual cooperation : kerjasama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui
bersama untuk jangka waktu yang tertentu pula. 89. Cooperation : suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. 90. Cooptation : suatu proses penerimaaan
unsuur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suaut organisasi,sebagia salah
satu cara untuk menghindari suatu kekacauan. 91. Core value of culture : pola-pola sikap dan tindakan
yang menjadi acuan individu dan masyarakat. 92. Cosmetic institution : pranata yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan jasmani. 93. Counter cultures : kebudayaan tandingan yang berlawanan. 94.
Cressive institution : lembaga social yang tumbuh dalam adat istiadat masyarkat sehingga menjadi
lembaga social utama di dalam masyarakat itu. 95. Cressive institution : pranata social yang sengaja
dibentuk. 96. Cross sectional method : pendekatan gabungan antar one shot method dan longitudinal
method. 97. Crowd : ketrumunan. 98. Crowd : suatu kontak social yang terjadi secara spontan. 99.
Cultural element : kebudayaan yang secara langsung memenuhio kebutuhan hidup bersama. 100.
Cultural lag : adanya unsur dalam masyarakat yang berubah secara cepat,tapi beberapa unsur-unsur itu
berkaitan denga unsure unsure yang berubah dengan sangat lambat. 101. Cultural shock : suatu kondisi
ketika terjadi gocangan jiwa atau mental seseorang atau sekelompok orang akibat belum adanya
kesanggupan menerima usur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaannya dan dating
secara tiba-tiba. 102. Custom : kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi bersifat kekal dan berintegrasi
sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya,norma yang telah mendarah daging dan menyatu
dengan kehidupan masyarakat dalam masyarakat. 103. Data empiris : data yang nyat di lapangan. 104.
Data etnografi : dat mengenai suku bangsa tertentu. 105. Data kualitatif:data yang tidak berbentuk
tetapi lebih banyak berupa deskripsi. 106. Data kuantitatif : data yang berbentuk angka dan hasilnya
dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan data tersebut. 107. Data penelitian : keterangan-
keterangan yang ingin diperoleh atau ddikumpulkan oleh peneliti. 108. Data primer : tanda yang
dikumpulkan dari tangan pertama dan diolah oleh organisasi/perorangan. 109. Data sekunder : data
yagn diperoleh suatu organisasi atau perorangan melalui pihak lain yang telah mengumpulkan dan
mengolahnya. 110. Data sosial : semua keterangan yang berada di dalam masyarakat yang berkaitan
dengan segi kemanusian. 111. Degredasi sosial : hancurnya sendi-sendi moral dalam masyarakat. 112.
Demografi : ilmu tentang susunan,jumlah dan perkembangan penduduk;ilmu yang memberikan uraian
atau gambaran statistik yang megenai suku bangsa yangdilihat dari sudut sosial politik. 113. Demokrasi :
sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya tururt memerintah dengan perantara wakilnya;pemerintah
rakyat. 114. Demokratisasi : usaha yang dilakukan untuk mengutamakan persamaaan hak dan kewajiban
serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. 115. Demoralisasi : penurunan kualitas moral
dengan pergaulan hidup,tetapi tanpa tuntutan tertentu. 116. Desain penelitian : semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. 117. Desas-desus : salah satu cara persuasif
untuk pengendalian sosial yang dapat menyebarkan rasa malu bagi yang digosipkan. 118. Desentralisasi
: sistem pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepada pemerintah daerah. 119.
Desersi : pembelotan kepada musuh;perbuatan lari dan memihak musuh. 120. Deskriptif : deskripsi
penelitian sosial yang berguna untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. 121.
Destruktif : konflik yang bersifat merusak,memusnahkan atau mengahancurkan. 122. Diferensiasi sosial :
perbedaan penduduk atau masyarakat yang sifatnya bertingkat. 123. Diffusenes: ciri masyarakat
tradisional yang segala sesuatunya dilakukan dengan tidak keterusan. 124. Dikotomi : pembagian atas 2
kelompok yang saling bertentangan. 125. Dinamika sosial : gerak perubahan situasi di dalam masyarakat
sebagai akibat dari proses sosial yang terjadi dalam masyarakat tersebut. 126. Dinamis : penuh
semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri denagn keadaan tersebut.
127. Directed cooperation : kerjasama yang terjadi karena adanya perintah dari atasan atau penguasa.
128. Discovery : penemuan baru yang berupa pengetahuan. 129. Diskriminasi : pembedaan perlakuan
terhadap sesama warga negara. 130. Diskriminasi ras : pembedaan perlakuan terhadap sesama warga
negara berdasarkan ras. 131. Diskrit : variabel yang menunjukan perbedaan secara mencolok 132.
Diskusi kelas : sebuah seminar kecil yang dilakukan oleh siswa-siswa dalam kelasnya masing-masing.
133. Diskusi panel : diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang guna membahas suatu topik yang
menjadi penelitian umum dengan menghadirkan beberapa ahli dalam bidang yang dijadikan topik
diskusi. 134. Disorganisasi : proses memudarnya atau melemahnya norma-norma sosial dalam
masyarakat karena adanya perubahan sosial dan perubahan budaya. 135. Disosiatif : interaksi social
yang mengarah yang mengarah pada bentuk pemisahan. 136. Disquised unemployement :
pengangguran tersembunyi. 137. Divense : bermacam-macam. 138. Documenter : metode
pengumpulan data dengan cara megambil data dari arsip. 139. Doktrin : suatu penentu hubungan
antarsema manusia dengan Tuhan dan antar sesama manusia. 140. Domestic institution : Pranata yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kekerabatan. 141. Dominasi kharismatik : dominasi yang
keabsahannya didasarkan pada kharisma atua kewibawaan seseorang. 142. Dominasi legal tradisional :
dominasi yang keabsahannya didasarkan pada atuaran hukum yang sengaja dibuat atas dasra
pertimbangan nasional. 143. Dominasi tradisional : dominasi yang keabsahannya didasarkan pada
tradisi. 144. Driven : suatu dorongan seperti lapar,sex atau ketakutan terhadap sesuatu. 145. Economic
institution : pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia. 146. Editing : suatu kegiatan
meneliti dan memeriksa kembali dat-dat yang telah dikumpulkan dari lapangan terutama yang terdapat
dari kuosioner. 147. Educational institution : pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan.
148. Ego : bagian diri yang bersifat sadar dan rasional. 149. Ejekan : tindakan membicarakan seseorang
dengan menggunakan kata-kta kiasa,perumpamaan atau kata-kata yang berlebihan serta bermakna
negative. 150. Ejudication : sesuatu penyelesaian sengketa melalui lembaga peradilan. 151. Ekologis :
ilmu tentang hubungan penduduk dengan lingkungan alam teknologi dan masyarakat. 152. Ekskuivitas :
kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. 153. Eksogami : perkawinan antara seseorang
dengan orang yang berasal dari luar golongannya. 154. Eksperimen laboratorium : pengamatan yang
dilakukan di luar laboratorium dan penelitian memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada objek
secara umum,kemudian diamati hasilnya. 155. Eksplisit : suatu keadaan yang nyata. 156. Eksploratif :
penelitian social yang digunakan untuk mencari kemungkinan terbaik dalam memecahkan problem
sosial. 157. Ekstensi : suatu keberadaan. 158. Eliminasi : pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat
dalam konflik karena mengalah. 159. Elite : orang-orang terpandang/berderajat yinggi. 160. Empati :
keadaan mental yang membuat seseorang merasa/mengidentifikasai dirinya dalam keadaan
perasaan/pikiran yang sama dengan orang atau kelompok yang lain. 161. Empiris : cirri sosiologi yang
artinya ilmu pengetahuan yang didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta
hasilnya tidak bersifat spekulatif. 162. Enacted institution : lembaga social yang sengaja dibentuk untuk
memnuhi tujuan tertentu yang berakar dari kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat. 163. Endemic :
penyakit yang terjangkit di suatu daerah tertentu;secara tepat di tempat-tempat atau kalangan orang-
orang tertentu atau pada golongan suatu masyarakat. 164. Endogamy : pernikanhan yang dilakukan
seseorang dengan seseoarang yang berasal dari lingkungannya sendiri. 165. Enkulturasi : proses sorang
individu mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat. 166. Estetika
profetik : kesmpatan pengembangan aprsiasi estetika sekaligus orientasi kepada sesuatu yang
supranatural yang terdapat dalam suatu lembaga agama. 167. Etiket : aturan sopan santun dalam
pergaulan. 168. Etis : berkaitan dengan etika ; sesuai dengan asas perilaku yang disepakati umum. 169.
Etnis : berkaitan dengan kelompok social dalam system social atau kebuadayaan yang mempunyai arti
atau kedudukan tertentu karena keturunan adat agama,dan bahasa. 170. Etnologi : ilmu pengetahuan
mengenai bangsa-bangsa tentang asalnya,adat istiadatnya dan sebagainya. 171. Etnosentrisme :
menganggap suku bangsanya baik dan menganggap suku bangsa lain buruk. 172. Etos ; watak khas suatu
kebudayaan. 173. Evaluasi : penelitian social yang berguan untuk mengetahu iseberapa jauh tujuan yang
telah ditetapkan pada awal program. 174. Evolusi ; perubahan-perubahan yagn memerlukan waktu dan
ada serangkaian yang saling mengikuti dengan lambat pula. 175. Explanation : penelitian social yang
bergna untuk menjelaskan sebab-sebab yang melatar belakangi suatu keadilan social itu. 176. Extended
family : keluarga yang luas. 177. Factual : seseorang peneliti harus bekerja berdasarkan obsesi, harapan
atau angan-angan yang bersifat abstrak. 178. Fakta : suatu kejadian yang didalamnya terdapat
pelaku,waktu dan tempat serta peristiwanya;sesuatu yang dapat diamai dan pada umumnya dan dapta
diuji serta nyata. 179. Falsafah : pandangan hidup;anggapan dan sikap batin yang umum dimiliki oleh
masyarakat. 180. Family conseling : bimbingan keluarga. 181. Fanatisme : keyakinan;kepercayaan yang
terlalu kuat terhadap suatu kejujuran. 182. Fenomena alam : semua pengadilan,kejadian/kedadaan yang
bersifat fisis yang tejadi dalam masyarakat. 183. Feodal : berhubungan dengan susunan masyarakat yang
dikuasai oleh kaum bangsawan. 184. Filologi : ilmu yang mempelajari tentang perkembangan
kerohanian suatu bangsa atau tentagn kebuayaan berdasarkan bahasa dan susastranya. 185. Filsafat :
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada sebab asalnya dan
hukumannya. 186. Folkeways : bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang . 187. Formal : resmi
secara peraturan. 188. Formal group : suatu kelompok social yang memiliki pola struktur dan peraturan
yang tegas. 189. Fragmentasi : menjadi bagian(terbagi-bagi). 190. Fraudulens : bentuk pengendalian
social yang umumnya terdapat pada anak kecil. 191. Friksi : perpecahan ; ergeseran yang menimbulkan
perbedaan pendapat. 192. Fundamental : bersifat dasar. 193. Fundamentalisme : paham yang
cenderung unutk memperjuangkan sesuatu secara radikal. 194. Fungsi latar : fungsi lembaga yang tidak
didasari oleh masyarakat atau hanya didasari oleh orang tertentu tetapi berpengaruh besar bagi
perkembangan masyarakat. 195. Funsi manifest : mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari
nafkah hidup mengembangkan profesi seseorang serta menanamkan ketrapilan di masyarakat. 196.
