Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN AMPAS KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU

PEMBUATAN TEPUNG TINGGI SERAT

Alfany Abied Maulana Satmaka

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas


Negeri Malang, Indonesia
Jl. Semarang No. 5 Sumbersari, Kec Lowokwaru. Kota Malang, Jawa Timur
65145
Telp. (0341) 551312 psw 1137. Fax (0341) 55675
E-mail: abiedsatmaka@gmail.com

Abstrak Kelapa sebagai tanaman yang tersebar luas di Indonesia,dan mudah untuk ditemukan di derah
daerah indonesia.Kemudahan inilah yang menyebabkan kelapa menjadi industri yang diminati masyarakat
indonesia. Namun, Industri pengolahan kelapa menghasilkan produk samping berupa ampas
kelapa.Selama ini ampas kelapa hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan harga produk yang
sangat rendah. Ampas kelapa dapat diolah menjadi tepung ampas kelapa yang kaya akan serat dan relatif
lebih rendah lemak. Kandungan protein, lemak, dan serat pada ampas kelapa ini merupakan salah
satu kandungan yang sangat dibutuhkan untuk proses fisiologis dalam tubuh manusia. Tujuan penelitian
ini adalah menentukan waktu pengeringan terbaik dalam pembuatan tepung ampas kelapa dengan
metode pengeringan freeze drying. Prinsip freeze dryer adalah pengeringan dengan proses sublimasi
untuk menjaga stabilitas rasa, warna, aroma dan struktur.

Kata kunci: tepung tinggi serat,ampas kelapa, freeze drying

PENDAHULUAN memiliki biji yang merupakan bagian dari


Sebagai negara kepulauan terbesar, endocarpium buah dari kelapa tersebut,
Indonesia memiliki kebun kelapa (Cocos berwarna putih dan terdapat air di dalamnya.
nucifera) terluas di dunia, seluas 3.745.000 Pertanaman kelapa di Indonesia
ha, yang hampir seluruhnya adalah tersebut merupakan 31,2 persen dari total
perkebunan rakyat dan merupakan sumber luas areal kelapa dunia. Peringkat kedua
penghasilan banyak keluarga petani kelapa. diduduki Filipina (25,8 persen), disusul India
Luas areal perkebunan kelapa di Indonesia (16,0 persen), Sri Langka (3,7 persen) dan
sebagian besar diusahakan sebagai Thailand (3,1 persen). Namun demikian, dari
perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh segi produksi ternyata Indonesia hanya
pelosok nusantara mulai dari daerah yang menduduki posisi kedua setelah Filipina.
terpencil sampai daerah yang mempunyai Ragam produk dan devisa yang dihasilkan
permukiman yang padat. (Nogoseno,2003). Indonesia juga di bawah India dan Sri Lanka.
Kelapa mempunyai morfologi yang sehingga menimbulkan keprihatinnan buat
unik dengan mempunyai perawakan negara indonesia yang notabene adalah
pohon,mempunyai sistem perakaran serabut negara dengan area pertanaman kelapa yang
yang berfungsi untuk menopang berdirinya paling luas di dunia (Anonim, 2007).
tanaman dan menyerap air dan Bagi masyarakat Indonesia, kelapa
mineral.mempunyai model arsitektur corner merupakan bagian dari kehidupannya karena
dan pohonnya tidak bercabang, mempunyai semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan
daun majemuk menyirip , bunga majemuk untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial
atau terdapat bunga jantan dan perempuan, dan budaya. Di samping itu, arti penting
memiliki buah yang bertipe buah batu yang kelapa bagi masyarakat juga tercermin dari
memiliki 3 lapisan yaitu luasnya areal perkebunan rakyat yang
exocarpium,mesocarpium,endocarpium, dan mencapai 98 persen dari 3,74 juta ha dan
Header halaman gasal: Nama akhir penulis, penggalan judul artikel

melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga dan menengah. Teknologi ini dapat
petani. Pengusahaan kelapa juga membuka dimanfaatkan oleh produsen produk
tambahan kesempatan kerja dari kegiatan berbasis kelapa untuk mendapatkan
pengolahan produk turunan dan hasil penghasilan tambahan dengan mengolah
samping yang sangat beragam. ampasnya menjadi tepung kelapa.
Daging buah kelapa dapat diolah Minimalisasi limbah pada industri
menjadi beraneka ragam produk, seperti pengolahan kelapa juga memberikan
pada bagian kulit/testa dapat diolah kesempatan pada pengusaha untuk menjual
menjadi minyak kelapa atau coconut oil, produknya dengan harga yang
untuk bagian yang diparut, daging kelapa kompetitif. Keuntungan lain dari
dapat diolah menjadi santan atau coco milk penerapan teknologi pembuatan tepung
dan produk lain dari olahan parutan kelapa keiapa pada industri pengolahan kelapa
seperti serundeng, minyak/lemak, manisan, selain memberikan pendapatan tambahan
dan lain-lain. Hasil olahan dari pembuatan bagi pengusaha pengolah, juga
minyak kelapa menghasilkan residu, yaitu menurunkan biaya produksi produk roti,
ampas kelapa. selama ini pemanfaatan kue dan makanan ringan lainnya.
ampas kelapa hanya digunakan sebagai METODE
bahan baku pakan ternak dan masih
dianggap sebagai produk samping yang tidak Pengeringan beku (freeze dryer) adalah
bernilai. Untuk mendapatkan nilai mutu salah satu metode pengeringan yang
yang lebih bermanfaat ampas kelapa dapat mempunyai keunggulan dalam
diolah menjadi tepung ampas kelapa. mempertahankan mutu hasil pengeringan,
khususnya untuk produk-produk yang
Ampas kelapa mengandung protein,
sensitif terhadap panas. Keunggulan
karbohidrat, rendah lemak dan kaya akan
pengeringan beku dibandingkan metode
serat. Kandungan ini merupakan salah satu
lainnya adalah; dapat mempertahankan
kandungan yang sangat dibutuhkan untuk
stabilitas produk (menghindari perubahan
proses fisiologis dalam tubuh manusia.
aroma, warna, dan unsur organoleptik lain)
Tepung ampas kelapa adalah tepung dan dapat mempertahankan stabilitas
yang diperoleh dengan cara menghaluskan struktur bahan (pengkerutan dan perubahan
ampas kelapa yang telah dikeringkan. bentuk setelah pengeringan sangat kecil).
Tepung ampas kelapa dapat dibuat dari
Pada Freeze Dryer ini, efek pembekuan
kelapa parut kering yang dikeluarkan
diperoleh dengan penguapan sebagian air
sebagian kandungan lemaknya melalui
bahan pada kondisi ruang bertekanan
proses pressing. Lebih lanjut dijelaskan
rendah. Penguapan ini memerlukan panas
bahwa dari proses ini selain diperoleh
laten yang diambil dari produk, sehingga
tepung kelapa juga diperoleh minyak yang
produk tersebut mengalami penurunan suhu
bemutu tinggi (Rony, 1993).
bahkan sampai akhirnya membeku. Dalam
Ampas kelapa merupakan sumber hal ini efek pembekuan bukan karena
protein yang baik. Sebagai pakan ternak, perpindahan panas dari bahan ke media
ampas kelapa terbukti menghasilkan susu pembeku, tetapi karena pelepasan panas
yang lebih kental dan rasa yang enak. laten penguapan. Dengan demikian, energi
Kandungan proteinnya, sekitar 23%, lebih yang dibutuhkan untuk proses pembekuan
besar dibandingkan dengan gandum, tetapi produk ini adalah energi untuk penurunan
tanpa jenis protein spesifik yang ada pada tekanan ruang pembekuan. Pada penelitian
tepung gandum, yaitu gluten. terdahulu didapatkan laju pengeringan beku
berkisar pada 3,91 cm/jam, 4,49 cm/jam dan
Teknologi pembuatan tepung kelapa
7,23 cm/jam.Selain itu dapat dilakukan
dari ampas kelapa. sangat sederhana
metode dengan menggunakan alat modern
sehingga mudah diterapkan pada skala kecil
atau bantuan dari bakteri untuk

