(SNI 7211:2010)
I. Pendahuluan
SNI ISO 7211 bagian ini menetapkan tiga metoda untuk penentuan tetal benang per
centimeter dalam kain tenun. Masing-masing cara tersebut dapat digunakan. Pemilihan
cara bergantung pada karakter kain.
Maksud
Tujuan
- Agar mahasiswa dapat mengetahui nomor benang, tetal benang, crimp, serta anyaman
kain contoh uji.
- Agar mahasiswa memahami bagaimana cara mendapat nomor benang, tetal benang,
crimp, serta anyaman kain contoh uji.
Dekomposisi kain adalah proses menganalisis suatu kain contoh untuk didapatan data-
data dari kain tersebut agar dapat dipakai untuk membuat kain yang serupa. Proses
dekomposisi yang untuk pengujian pada kain yang digunakan adalah tetal, berat panjang,
nomor benang, jenis anyaman dan lain lain. Untuk melakukan dekomposisi digunakan
cara seperti dibawah ini:
- Cara perhitungan.
Benang lusi dan benang Pakan
ℎ𝑒𝑙𝑎𝑖 100
𝑡𝑒𝑡𝑎𝑙( ) 𝑥 100 𝑐𝑚 𝑥 𝑥 100 𝑐𝑚
2 𝑖𝑛𝑐ℎ 100−𝑚𝑙
Berat/m = 𝑁𝑚 𝑥 100
Untuk menyatakan anyaman suatu kain tenun dapat dilakukan dengan cara :
Nama anyaman beragam dari mulai anyaman dasar, yaitu anyaman polos
(plain/plat), anyaman keper (twill) dan anyaman satin (satine). Anyaman lain adalah
anyaman turunan dari anyaman dasar misalnya anyaman panama, anyaman keper
runcing dan lain - lain.
Anyaman selain dinyatakan dengan nama anyaman juga dapat dinyatakan dengan
gambar yang disebut gambar desain anyaman. Penggambaran anyaman dapat dilakukan
dengan cara :
- Dengan gambar
- Dengan tanda
Tanda tanda yang digunakan berupa angka diatas garis datar, angka dibawah
garis datar, garis miring dan angka dibelakang garis miring. Angka diatas garis datar
menunjukan efek lusi dan dibawah garis datar menunjukan efek pakan dengan cara
pembacaan angka mulai dari angka paling kiri atas kemudian bawah dan seterusnya.
Garis miring menunjukan arah dari pergeseran benang dan angka dibelakang garis
miring merupakan angka loncat dari anyaman.
IV. Alat dan Bahan
1. Kaca pembesar (Loop)
2. Gunting
3. Jarum
4. Kertas desain
5. Pinsil
6. Timbangan
7. Penggaris
8. Kain contoh uji ukuran (10 x 10) cm
V. Cara Kerja
1. Tentukan arah lusi dan arah pakan. Arah lusi beri tanda panah.
2. Hitung tetal lusi dan pakan dalam 1 inch pada 3 tempat yang berbeda secara
diagonal, tiras 1 inch tersebut hingga kita menemukan jumlah tetal lusi dan
tetal pakan, lalu cari nilai rata-ratanya.
3. Kain contoh dipotong 20 x 20 cm, kemudian timbang (Bk).
4. Tiras, lalu ambil benang lusi dan benang pakan dari sisi yang berbeda, masing-
masing 5 helai (lusi 10 helai dan pakan 10 helai).
5. Hitung panjang masing-masing dari 10 helai benang lusi dan pakan hasil
tirasan satu per satu.