Gamestage : tahap peniruan yang dilakuakan mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran dan kesabaran. 197. Gangster : anggota geng
(kelompok orang yang kegemarannya berkelahi atau membuat kerusuhan). 198. Gemeins scaft :
kelompok social yang anggota-anggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta
kekal. 199. Gemeins scaft by blood : paguyuban yang terjadi karena ikatan darah. 200. Gemeins scaft of
mind : paguyuban atas dasar ideologi 201. Gemeins scaft of place : paguyuban yang terdiri dari orang-
orang yang sama/bertempat tinggal sama. 202. Gencatan senjata : penanggulangan
permusuhan/peperangan untuk jangka waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya upaya-
upaya penyelesaian konflik diantara pihak -pihak yang bertikai. 203. Gender : pembedaan peranan pria
dan wanita yang dibentuk oleh kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. 204. Genealogi : garis
keturunan manusia dalam hubungan keluarga sedarah. 205. General institution : pranata social yang
dikenal secara luas oleh masyarakat. 206. Generalisasi : penarikan kesimpulan umum dari suatu analisis
data atau penelitian. 207. Generalized stage : tahap penerimaan norma kolektif dan pada tahap ini
seseorang telah dianggap dewasa. 208. Genjatan senjata : penghentian tembak menembak. 209. Genom
suatu gugus kromosom yang selaras dengan segugus sel dari satu jenis. 210. Geografis : ilmu tentang
permukaan bumi,iklim,penduduk,flora dan fauna. 211. Gesseis schaft : ikatan lahir yang bewrsifat pokok
untuk waktu yang pendek. Strukturnya bersifat mekanis dan bersifat sebagai salah satu bentuk dalam
pikiran belaka. 212. Global : meliputi seluruh dunia 213. Globalis : proses masuknya ruang lingkup
manusia. 214. Globalisasi : suatu proses atau tatanan yang menyebabkan seseorang,sekelompok
orang,atau suatu negara saling dihubungkan dalam masyarakat atau Negara lain akibat kemajuan
teknologi,komunikasi di seluruh penjuru dunia. 215. Gossip : menyebarkan informasi secara cepat dan
tidak berdasarkan fakta atau bukti yang kuat. 216. Gregariousness : orang yang mempunyai sifat-sifat
hidup berkelompok. 217. Grounded research : penelitian yang berdasarkan fakta atau menggunakan
analisis perbandingan,serta bertujuan untuk mengadakan generersiasi,mpiris,menetapkan konsep-
konsep,membuktikan dan mengemukakan teori dimana pengumpulan data dan analisis data berjalan
pada waktu yang bersamaaan. 218. Group marriage : bentuk perkawinan antara beberapa laki-laki dan
beberapa perempuan. 219. Gundik : istri orang terhormat yang tidak resmi. 220. Gusti : sebutan untuk
bangsawan. 221. Habitualisasi : proses yang menjadikan suatu perilaku menjadi kebiasaan atau biasa
untuk seseorang. 222. Hegeoni : pengruh kekuasaan suatu Negara atas Negara lain. 223. Heterogami :
pernikahan yang terjadi antara pria dan wanita dari keluarga yang berlainan lapisan sosialnya. 224.
Heterogen : sesuatu yang terdiri dari berbagai jenis unsure berbeda sifat,berlainan jenis. 225.
Heteronomy : hal yang tergantung pada undang undang atau kuasa orang lain. 226. Heteroseksual :
tertarik pada hubungan seks lawan jenis. 227. Hipotesa : suatu kebenaran yang jawabannya bersifat
sementara. 228. Hipotesis : suatu pernyataan yang disusun berdasarkan teori yang dipertimbangkan
dengan sngat hati-hati. 229. Hipotesis kerja : semua hipotesis yang dibangun semua peneliti. 230.
Hipotesis nol : ingkaran /formulasi terbaik dari hipotesis kerja. 231. Histori : sejarah. 232. Historis :
bersejarah 233. Holistic : menyeluruh. 234. Homo homini lupus : manusia adalah serigala pemangsa
sesamanya. 235. Homo ludens : makhluk yang selalu bercanda sesamanya. 236. Homogami : pernikahan
terjadi pria wanita yang berasal dari lapisan/kedudukan social yang sama. 237. Homogeny : terdiri atas
berbagai unsure yang sama. 238. Homoseksual : hubungan seksual yang dilakukan sesame laki-laki. 239.
Human : berperi kemanusiaan. 240. Humaniora : ilmu-ilmu pengetahuan seperti ( filsafat,filogi,ilmu
bahasa,ilmu kesastraan,ilmu kesenian,ilmu hukum,ilmu sejarah)yang dianggap bertujuan membuat
manusia lebih berbudaya. 241. Humanis : penganut aliran humanisme. 242. Humanism : aliran
kemanusiaan untuk membangkitkan ajaran. 243. Humanitas : kemanusiaan;perikemanusiaan;kodrat
manusia. 244. Id : bagian diri yang bersifat tidak sadar,naluriah dan impulsive. 245. Identifikasi :
kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. 246. Identitas : ciri-ciri
khusus seseorang;jati diri. 247. Ideologis : berkaitan dengan ideology. 248. Ideology : konsep bersistem
yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. 249.
Idiosingkratis : sifat,keadaan,atau hal yang menyebabkan sesuatu menjadi berainan karena tidak
mengikuti atuaran umum. 250. Idiot : daya pikirnya sangat lemah. 251. Iindustrialisasi : usaha
menggalakan industry di suatu Negara. 252. Ilmu : kumpulan pengetahuan ilmiah yang didapat melalui
langkah-langkah sistematis dan dapat diperiksa serta ditelaah orang lain. 253. Ilmu pengetahuan :
himpunan pengetahuan-pengetahuan yang tersusun secara sistematis. 254. Ilmuwan : orang yang ahli
mengenai suatu ilmu. 255. Imitasi : tindakan social meniru sikap,tindakan,tingkah laku,atau penampilan
fisik seseorang secar berlebihan. 256. Immoral lawless crowds : kerumunan yang segala tindakannya
berlawanan. 257. Imperalis : bangsa yang menjalankan politik dengan menjajah bangsa lain. 258.
Impersonal : bersifat tidak prbadi. 259. Impersonal competition : persaingan antar kelompok. 260.
Implikasi : keterlibatan. 261. Impresi : pengaruh terhadap pikiran atau perasaan seseorang ;pendapat
atau perasaan. 262. Inces taboo : berkaitan dengan larangan melakukan perkawinan dengan keluarga
yang sangat dekat. 263. Incon verient casual crowds : keerumunan yang bersifat terlalu sementara yang
ingin menggunakan fasilitas-fasilitas sama. 264. Indikasi : tanda-anda yang menarik perhatian;petunjuk.
265. Indisipliner : tidak patuh pada peraturan 266. Individu : perseorangan. 267. Individual : berkaitan
dengan manusia secara pribadi. 268. Individualisme : penganut paham individual. 269. Infiltrasi : orang
yang melakukan penyusupan 270. Informal : tidak resmi. 271. Informal group : suatu kelompok social
yang tidak memiliki pola struktur dan peraturan yang tegas. 272. Ingroup : kelompok social diamana
individu mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut. 273. Inisiatif : tindakan yang mula-mula.
274. Inklusif : pemasukan unsure baru dan menjadi bagian dari unsure lama. 275. Inovasi : perilaku
mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang masyarakat. 276.
Inovasisme : bersifat pembaruan. 277. Inovation : suatu proses/seranhgkaian penemuan dan persebaran
suatu hasil kebudayaan;proses pembaruaan dari penggunaaan sumber-sumber alam ,energy,dan modal.
278. Insentif : tambahan penghasilah (uang,barang) ang diberikan untuk menaikkan gairah kerja. 279.
Insentif : bersifat mendorong. 280. Insentif : dikerjakan dengan sungguh sungguh dengan tujuan unutk
memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. 281. Inses : hubungan seksual dengan pasangan yang
masih mempunyai pertalian darah yang sangat dekat. 282. Instinet : naluri. 283. Institusionalisasi :
proses individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat,system norma
dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. 284. Institution : masyarakat kadang tidak
berhasil memberantasnya. 285. Insubordinasi : ketidakpatuhan ;ketidaksesuaian;pembangkangan
;pemberontakan. 286. Integrasi : pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau
bulat;pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam suatu system social. 287. Integrasi
bangsa : penyatuan berbagai kelompok budaya dan social ke dalam suatu wilayah dan pembentukan
suatu identitas nasional. 288. Integrasi bangsa social : taraf interpendensi antara unsure-unsur social.
289. Integritas : Mutu,sifat,atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang memamncarkan kewibawaan. 290. Intelektualitas : kecakapan berpikir.
291. Intensitas : keadaaan lingkungan atau ukuran intensnya. 292. Inter etnik : antar suku;antar ras. 293.
Inter society diffusion : difusi yang terjadi satu masyarakat kepada masyarakat lain. 294. Interaksi :
stimulasi dan tanggapan antar manusia;hubungan timbale balik antara pihak-pihak tertentu . 295.
Interaksi social : hubungan social yang dinamis antara individu,antra kelompok,dan antar individu
dengan kelompok. 296. Internalisasi :penanaman norma,nilai,aturan,adat istiadat yang berlaku di dalam
masyarakat didalam diri sendiri sehingga akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari. 297.
Internalization : proses panjang sejak seorang individu lahir sama meninggal. 298. Interrelasi : diantara
beberapa hubungan. 299. Interseksi : persilangan keanggotaan masyarakat dalam bentuk kelompok-
kelompok social yang berlatar belakang diferensiasi berbeda. 300. Interview : metode pengumpulan
data dengan car mewawancarai responden. 301. Intimidasi : ancaman,gertakan;tindakan untuk
menakut-nakuti terhadap orang lain,agar ia berbuat sesuatu. 302. Intra society diffusion : difusi yang
terjadi antara anggota dan individu dalam suatu masyarakat. 303. Intrik : komplotan;persekongkolan
rahasia;gerakan rahasia atau gelap yang dilakukan secara diam-diam untuk mencapai tujuan yang
kurang sehat. 304. Introduksi : memperkenalkan seseorang dengan menyebutkan namanya masing-
masing dalam tata cara resmi yang lazim. 305. Introspeksi : mawas diri;koreksi diri terhadap diri kita
sendiri ( tentang perbuatan,sikap,kesalahan,dan sebagainya). 306. Intuisi : kemampuan batin untuk
mengetahui tanpa mempelajari terlebih dahulu. 307. Invention : penemuan baru yang udah diakui dan
diterima serta diterapkanoleh masyarakat. 308. Investigasi : penyidikan dengan mencatat fakta-fakta
yang ada. 309. Irasional : tidak berdasarkan pikiran yang sehat,tidak masuk akal 310. Ironi : sindiran
dengan mengatakan sealiknya dari kat yang dimaksud. 311. Isonomi : persamaan dalam hak undang
undang. 312. Itifak : persmaan;persesuaian. 313. Jarak intim : jarak sejauh 0-48 cm terjadi keterlibatan
intensif panca indera seseorang dengan orang lain. 314. Jarak pribadi ; jarak sejauh 0,45-1,22 meter.
315. Jarak public ; jarak lebih jauh dari 366 meter. 316. Jarak social : jarak sejauh 122-366 meter pada
jarak ini orang dapat berbicara secara wajar tanpa saling menyentuh. 317. Jaring pengaman social ;
program-program yang dirancang untuk mencegah dampak atau ledakan social seperti seperti
kerusuhan social dan pemberontakan social sebagai akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak
bulan juli 1997. 318. Jatmika : selalu bersikap sopan santun dimana berada. 319. Jegal : menjatuhkan
karir orang lain dengan cara sembunyi. 320. Jejak : bekas yang menunjukan adanya tindakan yang telah
dilakukannya. 321. Jera : kapok ;tidakmau berbuat lagi. 322. Jetset : kelompok orang kaya yang biasa
hidup bersenang-senagn dan bermwah-mewahan. 323. Join venture : kerjasama dalam pengusahaan
proyek-proyek itu dengan perjanjian pembgian keuntungan menurut porsi masing-masing yang
disepakati. 324. Jorjoran : berlebih-lebihan ( saling menyaingi). 325. Kadim : kerabat (saudara laki-laki)
326. Kakologi : bahasa yang menyimpang dari norma ucapan. 327. Kampanye : gerakan serempak untuk
mengadakan aksi melawan,memprotes dan sebagainya. 328. Kanibalisasi : penganibalan. 329.
Kanibalisme : pembunuhan yang sangat kejam. 330. Kanjeng : sebutan bagi pembesar dalam keraton.
331. Kanoman : anggota desa yang bertugas mengurus desa dan menjaga ketertiban desa. 332. Kapitalis
: kaum bermodal;orang yang mempunyai modal besar. 333. Kapitalisme : system dan paham ekonomi
yang modalnya bersumber dari modal prbadi. 334. Kapitulasi : penyerahan kekuasaan kepada pihak
yang menang karena kalah perang. 335. Karisma : bakat yang dikaitkan dengan kemampuan yang luar
biasa dalam hal kepemimpinan seseorang sehingga menimbulkan kekaguman dari masyarakat. 336.
Karma : hukum sebab dan akibat;perbuatan manusia ketika hidup di dunia. 337. Karsa :
kehendak,niat;kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 338. Kasta ;
pembagian kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas atau kaku dan tidak dapat ditembus unutk
berpindah ke lapisan lain. 339. Kasuis : orang yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan
moral. 340. Kasuistik : sebab-sebab timbulnya sesuatu ;kumpulan kasus penyakit;ilmu tentang moral.
341. Kaum boorjuis : kelas yang terdiri dari orang-orang yang tidak mempunyai alat produksi dan modal
sehingga dieksploitasi untuk kepentingan kaum kapitalis. 342. Keajegan : suatu kondisi keteraturan yang
tetap dan tidak berubah sebagai hasil dar hubung antara tindakan nilai dan norma social yang
berlangsung secara terus-menerus. 343. Kebiasaan : cara-cara yang dianggap baik dan benar sehingga
dipedoman dan dilaksanaka secara berulang-ulang. 344. Kebudayaan : semua benda baik abstrak
maupun konkret yang merupakan hasil cipta,rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. 345.
