Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA TARUNA TIMIKA


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI / Genap
Materi Pokok : Konflik, kekerasandan perdamaian
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran

A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Menganalisis konflik  Memahami akar masalah dan sebab-sebab terjadi konflik
sosial dan cara  Memahami resolusi konflik (pencegahan, kelola,
memberikan respons rekonsiliasi, dan transformasi)
untuk melakukan resolusi
konflik demi terciptanya
kehidupan yang damai di
masyarakat.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Memahami akar masalah dan sebab-sebab terjadi konflik
 Memahami resolusi konflik (pencegahan, kelola, rekonsiliasi, dan transformasi)

 Materi Pembelajaran
 Akar masalah dan sebab-sebab terjadi konflik
 Resolusi konflik (pencegahan, kelola, rekonsiliasi, dan transformasi)

D. Metode Pembelajaran
1) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning (PBL)
2) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
E. Media Pembelajaran
Media :
 Cetak: buku, modul,
 Manusia dalam lingkungan: guru, pustakawan, laboran, dan penutur nativ.
Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
F. Sumber Belajar
 Buku Sosiologi Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 201

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan, dan perdamaian
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Kegiatan Inti
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
pemberian perhatian pada topik materi Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan,
rangsangan) dan perdamaian dengan cara :
 Melihat
 Menayangkan gambar/foto/
 Mengamati
 Lembar kerja materi Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan,
dan perdamaian.
 Pemberian contoh-contoh materi Berbagai fakta tentang Konflik,
kekerasan, dan perdamaian untuk dapat dikembangkan peserta
didik, dari media interaktif, dsb

 Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Berbagai fakta tentang
Konflik, kekerasan, dan perdamaian.
 Menulis
Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan, dan perdamaian.
 Mendengar
Pemberian materi Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan, dan
perdamaian oleh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai materi :
 Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan, dan perdamaian
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
1 . Pertemuan
Data
collection COLLABORATION (KERJASAMA)
(pengumpulan Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
data)  Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Berbagai fakta tentang Konflik,
kekerasan, dan perdamaian.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Berbagai fakta tentang
Konflik, kekerasan, dan perdamaian yang telah diperoleh pada buku
catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan, dan perdamaian
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru.
Catatan : Selama pembelajaran Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan, dan perdamaian
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap:
nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup
Guru :
 Guru memberikan pertanyaan terkait materi Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan,
dan perdamaian.
 Guru kembali memberikan materi tentang Berbagai fakta tentang Konflik, kekerasan, dan
perdamaian.
 Guru menutup pelajaran .

3 Februari 2020

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Matapelajaran

Aprilya Huka, S.Pd Benedikta Huik,S.Pd


Nip.- Nip.-
Materi Sosiologi SMA Kelas XI : Konflik,
Kekerasan, dan Perdamaian

KONFLIK

Konflik berasal dari bahasa Latin yaitu conflitus (saling berbenturan,


bertentangan, berlawanan, ketidaksesuaian). Menururt M.Z. Lawang, konflik
adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasaan ketika
tujuan pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya mendapatkan keuntungan,
tapi juga untuk menundukkan saingannya. Sementara, Soerjono Soekanto
mengungkapkan pendapatnya bahwa konflik yaitu suatu proses sosial orang
per orang atau kelompok manusia yang berusaha memenuhi tujuannya
dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
atau kekerasan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita simpulkan
bahwa konflik adalah bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan
pihak lain yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan,
hingga saling menghancurkan.

Penyebab Konflik

1. Perbedaan kebudayaan

2. Perbedaan individu

3. Perbedaan ideologi

4. Perbedaan kepentingan

5. Perubahan nilai-nilai sosial

Bentuk-Bentuk Konflik

 Bentuk Konflik Sosial Secara Umum

1. Konflik Pribadi
Konflik ini terjadi dikarenakan ada dua individu yang mana
sedang mengalami sebuah masalah pribadi dan saling tidak
ingin menyadari kesalahan masing-masing. Dalam konflik
pribadi, biasanya masing-masing individu akan berusaha
untuk mengalahkan lawannya.

1. Konflik Antar Kelas


Konflik yang terjadi antar kelompok ataupun individu yang
memiliki masalah dengan individu lainnya yang berada di
kelompok (kelas) lainnya. Yang dimaksud kelas disini dapat
diartikan sebagai kedudukan seseorang ataupun kelompok di
dalam lingkungan masyarakat secara vertikal (kelas atas
atau kelas bawah).

1. Konflik Politik
Konflik sosial yang terjadi pada dua kelompok atau individu
yang satu sama lainnya memiliki perbedaan serta pandangan
berbeda mengenai prinsip dari masalah ketatanegaraan yang
akhirnya berdampak pada perselisihan pandangan. Konflik
politik ini bisa mengaitkan beberapa golongan-golongan
tertentu dalam masyarakat hingga negara.

1. Konflik Rasial
Konflik rasial merupakan konflik yang terjadi diantara
kelompok ras yang berbeda dikarenakan adanya kepentingan
serta kebudayaan yang bertabrakan satu sama lainnya..
Konflik ini biasanya terjadi karena salah satu ras yang
merasa lebih unggul dibandingkan dengan ras lainnya.

1. Konflik Internasional
Konflik internasional merupakan konflik yang terjadi dengan
melibatkan beberapa kelompok negara dikarenakan adanya
perbedaan kepentingan di dalamnya. Banyak sekali kasus
konflik internasional yang terjadi berawal dari konflik dua
negara yang mana dikarenakan adanya masalah ekonomi dan
politik. Lambat laun, konflik yang terjadi diantara kedua
negara ini berkembang dan menjadi konflik internasional.
Hal ini terjadi karena masing-masing negara mencari kawan
sekutu yang memiliki visi serta tujuan yang sama mengenai
masalah yang sedang terjadi.

1. Konflik Antar Suku Bangsa


Konflik yang terjadi karena adanya perbedaan di dalam
kehidupan masyarakat, antara suku bangsa yang satu dengan
yang lainnya. Perbedaan yang dimaksud adalah mulai dari
abhasa daerah, adat istiadat, kesenian daerah, seni
bangunan rumah, serta tata susunan kekerabatan.

1. Konflik Antar Agama


Bentuk-bentuk konflik sosial antara agama ini merupakan
konflik yang terjadi pada pemeluk agama satu sama lainnya.
 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Sifat

1. Konflik Konstruktif
Konflik yang memiliki sifat fungsional yang terjadi
dikarenakan adanya perbedaan pemahaman dari individu
ataupun kelompok saat menghadapi sebuah permasalahan yang
terjadi. Konflik konstruktif ini nantinya dapat menimbulkan
konsensus dari berbagai pemahaman serta mencitakan sebuah
perbaikan. Sehingga konflik ini nantinya akan memberikan
nilai positif pada pengembangan organisasi atau komunitas.

1. Konflik Destruktif
Konflik destruktif merupakan konflik yang terjadi karena
adanya perasaan yang kurang senang, benci, bahkan dendam
dari indvidu atau kelompok kepada pihak-pihak lainnya.
Konflik destruktif menciptakan bentrokan-bentrokan fisik
yang membuat hilangnya harta benda hingga nyawa orang lain.
 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Posisi Pelaku Yang Terkait Konflik

1. Konflik Vertikal
Konflik vertikal adalah konflik yang terjadi diantara
komponen masyarakat yang berada di dalam sebuah pimpinan
dengan karyawan yang ada di dalam kantor. Konflik ini
terjadi karena adanya jabatan yang berbeda.

1. Konflik Horizontal
Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi diantara
individu ataupun kelompok yang memiliki kedudukan yang
hampir atau bahkan sama.

1. Konflik Diagonal
Konflik diagonal merupakan konflik yang muncul karena
adanya pengalokasian sumber daya yang tidak adil pada semua
organisasi yang akhirnya menyebabkan terjadinya
pertentangan yang cukup ekstrim.
 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Sifat Pelaku Yang Berkaitan Dengan

Konflik

1. Konflik Terbuka
Konflik terbuka merupakan konflik yang kejadiannya
diketahui oleh banyak pihak bahkan masyarakat umum.

1. Konflik Tertutup
Konflik tertutup merupakan konflik yang terjadi dan hanya
diketahui oleh beberapa pihak saja, yaitu individu atau
kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut.
 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Dengan Bentuk

1. Konflik Realistis
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya rasa
kekecewaan dari individu atau kelompok tentang perkiraan
keuntungan atau tuntutan yang ada dalam sebuah lingkungan
sosial.

