Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAJEMEN TERHADAP

KUALITAS PEMBELAJARAN DI SD KARAWANG KULON II

Oleh:
JONI MAHDI
NIM. 17416261201233

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Total Quality Management
dalam meningkatkan di bidang : 1.) Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan kurikulum di
Karawang Kulon II 2.) Bagaimana memperbaiki mutu pembelajaran di SDN Karawang Kulon II.
Baik secara pendidikan maupun prasarana 3.) Bagaimana meningkatkan pemberdayaan kualitas
guru dalam mengimplementasikan Total Quality Management.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan survei dan interview terhadap kepala sekolah dan para guru.
Subjek penelitian adalah SDN Karawang Kulon II

Kata kunci : Tujuan, Kualitas, Mutu, Penelitian

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kualitas layanan menjadi tujuan utama dari pelaksanaan sebuah pengelolaan di sekolah
agar semua masyarakat terutama warga sekolah yakni orang tua siswa. Kualitas pelayanan harus
diutamakan agar orang tua siswa menjadi lebih puas, hal ini sesuai dengan strategi Total quality
management.
Implementasi total quality management bisa mennjadi salah satu pilihan tepat bagi seorang
kepala sekolah untuk mensukseskan pengelolaan yang di sekolahnya. Karena dengan
mengimplementasikan total quality management ini kepala sekolah akan mampu mengoptimalkan
setiap program yang dimiliki oleh sekolah. (Magee et al., 2017)
Pendidikan tetap menjadi pembahasan yang hangat di negeri ini karena dipercaya sebagai
alat strategis meningkatkan taraf hidup manusia. Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam membangun sebuah negara. Dapat kita lihat di
negara-negara maju, faktor utamanya adalah pendidikan. Seperti yang di uraikan oleh Nanang
Fatah, sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan
masyarakat sebagai suprasistem. (Umar Tirtarahardja, 2010: 226). Oleh karena itu, untuk
meningkatkan mutu pendidikan diperlukan pengelolaan dengan baik.
Tuntutan akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena
semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi dalam
pendidikan yaitu adanya deregulasi yang membuka peluang lembaga pendidikan (termasuk
perguruan tinggi asing) membuka sekolahnya di Indonesia. Oleh karena itu persaingan di pasar
kerja akan semakin berat. (Sdit, Insan, & Kuis, 2019)
Kebutuhan dalam dunia pendidikan sangat beragam. Kebutuhan itu antara lain proses
pembelajaran, kebutuhan guru, staf serta pengembangan profesionalitas tenaga kependidikan,
termasuk pelanggan (customer) yang dalam pendidikan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
internal customer dan eksternal. Internal customer yaitu siswa atau mahasiswa sebagai pembelajar,
sedangkan ekstrnal customer adalah masyarakat dan dunia industri. Mutu, dalam konteks ini tidak
berdiri sendiri, artinya banyak faktor untuk mencapainya dan untuk memelihara mutu tersebut.
Dalam kaitan ini adalah peran dan fungsi system penjaminan mutu sangat dibutuhkan. (Khalim,
2018)
Organisasi atau lembaga yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan
antar departemen atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saing terdongkrak,
tetapi persaingan internal cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan energi yang
seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, sehingga pada gilirannya untuk
meningkatkan daya saing ekstern. (Holder, 2015)
Kajian Teori
Manajemen berasal dari kata “to manage“ yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan
melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen itu sendiri. Jadi,
manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. (Sdit et al., 2019)
Dalam kajian mengenai mutu pendidikan, bila ditinjau dari segi terminologi memang
banyak variasi. Akan tetapi, sebelum mendiskusikan secara rinci berdasarkan para praktisi
pendidikan, peneliti terlebih dahulu mendefinisikan mutu pendidikan secara terpisah, yaitu kata
“mutu” dan “pendidikan”masing-masing mempunyai makna tersendiri. Secara leksikal, dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dirilis oleh Depdiknas, bahwa makna mutu adalah ukuran
baik buruk suatu benda, keadaan, tarap, atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya).
Mutu pendidikan merupakan kesesuaian antara kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dengan layanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan. Kerangka filosofi
pendidikan dalam pengembangan sekolah bermutu adalah kesesuaian input, proses, dan hasil
sekolah dengan kebutuhan para pemangku kepentingan. (Khalim, 2018)
Bersamaan dengan perkembangan masyarakat yang kian kompetitif, maka organisasi
pendidikan dituntut mampu memberikan atau menghasilkan produk yang berkualitas. Produk di
organisasi pendidikan utamanya berbentuk jasa.
Produk atau hasil pendidikan pada hakekatnya berupa jasa, yang meliputi:
a) Jasa pendidikan dan pengajaran, yaitu berbagai pelayanan dalam proses belajar mengajar
terstruktur (kurikuler), seperti penyusunan kurikulum, silabus, materi dan pelaksanaan, evaluasi,
bimbingan, praktikum, juga aktivitas berupa kegiatan ekstrakurikuler.
b) Jasa administrasi, yaitu berbagai pelayanan pendidikan yang diterima oleh para pelanggan
eksternal primer, yang meliputi berbagai kegiatan atau pelayanan administrasi yang mendukung
proses pembelajaran tidak secara langsung, namun sangat menetukan efektivitas dan kualitas
pelayanan serta penyajian jasa. Macam dan jenis layanan ini antara lain: pelayanan administrasi
yang bersifat umum maupun akademis, termasuk perangkat dan sarana prasarana yang mendukung
pengadaan dan penyajian jasa pendidikan secara keseluruhan (Depdikbud, 1998:31).
Agar transformasi Total Quality Management dalam dunia pendidikan bisa tercapai, maka
antara lembaga pendidikan dan pihak pengajar harus bekerja sama. Dengan kata lain, semua yang
berkaitan dengan lembaga pendidikan harus bekerja sama dan benar-benar berupaya untuk
mengadakan perbaikan mutu pendidikan. Apabila penerapan Total Quality Management tidak
dibarengi dengan usaha yang maksimal dari seluruh pihak pengelola pendidikan (Kepala Sekolah,
guru, karyawan, siswa dan masyarakat), maka upaya transformasi Total Quality Management tidak
terwujud dengan baik.(Gelar & Pendidikan, 2015)

