Anda di halaman 1dari 4

Gangrene

Gangrene adalah kondisi jaringan tubuh yang mati akibat tidak mendapat pasokan
darah yang cukup atau akibat infeksi bakteri yang berat. Kondisi serius ini umumnya
terjadi di tungkai, jari kaki, atau jari tangan, namun juga bisa terjadi pada otot serta
organ dalam. Gangrene adalah kondisi serius yang bisa mengarah
ke amputasi hingga kematian.

Gangrene terbagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya adalah:

 Gangrene kering. Kulit kering dan mengerut dengan warna kulit cokelat, biru,
atau hitam adalah ciri gangrene kering. Gangrene ini terjadi secara bertahap,
dan umumnya menimpa penderita penyakit arteri perifer.
 Gangrene basah. Gangrene ini umumnya menimpa penderita diabetes yang
tidak sadar saat mengalami luka di kaki. Gangrene basah juga bisa terjadi
pada seseorang yang mengalami luka bakar atau frostbite. Ciri gangrene
basah adalah kulit bengkak, melepuh, dan terlihat basah. Jika tidak segera
ditangani, gangrene basah bisa menyebar dan akan berakibat fatal.
 Gangrene gas. Gangrene gas umumnya menyerang jaringan otot. Pada
awalnya, kulit penderita gangrene gas terlihat normal. Namun seiring waktu,
kulit akan terlihat pucat lalu berubah menjadi ungu kemerahan, kemudian
gelembung udara akan terbentuk. Gangrene gas umumnya disebabkan oleh
bakteri Clostridium perfringens, yang berkembang pada luka akibat bedah
atau cedera yang mengeluarkan banyak darah. Infeksi tersebut menghasilkan
racun yang melepaskan gas dan menyebabkan kematian jaringan. Sama
seperti gangrene basah, gangrene gas juga bisa berakibat fatal jika tidak
segera ditangani.
 Gangrene internal, yaitu gangrene yang terjadi akibat terhambatnya aliran
darah ke organ dalam tubuh, seperti usus atau empedu. Gangrene internal
bisa menyebabkan demam serta nyeri hebat, dan bisa berbahaya jika tidak
cepat ditangani.
 Gangrene Fournier. Gangrene ini menyerang daerah genital atau kelamin,
dan kebanyakan penderitanya adalah Kondisi ini umumnya terjadi karena
infeksi pada area kemaluan atau saluran kemih, yang menyebabkan
pembengkakan dan nyeri pada kemaluan.
 Gangrene Meleney. Jenis gangrene ini tergolong langka, yang terjadi 1-2
minggu pasca operasi.

Gejala Gangrene
Gejala gangrene sangat beragam, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Gangrene bisa menyerang bagian tubuh mana pun, namun umumnya terjadi pada
kaki atau tangan. Gejala gangrene meliputi:
 Perubahan warna pada kulit menjadi biru, merah, ungu, atau bahkan hitam,
tergantung jenis gangrene yang dialami.
 Nyeri hebat yang muncul mendadak pada area yang terserang, diikuti sensasi
kebas.
 Muncul bengkak dan lepuhan pada kulit, disertai keluarnya nanah dari
lepuhan.
 Kulit yang terserang gangrene tampak pucat dan terasa dingin bila disentuh.
Sangat jelas terlihat, berbeda dengan area kulit yang sehat.
 Pada gangrene gas atau gangrene internal yang menyerang jaringan di
bawah kulit, penderita akan mengalami pembengkakan disertai nyeri pada
area yang terdampak. Selain itu, penderita juga akan mengalami demam.

Bakteri penyebab infeksi gangrene juga bisa menyebar ke seluruh tubuh. Kondisi
tersebut disebut dengan sepsis dan dapat menimbulkan gejala tekanan darah
rendah, demam, gangguan irama jantung, sesak napas, dan pusing.
Penting bagi seseorang yang mengalami berbagai gejala di atas untuk segera
memeriksakan diri ke dokter, mengingat gangrene adalah kondisi yang serius.

Penyebab Gangrene
Gangrene bisa disebabkan oleh tiga hal, yaitu:

 Kekurangan aliran darah. Darah mengandung sejumlah senyawa yang


dibutuhkan tubuh, antara lain oksigen, nutrisi, serta antibodi. Kekurangan
senyawa penting tersebut bisa membuat sel-sel tubuh mati.
 Infeksi. Bakteri yang dibiarkan berkembang terlalu lama bisa menimbulkan
infeksi dan menyebabkan gangrene.
 Luka. Luka parah, seperti luka akibat tembakan atau cedera akibat
kecelakaan mobil, bisa menyebabkan bakteri tumbuh dan menyerang
jaringan di dalam kulit.