Kebutuhan afeksi : kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. 346. Kebutuhan hidup : kebutuhan yang
harus dipenuhi unutk mempertahankan kehidupan manusia yang terdirI dari kebutuhan
mendasar,kebutuhan social dan kebutuhan integrative. 347. Kebutuhan inklusi : kebutuhan untuk
mendapatkan kekusaan dan ingin mempertahankannya. 348. Kebutuhan integrative : kebutuhan
kejiwaan manusia sebagai perwujudan dari hakikat manusia sebagai manusia makhluk pemikir dan
bermoral. 349. Kebutuhan mendasar : kebutuhan pokok manusia berdasarkan dengan hakekat manusia
sebagai makhluk hidup. 350. Kebutuhan social : kebutuhan manusia untuk menunjukan kehidupan
bersama dengan manusia yang lain. 351. Kedudukan sosial : salah satu tempat atau posisi seseorang
dalam kelompok sosial atau masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain
disekitarnya. 352. Kehormatan : jasa yang telah diberikan kepada masyarakat di lingkungan dimana ia
berada. 353. Kejahatan kera putih : kejahatan yang mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang
terrpandang atau orang yang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya. 354. Kejahatan korporat :
kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan
kerugian. 355. Kejahatan tanpa korban : kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban
akibat tindak pidana orang lain. 356. Kejahatan terorganisasi : kejahatan yang pelakunya merupakan
komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau
kekuasaaan dengan jalan menghindari hukum. 357. Kejawen : segala sesuatu yang berhubungan dengan
adat dan kepercayaan jawa. 358. Kekerasan : konflik-konflik yang tidak terkendali oleh masyarakat atau
mengabaikan sama sekali norma dan nilai sosial yang ada sehingga terwujud pada tindakan yang
merusak. 359. Kekerasan agresif : kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu. 360.
Kekerasan desensif : kekerasan untuk melindungi diri. 361. Kekerasan terbuka : kekerasan yang dapat
dilihat. 362. Kekerasan tertutup : kekerasan yang tersembunyi. 363. Kekuasaan : kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar tunduk dan patuh pada perintahnya. 364. Kelompok : sejumlah
orang yang memiliki norma-norma,nilai-nilai dan harapan yang sama,serta secara sadar dan teratur
saling berinteraksi. 365. Kelompok batin : keluarga yang anggotanya terdri atas ayah ibu dan anak-
anaknya yang belum menikah,termasuk juga anak angkat/anak tiri yang belum menikah. 366. Kelompok
etnis : komunitas yang menampilkan persamaan bahasa ,kebiasaaan,adat istiadat bahkan sejarah. 367.
Kelompok kemasyarakatan : kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan
hubungan sosial antara keduanya. 368. Kelompok konjungal : kelarga lebih mementingkan keluarganya
sendiri daripada orang tua. 369. Kelompok okupasional : berhubungan dengan tugas seseorang atau
tugas seseorang. 370. Kelompok primer : kelompok kecil yang anggota-anggotanya memiliki hubungan
dekat dan langsung. 371. Kelompok sosial : kelompok manusia yang anggotanya mempunyai kesadaran
jenis dan berhubungan satu dengan yang lain teapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. 372. Kelompok
statis : kelompok bukan organisasi tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis diantaranya. 373.
Keluarga : satu kesatuan kecil yang terdiri dari ayah,ibu dan anak-anaknya. 374. Keluarga : stau kesatuan
norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan berbagai tugas penting masyarakat. 375.
Keluarga konsonguinal : sistem keluarga yang mementingkan ikatan-ikatan darah. 376. Keluarga luas :
salah satu anggota keluarganya merupakan anggota yang lainnya;keluarga inti yang diperluas
anggotanya. 377. Keluarga orientasi : tipe keluarga yang jika undividu dilahirkan oleh pasangan suami
istri yang bersangkutan. 378. Keluarga prokreasi : tipe keluarga apabila seseorang yang mula-mula dari
keluarga orientasi,kemudian terjadi perkawinan beralih menjadi keluarga prokreasi. 379. Kemiskinan :
suatu keadaaan ketika seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf kehidupan
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompoknya.
380. Kenakalan remaja : perilaku menyimpang yang benar benar ada yang dapat dilakukan oleh remaja
yang belum dewasa. 381. Kenyataan : sesuatu yang benar-benar ada yang dapat dilihat dan dapat diraa.
382. Kepribadian : gabungan dari seluruh sifat sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang 383.
Kepribadian : generalisasi dari perilaku khas seseorang. 384. Kerabat : satuan sosial yang terdiri dari
orang orang yang mempunyai persamaan darah dan keturunan. 385. Kerjasam kontak : kerjasam atas
dasar syarat syarat atu ketetapan tertentu yang disepakati bersama. 386. Kerjasama : suatu usah
bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama 387. Kerjasama
langsung : kerjasama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atua pengusaha terhadap
rakyatnya. 388. Kerjasama spontan : kerjasam yang terjadi secara serta merta. 389. Kerjasama
tradisional : kerjasama sebagian/unsur tertentu dari sistem sosial. 390. Kerumunan : kumpulan manusia
yang berada dalam suatu tempat karena adanya perhatian yang sama dan adanya suatu ikatan. 391.
Kesatuan sosial : bagian-bagian dalam masyarakat. 392. Kesempatan sosial : kesempatan yang dimiliki
oleh seseorang unutk memnuih kebutuhan hiduo mereka sendiri akan barang-barang material,kondisi
kehiduan yang positif dan pengalaman idup yang diinginkan. 393. Ketahanan sosial : kemampuan suatu
bangsa untuk mengatasi segala hambatannya. 394. Keteraturan sosial : suatu keadaan diman individu-
individu dalam masyarakat telah mampu berbuat sebagaiman nilai dan norma yang ada yaitu teelah
berbuat sebagaiman hak dan kewajibannya. 395. Klan : suatu kelompok kekerabatab yang teridir dari
seua keturunan dari seorang nenek moyang yang diperhitungkan melalui garis keturunan sejenis yaitu
keturunan warga-warga pria dan wanita. 396. Klasifikasi : penyusunan bersistem dalam
kelompk/golongan menurut kaidah atau standar yang diterapkan. 397. Klik : kelompok kecil orang tanpa
struktur formal yang mempunyai pandangan atau kepentinga bersama. 398. Knowledge : pengetahuan
tentang suatu hal. 399. Koalisi : kombinasi antara kedua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan
yang sama. 400. Koefisien korelasi : drajat atau hubungan antara dua variabel diukur dengan indeks
korelasi. 401. Koersi :akomodasi yang dilakuka dengan cara kekerasan. 402. Kohesi : perpaduan yang
kokoh; hubungan yang erat. 403. Kolektor : pihak yang menghimpun data (lurah,camat,badan pusat
statistik,world population). 404. Komparasi :membandingkan. 405. Kompeten : seseorang peneliti baik
yang memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metoe dan teknik
penelitian tertentu. 406. Kompetisi : bentuk interaksi sosial berupa paersaingan. 407. Kompromi :
persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan. 408. Kompulsi : keadaan yang sengaja
diciptakan sehingga seseorang terpaksa menuruti atau mengubah sifatnya dan menghasilkan suatu
kepatuhan yang sifatnya tidak langsung. 409. Komunikasi : proses penyampaian dari seseorang kepada
orang lain yang dilakukan secara tidak langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberi
tanggapan atau tindakan tertentu;pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atua
lebih sehingga pesan yang diaksud dapat dipahami. 410. Komunitas : kelompok organisme yang hidup
dan saling berinteraksi di dalam dareah tertentu. 411. Konfersi : penyelesaian konflik dimana salah satu
pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian yang lain. 412. Konflik : gejala yang timbul dalam
masyarakat karenapembedaan pendapat sehingga timbul perselisihan. 413. Konflik antar individu :
konflik yang trjadi antara seseorang dengan orang lain. 414. Konflik antar kelompok : knflik yang terjadi
antarkelompok manusia. 415. Konflik budaya : konflik yang terjadi karena adanya perbedaan
kepentingan budaya dari pihak-pihak yang berkonflik. 416. Konflik destruktif : konflik yang muncul
karena adanya perasaan tidak senang,rasa benci dan dendam dari seseorang maupun kelompok
terhadap pihak lain. 417. Konflik diagonal : konflik yang terjadi karena adanya ketidak adilan alokasi
sumber daaya keseluruhan organisasi,sehingga timbul pertentangan yang ekstrim. 418. Konflik ekonomi
: konflik akibat adanya perebutan sumberdaya ekonomi dari pihak yang berkonflik. 419. Konflik
horisontal : konflik yang terjadi antaa individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif
sama. 420. Konflik ideologi : konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh
seseorang atau kelompok. 421. Konflik inter inidvidu : tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi
individu dengan tingkat keresahan yang paling tinggi. 422. Konflik konstruktif : konflik yang muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu masalah. 423.
Konflik politik : konflik yang muncul karena adanya kaitan perbedaan pendapat yang berkaitan dengan
kekuasaan. 424. Konflik sosial : pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam
kehidupan. 425. Konflik status : konflik batin yang dialami seseorang sebagai akibat dari adanya bebrapa
status yang dimilikinya yang saling bertentangan. 426. Konflik terbuka : konflik yang diketahui oleh
semua pihak. 427. Konflik tertutup : konflik yang hanya diketahui oleh orang orang atau kelompok yang
terlibat konflik 428. Konflik vertikal : konflik yang terjadi antar kompnen masyarakat di dlam satu
struktur yang memiliki hierarki. 429. Konformitas : perilaku mengikuti tujuan dan mengikuti cara yang
ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut. 430. Konkruen : lawan bersaing;persaingan.
431. Konsensus : kesempatan kata pemufakatan bersama yang dicapai melalui kebulatan suara. 432.
Konsentrasi : pemusatan perhatian/pikiran pada suatu hal. 433. Konsep : himpunan fakta-fakta yang
sejenis dalam bentuk istilah 434. Konsep dasar : konsep yang pokok dan penting. 435. Konsevatisme :
kekolotan;bersikap memperthankan keadaan,kebiasaan,dan tradisi yang berlaku. 436. Konsiliasi : usaha
mempertahankan keinginan pihak yang berselisih unutk mencapai persetujuan dalam menyelesaikan
keselisihan tersebut. 437. Konsolidasi : proses sosial yyang menunjukan adanya pengokohan peneguhan
kanggotaan di masyarakat melalui tumpang tindih keanggotaan. 438. Konstan : tetap ;tidak berubah.
439. Konstruktif : bersifat membina;memperbaiki;membangun. 440. Kontak sosial : suatu proses
bertatap muka atau face to face antar anggota masyarakat yang melakukan interaksi sosial. 441. Kontak
sosial negatif : interaksi sosial yang mengarah pada pertentangan atau konflik. 442. Kontak sosial positif
: interaksi sosial yyang mengarah pada kerjasama 443. Kontak sosial primer : interaksi sosial yang
dilakukan dengan cara bertemu muka secaralangsung. 444. Kontak sosial sekunder : interaksi sosial yang
dilakukan dengan cara melalui media perantara. 445. Kontrafensi : bentuk komunikasi antara pihak satu
dengan pihak lain,dimana masing-masing saling tidak menyukai. 446. Kontravensi : proses sosial yang
ditandai oleh adanya ketidak pastian,keraguan,penolakan,dan penyangkalan yang tidak diungkapkan
secar tertutup. 447. Konvensi : aturan berdasarkan persetujuan umum dan dipertahankan oleh
masyarakat secara umum. 448. Konversi : akomodasi dengan salah satu pihak bersedia mengalah dan
mau menerima pendirian orang ain. 449. Kooptasi : proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi sebagai stu-satunya car unutk menghindari konflik
yang bisa mengguncang organisasi. 450. Kosmopolitan : mempunyai wawasan dan pengerahan yang
terjadi dari orang orang atau unsur unsur yang berasal dari berbagai penjuru dunia. 451. Kriminalitas :
pelanggaran norma hukum dalam masyarakat. 452. Kriminologi : ilmu yang mempelajari perilaku
masyarakat 453. Kronologis : kejadian 454. Kuesioner : sekumpulan pertanyaan yang butir-butirnya
membutuhkan hubungan dengan masalah penelitian dan mempunyai makna guna menguji hiotesis.
455. Kultural : semua hak,cipta,rasa,karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. 456. Kumpul kebo :
hidup seperti sepasang suami istri tanpa ada ikatan pernikahan. 457. Kumulasi : penyatuan;timbunan.
458. Kumulatif : disusun berdasarkan teori teori yang sudah ada,atau memperbaiki,memperluas,serta
memperkuat teori teori lama. 459. Kurasi : ppengendalian sosial dengan kekerasan agar penyimpangan
tidak terjadi lagi. 460. Kusut : kacau;tidak teratur. 461. Labelling : pemberian julukan yang diberikan
masyarakat kepada seseorang. 462. Laveling mechanism : kewajiban sosial yang memaksa seseorang
untuk mendistribusikan barang-barangnya sehingga tidak ada kemungkinan bagi orang orang untuk
menumpuk kekayaan. 463. Legitimasi : pengakuan terhadap dominasi tersebut agar penguasa dapat
melaksanakan kekuasaannya secara utuh. 464. Lembaga : suatu sistem norma untuk mencapai suatu
tujuan yang oleh nasyarakat dianggap penting. 465. Lembaga politik : bermacam-macam kegiatan
masyarakat dalam suatu wilayah negar menyangkut proses –proses penentuan pelaksanaan dan
kehidupan berbangsa. 466. Lembaga sosial : seperangkat aturan-atuarn yang berisi nilai-nilai dan norma-
norma sosial untuk mengatur kegiatan dan kebutuhan sosial tertentu.. 467. Lesbianisme : hubungan
seks yang dilakukan sesama wanita. 468. Lingkungan kerja : lingkungan diamana ia bekerja 469.