METODE PENELITIAN
Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Karawang Kulon II. Lokasi ini dijadikan tempat penelitian
karena sarana dan prasarana sekolah belum memadai sehingga tujuan pembelajaran belum efektif
dan optimal. Dilokasi ini juga tingkat disiplin guru maupun siswa masih harus ditingkatkan.
Banyak guru yang tidak mengindahkan untuk masuk ke kelas tepat ketika bel pelajaran berbunyi
sehingga siswa masih berhamburan diluar kelas. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu Kepala
Sekolah, tiga orang guru tetap SDN Karawang Kulon II, dan pegawai tata usaha.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dimana data
yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan dasar pendekatan
Fenomenologis dan interaksi simbolik. Hal ini didasarkan pada pandangan dan asumsi bahwa
pengalaman manusia diperoleh lewat interaksi. Disini peneliti berusaha memahami arti dari
berbagai peristiwa dalam setting tertentu dengan kacamata peneliti sendiri.
Teknik penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
Interview Metode interview yaitu metode pengumpulan data yang digunakan dengan
cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan
penelitian. Adapun obyek Interview ini antara lain: Kepala sekolah dan tiga orang guru tetap SDN
Karaang Kulon II, pegawai tata usaha serta pihak lain yang dimungkinkan untuk memberikan
tambahan dalam proses menghimpun data dalam penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Mutu Pendidikan
Membicarakan tentang pengertian kualitas atau mutu dapat berbeda makna bagi setiap
orang, karena mutu memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Oleh karena
itu, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan
semakin tingginya kebutuhan dan tuntunan kehidupan masyarakat. Perbaikan Sistem Belajar
Mengajar SDN Karawang Kulon II
Adapun langkah awal dalam penjaminan mutu kurikulum ini kepala sekolah harus terlebih
dahulu merencanakan kurikulum sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
membutuhkan proses yang sangat panjang serta membutuhkan sumberdaya manusia dan
nonmanusia yang memadai jika prinsip – prinsip tersebut dilakukan secara konsisten dalam jangka
panjang dapat menghasilkan proses pembelajaran yang sangat berkualitas. Hal ini sesuai dengan
prinsip perbaikan dalam pembelajaran dan mengimplentasikan TQM
Pelaksanaan Kurikulum SDN Karawang Kulon II
Sekolah yang bermutu adalah sekolah yang memiliki perencanaan. Pelaksanaan.
Pembinaan dan evaluasi yang terarah dan terukur. Pelaksanaan kurikulum pada SDN Krawang
Kukon II dilaksanakan pada saat menjelang libur akhir tahun contohnya seperti pada saat ini ajaran
baru sebelum siswa masuk sekolah. Sebelum dilaksanakan, maka di adakan workshop atau
lokakarya setiap tahun sekali guna mengevaluasi dan memperbaiki apa yang kurang dan harus
diperbaiki dalam meningkatkan mutu lembaga SDN Karawang Kulon II. Adapunn hal-hal yang
dibahas seperti: 1.) Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan kurikulum di SDN Karawang
KulonII 2.) Bagaimana memperbaiki mutu pembelajaran di SDN Karawang Kulon II. Baik secara
pendidikan maupun prasarana 3.) Bagaimana meningkatkan pemberdayaan kualitas guru dalam
mengimplementasikan Total Quality Management.
Perbaikan Sistem Belajar Mengajar di SDN Karawang Kulon II
Untuk sistem belajar mengajar bukan hanya berfokus pada buku pelajaran dan sistem catat
dan tulis, akan tetapi harus ada strategi pembelajaran yang baru agar murid tidak merasa bosan.
Seperti pembelajaran menggunakan infocus dimana murid akan merasakan pembelajarn yang
berbeda dengan sebelum nya dan dalam proses pembelajaran ditambahkan pula guru pendamping
sehingga menjadi dua guru, seorang guru di wajib kan pada saat mengajar tidak monoton dengan
metode ceramah sehingga suasana belajar tidak kaku dan tidak merasa bosan bagi murid. Masing
– masing guru dituntut untuk bisa dalam mencairkan suasana kelas agar tidak tegang dalam proses
mengajar berlangsung
Pemberdayaan Kualitas Guru Di SDN Karawang Kulon II
Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan kualitas guru, evaluasi dan supervisi senantiasa
dilakukakn oleh kepala sekolah. Misalnya, wali kelas selain mengajar tetapi juga harus tetap
melakukan koordinasi dan komunikasi terhadap orang tua murid terhadap perkembangan belajar
anaknya. Implemetasi TQM diukur lewat akreditasi di 2018

