Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN

DESINFEKTAN DAN MACAM-MACAM DESINFEKTAN AIR


SERTA TEKNIK SAMPLING DESINFEKTAN AIR

Disusun Oleh Kelompok 4:

 Muhammad Sabiq
 Qorry Afifah
 Revita Salsabila
 Widya Nur Anggraini

TINGKAT 1 KELAS D-IIIB


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................................3


1.1. Latar Belakang ..........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................4
2.1 Pengertian Desinfektan Air.........................................................................................................4
2.2 Macam-macam Desinfektan Air .................................................................................................4
2.3 Teknik Sampling Pada Desinfektan Air .....................................................................................6
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................9

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan desinfektan air?
3. Apa saja macam-macam desinfektan air?
4. Bagaimana teknik sampling desinfektan air?

1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desinfektan air
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam pada desinfektan air
3. Untuk mengatahui bagaimana teknik sampling pada desinfektan air

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desinfektan Air

Desinfektan air merupakan bahan untuk melakukan desinfeksi. Desinfeksi adalah


proses pengolahan air dengan tujuan membunuh kuman atau bakteri pathogen yang ada dalam
air. Sebelum air bersih didistribusikan proses desinfeksi mutlak dilakukan sebaik apapun hasil
pengolahan yang diperoleh.

2.2 Macam-macam Desinfektan Air


1. Chlorin (Cl2)

Chlorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan
desinfektan. Sebagai oksidant, chlorin digunakan untuk menghilangkan bau, rasa dan warna
pada pengelolahan air bersih, serta untuk mengoksidasi Fe+2 dan Mn-2 yang banyak
terkandung dalam air tanah menjadi Fe+3 dan Mn-3 . Yang dimaksud dengan chlorin tidak
hanya Cl2 saja, akan tetapi termaksuk juga asam hiphochlorite (HOCl) dan ion hypochlorite
(OCl). Serta beberapa jenis chloramine, seperti monochloramine (NH2Cl) termaksud di
dalamnya. Chlorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl (bleach) dan
Ca(OCl)2. Chloramines terbentuk karena adanya reaksi antara amonia (NH3), baik anorganik
amonia maupun organik amonia di dalam air dengan chlorine. Adapun jenis-jenis chlorin
adalah sebagai berikut :
a. Anorganik Chloramine
Seperti telah disebutkan di atas, chloramine terbentuk karena adanya amonia di dalam
air. Chloramine kurang efektif sebagai desinfektan bila dibandingkan dengan chlorine,
tetapi bersifat lebih stabil sehingga residualnya lebih persistent. Pementukan jenis
chloramines tergantung pada pH dan pertandingan NH3 dengan HOCl.
b. Organik Chloramine
Pada organic chloramines reaksi yang terbentuk agak lambat tetapi hasilnya stabil,
sehingga residualnya tetap ada setelah beberapa jam. Kemampuan desinfektan lebih rendah
bila dibandingkan dengan anorganik chloramine.
c. Natrium dan Calsium Hphochlorit
Natrium dan Calsium hypochlorite banyak digunakan sebagai desinfektan di dalam
kolam renang. Keduanya menjadi efektivitas yang sama dengan chlorine. Bentuk
4
desinfektan yang ditambahkan akan memengaruhi kualitas air yang didesinfeksi.
Penambahan chlorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turuny pH air, karena terjadi
pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan chlorine dalam bentuk natrium
hypochlorite akan menaikkan alkalinityair tersebut, sehingga pH akan lebih besar pula.
Sedangkan Calsium hypochlorite akan menaikkan pH kesadahan total air ang didesinfeksi.
d. Chorine dioksida
Sejak tahun 1944 chlorine dioksida (ClO2) sudah digunakan dalam proses pengolahan
air bersih, untuk menghilangkan rasa dan bau akibat adanya phenol. Selain menghilangkan
rasa dan bau ClO2 digunakan pula untuk menghilangkan zat besi (Fe) dan mangan (Mn),
serta sebagai desinfektan dan pencegah adanya algae.
2. Ozone (O3)
Ozone atau O3 bersifat mudah larut di dalam air dan mudah terdekomposisi pada
temperature dan pH tinggi. Karena sifat terakhir ini, maka ozone harus disiapkan/dibuat sesaat
sebelum digunakan. Ozone merupakan oksidator kuat yang bereaksi cepat dengan hampir
semua zat organik dan anorganik. Meskipun demikian, peekecualian terjadi bagi ion chlorida
karena tidak bereaksi dengan ozone dan amonia yang hanya sedikit bereaksi dengan ozone.
Sifat ozone yang bereaksi dengan cepat menyebabkan persistensinya di dalam air hanya
sebentar saja. Dengan demikian desinfektan ini kurang efektif bila dimasudkan untuk
“menjaga” kualitas air yang terkontaminasi di jaringan distribusi. Ozone tidak stabil di dalam
air serta mempunyai waktu paruh sebesar 40 menit pada pH 7,6 dan suhu 14,6oC. Pada suhu
udara bebas diperkirakan waktu paruhnya hanya sekitar 10-20 menit.