Faktor Risiko Gangrene


Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang gangrene,
yaitu penyakit Raynaud, aterosklerosis, diabetes, hernia, usus buntu, dan penyakit
penggumpalan darah. Faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko gangrene
adalah:

 Sistem kekebalan tubuh rendah akibat kondisi kesehatan atau pengobatan


kanker.
 Frostbite, cedera kepala, luka bakar, atau gigitan binatang.
 Mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh.
 Baru menjalani operasi.
 Merokok, mengonsumsi alkohol, dan menggunakan narkoba suntik.

Diagnosis Gangrene
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan mengecek kondisi fisik dan luka pasien,
serta menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Untuk memastikan
diagnosis, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut, seperti:

 Tes darah. Jumlah sel darah putih yang tinggi bisa menjadi tanda adanya
infeksi. Tes darah juga dilakukan untuk mengecek apakah ada bakteri atau
kuman di dalam darah.
 Tes pencitraan. Foto Rontgen, CT scan atau MRI dilakukan untuk melihat
kondisi organ dalam, dan untuk mengetahui sejauh mana gangrene
menyebar. Tes ini juga bisa membantu dokter mengetahui apakah ada gas di
bawah kulit. Selain 3 tes ini, ada juga tes angiografi, yaitu tes untuk melihat
adanya arteri yang tersumbat.
 Bedah. Tindakan operasi bisa dilakukan untuk mengetahui luasnya
penyebaran gangrene pada tubuh. Prosedur ini didahului dengan pemberian
obat bius.
 Kultur cairan dan jaringan. Dokter akan mengambil sampel cairan dan
jaringan kulit untuk diperiksa apakah mengandung bakteri Clostridium
perfringens atau tidak. Dokter juga bisa melihat sampel jaringan melalui
mikroskop untuk mencari tahu kemungkinan adanya sel yang mati.

Pengobatan Gangrene
Jaringan yang rusak akibat gangrene sudah tidak bisa lagi diperbaiki, namun ada
beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah gangrene berkembang.
Dokter akan memilih dari beberapa tindakan berikut ini, tergantung dari keparahan
gangrene yang dialami pasien.
Operasi. Langkah ini dilakukan untuk mengangkat jaringan mati, sehingga
penyebaran gangrene bisa dicegah, dan memungkinkan jaringan yang sehat untuk
pulih. Bila memungkinkan, operasi untuk memperbaiki pembuluh darah akan
dilakukan. Tindakan tersebut untuk memperlancar aliran darah ke area yang
terserang gangrene.
Pencangkokan kulit bisa dilakukan untuk memperbaiki kulit yang rusak akibat
gangrene. Namun pada kasus gangrene yang parah, pasien terpaksa harus
menjalani amputasi.
Antibiotik. Dokter bisa memberikan antibiotik dalam bentuk obat minum atau infus
untuk menangani infeksi gangrene.
Terapi oksigen hiperbarik. Terapi ini menggunakan ruangan seperti tabung
dengan tekanan tinggi dan hanya terdapat gas oksigen. Tekanan oksigen yang kuat
akan membuat darah membawa lebih banyak oksigen, sehingga memperlambat
perkembangan bakteri dan membantu luka untuk cepat pulih.

Pencegahan Gangrene
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah gangrene adalah:
 Bagi penderita diabetes, pastikan untuk selalu memerhatikan kondisi kaki
apakah terdapat luka atau tanda-tanda infeksi, seperti bengkak, kemerahan,
dan keluar cairan. Usahakan juga mengatur kadar gula darah.
 Jika berat badan Anda berlebih, cobalah untuk menguranginya. Berat badan
yang ideal bisa mencegah diabetes dan penyempitan pembuluh darah.
 Hentikan kebiasaan merokok agar tidak terjadi kerusakan pembuluh darah.
 Cegah infeksi dengan selalu membersihkan luka terbuka dengan air dan
sabun, serta jaga luka tetap kering hingga sembuh.
 Waspada jika suhu lingkungan menurun. Frostbite bisa mengurangi aliran
darah ke area yang luka dan memicu gangrene. Segera ke dokter jika kulit
menjadi pucat, dingin, dan kaku setelah terpapar suhu dingin dalam waktu
lama.

Terakhir diperbarui: 25 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai