BAB I-V Fyjuukjuk
BAB I-V Fyjuukjuk
PENDAHULUAN
Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama
adalah suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan
kecanduan atau ketergantungan. Jadi alkohol adalah suatu zat yang bekerja
ketergantungan.
Dalam jumlah yang sedikit alkohol dapat memengaruhi otak
Dalam jangka waktu pemakaian yang lama alkohol akan merusak lever
karena alkohol dianggap sebagai bahan racun yang harus dinetralkan oleh
1
berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan membahayakan
beralkohol.
Meskipun minuman beralkohol diberikan izin penjualannya, ada
2
dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Berdasarkan berita dalam media online ada beberapa masalah yang timbul
Timor Tengah Selatan, Jean Neonufa digebuk saat terjadi keributan pada
Tabrakan maut ini dipicu aksi ugal-ugalan yang dilakukan oleh korban,
berdasarkan wawancara awal pada tanggal (tgl, bln, tahun) kepada pihak
3
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Whiskey, Vodka, dan Johnny Walker dan B kadar ethanol 5-20% yaitu
anggur orang tua, di Kota Soe. Tempat penjualannya berupa kios besar dan
toko, akan tetapi masih 5 kios yang menjual minuman beralkohol dan
tidak memiliki izin. Hal ini disebabkan karena mereka tidak ingin
pengecer besar.
4
Pengawasan adalah sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan
teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh atasan untuk menjamin
tidak langsung.
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Pematangsiantar. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengawasan
lain. Ini terlihat dari pihak BPKD yang masih mengeluhkan kurang
dan tidak membedakan wajib pajak satu dengan wajib pajak lainnya.
yang efektif menurut Siagian 2007 sedangkan peneliti saat ini berfokus
7
Pengendalian dan Pengawasan Peredaran Minuman Beralkohol . Hasil
8
mengatur dan melaksanakan. Griffin (2012) mendefinisikan
sebagai penetapan apa yang harus dicapai, bila hal itu dicapai,
dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai,
harus dicapai.
2. Organizing
Organizing dimaksud mengelompokan kegiatan yang
9
terdir dari kepemimpinan dan koordinasi, yaitu pemimpin
ingin dicapai.
2.2.2 Pengawasan
a) Pengertian Pengawasan
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai cara suatu
10
direncanakan. Suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
11
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
12
aktual dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan,
13
sasaran serta kegiatan organisasi yang akan dan telah terlaksana
tujuan perusahaan.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan, diantranya
yaitu:
1. Perubahan lingkungan
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus
kesalahan.
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang
14
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada karyawan,
berkurang.
c) Teknik Pengawasan
Teknik Pengawasan menurut Siagian (2005: 134) antara
15
Laporan tertulis adalah laporan yang disampaikan
lengkap.
4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategi
16
Sistem pengawasan harus memusatkan perhatian bidang
sistem tersebut.
6. Realistik secara organisasional
Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengan
kenyataan-kenyataan organisasi.
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi
Informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran
kerja organisasi.
8. Fleksible
Pengawasan harus mempunyai fleksibilitas untuk
seharusnya diambil.
10. Diterima para anggota
Sistem pengawasan harus mampu mengarahkan
2.2.3 Izin
Izin merupakan suatu persetujuan dari seseorang atau badan yang
17
N.M. Spelt dan J.B.J.M. Ten Berge mengatakan izin merupakan
berdasarkan apa yang dikatakan oleh Spelt dan ten Berge, dalam izin dapat
berikut:
a) Izin bersifat bebas, adalah izin sebagai Keputusan Tata Usaha
18
tertulis serta organ yang berwenang dalam izin memiliki kebebasan
dan tidak tertulis serta organ yang berwenang dalam izin kadar
yang bersifat terikat antara lain, yaitu IMB, izin HO, izin usaha
19
yang tidak akan ada tanpa keputusan tersebut. Izin yang bersifat
tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, secara umum izin adalah
larangan bagi para warga. Tentu saja tidak ada gunaya apa yang telah
(Sudirjo : 2008)
20
Perizinan menurut perundang-undangan yang telah ditetapkan,
Sanksi ini merupakan bagian penutup yang terpenting adil dalam hukum
yang memuat perintah atau larangan, apabila tidak disertai sanksi, maka
oleh Basah 1998, bahwa sanksi merupakan bagian terpenting dalam setiap
undang – undang adanya perintah dan larangan yang dimuat dalam setiap
paksa untuk dilaksanakan. Hal ini lebih jelas bahwa mengatur itu bersifat
21
menyebabkan penyakit pada tubuh manusia serta menimbulkan berbagai
masalah sosial.
