Mikologi Parasit Kelompok 9
Mikologi Parasit Kelompok 9
“Mikologi”
TAHUN 2019
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Mikologi...................................................................................................................... 4
2.2 Sifat Umum Mikologi ................................................................................................................... 4
2.3 Morfologi Mikologi ...................................................................................................................... 5
2.4 Siklus Mikologi ............................................................................................................................. 7
2.5 Cara Penularan Pada Mikologi ..................................................................................................... 7
2.6 Cara Diagnosa Mikologi ............................................................................................................... 8
2.7 Cara Pemeriksaan Laboratorium Mikologi ................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia kedokteran sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu dasar lainnya,
salahsatunya yaitu mikologi. Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur serta
peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita
maknaisebagai cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons,
tubuhnya berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun
cendawan adalahorganisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang
sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata
fungi memiliki makna yang lebih luas.
3
BAB II PEMBAHASAN
1) Parasit obligat meruapkan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup misalnya: khamir yang menginfaksi paru-
paru para penderita AIDS.
4
2) Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang sesuai.
3) Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanan dari organisme yang talah mati seperti kayu tumbang
dan buah yang jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrosale pada
substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana
sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu hifa juga langsung menyerap bahan-bahan
organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Pada umumnya, jamur tumbuh dengan baik ditempat yang lembab. Tetapi jamur
juga dapat menyesuaikan diri dengan linkungannya, sehingga jamur dapat ditemukan di
semua tempat di seluruh dunia termasuk di gurun pasir yang panas.
Jamur yang biasanya menimbulkan penyakit pada manusia, hidup pada zat
oeganik atau di tanah yang mengandung zat organik yaitu humus, tinja, bintanag atau
burung. Dalam keadaan demikian, jamur tersebut dapat hidup terus-menerus sebagai
saprofit tanpa melalui daur sebagai parasit pada manusia. Sebaliknya jamur juga dapat
hidup dalam atau pada permukaan larutan zat anorganik di laboratorium.
a). Khamir, sel-sel yang berbentuk bulat, lonjong, atau memanjang. Yang berkembang
biak membentuk tunas dan membentuk koloni basah atau berlendir.
b). Kapang, sel-sel meanjang dan bercabang yang disebut dengan hifa. Hifa tersebut
bersekat menjadi banyak sel, atau tidak bersekat disebut denganhifa senositik. Anyaman
hifa baik multiseluler ataupun senositik disebut miselium. Hifa dapat bersifat sebagai :
Spora dapat dibentuk secara aseksusal ataupun seksual. Spora aseksusal disebut
talospora (Thallospora), yaitu spora yang langsung dibentuk dari hifa reprodukif. Spora
yang termasuk talospora ialah :
a). Blastospora, spora yang berbentuk tunas pada permukaan sel, ujung hifa atau pada
sekat atau septum hifa semu.
5
b). Artrospora, spora yang dibentuk langsung dari hifa dengan banyak sektum yang
kemudian mengadakan fragmetasi sehingga hifa terbagi menjadi banyak artrospora yang
berdinding tebal.
c). Klamidospora, spora yang dibentuk pada hifa diujung, ditengah, atau yang menonjol
ke lateral. Diameter klamidospora lebih lebar dari hifa yang membetuk, dan berdinding
tebal.
d). Aleuriospora, spora yang dibentuk pada ujung atau sisi dari hifa khusus yang disebut
konidiofora. Aleuriospora bersifat uniseluler dan kecil yang disebut mikrokonidia, atau
bersifat multiseluler besar atau panjang yang disebut makrokonidia.
e). Sporaiospora, spora yang dibentuk dalam ujung hifa yang menggelembung yang
disebut sporangium.
Spora seksual dibentuk oleh dua sel atau hifa. Yang termasuk golongan spora
seksual ialah:
b). Oospora, spora yang dibentuk oleh dua hifa yang tidak sejenis.
c). Askospora, spora yang terdapat didalam askus yang dibentuk oleh dua jenis sel atau
dua jenis hifa.
d). Basidiospora, spora yang dibetuk pada basidium sebagai hasil penggabungan dua
jenis hifa.
Berdasarkan sifat koloni, hifadan spora yang dibentuk oleh kapang atau khamir,
jamur dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
b). Myxocmycetes, betuk vegetatif terdiri dari se-sel yang motil. Karena pada stadium
lanjut sel-sel tersebut bergabung dan membentuk bagian-bagian yang mirip sporulasi
jamur, maka kelas ini digolongkan dalam mikologi.
c). Chytridiomycetes, kapang dari kelas tersebut mempunyai hifa sinositik. Salah satu
spesiesnya adalah patogen pada manusia (Rhinosporidium seeberi).
d). Zygomycetes, kapang dari kelas yang mempunyai senositik, genus-genus dari ordo
mucorales yang termasuk kelas zygomycetes, yaitu Mucor, Rhizopus, Absidia,
6
Mortierella, dan Cunninghamella menyebabkan mikosis pada manusia dan beberapa
jeis binatang.
e). Ascomycetes, kapang dari kelas ini membentuk ascospora dalam askus. Penyebab
jamur sistemik pada manusia termasuk dalam kelas ini.
f). Basidiomycetes, kapang dari kelas ini membentuk basiospora. Sebagaian besar
kapang dari kelas ini patogen untuk pohon-pohon dan sejenis gandum, satu spesiesnya
yaitu Filobasidiella neoformans (stadium seksual dari Cryptococcus neuformans)
merupakan salah satu jenis patoge yang penting pada manusia.
g). Deuteomycetes, yang digolongkan dalam kelas ini adalah semua kapang yang belum
dikenal stadium seksualnya.