2
Header halaman gasal: Nama akhir penulis, penggalan judul artikel

menghasilkan bahan pangan dari daging beku lebih aman terhadap resiko terjadinya
kelapa yang dapat dikonsumsi oleh orang degradasi senyawa dalam ekstrak. Hal ini
banyak. Metode ini dapat digunakan kemungkinan karena suhu yang digunakan
contohnya untuk pembuatan nata de coco untuk mengeringkan ekstrak cukup rendah.
yang berasal dari daging buah kelapa yang (Muchtadi, 1992).
dapat dikonsumsi oleh banyak orang. Pemilihan Freeze Dryer sebagai alat
perbedaan metode yang dilakukan untuk mengeringkan ampas kelapa adalah
dikarenakan bahan pangan yang terbuat dari karena hasil pengeringan dengan Freeze
kelapa berbeda beda dan mempunyai metode Dryer dapat mempertahankan struktur ampas
tersendiri untuk membuatnya sehingga kelapa, menjaga rasa, warna, dan aroma pada
metode menyesuaikan dengan bahan pangan ampas kelapa. Sehingga mutu dan nilai gizi
apa yang ingin dibuat dari bahan kelapa. dari ampas kelapa bisa didapatkan dengan
Untuk proses pengeringan beku (freeze maksimal.
dryer), bahan yang dikeringkan terlebih HASIL
dahulu dibekukan kemudian dilanjutkan Setelah mengetahui metode dan cara
dengan pengeringan menggunakan tekanan untuk pembuatan tepung yang tinggi serat
rendah sehingga kandungan air yang sudah yang terbuat dari ampas kelapa dengan
menjadi es akan langsung menjadi uap, menggunakan metode freeze drying
dikenal dengan istilah sublimasi. Diperoleh banyak kandungan nilai gizi
Pengeringan menggunakan alat freeze dryer tepung kelapa tiap 50 gram sampel yang di
lebih baik dibandingkan dengan oven karena teliti. hal ini dapat dilihat pada tabel 1
kadar airnya lebih rendah. Pengeringan dibawah ini :
menggunakan alat freeze dryer/pengering

Tabel 1. Kandungan nilai gizi tepung ampas kelapa per 50 gram sample

pengeringan 1 hari pengeringan 2 hari


parameter percobaan percobaan Percobaan Percobaan
1 2 1 2
Protein 4,12% 4,10% 4,41% 4,44%
Lemak 12,0% 12,0% 15,2% 15,3%
Serat kasar 37,1% 37,2% 33,8% 33,7%
kadar air 0,33% 0,33% 0,24% 0,23%

Kadar protein Pada pengeringan dengan menggunakan


Pada analisa ini didapatkan kadar metode freeze dryer pengeringan pada hari
protein pada pengeringan hari pertama yaitu pertama dan kedua kandungan protein
4,11 % dan hari kedua 4,42%. Pada saat sampel yang dihasilkan mengalami
sampel dikeringkan selama 1 hari, ikatan kenaikan, hal ini sesuai dengan hasil
hidrogen antara air dan protein belum penelitian yang mengungkapkan bahwa
sepenuhnya terlepas, sehingga masih ada selama pengeringan bahan pangan semakin
protein yang tidak terukur. Sedangkan pada hilang kadar air pada bahan saat
pengeringan selama 2 hari, ikatan hidrogen pengeringan maka akan menyebabkan
lebih banyak terputus antar air dan protein, naiknya kadar zat gizi pada bahan
maka lebih banyak pula protein yang (Desroiser, 1988).
terukur. Sehingga pengeringan selama 2 hari Kadar serat kasar
lebih banyak kadar protein terukur
dibandingkan pengeringan selama 1 hari.