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di simpulkan sebagai berikut:
1.) Perencanaan dan pelaksanaan kurikulum di SDN Karawang Kulon II merupakan hasil dari
kurikulum nasional
2.) Perbaikan kualitas dalam pembelajaran dilakukan secara continous imprupment dan agar
menghasilkan siswa yang mampu bersiang di semua bidang akademik maupun non
akademik
Dalam pemberdayaan kualitas guru. Harus ada evaluasi kinerja guru dalam kurun waktu
minimal dua kali dalam setahun yang dilakukan oleh kepala sekolah jika sistem tersebut
dijalankan secara terus menerus maka akan menghasilkan kualitas yang mumpuni dan memiliki
daya saing yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Gelar, M., & Pendidikan, M. (2015). Implementasi total quality management (tqm) di mi
muhammadiyah gading i klaten erna meisaroh.
Holder, S. (2015). Educational management. Nurse Education Today, 2(3), 2.
https://doi.org/10.1016/S0260-6917(82)80053-1
Khalim, S. S. (2018). ( Studi Kasus di SMK Islam Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara )
Pendahuluan. 04(02), 221–230.
Magee, R. V., ‫م‬.‫سالمة‬, Magee, R. V., Crowder, R., Winters, D. E., Beerbower, E., … Gorski, P.
C. (2017). No Title‫الجنائية االجراءات‬. ABA Journal, 102(4), 24–25.
https://doi.org/10.1002/ejsp.2570
Sdit, P., Insan, B., & Kuis, B. (2019). Implementasi_Total_Quality_Manajemen_Tqm. III(02),
53–67.

Anda mungkin juga menyukai