1. Konflik Nonrealistis
Merupakan konflik yang didasarkan pada sebuah kebutuhan
yang digunakan untuk meredakan ketegangan, setidaknya dari
salah satu pihak yang berkaitan.
 Bentuk Konflik Sosial Berdasar Pendapat Ralf Dahrendorf

1. Konflik Peran, konflik yang terjadi di dalam sebuah peranan


sosial. Konflik peran ini merupakan kondisi dimana seseorang
menghadapi berbagai harapan berbeda dengan peranan yang
dimilikinya.
2. Konflik antara kelompok sosial
3. Konflik antara kelompok yang sudah tergorganisis dengan
kelompok yang tidak terorganisi
4. Konflik antara satuan nasional

Dampak Konflik

Dampak Positif

1. Memperjelas apek-aspek kehidupan

2. Adanaya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta

hubungan sosial dalam kelompok

3. Jalan mengurangi ketegangan antar individu atau kelompok

4. Jalan untuk mengurangi atau menekan pertentangan yang terjadi

dalam masyarakat

5. Memunculkan komromi baru

6. Berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara

kekuatan-kekuatan dalam masyarakat

Dampak Negatif

1. Retaknya persatuan kelompok

2. hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia

3. berubahnya sikap dan kepribadian individu yang mengarah pada hal

yang bersifat negatif

4. serta munculnya dominasi kelompok yang menang terhadap kelompok

yang salah.

KEKERASAN

Kekerasan adalah sebuah aksi atau tindakan yang bertujuan untuk merusak,
mencederai, melukai, memusnahkan properti bahkan manusia. Kekerasan
sendiri terbagi menjadi dua yaitu kekerasan secara langsung (direct
violence) dan kekerasan struktural (structural violence). Kekerasan secara
langsung tidak sekedar melakukan kekerasan secara tangible, tapi lebih dari
itu, yakni merupakan aksi yang bertujuan untuk menciptakan hirarki dan
hegemoni. Kedua adalah kekerasan struktural (structural violence), yakni
kekerasan yang diawali dari adanya perbedaan kelas dan posisi yang
menghegemoni dan dihegemoni sehingga memungkinkan terjadinya
tindakan alienasi-diskriminasi-eksploitasi-represi yang bertujuan untuk
menjaga hirarki yang sudah ada oleh kelompok yang berkuasa, maupun
bertujuan untuk menghancurkannya oleh kelompok yang tertindas
Kekerasan struktural biasanya dilakukan oleh kelompok mayoritas atau yang
memegang kekuasaan sehingga di dalam penerapan kehidupan berbangsa
dan bernegara selalu memihak pada kelompok berkuasa/mayoritas dan
mendiskriminasi kelompok yang tertindas/minoritas.

Faktor Penyebab Kekerasan

1. Adanya prasangka buruk kepada pihak lain

2. Individu tidak dapat mengendalikan emosinya

3. Lahirnya permasalahan yang memancing permusuhan

4. Kontrol sosial sudah tidak berfungsi untuk mengendalikan persaingan

yang terjadi

5. Adanya keinginan manusia untuk mendapatkan prestasi

PERDAMAIAN

Berbagai macam bentuk konflik dan kekerasan kemudian menjadi stimulan


untuk menerapkan metode-metode baru konsep perdamaian agar bisa
menjawab tantangan yang ada. Perdamaian adalah sebuah istilah/kata
untuk menyebut suatu kondisi adanya harmoni, kemanan (tidak terjadi
perang), serasi, dan adanya saling pengertian. Perdamaian juga bisa
diartikan suasana yang tenang dan tidak adanya kekerasan
Materi Sosiologi SMA Kelas
XI: Konflik, Kekerasan, dan
perdamaian
ayuherni December 15, 2015 Materi Sosiologi SMA Kelas XI: Konflik, Kekerasan, dan Upaya
Penyelesaiannya2015-12-15T23:06:12+00:00Sosiologi SMA No Comment

1. KONFLIK SOSIAL

a. Pengertian Konflik

Dalam kehidupan masyarakat ketrentaman dan kedamaian merupakan sebuah


keadaan sosial yang selalu diharapkan. Namun pada kenyataannya dalam setiap
masyarakat pasti terdapat sebuah perselisihan atau masalah yang dapat
menyebabkan konflik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai


percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya
tak berdaya. Konflik merupakan suatu proses disosiatif yang menyebabkan
ketidakteraturan dalam kehidupan masyarakat, namun konflik juga memiliki fungsi
bagi masyarakat. Konflik menurut Soerjono Soekanto konflik berisi perasaan yang
memperdalam perbedaan-perbedaan antara individu dan kelompok yang memicu
keinginan untuk saling menekan dan menghancurkan pihak lain.

Kata “konflik” berasal dari bahasa Latin “configure” yang artinya saling memukul.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai
percekcokkan, perselisihan, atau pertentangan. Dengan demikian, secara sederhana,
konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang bersebrangan, tidak selaras,
dan bertentangan.

