Anda di halaman 1dari 2

Pada suatu harti saya mendapat pesan via Whatsapp dari teman saya.

Namanya Dody,
dia adalah teman SMA saya. Sekarang ia sedang bekerja di Kalimantan. Kami saling bertukar
pesan. Ia hendak meminta bantuan saya perihal masalah yang sedang dihadapinya.

Konselor :
Konseli : “Iya Pak..ada”
Konselor : “Sebelumnya dengan siapa, dimana?
Konseli : “Dengan Doddy (Bukan nama Sebenarnya) di Kendal , Pak…”
Konselor : “Oke…, Doddy umur berapa dan pekerjaanya apa?”
Konseli : “23 tahun pak, masih mahasiswa…”
Konselor : “Hmm…mungkin ada hal yang bisa kita bicarakan atau bahasa bersama..?”
Konseli : “Iya..Pak..ada”.
Konselor : “Baik, tapi sebelumnya pembicaran kita ini kurang lebih 15 menit,dan asas kita
tetap memakai asas kerahasiaan, keterbukaan dari anda sangat membantu anda untuk
mengatasi masalah anda, bisa dimengerti dan dipahami?”
Konseli : “Iya Pak…saya paham..”
Konselor : “Sekarang, bisa anda kemukakan apa yang menjadi masalah anda?”
Konseli : “Begini pak…, saya bingung harus berbuat apa….”
Konselor : “Bingung? Bingung gimana?”
Konseli : “Saya bingung, karena belum setujunya ortu, baik ortu saya, maupun ortu
pacar saya untuk hubungan yang lebih keseriusan…”
Konselor : “Oh…apa yang menjadi belum setujunya ortu anda ataupun pacar anda.”
Konseli : “Dari ortu saya, Ibu, bilang kalau pilih pasangan yang kalau bisa sederajat,
artinya kalau saya lulusan sarjana, pasangan saya harus sarjana, sedangkan dari ortu pacar saya,
bapaknya bilang, belum setuju karena saya belum mapan secara financial , masih kuliah.”
Konselor : “Hmm,,,ya, terus selain itu ada alasan lagi?”
Konseli : “Ya…dari ibu saya, bilang kalau saya jangan terlalu serius dulu, dan disuruh
bahagiain ortu dulu, dari ortu pacar saya , bapaknya bilang kalau bisa pacar saya punya
pasangan lebih dewasa secara usia kurang lebih 5 tahun diatasnya, sedangkan saya sama pacar
saya kan sebaya…”
Konselor : “Oke…pernah anda komunikasikan dengan pacar anda, tentang hal itu?”
Konseli : “pernah..pak”
Konselor : “Lalu bagaimana anda mengkomunikasikanya ?”
Konseli : “Mmm…pacar saya , berusaha menguatkan saya untuk tidak pesimis terkait
hal itu, agar impian hidup bersama terwujud”
Konselor : “Caranya gimana?”
Konseli : “Iya..jadi kita sama-sama meyakikan orang tua masing-masing kalau kita
sama-sama meyakinkan ortu masing-masing, kalau kita saling saying dan pengen serius…”
Konselor : “Oh…ya .Bagus, lalu apa tanggapan ortu setelah dikasih penjelasan dan
keyakinan dari kalian?”
Konseli : “Dari pemahaman kita ortu pasti memahami dan mengerti keinginan anaknya,
dan pastinya ingin anaknya bahagia, setelah jelasin.”
Konselor : “Oh…ya..bagus…, lalu apa tanggapan ortu setelah dikasih penjelasan dan
keyakinan dari kalian?”
Konseli : “Dari pemahaman kita ortu pasti memahami dan mengerti keinginan
anaknya,dan pastinya ingin anaknya bahagia , setelah dijelasin , ortu kita memahaminya, dan
kami berharap ortu kita mengerti dan menyetujui hubungan kita.”
Konselor : “Ya..betul sekali…, dan anda masih mau tetap semangat untuk tetap
melanjutkan hubungan kalian..”
Konseli : “Iya…pak InsyaAllah..”
Konselor : “Apakah anda berfikir, jika saling komunikasi dapat membantu mnegatasi
masalah anda?”
Konseli : “Iya…pak dan saya rasa begitu, dengan komunikasi kesalahpahaman antar
saya dengan pacar saya terminamilisir juga.”
Konselor : “Baiklah, kalau begitu…anda sudah memahami juga pentingnya komunikasi,
karena itu akan menjadi hubungan anda lebih baik, dan ini sudah 15 menit berlalu, konseling
kita bisa dilanjutkan lain waktu, dan bisa sebelumnya memberi kesepakatan kapan bisanya lagi,
bisa lewat telpon lagi atau mau ketemu bapak juga bisa…”
Konseli : “Iya pak…”
Konselor : “Jadi dari pembicaraan kita tadi bahwa anda, merasa bingung jika ortu masih
belum menyetujui hubungan kalian, dan disisi lain anda sedikit lega setelah ada penjelasan dari
kalianuntuk orang tua agar meyakini hubungan kalian.”
Konselor : “Baik, bagaimana kondisi anda stelah melakukan konseling ini?”
Konseli : “Ya…pak, cukup melegakan perasaan hati, tapi mungkin saya masih butuh
bapak untuk suatu saat bisa share lagi…”
Konselor : “Iya…dengan senang hati…dan sebelumnya bisa janjian dulu..oke..”
Konseli : “Iya…pak ..terimakasih, selamat siang…”
Konselor : “Siang…”

Anda mungkin juga menyukai

  • Maria
    Maria
    Dokumen9 halaman
    Maria
    Hergy Je
    Belum ada peringkat
  • Dā Ār Revisi Amu Vian
    Dā Ār Revisi Amu Vian
    Dokumen6 halaman
    Dā Ār Revisi Amu Vian
    Hergy Je
    Belum ada peringkat
  • P. Fenz
    P. Fenz
    Dokumen2 halaman
    P. Fenz
    Hergy Je
    Belum ada peringkat
  • Thezize
    Thezize
    Dokumen22 halaman
    Thezize
    Hergy Je
    Belum ada peringkat
  • Puisi Pablo
    Puisi Pablo
    Dokumen2 halaman
    Puisi Pablo
    Hergy Je
    Belum ada peringkat
  • Profil Hergi Je, CMF
    Profil Hergi Je, CMF
    Dokumen5 halaman
    Profil Hergi Je, CMF
    Hergy Je
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen4 halaman
    ABSTRAK
    Hergy Je
    Belum ada peringkat
  • Sakramen
    Sakramen
    Dokumen7 halaman
    Sakramen
    Hergy Je
    Belum ada peringkat
  • Trinity
    Trinity
    Dokumen15 halaman
    Trinity
    Hergy Je
    Belum ada peringkat