7
2.6 Cara Diagnosa Mikologi
Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV) yaitu menghasilkan sinar
ultraviolet 360 nm (atausinar “hitam” yang dapat digunakan untuk membantu
evaluasi penyakit-penyakit kulit tertentu
Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH
Pemeriksaan biaka nuntuk mengetahui jenis jamurnya yaitu dilakukan dengan
menanamkan sampel pada media buatanya itu menggunakan media agar dextrose
sabouraud.
Tujuan dilakukan pemeriksaan ini yaitu sebagai penyokong pemeriksaan
langsung (KOH)
2. Diagnosis Lab
a. Tampilan secara teknis dapat dilihat langsung misalnya pada jamur penyebab panu
yang dapat dilihat secara langsung dengan ciri-ciri bersisik, gatal pada saat
berkeringat, putih dan kasar.
b. Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV) yaitu menghasilkan sinar
ultraviolet 360 nm atau sinar “hitam” yang dapat digunakan untuk membantu
evaluasi pengakit-penyakit kulit tertentu.
c. Pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopi
d. Prinsip Larutan KOH 10% atau 20% akan melisiskan kulit, kuku dan rambut
sehingga bila mengandung jamur, dibawah mikroskop akan terlihat hypa dan atau
spora. Pemeriksaan KOH (kaliumhi droksida) merupakan pemeriksaan yang
dianjurkan untuk menegakkan diagnosis pada setiap kasus kelainan kulit pada
infeksi jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengerokkan kulit
pada bagian kulit yang mengalami infeksi jamur. Hasil yang diterapkan pada
pemeriksaan ini ditemukannya elemen jamur berupa hifa panjang dan artrospora
(hifa bercabang) yang berarti bahwa penyebab kelainan kulit pada pasien disebabkan
oleh jamur nakal (dermatofita) .
e. Tujuan Menemukan adanya hypa dan atau spora pada kulit, kuku dan rambut.
Alat dan Bahan
Alat :
1. Mikroskop
2. Kapas
3. Pipet Tetes
8
4. Scapel
5. Petridish
6. Obyek Glass
7. Cover Glass
Bahan :
1. KOH 10 %
2. KOH 10 %
3. Alkohol
Langkah Kerja :
1. Kulit
Kulit yang akan diambil sampelnya dibersihkan dengan kapas alkohol 70%
untuk menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya.
Bagian yang aktif dan didapati jamur di kerok dengan scalpel dengan arah
dari atas kebawah.
Objek glass yang telahditetesi KOH 10% 1-2 tetes diletakkan dibawah bagian
yang dikerok (untuk melisiskan keratin)
Bahan diambil dan dipilih dari bagian lesi yang aktif, yaitu daerah pinggir
terlebih dahulu. Dikerok dengan skapel sehingga memperoleh skuama yang
cukup.
Lalu tutup dengan cover glass.
Letakkan di atas kapas beralkohol di petridisc, kemudian dibawa ke lab
Untuk pemeriksaan, fiksasi sebanyak 3x kemudian periksa dibawah
mikroskop perbesaran 10x – 40x
2. Rambut
Rambut yang dipilih adalah rambut yang terputus-putus atau rambut yang
warnanya tidak mengkilap lagi.
Objek glass tetesi dengan KOH 20%
Ambil sehelai rambut, potong dengan gunting
Letakkan di objek glass, tutup dengan cover glass
Letakkan di atas kapas beralkohol di petridisc, kemudian dibawa ke lab
Untuk pemeriksaan, fiksasi sebanyak 3x kemudian periksa dibawah
mikroskop perbesaran 10x – 40x
3. Kuku
Bahan yang diambil adalah masa detritus dari bawah kuku yang sudah rusak
atau dari bahan kuku nya sendiri.
Kuku dibersihkan dengan alkohol 70%.
Kemudian kuku di kerok menggunakan skapel dan taruh pada objek glass
kemudian tuangi dengan KOH 20-40% 1-2 tetes dan tutup dengan cover glass.
9
Simpan di petridisc yang telah ada kapas beralkohol untuk diperiksa di lab
Fiksasi sebanyak 3x kemudian periksa dibawah mikroskop perbesaran 10x –
40x dan dilihat dibawah mikroskop perbesaran 10x. Dan yang dicari adalah hifa
dan sporanya.
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
https://irham1977.wordpress.com/2010/02/17/mikologi/
Srisasi Gandahusada, D. Ilahude DAP&E and Wita Pribadi, 1998. Parasitologi Kedokteran.
Jakarta:Balai Penerbit FKUI
12