Oleh karena itu, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-
dengan baik.
2.2.4 Minuman beralkohol
Minuman beralkohol adalah Minuman yang mengandung ethanol
dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi baik
22
kadar lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua
puluh persen);
3. Minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang
seks lainnya;
2. Gangguan Jiwa: dapat merusak secara permanen jaringan
jiwa tertentu;
3. Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
23
sumsum tulang belakang, menghambat pembentukan
a. Inspeksi langsung
Inspeksi langsung adalah pengawasan yang
24
b. Laporan di tempat
Laporan di tempat adalah laporan yang disampaikan
b. Laporan Tertulis
Laporan tertulis adalah laporan yang disampaikan
Pengawasan Perizinan
Penjualan Minuman
Beralkohol
Pengawasan Pengawasan
25
Langsung Tidak Langsung
Sumber : Siagian (2005: 134)
BAB III
METODE PENELITIAN
26
diperoleh pada saat penelitian dan data yang diambil dari sumber lain
(Sugiyono, 2009)
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kota SoE Kabupaten TTS,
sub fokus:
1) Pemeriksaan langsung
2) Standar opersional prosedur pengawasan
3) Laporan di tempat.
2. Pengawasan tidak langsung, yaitu Dinas PMP2TSP, serta
maupun insidentil
3.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari
data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2009), sumber data
terdiri atas:
a) Data primer adalah sumber data (Informan) yang langsung
27
b) Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
dokumen.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
yaitu:
a) Pengamatan (Observasi):
Observasi dalam penelitian ini adalah peneliti dengan saksama
oleh peneliti.
c) Studi Literatur
Data yang diperlukan dalam menjawab penelitian dicari dalam
juga dokumentasi.
3.6 Informan
28
Dalam menentukan informan penelitian ini, peneliti menggunakan
accidental sampling.
Menurut Sugiyono (2005:53) menjelaskan yang dimaksud dengan
teknik pengambilan sampel secara tidak sengaja atau secara acak. Dalam
accidental sampling.
30
BAB IV
Tengah Selatan dan sekaligus adalah Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah
Selatan. Kota Soe berjarak 110 km dari Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi
31
4.1.3 Profil Instansi Pemerintah Dalam Pengawasan Perizinan Minuman
Beralkohol
a) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Timor Tengah Selatan
Satuan Polisi Pamong Praja (SatPol PP) Kabupaten TTS
berikut:
1. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda,
daerah;
3. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan
lainnya;
6. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum
dan
7. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala daerah.
32
Jumlah Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten TTS 69
KEPALA
SATUAN
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
berikut:
1. Tugas Pokok
Tugas Pokok Dinas PMPTSP adalah membantu Bupati dalam
34
2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
satu pintu;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang penanaman
perizinan, usaha dan non usaha yang proses pengelolaanya mulai dari
35
D4 / S-1 27
D1 - D3 6
SMP - SMA 20
Total 66
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
UPTD
36
4.2 Pengawasan Perizinan Penjualan Minuman Beralkohol
Pengawasan Perizinan Penjualan Minuman Beralkohol adalah
Beralkohol.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 01
Ketentraman Masyarakat.
4. Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan No. 22 Tahun 2016
37
berupa pengamanan terhadap minuman beralkohol yang tidak memiliki
izin oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Soe. Minuman beralhokol yang
Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan No. 22 Tahun 2016 tentang Izin
beralkohol yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Soe,
masa berlakunya dan yang tidak mempunyai izin sesuai perda yang
berlaku.
a) Standar Operasional Prosedur (SOP)
Dalam melaksanakan kegiatan kerja khususnya dalam
38
pada Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan No. 1
39
masalah di lapangan dapat dilaporkan keatasan untuk mengambil
suatu tindakan.