Lingkungan prenatal : faktor keppribadian yang terbentuk sebelum seseorang lahir. 470. Lingkungan
sosial : lingkungan dimana terjadinya hubunga sosial yang dinamis menyangkut hubungan antar orang
perorangan,orang dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. 471. Logika : pertimbangan
akar pikir manusis. 472. Longitudinal method : pendekatan yang engikuti secara terus menrus setiap
gejala variabel yang dimiliki,subjek penelitian. 473. Mainstream : suatu budaya yang mendominasi
masyarakat;budaya aliran utama yang dikuti dalam suatu masyarakat. 474. Majemuk : terdiri atas
beberapa bagian yang merupakan satu kesatuan. 475. Marriage : pernikahan . 476. Masalah : suatu
kejadian yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan atau dengan kata lain masalah adalah
ketidaksesuaian antar keinginan dengan kenyataan yang ada. 477. Masalah sosial : gejala kehidupan
sosial yang tidak formal. 478. Masokisme seksual : seseorang yang sengaja membiarkan dirinya disakiti
baik secara fisik maupun psikologis untuk memperoleh kepuasan seksual. 479. Masyarakat :
persekutuan orang-orang yang menempati wilayah tertentu dan membina kerjasama dalam seluruh
spekkehidupan atas dasar norma-norma tertentu. 480. Masyarakat feodal : tipe masyarakat agraris yang
kehdupannya sangat bergantung pada tanah yang umumnya dimiliki oleh tuan tana. 481. Masyarakat
majemuk : tipe masyarakat ditandai oleh keragaman suku,agama,bahasa etnis,dan unsur primordialisme
lainnya. 482. Masyarakat multikultural : mayarakat yang terdiri dari dua atau lebih kelompok yang
secara kultural dan ekonomi terpisah pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda
satu sama lain. 483. Material progress : segi material. 484. Matrilineal : menghitung garis keturunan
melalui ibu. 485. Matrilokal : pasangan pengantin yang bertmpat tinggal disekitar pusat kediaman
kerabat istri. 486. Maturity stage : tahap keluarga dewasa yang dicapai ketika dalam suatu keluarga
anak-anak yang dilahirkan dan dipelihara mampu berdiri sendiri dan membentuk keluarga baru. 487.
Measure of interest : tes untuk mengetahui minat seseorang terhadap suatu hal. 488. Media massa :
sarana komunikasi antar orang dalam masyarakat. 489. Media sosialisasi : sarana untuk melaksanakan
sosialisasi bagi seseorang. 490. Mediasi : penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang
memiliki kedudukan netral. 491. Mekanisasi : penggantian dan penggunaaan tenaga mesin dan sarana
sarana teknik lainnya untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan melihat suatu peristiwa tertentu.
492. Membership group : kelompok sosial dimana anggota-anggotanya tercatat sebagai anggot
akelompok tersebut. 493. Metizo culture : kebudayaan baru. 494. Metode : cara-cara yang ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan. 495. Metode deskriptif : suatu metode penelitian yang meneliti status
kelompok manusia,objek,kondisi,pemikiran /peristiwa yang ada di masa sekarang. 496. Metode
deskriptif berkesinambungan : penelitian dilakukan secara terus menerus sehinga dieroleh pengetahuan
yang menyeluruh mengenai masalah. 497. Metode dokumentasi : metode peneltian dengan mengambil
data dari arsip-arsip. 498. Metode historis : metode penelitian yang menggunakan catatan observasi
atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang kembali. 499. Metode ilmiah : suatu cara
pengajajaran atau memperoleh kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. 500.
Metode kualitatif : metode penelitian yang berupa deskriipsi hasil penelitian berdsarkan penalaran
terhadap data yang diperoleh. 501. Metode observasi : metode pengumpulan data dengan mengamati
secara langsung di lapangan. 502. Minority sensor : golongan minoritas yang mersa tidak dapt
melakukan kegiatan bersama. 503. Mobilitas : perubahan dan pergeseran atau pergerakan yang
dilakukan oleh masyarakat. 1. Mobilitas Antar Generasi : Proses perpindahan atau perubahan status dan
peran yang pernah dicapai orang tuanya. 504. Mobilitas antar wilayah : proses perpindahan status
seseorang dari suatu wilayah ke wilayah lain. 505. Mobilitas intragenerasi : mobilitas /naik turunnya
peran dan status sosial seseorang selama hdupnya. 506. Mobilitas sosial : perubahan kedudukan warga
dari lapisan satu ke lapisan ain. 507. Mobilitas sosial horisontal : perpindahan status sosial
seseorang/kelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. 508. Mobilitas sosial vertikal : mobilitas
yang dilakukan oleh anggota masyarakat pada struktur sosial yang berbeda. 509. Mobilitas vertikal naik :
perpindahan kelas sosial masyarakat dari kelas sosial yang rendah ke status sosial yang tinggi. 510.
Mobilitas vertikal turun : perpindahan kelas sosial masyarakat dari kelsa sosial yang tinggi ke status
sosial yang rendah. 511. Mode : adat yang lazim berisi kebiasaan dan bersifat sementara. 512.
Modernisasi : proses menuju masa kini atau menuju masyarakat modern,proses perubahan terarah dari
masyarakat tradisional menuju bentuk masyarakat modern meliputi seluruh aspek kehidupan. 513.
Modus : nilai yang memiliki frekuensi paling bawah. 514. Monogami : Pernikahan antara seorang pria
dengan seorang perempuan saja. 515. Monokulturitas : satu kebudayaan. 516. Monolitik : Mempunyai
sifat seperti kesatuan terorganisasi yang membentuk kekuatan tunggal yang berpengaruh. 517. Mores :
Tata kelakuan masyarakat. 518. Motif : Alasan seseorang melakukan sesuatu. 519. Motivasi : rangsangan
/dorongan untuk melakukan suatu halyang beersifat positif. 520. Motivasi Ekstrinsik : Berbagai kenaikan
yang di sebabkanoleh pihak luar. 521. Motivasi intrinsik: Berbagai kenaikan yang di sebabkan oleh pihak
dalam. 522. Multidimensional: mempunyai berbagai dimemensi. 523. Multikulturalisme: gejala
seseorang atau pada suatu masyarakatyang ditandai oleh kebiasaan menggunakan lebih dari satu
kebudayaan. 524. Multualistik:proses simbiotik yang paling menguntungkan. 525. Nafsi :Sifat
mementingkan diri sendiri. 526. Nata lokal:pasangan suami istri baru yang tidak tinggal bersama,tetapi
masing-masing bertempat tinggal di daerah kelahiran masing-masing dan hanya berkunjung untuk
waktu yang relatif pendek. 527. Negatif :Kurang baik menyimpang ketentuan umum. 528.
Neolokal:penganti baru yang mencari tempat kedamaian baru yang bukan di linkungan kerabat suami
maupun istri. 529. Nepotisme:sistem keluarga dalam memiih jabatan di pemerintah. 2. Nercophli :
Seseorang yang memperoleh kepuasan seksual jika berhubangan seksual dengan mayit. 530. Netral :
tidak berpihak pada salah satu pihak.\ 531. Netralisme : paham yang tidak memihak salah satu blok
kekuatan. 532. Nilai : prinsip standar atau kualitas yang dianggap berharga atau diinginkan oleh orang
yang memegangnya. 533. Nilai dominan : nilai dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. 534. Nilai
heteronom : nilai sosiaal yang bersal dari hasil kesepakatan banyak orang. 535. Nilai kebenaran : nilai
yang bersumber dari proses berpikir yang teratur menggunakan akal manusia dn di ikuti dengan fakta
yang telah terjadi. 536. Nilai keindahan : nilai yang beersumber dari persaasn dan estetika. 537. Nilai
kkerohanian : nilai yang di pedomani di dalam kejiwaan manusia yang terdiri dari nilai kebenaran, nilai
keindahan, nillai moral, dan nilai religius. 538. Nilai moral : nilai yang bersumber dari kebenaran perilaku
seseorang. 539. Nilai otonomm : nilai sosial yang bersumber dari individu. 540. Nilai religius : nilai
kebenaran yang bersumber dari kepercayaan atau agama; nilai ketuhanan yang berisi keyakinan atau
kepercayaan manusia terhadap Tuhan YME. 541. Nilai rohani : segala sesuatu yang berguna bagi
pemenuhan kebtuhan rohani, spiritual manusia yang bersifat universal 542. Nilai sentral : nilai yang
paling dipedomani dalam diri seseorang yang merupakan pedoman terbentuknya perilaku seseorang.
543. Nilai sosial : segala sesuatu yang dianggap baik dan benar yang dicita-citakan Nilai vital : nilai suatu
barang yang muncul karena kegunaannya.\ 544. Nilai yang mendarah daging : nilai telah menjadi
kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tida melalui proses berfikir
atau mempertimbangkan,melainkan secara tidak wajar. 545. Nomaden : orang orang yang tidak
mempunyai tepat tinggal tetap;berkelana dari suatu tempat ke tempat ke tempat lain. 546. Nonagresi :
tidak saling menyerang 547. Nonetis : pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk
masalah tersebut secara mendalam. 548. Nonkomplementer : tidak bersifat saling mengisi/melengkapi.
549. Nonkonformis : perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. 550.
Nonkonvensional : tidak mengikuti apa yang sudah menjadi kebiasaan. 551. Nonkooperatif : bersifat
tidak mau bekrja sama. 552. Nonpribumi : bukan pribumi. 553. Nontradisional : tidak mengikuti tradisi.
554. Norma : aturan atau ketentuan yang diterapkan dalam masyarakat. 555. Norma agama : peraturan
sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari
Tuhan. 556. Norma forrmal : norma yang bersumber dari lembaga masyarakat yang resmi. 557. Norma
hukum : aturan sosial yang dibuat oleh lembaga tertentu misalnya sehingga dapat dan tegas melarang
serta memaksa orang unutk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat. 558. Norma kebiasaan
: sekumpulan peraturan sosial bagi masyarakat yang dibuat secara sadar atau tidak berisi petunjuk
tentang perilaku yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. 559. Norma kesopanan : peraturan sosial
yang mengarah pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana orang harus bertingkah laku wajar
dalam kehidupan bermasyarakat. 560. Norma kesusilaan : peraturan sosial yang berasl dari hati nurani
yang menghasilkan akhlak. 561. Norma nonformal : norma sosial yang tidak resmi,yang umumnya tidak
tertulis. 562. Norma resmi : patokan yang dirumuskan dan diwajibkan dengan jelas dan tegas oleh yang
berwenang kepada semua warga masyarakat. 563. Norma sosial : bentuk konkret nilai-nilai yang
terdapat dalam masyarakat yang merupakan pedoman berperilaku dalam masyarakat ;semua bentuk
perilaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang ada dan berlaku di masyarakat. 564. Norma tidak
resmi : patokan yang dirumuskan dengan tidak jelas dan pelaksanaannya tidak diwajibkan bagi warga
masyarakat yang bersangkutan. 565. Normatif : berpegang teguh pada norma;menurut kaidah yang
berlaku. 566. Nulipara : wanita yang belum pernah melahirkan anaknya dalam keadaan hidup. 567.
Nuptual stage : satu tahp ketika dilangsungkan perkawinan tetapi belum melahirkan anak-anak. 568.
Nyong : panggilan untuk pemuda (anak laki-laki) 569. Objek : hal atau orang yang menjadi bahan
pembicaraan. 570. Objektif : sesuai dengan keadaan sebenarnya tanpa di pengaruhi oleh pandangan
pribadi. 571. Observasi langsung : metode pengumpulan data dengan menggunakan panca indera. 572.
Observasi partisipan : metode pengumpulan daa dengan cara tunggal,bersama-sama responden dalam
jangka waktu relatif sama. 573. Obsesi : pikiran yang selalu mengganggu kesadaran seseorang yang
sukar dihilangkan darai ingatan. 574. Occupational : suatu kelompok sosial yang memiliki profesi yang
sama. 575. Oligarthi : pemerintahan oleh beberapa orang yang merupakan bagian kecil dari masyarakat.
576. One shot method : pendekatan yang hanya sekali pengambilan data dalam satu waktu. 577.
Opened social stratification : adanya kesempatan pada anggota masyarakat yang sama untuk berpindah
lapisan. 578. Opened social stratification : paham ploitik yang semata mata berpegang pada prinsip
tertentu (kesempatan yang baik). 579. operative institution : pranata yang menghimpun cara-car pola-
pola untuk mencapai suatu tujuan. 580. Order : sistem norma dan nilai sosial berkemband
,diakui,dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. 581. Ordinasi : ketentuan-ketentuan dalam
masyarakat. 582. Organikism : analogi organisme individu untuk menjelaskan masyarakat. 583.
