Tradisi Tradisi
Tradisi Tradisi
Jenis musik apa yang Anda sukai? Mungkin Anda menyukai beberapa jenis musik yang
berbeda, tetapi Anda tidak dapat menjawab pertanyaan itu tanpa memiliki beberapa
pengetahuan tentang perbedaan-perbedaan di antara sejumlah jenis musik yang berbeda.
Musik bukan hanya berupa sebongkah suara dan lirik, tetapi musik dibentuk dengan
beragam kekayaan aliran, mulai dari musik klasik sampai hip-hop. Kita akan dibingungkan
oleh musik jika tidak memiliki beberapa pengertian akan persamaan dan perbedaan musik.
Hal tersebut serupa dengan dunia teori. Ketika kita mencoba mengeksplorasi teori-
teori, kita perlu berpikir juga tentang grup dan aliran. Perlu dibentuk beberapa skema
pengorganisasian. Akhirnya, dalam bab ini kami berikan kerangka kerja untuk digunakan
sebagai petunjuk dan alat dalam memperhatikan berbagai asumsi, perspektif, dan poin-poin
utama teori komunikasi agar dapat melihat persamaan dan perbedaannya. Faktanya,
kerangka kerja ini menyediakan metode yang berguna dalam memahami kajian
komunikasi sebagai keseluruhan dan beberapa tradisi yang para ahli telah berkarya di
dalamnya.
mengelompokkannya? Aspek-aspek apa yang segera menarik minat Anda? Akankah Anda
melihat terlebih dahulu simbol-simbol yang ada di sekeliling Anda dan cara-cara dari
simbol-simbol tersebut menunjukkan hal-hal penting bagi Anda dan oranglain? Akankah
anda berkonsentrasi pada persepsi dan perasaan Anda tentang simbol-simbol itu serta apa
yang mereka berikan pada kehidupan Anda ? Mungkin Anda akan memperhatikan diluar
objek, kata, dan tindakan sebagai simbol untuk memperhatikan kompleksitas dunia yang
ada di sekitar Anda dan bagaimana segala sesuatu tampak mempengaruhi sesuatu lainnya.
Atau mungkin Anda tidak akan berpikir terlalu banyak tentang semua kekuatan yang ada di
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 1
Tradisi-tradisi komunikasi
luar, tetapi terpikat oleh perbedaan –perbedaan individu dan bertanya-tanya tentang
bagaimana pikiran Anda bekerja, bagaimana membujuk orang lain dan mempengaruhi
pikiran mereka, serta bagaimana media mempengaruhi setiap individu yang menjadi
pemirsanya.
Jalan lain adalah jalan yang di dalamnya terdapat sejumlah kelompok dan budaya
yang datang secara bersamaan; bagaimana mereka mengembakan kode-kode dan arti-arti
milik mereka; dan bagaimana identitas Anda dalam sebuah kelompok dibentuk oleh jenis
kelamin, budaya, keluarga, dan jaringan kerja Anda. Mungkin anda akhirnya akan
susunan sosial yang menyudutkan beberapa kelompok dan mengistimewakan yang lainnya.
Akhirnya, sebagai mahasiswa komunikasi, Anda akan sangat tertarik pada praktik atau
bagaimana berinteraksi dengan pemirsa dengan cara yang tentunya mengakhiri perubahan
masyarakat.
Anda tidak akan menemukan setiap pertanyaan tersebut layak atau berguna.
Beberapa pertimbangan ini akan lebih terbuka lebar bagi Anda, sementara yang lainnya
akan menarik Anda di dalamnya. Apa yang anda perhatikan dan bagaimana Anda
mempelajari komunikasi akan memiliki karakter khusus berdasarkan pada apa yang Anda
anggap penting, bagaimana menurut Anda komunikasi itu harus dipelajari, dan apa
pendapat Anda tentang bagaimana seharusnya teori disempurnakan. Hal inilah yang
seharusnya terjadi dalam kajian komunikasi para ahli yang berbeda melakukan melakukan
pendekatan terhadap topik dalam cara-cara yang sangat berbeda dan tugas Anda sebagai
Dari Sumbernya
Saya mengambil pandangan pragmatik dari sebuah teori. Tidak ada satu pun teori
komunikasi yang benar, tetapi banyak teori yang bermanfaat untuk memikirkan
permasalahan-permasalahan tertentu. Semakin banyak teori yang anda ketahui, semakin
banyak pilihan untuk memecahkan masalah berbeda yang Anda miliki. Namun,
keragaman kajian ini juga merupakan sumber kebingungan. Model saya menyederhanakan
gambaran besar dengan memperlihatkan bahwa kebanyakan teori komunikasi datang dari
sejumlah kecil tradisi-tradisi yang merepresentasikan perbedaan mendasar dari
pendekatan-pendekatan praktis.
-Robert T. Craig
Sementara itu, keragaman tipologi komunikasi telah dikembangkan,¹ kita tentu menyukai
model Robert Craig karena menawarkan cara melihat dan merefleksikan kajian komunikasi
dalam cara yang holistik.² Metamodel ini atau model dari model-model memberikan
bentuk yang sesuai yang dapat membantu kita mendefinisikan permasalahan-permasalahan
dan pembahasan tentang asumsi yang menentukan pendekatan-pendekatan kita terhadap
teori. Metamodel milik Craig memberikan sistem yang andal untuk menyusun teori
komunikasi dan kami gunakan untuk membantu menyusun buku ini.