Kedua organisasi perangkat daerah ini merupakan tim
berikut :
1) Persyaratan dan Penerbitan Izin Penjualan Minuman
Beralkohol
40
Sasaran atau objek dari perizinan penjualan minuman
berlaku
2. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. Foto copy Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
4. Foto copy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
5. Foto copy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
6. Foto copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
2) Prosedur Pengurusan perizinan penjualan minuman beralkohol
persyaratan administrasi
3. Pemohon melengkapi persyaratan administrasi
4. Petugas meneliti kelengkapan administrasi
b) Hari kedua :
a. Petugas turun kelapangan untuk memeriksa
b. Bila persyaratan lengkap dan benar dapat diproses
selanjutnya
c) Hari ketiga :
1. Pengetikan surat izin usaha perdagangan minuman
beralkohol (SIUP-MB)
2. Penandatanganan Surat Izin usaha perdagangan
41
Izin penjualan minuman beralkohol yang dikeluarkan oleh
tanggal (tgl, bln thn), kendala yang dialami surat izin yang di
besar, yang menjadi salah satu alasan para penjual dalam pembuat
42
izin penjualan minuman berlkohol. Yang dikemukakan oleh
untuk kita pung daerah dan buat kita pung usaha juga jadi mau
bikin apa lagi kita bayar, saja sesuai kita pung kewajiban.
Kendala-kendala tersebut juga diperkuat oleh para penjual
yang tidak memiliki izin, ini menjadi alasan bagi mereka penjual
“Saya ini mau buat izin tetapi yang saya tanya terlalu ribet
dan mahal retribusinya, kita mau usaha juga izin sana sini
jadi susah, jadi biar dulu saya jual sembunyi-sembunyi
nanti baru saya buat.”
Disatu sisi penulis mewawancarai kepala bidang pelayanan
43
Masalah di atas menunjukan bahwa adanya saling
44
kepada Kepala Bidang Penegakan Perda Sat Pol PP, (nama) pada
bln, thn):
beralkohol.
c) Laporan di Tempat
46
penjual itu sehingga kalau ada gerik-gerik dilakukan oleh
penjual yang mencurigakan mereka bisa lapor.”
Terdapat kendala dalam pengawasan tidak langsung bahwa
laporkan itu tidak ada lagi di tempat, berikut penuturan kepala bidang
diterima oleh Satpol PP dapat diproses dengan SOP yang ada, agar
satpol PP, (karang nama sa) pada tanggal (tgl, bln, thn), ada beberapa
47
beralkoholnya saat pemeriksaan mendadak atau sidak pada patroli
rutin.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Bidang Penegakan
Perda Satpol PP, menurutnya hal itu diperlukan agar dapat dicarikan
PP dan penjual.
c) Laporan Pelaksanaan Pekerjaan, baik Laporan Berkala maupun
Insidentil
Berdasarkan hasil wawancara dengan penulis dengan Kepala
berikan kepala satuan satpol PP. Lebih lanjut menurut Kepala Bidang
disita minumannya.
Laporan-laporan pengawasan penjualan minuman beralkoh
48
pemerintah dan evaluasi untuk menyusun SOP dalam melakukan
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan berbagai data yang diperoleh serta
PMDPTSP dan SATPOL Kota Soe kab. TTS. Dalam proses pembuatan
49
melibatkan banyak pihak sehingga diperlukaan koordinasi agar dapat
SIUP-MB.
2. Pelayanan pembuatan surat izin penjualan minuman beralkohol yang
banyak laporan yang tidak dapat di proses karena kurang alat bukti
pelanggaran.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis ingin
efektif dan efisien. Agar masyarakat kota Soe Kab. TTS. Mempunyai
rasa aman dari berbagai macam masalah social yang di timbulkan oleh
dengan baik.
50
3. Peningkatan pengawasan oleh SATPOL PP, DPMDPTSP, serta secara
minuman beralkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Rujukan:
Adrian, Sutedi, 2010. Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar
Grafika, Jakarta.
51
M. Manullang, 1977. Dasar-dasar Management, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sjachran, Basah, 1998. Pencabutan Izin Sebagai Salah Satu Sanksi Hukum
Administrasi Negara, FH UNAIR, Surabaya.
Dokumen:
Peraturan Bupati Timor Tengah Selatan No. 22 Thun 2016 tentang Izin Tempat
Penjualan Minuman Beralkohol.
Rujukan Internet
https://www.victorynews.id/ketua-dprd-tts-digebuk-usai-miras/,
52
http://kupang.tribunnews.com/2014/06/21/nenobais-tewas-pasca-pesta-miras,
http://kupang.tribunnews.com/2019/01/13/breaking-news-dipicu-mabuk-miras-
dua-pengendara-sepeda-motor-tewas-usai-tabrakan-maut.
http://ttskab.go.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Minuman_beralkohol
Skripsi/Tesis/Disertasi:
53