Organisasi : kelompok orang yang memiliki kesamaan dan kesadaran berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. 584. Organized crime : kejahatan yang dilakukan
oleh komplotan secara berkesinambungan dan dengan berbagai cara unutk mendapatkan
uang/kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. 585. Orientasi ; penimjauan untuk menetapkan sikap
yang tepat dan benar. 586. Orientasi diri : ciri masyarakat modern yang mengutamakan kepentingan diri
sendiri. 587. Orientasi kolektif : ciri masyarakat tradisional yang mementingkan kepentingan kelompok
bersama. 588. Ostrasisme : keadaan dimana orang boleh bekerja sama atau membiarkan hidup dan
bekerja dalam kelompok itu,tetapi tidak seseorangpun yang berbicara dengan dia bahkan ditegurpun
tidak. 589. Otoritas Karismatik : otoritas yang didasarkan pada karisma /kewibawaan seseorang. 590.
Otoritas legal rasional : Otoritas yang didasarkan oleh peraturan yang dibuat dengan sengaja atas
pertimbangan masuk akal. 591. Otoritas tradisional : otoritas yang didasarkan pada tradisi. 592. Out
group : kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan dari in groupnya. 593. Over population :
kondisi kepadatan penduduk. 594. Panic Casual Crowds : Orang-orang dalam keadaan panic yang sedang
berusaha menyelamatkan diri. 595. Panteisme : Proses ajaran yang menyamakan Tuhan dengan
kekuatan-kekuatan alam semesta. 596. Paradoks : Hal-hal yang bertentangan dengan perasaan. 597.
Paralistik : Proses simbiotik dimana satu pihak untung dan pihak lainya rugi. 598. Parameter Graduasi :
Parameter yang membagi warga masyarakat ke dalam kelompok social secara berjejang dan secara
berkesinambungan. 599. Parameter Nominal : Parameter yang digunakan untuk membagi masyarakat
ke dalam kelompok dengan batas-batas yang bersifat distrik, tanpa adanya konotas perbedaan jenjang.
600. Partikularisme : Ciri masyarakat tradisional yang segala sesuatunya belaku di masyarakat. 601.
Partikularisme : Sistem yang mengutamakan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum. 602.
Partisipan : Orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan. 603. Partisipasi : Pola sastralisasi
dengan memberikan kepada anak. 604. Patembayan : Tipe masyarakat modern yang anggotanya
memiliki kemampuan yang rasional dan mengutamakan hubungan social dasar pembagian kerja. 605.
Patrenalis : Sifat kebapakan. 606. Patri Matri Lokal : Pola menetap mula-mula di keluarganya laki-laki
kemudian menetap di pihak wanita. 607. Patriaktat : Tata kekeluargaan yang mementingkan garis
keturunan bapak. 608. Patriaktilat : Sistem pengelompokan social yang sangat mementingkan
keturunan. 609. Patrilineal : pertalian keluarga menurut garis keturunan bapak. 610. Patrilokal :
Pasangan pengantin yang bertempat tinggal di sekitar kerabat suami. 611. Pedagonis : bersifat
mendidik. 612. Pedhopholia : Memuaskan keinginan sek dengan mengadakan kontak seksual dengan
anak-anak. 613. Pekerjaan Halus : Tope pekerjaan yang banyak mengandalkan pada kemampuan otak.
614. Pekerjaan Kasar : Tipe pekerjaan yang memerlukan curahan tenaga fisik yang lebih banyak. 615.
Pelacuran : Suatu pekerjaan informal yang menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan
perbuatan-perbuatan seksual dengan tujuan mendapat upah. 616. Pelapisan Sosial : Perbedaan tinggi
rendahnya kedudukan atas posisi seseorang atau kelompok orang dibandingkan seseorang kelompok
orang laian. 617. Pelapisan Sosial Campuran : Pelapisan social yang pada satu sisi memberikan
kesempatan untuk berpindah, namun disisi lain membatasi warga masyarakat untuk berpindah antar
lapisan. 618. Pelapisan Sosial Tertutup : Sifat pelapiosan social yang membatasi warga masyarakat untuk
melakukan perpindahan antar kelas social. 619. Pemberontakan : Sikap menolak tjuan budaya dan cara-
cara legal untuk mencapainya. 620. Penalaran : Kegiatan berfikir tentang sesuatu secara sungguh-
sungguh dan lugu. 621. Penalaran Deduktif : Suatu cara berfikir ilmiah yang bertolak dari pernyataan
atau alasan khusus, dengan menggunakan kaidah logika tertentu. 622. Penalaran Induktif : Suatu
penalaran pernyataan-pernyataan yanng bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan atau hokum
yang bersifat umum. 623. Penarikan Sampel Acak : Teknik penarikan sampel dimana satuan sampel yang
dipilih bukanlah individu-individu melaikan kelompok-individu yang secara alami berada bersama-sama
disuatu tempat. 624. Penarikan Sampel Berkelompok : Teknik penarikan sampel yang dilakukan apabila
perwujudan populasi terdiri atas sejumlah sub kelompok atau lapisan yang mungkin mempunyai cirri-ciri
berbeda. 625. Penarikan Sampel Berlapis : Teknik penarikan sampel dimana satuan sampel yang dipilih
bukanlah individu-individu melainkan kelompok individu yang secara alami berada bersama-sama
disuatu tempat. 626. Pendapatan Ilmiah : gabungan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif.
627. Pendidikan Formal : pendidikan yang berlangsung di sekolah mulai dari jenjang pra sekolah sampai
dengan perguruan tinggi baik yang bersifat umum maupun yang khusus. 628. Pendidikan Nonformal :
Pendidikan yang berlangsung diluar keluarga seperti lembaga khusus. 629. Penelitian : Suatu
penyelidikan terorganisasi atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk
menentukan sesuatu. 630. Penelitian Dasar : Pencarian terhadap suatu hal karena ada perhatian dan
keinginan terhadap hasil suatu aktivitas. 631. Penelitian Eksperimen : Penelitian yang memanipulasi atau
mengontrol situasi ilmiah dengan cara membuat kondisi buatan. 632. Penelitian Ekspor Facto :
Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang sudah terjadi, dan mencari faktor-faktor yang
menyebabkan. 633. Penelitian Komparatif : Penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara
mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis factor-faktor penyebab terjadinya. 634. Penelitian
Sosial : Upaya masysarakat untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap nilai dan norma. 635.
Penelitian Survei : Metode penelitian deskriptif yang diadakan untuk memperoleh facta-facta dari
gejala-gejala. 636. Penelitian Terapan : Penyelidikan yang hati-hati sistematis dan terus-menerus
terhadap suatu masalah untuk segera digunakan bagi keperluan tertentu. 637. Penerapan tindakan :
Suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan mengambil kebijakan tentang
variable-variable yang dapat dimanipulasi serta dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan
dan pembangunan. 638. Pengadilan : Lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk mengalami
perselisihan-perselisihan dalam masyarakat. 639. Pengadilan Adat : Suatu lembaga dalam masyarakat
yang masih kuat memegang adat istiadat. 640. Pengadilan Sosial : Pengawasan dari suatu kelompok
terhadap kelompok lain untuk mengarahkan peran-peran individu atau kelompok sebagai bagian dari
masyarakat agar tercipta situasi yang diharapkan. 641. Pengetahuan : kesan dalam pikiran manusia
sebagai hasil penggunaan panca indra atau segala sesuatu yang kita ketahuoi dari berbagai sumber yang
bernalah wewenang insititusi yang perlu pembuktian kebenaran-kebenaran untuk menghilangkan
prasangka kira-kira dan ketidak pastian. 642. Pengucilan : Suatu tindakan pemutusan hubungan social
oleh masyarakat atau kelompok orang terhadap seseorang atau kelompok kecil orsang lainnya. 643.
Pengumpulan Data : produser yang sistemalis dan standart untuk memperoleh data yang diinginkan.
644. Penyimpanan Sosial : Perilaku yang oleh sejumlah besar orang dalam suatu masyarakat dianggap
sebagai hal yang tercela dan keluar dari batas toleransi. 645. Penyimpangan Sosial Berkelompok :
Penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok. 646. Penyimpangan Sosial Individu : Penyimpangan
yang dilakukan sendiri. 647. Penyimpangan Sosial Primer : Penyimpanan yang bersifat sementara. 648.
Penyimpangan Sosial Sekunder :Penyimpanan Sosial yang pelakunya secara terus menerus
meskipuntelah diberi sanksi. 649. Peperangan : Bentuk pertentangan yang dahsyat sehingga merugikan
dan menimbulkan disorganisasi. 650. Peran : Pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai
kedudukannya. 651. Peranan Sosial : Perilakun yang diharapkan oleh masyarakat dalam melaksanakan
hak dan kewajiban sesuai dengan setatus social. 652. Perasaan : suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negative terhadap sesuatu. 653. Perilaku Menyimpang
: Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlakundi masyarakat. 654. Perilaku
Menyimpang Negative : Perilaku menyimpang yang menimbulkan kearah nilai social yang dipandang
rendah oleh masyarakat berakibat buruk serta mengganggu sitem social. 655. Perilaku Menyimpang
Positif : Perilaku menyimpang yang meninbulkan dampak positif pada masyarakat. 656. Perkawinan
Endogen : perkawinan yang memperbolahkan laki-laki kawin dengan wanita di dalam satu golongan
/suku. 657. Pernikahan : Ikatan lahir dan batin antara seseorang pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga bahagia dan kekal. 658. Perpustakaan : Ikatan atau tampat yang
menampung buku-buku literature atau referensi. 659. Persepsi ; Tanggapan langsung dari sesuatu,
mengetahui beberapa hal melalui panca indra. 660. Persona Non grata : Orang yang tidak disenangi ;
sikap politik yang dilakukan oleh pemeritah terhadap warga Negara asing yang berdiam di Negara
tersebut mempunyai kekebalan diplomatic. 661. Personal Competitian : Persaingan antar individu atau
persaingan secara langsung. 662. Perspektif Evolusionis : Paradigma uatama dalam sosiolagi yang
memusatkan perhatian pada pola perusahaa-perusahaan perkembangan dalam masyarakat yang
berbeda untuk mengetahui urusan umum yang ada. 663. Perspektif interaksionis : Perspektif yang
memusatkan perhatian terhadap interaksi antara individu dengan krlompok. 664. Perspektif Konflik :
Perspektif yang memandang adanya pertentangan antar kelas dan exploitasi kelas dalam masyarakat.
665. Perspektik :Suatu cara memandang atau cara memahami gejala tertentu. 666. Persuasive :
Pengendalian social tanpa menggunakan kekerasan dan ancaman. 667. Pertukaran Pasar : Pertukaran /
perpindahan barang dari pemilik yang satu kepemilik yang lain. 668. Perubahan Sosial : Perubahan yang
terjadi didalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. 669. Perubahan Sosial Budaya : Semua bentuk
perusahaan terhadap struktur social budaya. 670. Pervasi : Suatu cara penanaman atau pengenalan
norma secara berulang-ulang, dengan harapan seseorang dapat sadar. 671. Perzinaan : Hubungan social
di luar nikah. 672. Pewarisan Biologis : Pewarisan yang berupa bakat atau cirri-ciri fisik dari leluhurnya.
673. Pewarisan Budaya ; Proses tranformasi budaya dari generasi tua kepada generasi muda. 674.
Planed Expressive Group : Kerumunan yang tidak mementingkan pusat perhatian, tetapi mempunyai
persamaan tujuan yang tercermin dalam kegiatan kerumunan serta kepuasan yang dihasilkan. 675. Play
Group : Teman sepermainan. 676. Play Stage : Tahap yang ditandai dengan semakin sempurnanya
seorang anak meniru peran-peran yang dilakukan orang dewasa. 677. Plural : Jamak, lebih dari satu.
678. Pola : corak hubungan yang tetap dalam interaksi social yang dijadikan modal bagi semua anggota
masyarakat. 679. Poliandri : Seorang perempuan dengan lebih dari satu orang pria. 680. Polietnis :
Terdiri berbagai jenis etnis. 681. Poligami : pernikahan antara seorang pria atau perempuan dengan
beberapa perempuan. 682. Political Institution : Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
dalam kehidupan berkelompok. 683. Politik Aliran : Merupakan keadaan dimana sebuah kelompok atau
organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi masa baik formal maupun nonformal. 684.
