Anda di halaman 1dari 2

Berikut ini akan diuraikan Standar Nasional Indonesia (SNI) Peta Geologi Indonesia yang

dibakukan menurut buku Standar Nasional Indonesia, SNI 13-4691-1998 tentang


Penyusunan Peta Geologi, yang diterbitkan oleh lembaga Badan Standarisasi Nasional
(BSN).

1. Ukuran Lembar Peta Geologi Sistematik


Ukuran dan Koordinat lembar peta sistematis mengacu kepada SK Ketua Bakosurtanal No.
019.2.2/1/1975 tentang Peta Rupa Bumi dan disempurnakan lagi melalui SK nomor :
HK.02.04/II/KA/96 tentang Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN 95).
 Peta Skala 1 : 25.000 berukuran 7.5’ x 7.5’ dengan grid 15’’ x 15’’
 Peta Skala 1 : 50.000 berukuran 15’ x 15’ dengan grid 30’’ x 30’’
 Peta Skala 1 : 100.000 berukuran 30’ x 30’ dengan grid 1’ x 1’
 Peta Skala 1 : 250.000 berukuran 1.5’’ x 1⁰ dengan grid 1’ x 1’
Ukuran kertas diperhitungkan dengan menambah informasi tepi peta dengan tata letak yang
telah dibakukan.

2. Tata Letak

Tata Letak Peta Geologi Sistematik


Keterangan layout dari gambar di atas sebagai berikut :

1. Peta Geologi
2. Instansi Penerbit
3. Nama Lembar/Daerah
4. Korelasi Satuan Peta
5. Uraian Singkat Setiap Satuan
6. Simbol Peta Geologi yagn Digunakan
7. Peta Indeks Pemetaan Geologi, Para Pemeta dan Penelaah
8. Peta Indeks Lokasi Lembar/Daerah
9. Penampang Geologi
10. Sumber Peta Dasar
11. Deklinasi Magnetik
12. Peta Indeks Pengindraan Jauh
13. Nama Lembar/Daerah, penyusun, tahun penerbitan
14. Daftar Istilah/Informasi/Kerjasama
Penempatan unsur-unsur yang terkandung pada gambar di atas, dapat di sesuaikan dengan
tampilan peta yang dikehendaki.
3. Simbol / Singkatan Huruf
Satuan kronostratigrafi pada peta geologi ditunjukan dengan singkatan huruf. Sebagai
pedoman satuan kronostratigrafi yang diacu adalah buatan Elsevier atau revisinya. Berikut
ini contoh singkatan huruf :
 Huruf pertama (Huruf Kapital) menyatakan Jaman, misalnya Pm untuk jalan
Perem, TR untuk Trias, T untuk tersier,dll.
 Hurup berikutnya (Huruf Kecil) menyatakan seri/kala, misalnya Tm berarti kala Miosen
dalam jaman Tersier.
 Huruf berikutnya (Huruf Kecil) menyatakan nama formasi atau satuan litologi,
misalnya Tmc menyatakan formasi Cipluk berumur Miosen dalam jaman Tersier. Dan
begitu seterusnya.
4. Tata Warna dan Corak
Warna digunakan untuk membedakan satuan peta geologi, yang dipilih berdasarkan jenis
batuan, umur batuan, dan geokronologi.
 Warna dasar yang digunakan adalah Kuning (Yellow), Merah (Magenta) dan Biru
(Cyanida) atau dikenal dengan kombinasi warna YMC. Warna tersebut dikodekan
berdasarkan persentasinya, misalkan kode warna 013 berarti kombinasi dari 0% Yellow,
10% Magenta dan 30% Cyanida.
 Kode warna 100% dinyatakan dengan kode x.
 Satuan batuan sedimen diberi warna berdasarkan jenis dan umur. Untuk membedakan
beberapa satuan yang seumur diberi perbedaan corak.
 Satuan batuan malihan diberi warna berdasarkan derajat dan umur nisbinya. Perbedaan
corak diberikan untuk membedakan litologinya.
 Satuan batuan beku diberi warna berdasarkan derajat keasaman. Penambahan corak
pada warna dapat dilakukan untuk batuan khusus.
 Satuan batuan tektonik dibedakan berdasarkan kepada corak dengan menggunakan
warna yang kontras dengan satuan batuan di sekelilingnya.
Untuk istlah, rincian simbol dan lain-lain dapat dilihat pada buku SNI 13-4691-1998
Penyusunan Peta Geologi. Baca juga SNI Penyusunan Peta Geologi Kuarter dan SNI
Penyusunan Peta Hidrogeologi.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat . . .
(Sumber : Buku Perpustakaan Kampus AGP,Bandung)

Anda mungkin juga menyukai