6. Hitung berat masing-masing 10 helai benang lusi dan pakan.
7. Hitung mengkeret lusi dan pakan.
8. Hitung nomor benang
9. Hitung berat kain cara penimbangan dan perhitungn
10. Hitung selisih penimbangan dan perhitungan
11. Hitung cover faktor kain
VI. Data Percobaan
No Tetal (helai/inch) Panjang (cm)
Lusi Pakan Lusi Pakan
1 121 71 10,5 10,3
2 120 72 10,6 10,2
3 122 70 10,5 10,3
4 10,4 10,3
5 10,4 10,3
6 10,4 10,2
7 10,4 10,2
8 10,4 10,2
9 10,4 10,3
10 10,4 10,2
∑ 363 213 1,044 m 1,025 m
̅
𝒙 121 71 10,44 cm 10,25 cm
Perhitungan
a) Mengkeret benang
𝑝𝑏−𝑝𝑘
M = 𝑥 100%
𝑝𝑏
- Benang Pakan
10,25−10
M = 𝑥 100% = 2,43 %
10,25
b) Nomor benang
- Benang Lusi
Panjang 10 lusi setelah diluruskan = 1,044 m
Berat 10 lusi = 0,013 g
1,044
Nm = = 80,3
0,013
1,044 453,6
Ne1 = 𝑥 = 47,42
0,013 768
1000
Tex = = 12,45
80,3
9000
Td = 80,3 = 112,07
- Benang Pakan
Panjang 10 pakan setelah diluruskan = 1,025 m
Berat 10 pakan = 0,014 g
1,025
Nm = = 73,21
0,014
1,025 453,6
Ne1 = 𝑥 = 43,19
0,014 768
1000
Tex = = 23,15
43,19
9000
Td = 43,19 = 208,38
c) Berat kain / m2
Penimbangan
100 𝑥 100
Berat kain/m2 = Berat sample x 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 (20 𝑥 20)𝑐𝑚 (BK)
100 𝑥 100
= 1,077 x 10 𝑥 10
= 107,7 g/m2
Perhitungan
ℎ𝑒𝑙𝑎𝑖 100
𝑡𝑒𝑡𝑎𝑙( ) 𝑥 100 𝑐𝑚 𝑥 𝑥 100 𝑐𝑚
2 𝑖𝑛𝑐ℎ 100−𝑚𝑙
Berat/m =
𝑁𝑚 𝑥 100
121 100
𝑥 100 𝑐𝑚 𝑥 𝑥 100 𝑐𝑚
2 2,54 100−4,21
- Berat lusi/m =
80,3 𝑥 100
= 61,92 g/m2
71 100
𝑥 100 𝑐𝑚 𝑥 𝑥 100 𝑐𝑚
2 2,54 100− 2,43
- Berat pakan/m =
73,21 𝑥 100
= 39,12 g/m2
d) Selisih penimbangan
- Jika BP > BK - Jika BP < BK
𝐵𝑃−𝐵𝐾 𝐵𝐾−𝐵𝑃
= 𝑥 100% = 𝑥 100%
𝐵𝑃 𝐵𝐾
107,7−101,02
= 𝑥 100%
107,7
= 6,2 %
= 0,00518 = 0,00543
Cw = nw x dw Cf = nf x df
=0,62678 = 0,38553
= 77,071 %
f) Gambar Anyaman Kain
Pengujian konstruksi kain bertujuan untuk mengetahui konstruksi kain contoh uji.
Alsannya adalah bahwa setiap kain pengujian itu berbeda setiap jenis kain. Pengujian
tersebut meliputi tetal lusi dan pakan kain, berat kain dan helaian benang, mengkeret
benang penyusun kain, anyaman yang digunakan serta nomor benang.
Pada pengujian konstruksi kain ini adapun beberapa kesulitan yang menyebabkan
ketidakakuratan atau kesalahan dalam perhitungan antara lain:
1. Pada saat menghitung tetal lusi dan tetal pakan dengan alat bantu loop, terkadang
praktikan kurang teliti dalam menghitungnya sehingga jumlah tetal kain yang
terhitung terkadang lebih atau bahkan kurang dari aslinya.
2. Pada saat menghitung panjang benang yang sudah ditiras, praktikan kurang teliti
dalam mengukur panjang benang tersebut. Hal ini dikarenakan benang tersebut
bergelombang dan tidak lurus sempurna sehingga menyebabkan perbedaan ukuran
di setiap benang yang diukur. Hal ini dapat memengaruhi perhitungan dan
presentase selisih perhitungan dan penimbangan.
3. Pembulatan-pembulatan angka yang kurang tepat dapat mempengaruhi keakuratan
data. Namun apabila pembulatan itu dilakukan dengan tepat, maka data yang
dihasilkan juga akan akurat.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Cf% = 77,071 %
IX. Lampiran