Polynesia : Masyarakat asli yang berada di kepulauan mikrinesia dan polinesia. 685. Populasi : Kelompok
besar yang menjadi sasaran generalisasi. 686. Postoral Nomaden : masyarakat mengembala peternak
yang hidupnya berpindah-pindah. 687. Pranata Dominan : Pranata yang memonopoli penasara,
pemikiran dan tindakan individu anggota-anggotanya. 688. Pranata Sosial :Perangkat untuk menciptakan
tertib social dalam masyarakat. 689. Prediktif : penelitian social yang berguna untuk meramalkan
kejadian atau fenomena yang akan terjadi. 690. Preilese : hak istimewa, hak mendahului , hak
memperoleh perlakuan khusus. 691. Preneptual : Tahap pembentukan keluarga, melalui tahap
persiapan sebelum dilangsungkan perkawinan yang ditandai dengan wanitita disertai juga
pertimbangan-pertimbangan ekonomi social. 692. Preparatory stage : Tahan persiapan yang dialami
sejak manusia dilahirkan. 693. Prestasi : Cara untuk memperoleh kedudukan tertentu dengan usaha
tersendiri. 694. Prestise : Peranan social terhadap kedudukan tertentu tingkatan tertentu pada posisi-
posisi yang dihormati. 695. Preventif : Pengendalian social sebelum terjadinya pelanggaran. 696.
Previlese : keistimewahan yang diberikan kepada seseorangyang mungkin bersifat positif atau negative.
697. Primary deviation : Perilaku menyimpang yang pertama kali dilakukan oleh seseorang. 698. Primer :
Yang pertama, yang utama, yang pokok. 699. Primer Group: Suatu kelompok social dimana anggota-
anggotanya saling mengenal. 700. Primordial: Kreatif, tua yang mula-mula orisinil atau utama. 701.
Primordialisme : Suatu kelompok yang menganggap kelompoknya lebih tinggi disbanding kelompo lain.
702. Profesi : Suatu kecakapan khususyang dimiliki oleh anggota , masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidup. 703. Profesionalitar : Kemampuan untuk baerpindah. 704. Progresif : Kearah
kemajuan ; berhaluan kea rah perbaikan dari keadaan sebelumnya. 705. Property Offenser : Kejahatan
yang menymbut hak milik orang lain. 706. Proses Asosiatif : Proses yang mengarah pada terbentuknya
perkumpulan atau perhimpunan orang. 707. Proses Disosiatif : Proses tidak ada kerjasama. 708. Proses
Inkulturasi : Proses pembudayaan. 709. Proses Instutisionalized : Proses perlambagaan. 710. Proses
Interalisasi : Proses masuknya suatu pengetahuan kedalam pikiran seseorang. 711. Proses Sosial : Proses
berlangsungnya suatu aktifitas masyarakat secara komprehentif sehinggga mengakibatjan perubahan
dari waktu ke waktu. 712. Proxemics : Konsep social yang ditemukan oleh Edward T. Hall tentang aturan
ruang dalam interaksi social 713. Proyeksi Lest : Tes untuk memperkirakan kemampuan seseorang. 714.
Psy-war : Perang urat syarat. 715. Public : Orang banyak, semua orang yang dating pada suatu
lingkungan. 716. Pure science : Ilmu murni 717. Rafidi : Ajaran agama yang menyimpang dari ajaran
pokok. 718. Ras : Golongan bangsa berdasarkan cirri-ciri fisik. 719. Rasial : Suatu gerakan yang
membedakanketurunan asli suatu bangsa. 720. Rasialis : orang yang menganut paham rasial 721.
Rasialisme : Paham yang menegaskan bahwa ras sendiri adalah yang paling unggul. 722. Rasials :
berdasarkan ciri-ciri fisik ras,budaya bangsadan sebagainya. 723. Rasio : Akal budi ; nalar; pemikiran
yang logis ( dapat diterima oleh akal ). 724. Rasional : Menurut pemikiran dan pertimbangan logis. 725.
Rasionalis : Orang yang menganut paham rasionalisme. 726. Rasionalisme : Paham yang menyatakan
bahwa segala sesuatu didasarkan akal (pikiran) yang sehat. 727. Rasisme : Suatu pandangan atau
kepercayaan bahwa suatu ras merupakan yang paling hebat dan yang lainya inferror. 728. Reaksi :
Kegiatan (aksi) yang timbul karena suatu pengaruh (peristiwa). 729. Reaksi : Orang yang melakukan aksi .
730. Reaksioner : Tindakan menentang kemajuan (kebijaksanaan) pemerintah yang sah. 731.
Reaktualisasi : Penyegaran dan pembaruan dalam kehidupan masyarakat. 732. Realisme : Paham
(ajaran) yang bertolak dari kenyataan. 733. Realitas : Kegiatan yang ada dalam masyarakat. 734.
Rebellion : Cara adaptasi dimana seseorang tidak lagi mengakui stuktur sosial yang ada dan berusaha
menciptaka strutur sosial yang baru. 735. Redistribusi : Bentuk pertukaran barang yang terjadi ketika
barang yang ada, ada yang masuk kesuatu tempat dulu baru kemudian didistribusikan kembali
kemasyarakat umum. 736. Reduksi : Pengurangan. 737. Reference Group : Kelompok sosial yang
menjadi acuan begi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk kelompok acuan. 738.
Referensi : Sumber. 739. Regenerasi : Penggantian generasi tua kepada generasi muda ; peremajaan.
740. Regulative Imtstitution : Lembaga social yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata cara
yang tidak menjadi bagian mutlak dari lembaga social itu sendiri. 3. Reintegrasi : Proses pembentukan
norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah
mengalami perubahan. 741. Rekonsiliasi : Suatu perbuatan memulihkan pada keadaan semula. 742.
Rekuisitor : Tujuan jaksa dalam perkara di pengadilan. 743. Relasi Sosial : Interaksi yang berulang-ulang
sehingga memperlihatka adanya suatu pola kemantapan tertentu. 744. Relefan : Saling berkaitan. 745.
Represif : pengendalian social yang bertujuan untuk mengembangkan keserasian yang pernah terganggu
karena terjadinya suatu pelanggaran. 746. Research Methodology : Metologi-metologi dalam penelitian.
747. Residivis : Oarang yang telah melakukan kejahatan. 748. Resiporitas : Pertukaran barang dan jasa
yang kira-kira sam nilai yang didapat antara kedua balah pihak. 749. Resiporitas Berimbang : Cara tukar
menukar yang terjadi ketika yang member maupun yang menerima dapat menentukan nilai barang yang
terjadi pada waktu penyerahan. 750. Resiporitas Khusus : Cara menukar barang terjadi ketika antara
yang member dan yang menerima tidak berhadap-hadapan pada saat transaksi dilaksanakan. 751.
Resiporitas Umum : Cara tukar-menukar barang yang terjadi ketika antara yang member dan menirima
sama-sama terlihat pad aqaktu penyerahan barang. 752. Resorialisasi : Pemasyarakatan kembali. 753.
Responden : Orang-orang yang akan dimintai keterangan dalam penelitian. 754. Restricted Institution :
Lembaga social yang diterima oleh sebagian kecil masyarakat tertentu saja. 755. Retralisme : Sikap
menolak tujuan badaya dan cara-cara legal yang telah disepakati masyarakat untuk masyarakat. 756.
Revolusi : Perubahan-perubahan social budaya yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut sendi-
sendi dasar kehidupan masyarakat. 757. Riset : Penelitian suatu masalah secara cermat. 758. Ritual
:Aturan-aturan yang digunakan dalam pelaksanaan agama yang melambangkan ajaran dan yang
mengingatkan manusia pada ajaran tersebut. 759. Ritualisme : Sikap menolak tujuan badaya mnamun
tetap mempergunakan cara-cara legal yang lelah sidepakati untuk mencapai tujuan. 760. Rivalitas :
Permusuhan ; pertentangan ; perlawanan. 761. Rosialis : Orang yang paham rasislis. 762. Rumusan
Masalah yang akan dicari jawabanya melalui kegiatan penelitian untuk menegaskan hal yang diteliti.
763. Rural Sosiologi : Sosiologi di pedesaan. 764. Sadisme : Pemuasan seksual dengan menyakiti orang
lain. 765. Sadomasokisme : Seseorang yang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti, baik secara fisik
maupun psikologi untuk memperoleh kepuasan seksual. 766. Sampel : Bagian dari populasi penelitian
yang dipilih dengan teknik tertentu. 767. Sanksi : hukuman atau denda yang diberikan kepada orang
yang melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku si masyarakat. 768.
Sanksi Hukum : Hukuman atau denda yang diberikan kepada mereka yang melanggar norma hokum.
769. Scoptophilia : Memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip/melihat orang yang sedang
telanjang, mandi/orang yang sedang berhubungan seksual. 770. Secondary Deviation : Perilaku
menyimpang yang merupakan pengulangan dari pengulangan sebelumnya. 771. Segmentasi : Terbagi-
bagi. 772. Segregasi : Masing-masing pihak yang memisahkan diri dan masing-masing saling menghindar
dalam rangka mengurangi ketegangan. 773. Sekolah : Lembaga pendidikan yang memberikan
pengajaran kepada peserta didik. 774. Seksi : Suatu golongan etnis dalam suatu masyarakat yang
menjenguk. 775. Sektarian : Berkaitan dengan penganut suatu aliran. 776. Sekunder : Berkenaan dengan
kedua atau tingkatan kedua. 777. Selince Trade : Barter yang dilakukan menurut perjanjian pada tempat
tertentu disana dikatakan sejumlah barang yang akan ditukarkan, ihak lain yang tertarik dengan barang
tersebut meletakan barang yang lain ditempat tersebut. 778. Seminar : pertemuan ilmiah yang
dilakukan sekelomok oaring atau berupa persaingan untuk membahas suatu masalah dibawah
moderator. 779. Semu : Tampak seperti asli, padahal sama sekali bukan yang sebenarnya. 780.
Sentralisasi : berorientasi ke pusat. 781. Silence Trade : proses hidup secara berdampingan. 782.
Simbiotik : Proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. 783. Simpati : Sejenis diskusi yang diikuti
lebih banyak orang dalam bentuk pertemuan ilmiah. 784. Sistem Perkotaan /Urban : Suatu wilayah
perkotaan dengan pemukiman-pemukiman yang tergantung pada kota. 785. Sistem Redistribusi : Sistem
yang pusat pengumpulan atau penerimaan berdasarkan ketentuan hak dan kewajiban yang disepakati
barsama. 786. Sistem Tidak Terkendalian : Suatu system yang tidak terpelihara keseimbangannya. 787.
Sistematik : Ilmu mengenai klasifikasi. 788. Skala Behavior : Perilaku social. 789. Skala Interval : Skala
pengukuran yang member jarak interval yang sama dari suatu titik asal yang tidak tetap. 790. Skala
Nominal : Pengukuran dengan penempatan objek atau individu ke dalam kategoro-kategori yang
memperbedakan kualitatif. 791. Skala Ordinal : Pengukuran posisi atau kedudukan relative objek atau
individu dalam hubungannya dengan uatu atribut tanpa menunjukan jarak antara posisi-posisi tersebut.
792. Skala Rasio : Skala pengukuran tertinggi. 793. Soalisasi Partisipasi : Sosialisasi yang menggunakan
pola imbalan dan hukuman. 794. Social Differensiatron : Pembedaan warga masyarakat secara
horizontal ke dalam kelas-kelas social. 795. Social Group : Kesatuan manisia yang hidup berasama
menjalin interaksi secara timbale balik. 796. Social Interaction : Hubungan timbale balik sesame anggota
masyarakat. 797. Social Interest : Kebudayaan yang sangat digemari sehingga seolah-olah mendominasi
seluruh kehidupan suatu masyarakat. 798. Social mobility : Gerakan warga masyarakat dari satu lapisan
social yang lain atau sari satu kedudukan yang lain dalam struktur social. 799. Social Movement : Suatu
kegiatan yang dilakukan oleh satu kelas social yang mereka inginkan dengan cara-cara yang diwarnai
nada protes dan penuh emosi serta kekuasaan. 800. Social Progress : Perubahan social. 801. Social
Psykology : psikologi social. 802. Social Role : SErangkaian tugas dan hak yang dimiliki seseorang sebagai
konsekuensi dari kedudukan yang diatur oleh norma-norma serta peraturan yang ada di masyarakat.
803. Social Sanctioned Institution : Lembaga social yang diterima dengan baik oleh masyarakat. 804.
Social Sinking : Proses penurunan status atau kedudukan seseorang. 805. Social stratification :
Pembadaan masyarakat secara bertingkat ke dalam kelas-kelas social. 806. Society Group : Kelompok
kemasyarakatan. 807. Sodomi : hubungan seks melalui anus. 808. Solidaritas : Sifat satu rasa. 809.