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

b. Faktor-Faktor Penyebab Konflik

Soerjono Soekanto mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan


terjadinya konflik dalam masyarakat, yakni

1. perbedaan antarindividu : setiap manusia memiliki ego sendiri-sendiri yang


jika tidak di kendalikan secara tepat dapat menimbulkan konflik dengan
individu

2. perbedaan antarkebudayaan : individu merupakan bagian dari suatu


masyarakat dimana pola-pola pemikirannya dipengaruhi oleh masyarakat
tersebut sehingga secara sadar atau tidak timbul pertentngan karena
perbedaan kebudayaan.

3. perbedaan kepentingan : setiap individu maupun kelompok tentu memiliki


kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam mengerjakan sesuatu

4. perubahan sosial : hal ini merupakan faktor penting penyebab terjadinya


konflik misalnya pada masyarakat yang tertutup dan sulit menerima
perubahan akan menentang perubahan karena dianggap mengacaukan
tatanan yang telah ada.

c. Bentuk-Bentuk Konflik

Lewis A. Coser membedakan konflik atas dua bentuk.

1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap


sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.

2. Konflik nonrealistic adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan


persaingan yang antagonistis (berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-
pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Contohnya pembalasan dendam
lewat ilmu gaib yang dilakukan dalam masyarakat tradisional. Contoh lain
adalah upaya mencari kambing hitam yang terjadi dalam masyarakat telah
maju.

Soerjono Soekanto menyebutkan lima bentuk khusus konflik atau pertentangan


yang terjadi dalam masyarakat.

1. Konflik pribadi

2. Konflik rasial

3. Konflik antara kelas-kelas sosial


4. Konflik politik

5. Konflik internasional

Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan bentuk-bentuk konflik

1. Konflik dengan orang tua sendiri

2. Konflik dengan anak-anak sendiri

3. Konflik dengan keluarga

4. Konflik dengan orang lain

5. Konflik dengan suami istri

6. Konflik di sekolah

7. Konflik dalam pemilihan pekerjaan

8. Konflik agama

9. Konflik pribadi

d. Dampak Sebuah Konflik

Konflik dapat memiliki dampak atau akibat positif maupun negative

Segi positif konflik adalah sebagai berikut.

1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau


masih belum tuntas ditelaah.

2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-


nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan
kebutuhan individu atau kelompok

3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group


solidarity) yang sedang berkonflik dengan kelompok lain.

4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu


dan kelompok

5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan


menciptakan norma-norma baru

6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara


kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat

7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik


berada dalam kekuatan yang seimbang

Segi negative suatu konflik adalah sebagai berikut.

1. Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok

2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia


3. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah pada hal-
hal positif atau negative

4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah

1. KEKERASAN

a. pengertian

Kekerasan adalah bentuk lanjutan dari konflik sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau
kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan
kerusakan fisik atau barang orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kekerasan identik dengan tindakan melukai orang


lain dengan sengaja, membunuh, atau memperkosa. Kekerasan seperti itu sering
disebut sebagai kekerasan langsung (direct violence). Kekerasan juga menyangkut
tindakan-tindakan seperti mengekang, mengurangi atau meniadakan hak
seseorang, mengintimidasi, memfitnah, dan menteror orang lain. Jenis kekerasan
yang terakhir disebut kekerasan tidak langsung (indirect violence)

b. Teori-Teori tentang Kekerasan

Teori Faktor Individual

Agresivitas perilaku seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan. Faktor


penyebab perilaku kekerasan adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi
meliputi kelainan jiwa, seperti psikopat, psikoneurosis, frustasi kronis, serta
pengaruh obat bius. Faktor yang bersifat sosial, antara lain konflik rumah tangga,
faktor budaya, dan media massa.

Teori Faktor Kelompok

Terjadi karena benturan identitas kelompok yang berbeda. Contohnya konflik


antarsupoter bola

Teori Dinamika Kelompok

Kekerasan yang timbul karena adanya deprivasi relative (kehilangan rasa memiliki)
yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan-perubahan
sosial yang terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat dan tidak mampu
ditanggapi dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya.

1. CARA PENGENDALIAN KONFLIK DAN KEKERASAN


Konflik merupakan gejala sosial yang senantiasa melekat dalam kehidupan setiap
masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya
masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah
mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan
(violence).

Pada umumnya masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk


mengendalikan konflik di dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai
katup penyelamat (safety valve), yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk
mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Lewis A. Coser melihat
katup penyelemat sebagai jalan keluar yang dapat meredakan permusuhan antara
dua pihak yang berlawanan.

Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial:

1. Konsiliasi

Bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu


yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara
pihak-pihak yang bertikai.

1. Mediasi

Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang
berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini
akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam
menyelesaikan pertentangan mereka.

1. Arbitrasi

Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang
berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga
yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.

Anda mungkin juga menyukai