3
Header halaman gasal: Nama akhir penulis, penggalan judul artikel

Pada hasil analisa serat kasar didapatkan pengeringan selama 48 jam. Proses
kadar serat kasar tepung ampas kelapa pengeringan Freeze Drying dengan lama
pada pengeringan selama 1 hari yaitu pengeringan 24 jam, menghasilkan: Protein
37,22% dan pengeringan selama 2 hari yaitu 4,12%, Lemak 12%, Serat Kasar 37, 1% dan
33,7%. Jadi semakin lama waktu kadar air sebesar 0,33%. Penurunan kadar
pengeringan yang dilakukan, kadar air yang Serat kasar diakibatkan karena pecahnya
tersedia semakin sedikit, maka semakin hemiselulosa dalam bahan.
banyak pula pemecahan atau rusaknya
PEMBAHASAN
hemiselulosa yang terbentuk. Dengan
semakin banyak hemiselulosan yang rusak, Setelah diketahui hasil dari pembuatan
maka makin sedikit kadar serat kasar yang tepung yang mempunyai serat dari ampas
terukur. kelapa dihasilkan bahwa dalam tepung
terdapat beberapa kandungan yang beragam
Kadar lemak dan bermacam macam.Seperti diketahui
Berdasarkan hasil percobaan, kadar bahwa dalam tepung hasil pengolahan dari
lemak tepung ampas kelapa pada ampas kelapa ditemukan adanya kadar
pengeringan selama satu hari yaitu 12% dan protein, kadar serat kasar, kadar air, dan
pengeringan selama dua hari yaitu 15,3%. kadar lemak di dalamnya yang mempunyai
Kadar lemak sampel yang dilakukan kadar berbeda beda satu sama lain.
pengeringan selama satu hari memiliki Hasil tersebut diperoleh dikarenakan
nilai yang lebih rendah dibandingkan bahan yang digunakan untuk membuat
pengeringan yang dilakukan selama dua tepung adalah ampas kelapa yang aslinya
hari.. Di dalam matriks bahan pangan, adalah daging buah kelapa yang sudah
terdapat protein konjugasi yang dapat digunakan. Sesuai morfologinya daging buah
berkombinasi dengan lemak dan juga air kelapa atau endocarpium mempunyai
yaitu lipoprotein.Kandungan asam lemak morfologi kulit dalam cukup tebal, keras ,
tertinggi pada kelapa yaitu asam lemak dan dapat berkayu, dan juga Daging kelapa
jenuh laurat yaitu sekitar 44.3-52.1% merupakan bagian terpenting dari kelapa
(Eckey, 1945). Berkurangnya kadar air pada mempunyai komposisi yang sangat baik
proses pengeringan memberikan pengaruh sebagai bahan pangan. Buah kelapa yang
pada kandungan lipoprotein ini yang mana sudah tua mengandung kalori yang tinggi,
berkaitan dengan keberadaan lemak. Selama
sebesar 354 kal per 100 gram, yang berasal
pegeringan dengan freeze drier dengan suhu dari minyak kurang lebih 33 persen,
yang sangat rendah, tidak ada pemutusan karbohidrat 15 persen dan protein 3 persen
ikatan rantai lemak jenuh asam lemak laurat (Anonim, 2010).
menjadi short chain fatty acid (SCFA), Pada kadar protein diperoleh bahwa
Kadar air protein di tepung dari ampas kelapa
mempunyai kadar sebesar 4,11% pada hari
Analisa kadar air bertujuan untuk
pertama dan 4,42% pada hari kedua, , hal
mengetahui kadar air yang terdapat dalam
ini terjadi karena selama pengeringan terjadi
bahan. Pada penelitian ini dihasilkan kadar
pengeluaran air dari matriks bahan pangan.
air tepung ampas kelapa pada pengeringan
dengan hasil ini diketahui bahwa kadar
selama satu hari percobaan 1 dan 2 sebesar
protein mempunyai kadar terkecil daripada
0.33 %. Sedangkan pengeringan selama dua
kadar kandungan yang lain. Hal ini
hari percobaan 1 dan 2 berturut-turut sebesar
dikarenakan pada tepung bukan sumber
0.24 % dan 23%. Semakin lama waktu
makanan protein sehingga kadar protein di
pengeringan yang digunakan untuk
dalamnya sangat rendah dibandingkan yang
mengeringkan suatu bahan, maka air
lain (Desroiser, 1988).
menguap dari bahan semakin banyak dan
Kemudian pada kadar serat kasar di
kadar air pun semakin rendahdibandingkan
tepung yang dihasilkan dari ampas kelapa

4
Header halaman gasal: Nama akhir penulis, penggalan judul artikel

diperolah kadar serat kasar sebanyak 37,22% lama waktu pengeringan maka kadar air
pada hari pertama dan 33,7% pada hari dalam suatu bahan akan semakin rendah.
kedua, Penurunan kandungan serat kasar Seperti yang telah dijelaskan di atas, hal ini
pada penelitian ini diduga karena adanya disebabkan oleh air yang mula-mula berada
pemecahan hemiselulosa yang terjadi akibat di dalam matriks bahan sampel tersublimasi
berkurangnya kadar air dalam matriks bahan seiring dengan lama waktu pengeringan.
pangan. Pemecahan hemiselulosa ini Kondisi proses dalam pengeringan ini
mengakibatkan penurunan kandungan serat dipertahankan tetap dibawah titik triple. Jika
kasar dimana hemiselulosa merupakan kondisi ini dipertahankan, maka air (es)
bagian dari serat kasar (Hanggita, 2012). dalam bahan pangan secara kontinyu akan
dengan hasil tersebut diketahui bahwa berkurang melalui proses sublimasi
tepung hasil olahan ampas kelapa (Hariyadi, 2013).
mempunyai kadar serat kasar yang sangat
tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa Kesimpulan
tepung tersebut merupakan sumber pangan Kesimpulan yang diperoleh dari
berserat tinggi. penelitian ini adalah proses pengeringan
Kandungan ketiga di tepung hasil ampas kelapa dengan metode freeze drying
olahan ampas kelapa adalah kandungan dipengaruhi oleh waktu pengeringan, yang
lemak. Pada lemak diperoleh kadar lemak ditunjukan oleh perbedaan pada mutu gizi
pengeringan satu hari sebesar 12%, dan pada meliputi protein, lemak, serat kasar, dan
pengeringan 2 hari sebesar 15,3%. Kadar kadar air. Semakin lama waktu pengeringan
lemak sampel yang dilakukan pengeringan kandungan gizi dalam tepung ampas kelapa
selama satu hari memiliki nilai yang akan semakin meningkat. Waktu
lebih rendah dibandingkan pengeringan pengeringan yang efisien dilakukan selama
yang dilakukan selama dua hari karena rantai 1 hari (24 jam), karena kandungan serat
lemak ini akan terputus oleh enzim lipase lebih tinggi dan lemak lebih rendah pada
pada suhu optimum yaitu pada suhu 40⁰C- pengeringan selama 24 jam. Selain itu, biaya
50⁰C Semakin lama waktu proses pengeringan selama 24 jam lebih ekonomis
pengeringan, kadar air pun semakin dibandingkan pengeringan selama 48 jam.
berkurang, maka ikatan hidrogen dengan
protein akan terputus yang disertai dengan Saran
pemutusan ikatan air dengan lipoprotein. Sebaiknya peningkatan bahan bahan
pemutusan juga terjadi pada ikatan antara pengolahan hasil dari kelapa lebih
lemak dan protein yang mengaibatkan ditingkatkan lagi dikarenakan kelapa yang
terbentuknya asam lemak bebas yang tidak mudah dicari dan metode pengolahannya
berikatan dengan molekul apapun. Asam yang mudah dilakukan dan tidak
lemak bebas inilah yang diduga sebagai memerlukan biaya banyak.
lemak utuh yang terdeteksi sehingga dapat
diukur kadarnya. Jadi semakin lama waktu DAFTAR RUJUKAN
pengeringan, semakin banyak kandungan Anonym, (2010a), Coconut Nutrition Facts
lemak utuh yang terbentuk. Sehingga Information.http://www.nutritiondata.c
semakin lama waktu pengeringan, semakin om, akses tanggal 8 Desember 2019
banyak kandungan lemak yang terukur Anonim, (2007), Prospek dan Arah
(Eckey, 1945). Pengembangan Agribisnis Kelapa.
Kandungan lain yang yterdapat adalah Badan Penelitian dan Pengembangan
kadar air di tepung tersebut, pada kadar air Pertanian Departemen Pertanian.
diperoleh bahwa tepung hasil olahan Jakarta.
mempunyai kadar air sebesar 0,33% pada Nogoseno, (2003), Reinventing Agribisnis
hari pertama, dan 23 % pada hari kedua. Dari Perkelapaan Nasional. Ditjen Bina
data tersebut dapat terlihat bahwa semakin Produksi Perkebunan. KNK V. Hal 17-

5
Header halaman gasal: Nama akhir penulis, penggalan judul artikel

27
Rony P., Aneka Produk Olahan Kelapa,
Jakarta : Penebar Swadaya,1993.
Muchtadi TR; Sugiono. Ilmu Pengetahuan
Bahan Pangan, PAU Pangan dan Gizi
IPB, Bogor, 1992.
Dinas Pendidikan Kota Kediri. 2007.
Renstra pendidikan Kota Kediri.
Kediri: Dinas Pendidikan, Pemerintah
Kota Kediri.
Desroiser, N.W,. Teknologi Pengawetan
Pangan, Press, Jakarta, 1998 UI
Eckey E.W., Esterification and
Interesterification, Journal of the
American Oil Chemists Society, 1945.
Hanggita, S.RJ, Pengaruh Suhu dan Lama
Pengeringan Terhadap Mutu Silase
Limbah Pengolahan Kodok Beku
(Rana sp.) yang Dikeringkan dengan
Penambahan Dedak Padi, Universitas
Sriwijaya, 2012.
Hariyadi, P.. Pengeringan Beku dan
Aplikasinya di Industri Pangan. IPB
Bogor, 2013.

Anda mungkin juga menyukai