Solidaritas Mekanis : Tope solidaritas yang berdasarkan atas persamaan. 810. Solidaritas Organis :
Solidaritas dalam organism yang didasarkan atas keragaman keseluruhan atas persamaan. 811. Somah :
Kesatuan social yang berdiri atas suami istri dan anak ditambah dengan nenek paman bibi dan
kemenakan serta saudara lainya. 812. Somatologi : Suatu proses individu mulai menerima dan
menyesuaikan diri dengan unsure-unsur kebudayaan yang berupa cara-cara bersikap bertindak dan
berinteraksi dalam masyarakat. 813. Sosial Change : Masyarakat akan selallu mengalami perubahan dari
keadaan satu ke keadaan yang lain. 814. Sosial Climbing : Mobilitas yang terjadi adanya peningkatan
states atau kedudukan social. 815. Sosial Cotrol : semua pengendalian terhadap penyimpangan oleh
warga masyarakat, 816. Sosialisasi : Proses balajar berinteraksi untuk memahami cara-cara berperilaku
dalam masyrakat. 817. Sosialisasi Represif : Sosialisasi yang menekankan pada penggunaan hukuman
terhadap kesalahan yang dilakukan oleh individu. 818. Sosialisasi Sekunder : Sisialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer hingga orang meninggal dunia. 819. Sosio geografis : Berkenaan dengan segi social dan
geografis. 820. Sosiokultural : Berkenaan budaya masyarakat. 821. Sosiologi : Ilmu yang membicarakan
apa yang sedang terjadi saat ini khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha
mencari pengertian-pengertian umum rasionalis empiris serta bersifat umum. 822. Spectator Casual
Crawds : Kerumunan yang terjadi karena orang-orang ingin spesialisasi pengadilan dalam suatucabang
ilmu illmu, pekerjaan, dan sebagainya. 823. Spesifitas : Ciri masyarakatmodern yang menyampaikan
segala sesuatu dengan keterus terangan. 824. Spontanneus Cooperation : Kerjasam yang timbul secara
spontan. 825. Spsratis : perilaku memisahkan diri. 826. Statemate : Pertikaian dimana kedua belah pihak
mempunyai kekuatan hingga pada akhirnya berhenti pada titik tertentu.statis : keadaan tidak berubah ;
tidak mau menyesuaikan diri dengan keadaan alam. 827. Statistic : Catatan angka-angka ; data yang
berupa angka yang dikumpulkan, digolongkan ditabulasi sehingga dapat member informasi. 828. Status :
Posisi dalam suatu keadaan ; aspek status dari peranan. 829. Status konflik : Terpecahnya tugas-tugas
yang dijalankan oleh seseorang yang mempunyai banyak kedudukan dimana kedudukan tersebut
menuntun tugas-tugas yang harus dilakukan secara berlawanan. 830. Status quo : Keadaan dewasa ini.
831. Status Sosial : Kedudukan atas posisi social seseorang dalam kelompok masyarakat, meliputi
keseluruhan posisi social yang terdapat dalam suatu kelompok besar masyarakat dari yang paling
rendah hingga yang masyarakat dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. 832. Stereotip :
Konsepsi mengenai sifat atau golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak cepat. 833.
Stigma : cirri Negara karena lingkungan. 834. Stimulus : Rangsangan sari luar 835. Stimulus Diffusion :
Propses diuji yang terjadi melalai serang pertemuan sederet kelompok kelompok suatu bangsa
ataupunbangsa bangsa. 836. Strata : Tingkatan masyarakat. 837. Stratifikasi Sosial : Pembedaan
penduduk atau masyarakatke dalam kelas-kelas secara bertingkat. 838. Stratifikasi Sosial Compuran :
Stratifikasi social yang kemungkinan didalam masyarakat tidak selalu hanya bersifat tertutup dan
terbuka tetapi nersifat campuran antara keduanya. 839. Stratifikasi Sosial Terbuka : Stratifikasi social
yang membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan lain. 840. Stratifikasi
Sosial Tertutup : Stratifikasi social yang membatasi kemungkinan seseorang berpindah dari satu lapisan
ke lapisan lain. 841. Strong government : pemerintah yang kuat. 842. Struktur social Formal : Struktu
social yang dibentuk oleh pemerintah sebagai kekuasaan pemerintah di masyarakat. 843. Struktur social
Informal : Struktur social yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hokum dan tidak
di akui oleh pihak yang berwenang. 844. Struktur Sosial : Hub, timbal balik .antara posisi social dan
peranan social. 845. Struktur Sosial Fleksibel : Struktur social yang dapat mengalami perubahan karena
sifat masyarakat yang dinamis. 846. Struktur Sosial Heterogen : Struktur social yang tersusun dari
berbagai keanggotaan di masyarakat. 847. Struktur Sosial Homogen : suatu struktur social yang tersusun
dari berbagai anggota yang dimiliki persamaan identitas. 848. Struktur Sosial Kaku : Suatu pengamatan
yang menliputi suatu daerah yang luas dan dalam jangka waktu tertentu. 849. Studi Kasus : Penelitian
tentang status objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase khusus dari seluruh kejadian. 850.
Studi Longitudinal : Suatu studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu ke
cenderungan atas serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya. 851. Subdiary Institution :
Lembaga social yang dianggap kurang penting. 852. Subjek Maher : Pokok persoalan. 853. Subkultur :
Kebudayaan khusus (kebudayaan yang tidak memiliki kelompok lain). 854. Sugesti : Pemberian pengaruh
atau pandangan dari satu pihak ke pihak lain. 855. Suku Bangsa : Persatuan social yang dapat di bedakan
dari kesatuan social lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya
bahasa. 856. Superego : Bagian dari yang telah menyerap nila-nilai cultural dan berfungsi sebagai hati.
857. Supremasi : Kekuasaan tertinggi. 858. Swidden agrikultura : Sistem lading berpindah. 859. System
of Behaviour : Perbedaan system tingkah laku. 860. System of Meaning : Perbedaan system ide-ide. 861.
System Teoritis : Perangkat proposisi-proposisi yang saling berkaitan. 862. System Universal : Suatu
system internasional dimana kekuasaan tertinggi ada pada suatu organisasi universal. 863. System
Value/Nilai : Sistem yang mencangkup nilai-nilai terminal dan nilai-nilai instrumental. 864. Table
Frekuensi : Tabel yang menyajikan beberapa kali sesuatu hal terjadi. 865. Table Ikhtisar : Tabel yang
berisi semua data yang tersedia secara terperinci. 866. Table Kehidupan : Tabel statistic yang
menyajikan data kelahiran, kematian, dan jangka kehidupan yang diharapkan. 867. Table Statistic :
Pengaturan sistematis dari data statistic dari kata kuantitatif dalam kolom-kolom dan kategori-kategori.
868. Table Umum : Tabel ststistik yang luas dan bersifat original, serta dipergunakan sebagai bahan
acuan. 869. Table, derrived : Tabel ikhtisar yang berasal dari umum 870. Tabu : Larangan yang apabila
dilanggar, secara merta menimbulkan sanki negative yang bersifat supernatural. 871. Tabu Insest :
Laranganterjadinya hubungan sumbang. 872. Tabu Kehamilan : Larangan –larangan yang harus dipatuhi
selama masa hamil. 873. Tabu Menstruasi : Larangan untuk mengadakan hubungan kelamin dengan
seorang wanita yang sedang haid. 874. Tabu Nama : Larangan berbicara atau menulis nama seseorang.
875. Tabulasi : Mengolah data ke dalam kelas-kelas tertentu sesuai dengan karakteristik informasi
sebagai persiapan menyusun table. 876. Tabulasi Hand : Tabulasi dengan mempergunakan
dengan/tanpa menggunakan mesin hitung atau computer. 877. Tabulasi machine : Tabulasi dengan
menggunakan mesin atau alat-alat lainya. 878. Taktik : Garak-gerak yang diadakan dalam ruang lingkup
atas batas-batas kekuasaan. 879. Target : wilayah atau populasi yang menjadi objek aksi social. 880.
Taxonomy : Sistem kategori domana kategori-kategori disusun atas dasar pertentangan atau hubungan.
881. T-Date : Data tentang kepribadian yang pada ter objektif. 882. Teasing : Mengganggu orang lain
dengan tujuan menimbulkan bahan ejekan atau perasaan rendah diri. 883. Technique : Perangkat
tindakan-tindakan untuk tujuan tertentu. 884. Technological change : Perubahan teknolohi. 885.
Technoscracy : Pemerintahan oleh ahli-ahli. 886. Teknologi : Ilmu yang mempelajari, sebab-sebab,
tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang manen dalam gejala alamiah. 887. Teknologi : Pola praktek
menggunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. 888. Teknologi material :
Teknik-teknik yang dipergunakan didalam memproduksikan barang-barang. 889. Teknologi nonmaterial :
Teknik teknik yang tidak dipergunakan didalam memproduksikan barang-barang. 890. Teknologi Sosial :
Ilmu-ilmu social yang dipergunakan sebagai dasar perencanaan social. 891. Teknologi, infirmasi :
Teknologi yang dipergunakan memperoleh menyimpan, mendapatkan kembali dan mengolah informasi.
892. Teknostruktur : Anggota-anggota suatu organisasi yang berperan dalam pengambilan keputusa
tembok 893. Telesis : Suatu cara berfikir atau perencanaan kegiatan yang berasumsi bahwa nilai-nilai
tertentu sebagai tujuan harus dicapai dengan sengaja dan teratur. 894. Telotaxis : Suatu tanggapan
orientasi reflek tif, yang berorientasi pada tujuantertentu. 895. Temperament : Aspek emosional
karekter seseorang. 896. Temporalisme : Konsep tentang kenyataan sebagai sesuatu yang senantiasa
berubah. 897. Tendensi : Suatu dorongan inheren menuju suatu arah tertentu. 898. Tension, intergroup
: Ketegangan yang terjadi dalam suatu kelompok.. 899. Tension, need : Ketegangan yang diakibatkan
adanya kebutuhan-kebutuhan tertentu. 900. Tension, organizational : Ketidak seimbangan yang terjadi
di dalam suatu organisasi. 901. Tension: Tekanan fisiologis aku psikologis yang dialami seseorang. 902.
Tentation : Suatu inovasi yang terjadi sebagai akibat dari percobaan dan kesalahan. 903. Teori : Suatu
himpunan pengertian yang saling berkaitan batasan dan proposisi yang menyajikan pandangan
sistematis tentang gejala-gejala dengan variabel-variabel dan dengan tujuan untuk menjelaskan serta
meramalkan gejala-gejala tersebut. 904. Teori Deprivasi Relatif : Teori yang menjelaskan bahwa perilaku
agresif kelompok dilakukan oleh kelompok kecil maupun kelompok besar. 905. Teoritis : Suatu ilmu
pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abitralis dari haul-haul pengamatan. 906. Term,
descriptive : Istilah yang terdiri dari satu atau lebih istilah yang menggambarkan seorang kerabat 907.
Term, egocentric : Istilah kekerabatan yang penggunaanya secararelatif terserah pada ego. 908. Term,
socrocentric : Istilah yang menunjukan pada posisi di dalam suatu kelompok kekerabayan tanpa
memperhitungkanposisi dari ego. 909. Term,denotative : Istilah yang hanya dipergunakan bagi satu
kategori kekerabatan. 910. Terminology, kindship : Suatu system istilah-istilah kekerabatan. 911.
Terminology,mixed : Terminologi kekerabatan yang menggambarkan istilah klasifikator dan denotative.
912. Terorr, defensive : Penggunaan terror untuk mempertahankan kedudukan atau hak tradisional.
913. Territorialissme : Konsentrasi dari kekuasaan politik di tangan pemilik tanah-tanah yang luas. 914.
Territoriality : Pelaku hewan di dalam mempertahankan wilayahnya. 915. Territory : Wilayah yang
berada dibawah yurisdikri suatu Negara. 916. Terror : penggunaan kekerasan dan ancaman untuk
menimbulkan rasa takut dan untuk meniadakan perlawanan. 917. Terror, system : Hubungansosial yang
dipaksakan oleh adanya terror. 918. Terrorisahon : Aksi mengadakan terror. 919. Terrorisme :
penggunaan kekerasan secra sistematis untuk menimbulkan rasa takut dan menggangu system
wewenang. 920. Tertib social :Kondisi kehidupan suatu masyarakat yang aman dan dinamis serta teratur
dimana setiap individu bertindak sesuai hak dan kewajiban. 921. Theocracy : Pemerintahan yang
dijalankan oleh mereka yang dianggap sebagai wakil Tuhan. 922. Theory : Perangkat dari proposisi-
proposisi yang mempunyai koreksi yang lebih terbukti dan terbuti teruji keterangannya. 923. Therapy,
semantic : proses memperbaiki kesalahan-kesalahan semantogenik. 924. Thought : Gagasan-gagasan
sikap-sikap dan konsep-konsep yang menjadi cirri-ciri suatu lapisan social tertentu dalam masyarakat.
925. Threat : Proses memberikan pilihan yang menyudutkan suatu pihak. 926. Thrust Culture : Dorongan
dari kebudayaat material yang mengakibatkan perkembangnya jauh meninggalkan kebudayaa
nonmaterial. 927. Thwart : Kegiatan menghalangi suatu proses, sehingga menimbulkan kekecewaan.