3. Iodine dan Bromine


Sudah sejak lama iodine digunakan sebagai anti septik pada luka yang kita derita,
meskipun demikian penggunaannya sebagai desinfektan kurang popular sampai saat ini.
Dibandingkan dengan chlorine, penggunaan iodine memerlukan biaya besar. Seperti halnya
chlorine dan bromine, efektivitas iodine dalam membinasakan bakteri dan cyste, masih sangat
tergantung pada pH. Akan tetapi dalam membinasakan virus, iodine lebih efektif daripada
chlorine dan bromine. Bromine merupakan bakterisida dan virusida yang efektif. Pada
kehadiran amonia di dalam air, bromine lebih efektif bila dibandingkan dengan chlorine.
Sebagai cystisida, asam hypobromus masih tetap aktif pada pH > 9.

5
4. Desinfektan Lain
Beberapa desinfektan yang belum banyak digunakan karena kurang efektif atau karena
penggunaannya masih merupakan hal baru, itu sebagai berikut :
a. Ferrate
Ferrate merupakan garam dari asam ferric (H2FeO4) dimana Fe bervalensi 6. Sebagai
bakterisida atau virusida, ferrate lebih baik dari pada chloramine.
b. Hydrogen Peroksida
Hydrogen peroksida (H2O2) adalah oksidator yang digunakan pula sebagai desinfektan.
Penggunaannya tidak popular, karena harganya mahal dan konsentrasi yng diperlukan
sebagai desinfektan cukup tinggi.
c. Kalium Permanganat
Kalium permanganate (KMnO4) merupakan oksidator kuat yang sudah sejak lama
digunakan. Dalam proses pengolahan air bersih, penggunaan KMnO4 adalah sebagai
oksidator untuk mengurangi kadar Fe dan Mn di dalam air, serta untuk menghilangkan rasa
dan bau dari air yang diolah. Selain itu KMnO4 digunakan pula sebagai algisida.
Penggunaan KMnO4 sangat terbatas karena harganya mahal, dayanya sebagi bakterisida
rendah, serta warnanya mengganggu bila digunakan pada konsentrasi tertentu.

2.3 Teknik Sampling Pada Desinfektan Air


Pemeriksaan Kadar Ammonium
Sebanyak 22 sampel air kolam renang diperiksa kadar ammoniumnya menggunakan
metode Nessler secara kolorimetri sebelum dilakukan penambahan kaporit dengan
konsentrasi yang berbeda. Pada 25 ml sampel ditambahkan 1,5 ml larutan Garam Signet
dan 0,5 ml Nessler kemudian dikocok. Jika larutan sampel berwarna kuning coklat
muda berarti Ammonium positif. Bandingkan dengan Blanko yang dititrasi dengan
larutan Standar Ammonium klorida (NH4Cl) 0,1 mg/L NH4⁺.
Konsentrasi NH₄⁺ (mg/L) = 1000 x Standar NH₄Cl x ml 25 titran

Analisa Residual Klorin Secara Iodometri


Pada 22 erlenmeyer dimasukkan 25 ml sampel air kolam renang dan ditambahkan
sejumlah kaporit dengan konsentrasi 10 gram/L sesuai dengan tabel 2 dibawah ini,
kemudian ditutup dan didiamkan selama 30 menit di tempat gelap. Berturut-turut

6
ditambahkan 25 ml larutan asam asetat glasial, 1 spatula kristal KI dan 3 tetes larutan
amilum. Kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat hingga warna kuning
hilang dan dicatat kebutuhan volume titran. Hasil titrasi dihitung residual klorinnya :
Residual Klorin = 1000 25 x ml titran x N titran x 35,45

Penentuan Dosis Optimum Kaporit dan Prosentase Penyisihan Ammonium


Pembuatan grafik BPC dengan data konsentrasi kaporit akhir dan residual klorin Dari
grafik BPC dapat ditentukan dosis optimum kaporit dalam bentuk kristal dan larutan
yang ditambahkan pada air kolam renang tiap liter nya. Dosis optimum kaporit
dikalikan dengan jumlah sampel untuk dimasukkan kedalam sampel air. Air kolam
renang yang telah ditambah dosis optimum kaporit dalam bentuk kristal dan larutan
dihitung kembali kadar ammoniumnya untuk mendapatkan prosentase penyisihan
ammonium kemudian dihitung prosentase penyisihan (removal) ammonium dengan
rumus sebagai berikut:
Removal NH4 + = nilai NH4+(sebelum−setelah)penambahan kaporit nilai
NH4+sebelum penambahan kaporit x 100%

7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

8
DAFTAR PUSTAKA

http://nanosmartfilter.com/jenis-desinfektan-air/

http://www.saka.co.id/news-detail/monitoring-desinfektan

Anda mungkin juga menyukai