Anda di halaman 1dari 8

Persalinan Lama

a. Pengertian

Persalinan kasep (partus kasep) adalah persalinan lama yang disertai komplikasi ibu

maupun janin. Persalinan lama adalah persalin yang berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum

lahir. Ahli lain berpendapat bahwa persalinan lama merupakan persalinan yang berlangsung

lebih dari 24 jam, biasanya kala I lebih lama, fase aktif dan laten menjadi lebih lama dan terjadi

kegagalan dilatasi serviks dalam waktu yang dapat diterima.1

b. Etiologi

Menurut Rustam Mochtar (Sinopsis Obstetri, 2000) pada dasarnya fase laten memanjang

dapat disebabkan oleh :

1) His tidak Etiologi efisien (adekuat)

2) Tali pusat pendek

3) Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor).

4) Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah masuk dalam persalinan

(inpartu) atau belum.1

Faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.

Menurut Wiknjosastro (2006), pada penilaian klinik bahwa prinsipnya persalinan lama

dapat disebabkan oleh :


1)His tidak efisien (adekuat)

2) Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)

3) Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor).

Faktor-faktor ini sering saling berhubungan.

Menurut Manuaba (1998), faktor -faktor penyebab partus lama antara lain kelainan letak janin,

kelainan -kelainan panggul, kelainan mengedan dan his, pimpinan partus yang salah, terjadi

ketidakseimbangan sefalopelvik dan primitua.1

c.Patofisiologi

Partus lama partus yang berlangsung lebih dari 18 jam, partus berlangsung lebih dari 24

jam atau kala I 20 jam atau kala II 2 jam. Pada partus lama pada umumnya ibu dalam keadaan

lelah, demikian juga keadaan janin dan uterus. Bila partus lama dibiarkan tanpa pertolongan

aktif, tidak dapat diharapkan persalinan akan berakhir sendiri tanpa membahayakan jiwa ibu

maupun janin. Kadang – kadang sulit memastikan partus lama dari segi waktu karena kesulitan

menentukan saat mulai inpartu. Untuk ini perlu diperhatikan adanya tanda – tanda partus lama 2:

1) Keadaan umum lemah kelelahan

2) Nadi cepat, RR cepat

3) Dehidrasi

4) Perut kembung

d. Manifestasi Klinis
Menurut Manuaba (1998), gejala utama yang perlu diperhatikan pada persalinan kasep

antara lain :

1) Dehidrasi

2) Tanda infeksi antara lain temperatur tinggi, nadi dan pernafasan

meningkat dan abdomen meteorismus

3) Pemeriksaan abdomen antara lain meteorismus, lingkaran

Bandl tinggi serta nyeri segmen bawah rahim.

4) Pemeriksaan lokal vulva vagina meliputi edema vulva, cairan

ketuban berbau serta cairan ketuban bercampur mekoneum

5) Pemeriksaan dalam meliputi edema servik, bagian terendah sulit didorong

keatas, terdapat kapur pada bagian terendah .Keadaan janin dalam rahim terjadi asfiksia

sampai terjadi kematian. Akhir dipersalinan kasep adalah ruptur uteri imminen sampai

ruptura uteri dan kematian karena perdarahan dan atau infeksi.2

e. Penatalaksanaan

1). Persalinan palsu atau belum inpartu ( False Labor )

Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah apabila didapatkan adanya infeksi,

obati secara adekuat dan jika tidak ada, pasien boleh rawat jalan.

2). Fase laten memanjang ( Prolonged Laten Phase )

Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Jika his berhenti, pasien disebut

belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan pembukaan makin bertambah
lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda- tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap

serviks. Penilaian serviks tersebut antara lain :

a. Jika tidak ada perubahan pada pendataan atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat

janin, mungkin pasien belum inpartu

b. Jika ada kemajuan dalam pendataan dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan

induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.

(1). Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam

(2). Jika pasien tidak masuk fase laten setelah dilakukan pemberian oksitoksin selama 8 jam,

lakukan section cecarea.

c) Jika didapatkan tanda -tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)

(1). Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitoksin

(2). Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan

(a). Ampicillin 2 gram intravena setiap 6 jam

(b). Ditambah Gentamicin 5 mg/kg berat badan intravena setiap 24 jam

(3). Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca persalinan

(4). Jika dilakukan sectio cecarea, lanjutkan antibiotika dan Metronidazol 500 mg intravena

setiap 8 jam sampai ibu bebas demam selama 48 jam.3

3.Fase aktif memanjang

Jika tidak ada tanda- tanda disproporsi sefalopelvik Atau obstruksi dan ketuban masih utuh,

pecahkan ketuban. Nilai his :


a) Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40

detik), pertimbangkan adanya inersia uteri

b) Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 40 detik), pertimbangkan

adanya disproporsi obstruksi, malposisi atau malpresentasi.

Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan.

2. Distosia Bahu

a. Definisi

Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala

janin dilahirkan. Selain itu distosia bahu juga dapat di defenisikan sebagai ketidakmampuan

melahirkan bahu dengan mekanisme atau cara biasa.

b. Faktor Risiko

Kelainan bentuk panggul, diabetes gestasional, kehamilan postmature, riwayat persalinan

dengan distosia bahu dan ibu yang pendek.

1. Maternal

• Kelainan anatomi panggul

• Diabetes Gestational

• Kehamilan postmatur

• Riwayat distosia bahu

• Tubuh ibu pendek


2. Fetal

• Dugaan macrosomia

3. Masalah persalinan

• Assisted vaginal delivery (forceps atau vacum)

• “Protracted active phase” pada kala I persalinan

• “Protracted” pada kala II persalinan

Distosia bahu sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah atau pada gangguan

persalinan kala I dan atau kala II yang memanjang.

c.Tanda Dan Gejala

1. Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu

kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal.

2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula

dengan postur tubuh parturien yang biasanya juga obese.

3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak berhasil melahirkan

bahu.

d.Diagnosis

• Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tettap berada dekat vulva.

• Dagu tertarik dan menekan perineum.

• Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahu yang terperangkap di belakang simfisis pubis.
e. Komplikasi

1. Komplikasi Maternal

• Perdarahan pasca persalinan

• Fistula Rectovaginal

• Simfisiolisis atau diathesis, dengan atau tanpa “transient femoral neuropathy”

• Robekan perineum derajat III atau IV

• Rupture Uteri

2. Komplikasi Fetal

• Brachial plexus palsy

• Fraktura Clavicle

• Kematian janin

• Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen

• Fraktura humerus

f.Penatalaksanaan

a) Mengenakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.


b) Melaksanakan episiotomi secukupnya dengan didahului dengan anastesi lokal.
c) Mengatur posisi ibu Manuver Mc Robert.
(1) Pada posisi ibu berbaring terlentang, minta ibu menarik lututnya sejauh mungkin kea rah
dadanya dan diupayakan lurus. Minta suami/keluarga membantu.
(2) Lakukan penekanan ke bawah dengan mantap diatas simpisis pubis untuk menggerakkan bahu
anterior di atas simpisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong fundus uteri, beresiko menjadi
ruptur uteri.
Mengenakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
b) Melaksanakan episiotomi secukupnya dengan didahului dengan anastesi lokal.
c) Mengatur posisi ibu Manuver Mc Robert.
(1) Pada posisi ibu berbaring terlentang, minta ibu menarik lututnya sejauh mungkin kea rah
dadanya dan diupayakan lurus. Minta suami/keluarga membantu.
(2) Lakukan penekanan ke bawah dengan mantap diatas simpisis pubis untuk menggerakkan bahu
anterior di atas simpisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong fundus uteri, beresiko menjadi
ruptur uteri.
d) Ganti posisi ibu dengan posisi merangkak dan kepala berada di atas.
(1) Tekan ke atas untuk melahirkan bahu depan.
(2) Tekan kepala janin mantap ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.

Anda mungkin juga menyukai