928. Tindakan Sosial : Perilaku atau perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki subjektif
terhadap dirinya. 929. Tip : Imbalan tambahan yang diberikan kepada seseorang yang telah
mengerjakan sesuatu bagi pemberi imbalan. 930. Tipifikasi : Proses suatu kebrasaan menjadi tipe
tertentu yang berlaku untuk sekelompok orang. 931. Title : kumpulan hak-hak ataupun kekuasaan
mengenai suatu hal. 932. Tokoh Masyarakat : Para pemimpin masyarakat barik formal maupun non
formal. 933. Toleransi : Sikap atau sifat menennggang (menghargai,membiakan,memperbolehkan
pendirian (pendapat,pandangan yang berbeda) dengan pendirian sendiri. 934. Toponymic : Istilah yang
menyebab atau menjelaskan suatu cirri geografis. 935. Torture : Perbuatan-perbuatan yang bertujuan
agar orang yang terkena menderita. 936. Totaltereanisme : Asosrasi dari pelbagai kelompok totem
dengan kelas-kelas benda hidup atau mati yang berbeda-beda. 937. Trade : Prose tukar-menukar. 938.
Tradisi : Adat-Istiadat dan kepercayaan yang secara turun-temurun dan dipelihara. 939. Tradisional
Action : Tindakan karena kebiasaan. 940. Tradisional Cooperation : Kerjasama yang terbentuk karena
adanya system tradisi yang konduktif. 941. Training : Mengajarkan ketrampilan dan memberikan
pengajaran 942. Transeksual : seorang laki-laki/ perempuan yang tidak menginginkannnya jenis kelamin
mereka sehingga meminta untuk mengoprasi. 943. Transkulturasi : Akulturasi timbal balik atau
resiprokal. 944. Transvestitisme : Memuaskan keinginan seks dengan mengenakan pakaian lawan jenis.
945. Truancy : Pelanggaran yang dilakukan oleh siswa sekolah yang tidak masuk sekolah tanpa alas an
yang benar (pembolosan). 946. Unifomitas : Keseragaman. 947. Unireal : Perhitungan kekerabatan
malalui satu garis keturunan . 948. Universal : Berlaku untuk semua orang atau seluruhdunia. 949.
Universalisme : Ciri masyrakat modern yang dalam melakukan segala sesuatu didaarkan pada objektif.
950. Unsactioned : Lembaga social yang tidak diakui oleh masyarakat. 951. Unsectioned Institutro :
Paranata social yang tidak diakui atau tidak deterima oleh masyarakat. 952. Unsure Potol : Penganbilan
sesuatu secara sewenang-wenang terhadap hak milik seseorang. 953. Unusual : Tinadakan yang tidak
lazim. 954. Upacara : Adat istiadat yangdipakai dalam merayakan hal-hal resmi. 955. Uptitude test : Tes
yang mengetahui bakat seseorang. 956. Urban Sosiolohy ; sosiologi perkotaan. 957. Usage : Interaksi
yang dilakukan secara ters-menerus, suatu norma dengan daya ikat yang rendah yang hanya
memberikan petunjuk cara-cara berperilaku. 958. Usufructuary : Pihak-pahak yang mempunyai hak
pakai. 959. Utilitaran : didotong oleh asa manfaat, kebahagiaan dan kenikmatan. 960. Utiolokal :
Pasangan suami istri yang bebas menentukan tempat tinggal yang diinginkan setelah menikah. 961.
Utopianisme : Perencanaan atau cetak biru untuk mencapai cita-cita pembentuk masyarakat sempurna.
962. Uxorilateral : Pihak istri. 963. Vagrancy : Perilaku seseorang yang sama sekali tidak mempunyai
ikatan social yang tetap. 964. Vagrant : Orang yang pekerjaanya mengembara tanpa pekerjaan dan
tempat tinggal yang tetap. 965. Validity Empirical : Korelasi antara haril pengujian dengan kriterium
eksternal. 966. Validity Intrisie : Unsur-unsur pengujian harus mengungkapkantipe perilaku yang harus di
ukur. 967. Validity Tastorial : Korelasi antara pengujian dengan suatu factor yang ditemukandi dalam
analisa factor. 968. Validity, Constitruct : Validitas yang menyangkut suatu kriterium yang merupkan
suatu konstruk. 969. Validity, Converogent : Derajat validitas yang ditetapkan atas dasar persetujuan
mengenai pengukuran tertentu yang validitasnya pernah ditetapkan. 970. Validity, Difinition : Variabel
yang harus diukur telah didefinisikan sesuai dengan unsure-unsur dari pengujian. 971. Valuation : Proses
menentukan kepentingan relative atas nilai barang atau kasa dengan uang. 972. Value : Konsepsi-
konsepsi abstrak didalam diri manusia, mengenal apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
973. Value Explicit : Suatu nilai yang dirumuskan oleh suatu lembaga masyarakat. 974. Value Fokal :
Suatu nilai yang menjadi sarana bagi nilai lainnya. 975. Value Freedom : Suatu ajaran yang menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan bebas dari penilaian. 976. Value Objective : Tolak ukur yang diterima oleh
orang atau kelompok, atas dasar konteks social masin-masing. 977. Value Survival : Kualitas atau cirri
suatu unsure yang memberikan kekuatan pada seseorang untuk bertahan. 978. Value, Cultural : Suatu
nilai yang dirumuskan dan ditetapkan oleh suatu kebudayan. 979. Variable Bebas : Variabel yang
dimanipulasi oleh peneliti. 980. Variable disisi : Manipulasi variable didalam model keputusan. 981.
Variable Diskrit : Suatu variable dengan jumlah nilai tertentu antara niali tertinggi dengan nilai terendah.
982. Variable Eksojinus : Variabel diluar suatu system. 983. Variable Keantitaitf : Suatu variable yang
diukur. 984. Variable komposit : Suatu variable yang mencangkup beberapa sub-variabel. 985. Variable
Kualitatif : Variabel yang terdiri dari kategori-kategori. 986. Variable Politomus : Suatu variable kualitatif
dengan sejumlah kategori-kategori. 987. Variable sinambung : Variabel yang mnecangkup sejumlah nilai
yang tidak terbatas, antara nilai tertinggi dengan niali terendah. 988. Variable Tambahan : Variabel yang
mempengaruhi variable tergantung yang tidak diakui di dalam perencanaan penelitian. 989. Variable
terputus : Suatu variable kealitatif hanya dapat mengambil dua niali. 990. Variasi : Penyimpangan dari
tipe yang telah ditetapkan. 991. Vasektomi : operasi yang bertujuan meniadakan pembuatan sperma
pria. 992. Vassal : Penguasa tanah didalam system teodalisme. 993. Vendetta : Penyelesaian perumusan
santara dua kelompok dengan cara-cara yang tidak diatur secara social. 994. Verifikatif : Penelitian social
yang berguna unutk menguji kembali tahap teori yang sudah ada dan mencari pembuktiannya. 995.
Veto : Wewenang atau kekuasaan unutk menyampaikan legislasi. 996. Veto Bersyarat : Veto yang dapat
ditiadakan. 997. Veto Permanen : Veto yang dapat dilaksanakan dalam waktu tidak terbatas. 998. Veto
Suspensif : Veto yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu terbatas. 999. Vice (kejahatan) : Perilaku
bertentangan dengan moral. 1000. Vice, Commersiaalized : Dalam penelitian sosiologis merupakan
istilah yang biasanya diberikan pada kegiatan pelacuran. 1001. Victim : Seseorang yang dikorbankan
untuk keuntungan pihak lain. 1002. Viktimisasi : Prses pengorbanan. 1003. Viktimologi : Suatu ilmu yang
mempelajari perilaku korban sebagai salah satu deterinan kejahatan. 1004. Violence : Penggunaak
kekuatan fisik secara paksa terhadap orang/benda. 1005. Violence, Sosial :Kekerasanyang dilakukan
terhadap orang/barang, oleh karena orang dan barang tersebut termasuk kategori social tertentu. 1006.
Violent Ofennser : Kejahatan yang disertai kekerasan pada oarng lain. 1007. Violenve Legitimazed :
Penggunaan kekerasan yang dibenarkan oleh suatu kelompok atau masyarakat. 1008. Virifokal :
Berpusat pada laki-laki. 1009. Virilateral : Berpusat pada pihak suami. 1010. Visibility : Derajat
indetifikasi terhadap suatu kelompok entik karena penampilan fisik maupun karekteristik perceptual
lainya 1011. Visiditas : Solidaritas kelompok. 1012. Vitality : Kondisi-kondisi constitution yang
menguntungkan bagi kesehatan. 1013. Vocahtional Gurdance : Kegiatan permanen yang menjamin
kehidupan seseorang ; keanggotaan pada kelompok pekerrjaan tertentu. 1014. Volitron Kecenderungan
pada suatu objek yangdikendalikan dengan baik oleh kecerdasan. 1015. Volume perasaan: Proporsi
anggota-anggota kelompok yang merupakan pemain peranan yang aktif. 1016. Volunten : Kejahatan
yang berlaku yang disertai kekerasan pada orang lain. 1017. Votive Offering : pengorbanan yang
dijalankan untuk memenuhi sumpah. 1018. Vow : janji kepada kekuatan-kekuatan sepupernatural untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan untuk mendapatkan imbalan-imbalan tertentu. 1019.
Voyeurisme : Memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang yang sedang
berhubungan sekaual. 1020. War : Konflik antara unit-unit politik yang dilakukan oleh kekuatan-
kekuatan angkatan bersenjata. 1021. War, Catalytic : Perang antara 2 atau lebih Negara, yang
disebabkan oleh kekuasaan lain. 1022. War, Convensional : Peperangan dengan mempergunakan
senjata-senjata konvensional. 1023. War, Imperial : Perang yang melibatkan mobilisasi seluruh populasi.
1024. War, Unlimitid : Perang yang tidak dibatasi konvensi. 1025. War,Absorlute : Prang yang tujuannya
agar musuh menterah tanpa syarat. 1026. Ward : Sub bagian dari suatu kelompok local. 1027. We
Feeling :Rasa solider antara anggota-anggota kelompok dan rasa adanya identitas kelompok. 1028.
Wealth : Sesuatu yang mempunyai kegunaan dan harga. 1029. Welfare : Suatu kepentingan yang tertuju
pada pencapaian kehidupan senjata bagi pribadi dan kelompok. 1030. Welfare Ekonomi : Kesejahteraan
yang menyangkut ke sehatan, pendidikan dan aspek-aspek kesejahteraan ekonomi. 1031. Werk ration :
rasionalitas nilai 1032. Westernisasi : Usaha-usaha untuk meniru dan menerima gaya hidup orang barat
dan segala aspeknya. 1033. White Collar Crime : kejahatan yang dilakukan oleh elit penguasa serta
konglomerat dala melaksanakan fungsi dan peranan social. 1034. Will : Kemampuan untuk menguasai
perilaku pribadi dengan cara memilih antara kemungkinan-kemungkinan yang ada. 1035. Wish
Dominant : keinginan yang mengatasi keinginan-keinginan lainya. 1036. Withdrawl : Keadaan dimana
seseorang tidak mengacuhkan tujuan-tujuan kebudayaan maupun cara-cara yang telah melembaga
untuk mencapai tujuan tersebut. 1037. Workgroup : Kerja social dengan kelompok-kelompok. 1038.
Worship : penghormatan kepada kekuatan-kekuatan supranatural. 1039. Wowaris Suftrage : Hak pilih
wanita yang sama dengan hak pilih pada pria. 1040. Xenocentrisme :Orientasi positif terhadap
kelompok-kelompok acuan nonanggota (senotentrisme). 1041. Xenomani : Kesenangan meniru
kebiasaan orang yang lebih/nerlebihan. 1042. Xenophobia : Perasaan benci (takut,waswas) terhadap
seseorang (sesuatu yang asing). 1043. Xesoglossia : Penggunaan bahasa tertentu pada waktu seseorang
berada dalam keadaan kesurupan. 1044. Youth : Seseorang yang usianya antara remaja dan dewasa
penuh. 1045. Zoantrophy : Suatu kondisi dimana seorang merasa dirinya berubah menjadi hewan dan
bertingah laku demikian. 1046. Zonation : Daerah daerah yang dikuasai oleh suatu kota atau komuniti,
yang ditandai penggunaan tanah yang distingtif. 1047. Zone : Suatu wilayah tertentu yang mempunyai
karekteristik barbeda dengan daerah sekitarnya. 1048. Zone, Census : Suatu wilayah tertentu yang
menjadi jayah penelitian bagi seorang pencacah. 1049. Zone, Central : Wilayah tertentu dari suatu kota
yang menjadi pusat daerah konsentris. 1050. Zone, Ecologycal : Suatu wilayah tertentu yang mempunyai
karekteristik khusus mengenai penggunaan tanahnya. 1051. Zoning, Ethenic : Pembagian kota ke dalam
daerah etnik tertentu. 1052. Zoning, Rural : Pembagian wilayah pedesaan. 1053. Zoning, Urban :
Pembagian wilayah perkotaan. 1054. Zoon Politicon : Manusia adalah makhluk yang ingin selalu
berkelompok dengan sesamanya. 1055. Zwent rasionality : Rasionalitas Intrumental.

Anda mungkin juga menyukai