Anda di halaman 1dari 1

Indonesia memiliki potensi sumberdaya dan cadangan batubara yang tersebar sebagian besar di Pulau

Kalimantan, Menurut Badan Geologi (2015), total sumberdaya yang dimiliki Indonesia yaitu sejumlah
106,845 milyar ton dan cadangan batubara sejumlah 32,263 milyar ton. Kualitas sumberdaya batubara
Indonesia cukup bervariasi baik dalam parameter kalori, kandungan abu, kandungan sulfur, total lengas,
dan parameter lainnya. Sebagian besar batubara yang dimiliki Indonesia yaitu sekitar 60% merupakan
batubara berkalori sedang atau sekitar 5100-6100 kcal/kg ADB (medium rank) sedangkan 30% sisanya
batubara dengan kategori low rank (nilai kalori 7100kcal/kg ADB).

Produksi batubara Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun, Sebagian
besar dari produksi batubara nasional tersebut, diekspor ke luar negeri dengan tujuan China, India,
Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, Taiwan, Filipina, Thailand, Spanyol dan lainnya. Besarnya kegiatan
ekspor batubara ini di satu sisi mendatangkan manfaat ekonomi berupa tambahan pemasukan negara,
namun di sisi lain juga menimbulkan kekhawatiran akan berkurangnya stok batubara nasional, terutama
dalam hal keamanan pasokan batubara untuk kepentingan dalam negeri

Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 2009 pemerintah menerbitkan kebijakan pengutamaan pasokan
batubara untuk dalam negeri (Domestic Market Obligation) yang tertuang dalam Peraturan Menteri
ESDM No. 34 tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk
Kepentingan Dalam Negeri. Dalam peraturan tersebut, diatur nominal jumlah batubara yang wajib
dialokasikan untuk kepentingan dalam negeri, antara lain untuk konsumsi bahan bakar sektor
pembangkit listrik (PLTU), serta konsumsi bahan bakar sektor industri (semen, tekstil, pupuk, pulp dan
metalurgi/besi baja). Selain itu, juga diatur mengenai persentase dari produksi sejumlah perusahaan
tambang (PKP2B, BUMN dan IUP) yang diwajibkan untuk dialokasikan untuk konsumsi dalam negeri.
Setiap tahunnya, konsumen batubara domestik akan melaporkan kebutuhan batubaranya dan setiap
perusahaan tambang yang diwajibkan, akan melaporkan juga rencana produksi batubaranya dalam
bentuk dokumen RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya). Setiap tahun, pemerintah akan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan DMO ini, dan akan memberikan sanksi berupa sanksi adminstratif
(teguran tertulis) hingga pemotongan produksi sebesar 50% bagi pihak yang tidak dapat memenuhi
kuota pemenuhan batubara dalam negeri.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target produksi batubara
nasional sebesar 550 juta ton pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut, wajib pasok batubara ke dalam
negeri alias Domestic Market Obligation (DMO) ditarget sebanyak 155 juta ton.Sepanjang tahun 2019,
produksi batubara mencapai 610 juta ton. Jumlah itu setara dengan 124,74% dari target dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2019 yang ditarget 489 juta ton.

Anda mungkin juga menyukai