Craig membagi dunia komunikasi kedalam tujuh tradisi pemikiran: (1) semiotik;
(2) fenomenologis; (3) sibernetika; (4) sosiopsikologis; (5) sosiokultural; (6) kritis; (7)
retoris. Kami ingin memikirkan tradisi-tradisi tersebut sebagai kesepakatan bersama para
ahli komunikasi, berdasarkan kesamaan asumsi tentang komunikasi, keinginan, dan cara
bekerja. Beberapa tradisi komunikasi ini bertentangan dengan yang lainnya, sementara
yang lainnya saling melengkapi. Sebagai sebuah kelompok, tradisi-tradisi tersebut
memberikan hubungan yang cukup untuk memperkenankan kita melihat teori-teori secara
bersamaan serta memahami kesamaan dan perbedaan mendasar mereka. Pada bab ini, kami
I. TRADISI SEMIOTIK
Lihat di sekeliling ruangan Anda dan pilih empat atau lima benda
yang berarti bagi Anda. Mengapa Anda memiliki benda-benda
tersebut? Mengapa semuanya penting bagi Anda? Kemungkinannya
adalah benda-benda yang Anda pilih bukanlah benda dalam wujud
aslinya, melainkan karena semuanya membawa sesuatu yang lain
pada pikiran Anda sebuah hubungan, masa hidup Anda, prestasi,
perjalanan, tempat, atau sejumlah pengalaman lainnya. Dengan kata
lain, benda-benda yang telah Anda pilih adalah symbol.
Sekarang kita lihat kembali benda-benda yang telah Anda pilih
dan perhatikan apakah terdapat kata di atas atau di dalam benda-
benda tersebut. Sebagai contoh, jika Anda berpikir tentang sebuah
kaos, mungkin kata-kata yang ada pada kaos itu yang lebih berarti
bagi Anda dibandikan kaos itu sendiri. Bahkan, mungkin anda
memilih buku atau CD yang penuh dengan kata-kata atau lirik yang
tertera. Baik itu kata-kata, benda, atau tindakan, simbol kehidupan
Anda memiliki arti yang bergantung pada bagaimana keterkaitannya
dengan simbol-simbol lain dan bagaimana Anda mengorganisasi
simbol-simbol tersebut untuk membentuk sesuatu yang lebih besar
yang dapat membantu Anda memahami siapa diri Anda, apa yang
penting bagi Anda, dan bagaimana bertindak untuk kehidupan Anda.
Semiotik atau penyelidikan simbol-simbol, membentuk tradisi
pemikiran yang penting dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik
terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda
merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan
kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. Penyelidikan tanda-tanda
tidak hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi, melainkan
memiliki pengaruh yang kuat pada hampir semua perspektif yang
sekarang diterapkan pada teori komunikasi.³
Referensi
atau
Pemikiran
Simbol
Gambar 3.1
Segitiga Semantik Ogden dan Richard
Dari dari The Meaning of Meaning, oleh C.K Ogden dan I.A
Richards.
Copyright ©1923. Di cetak ulang dengan Izin oleh Harcout Brace
Jovaconich dan Routledge & Kegan Paul.
Penyelidikan tentang kata ganti perorangan (personal pronoun) oleh Wendy Martyna
memberikan ide yang lebih baik tentang bagaimana proses tiga bagian ini menghubungkan
benda, tanda, dan arti, benar-benar berfungsi. Dalam Bahasa Inggris, kata ganti he biasanya
digunakan untuk menunjukan dia laki-laki atau perempuan ketika kata ganti tunggal
(singular pronoun) diperlukan, seperti dalam kalimat “When teacher returns tests, he
usually discusses them with the class.” Martyna tertarik untuk menemukan kata ganti
umum (generic pronoun) apa yang kebanyakan orang akan gunakan pada situasi tersebut
dan arti yang mereka miliki untuk kata ganti (pronoun) yang mereka gunakan. Empat
puluh siswa di Stanford telah melengkapi sejumlah kalimat yang memerlukan penggunaan
kata ganti umum. Beberapa kalimat menunjukan pada orang yang umumnya dianggap
sebagai laki-laki (“Before a judge can give final ruling, he must weigh the evidence”);
beberapa diantaranya menunjukkan pada orang yang umumnya dianggap sebagai
perempuan(“After a nurse has completed training, she goes to work”); dan beberapa
lainnya netral (“when a person loses money, he apt to feel bad”).
Martyna menemukan bahwa partisipan biasanya menggunakan kata ganti yang
konsisten dengan stereotip jenis kelamin. Dalam kalimat-kalimat netral, subjek penelitian
hampir selalu menggunakan kata ganti maskulin, meskipun beberapa partisipan dengan
sengaja memberi kesan pembalikan peran dengan menukar kata ganti, sedangkan yang
lainnya mencoba menghindari seksisme dengan menggunakan kombinasi, seperti pada he
atau she. Perempuan sepertinya jarang menggunakan istilah maskulin dibandingkan laki-
laki. Setelah partisipan menyelesaikan kalimat, Martyna bertanya kepada mereka apa yang
mereka peroleh setelah menyelesaikan kalimat. Kebanyakan mereka selalu
menggambarkan laki-laki dalam kalimat stereotip-laki-laki dan perempuan dalam kalimat
stereotip-perempuan. Dalam kalimat netral, gambaran yang ada kebanyakan adalah laki-
laki. Penelitian ini menunjukkan bahwa tanda seperti kata ganti perorangan dihubungkan
kepada yang ditunjuknya melalui pikiran atau interpretasi si pengguna. Dalam kata lain,
arti bergantung pada gambaran atau pikiran seseorang dalam kaitannya dengan tanda dan
benda yang direpresentasikan oleh tanda.
Semiotik selalu dibagi ke dalam tiga wilayah kajian semantic, sintaktik, dan pragmatic.
Semantik berbicara tentang bagaimana tanda-tanda berhubungan dengan yang ditunjuknya
atau apa yang ditunjukkan oleh tanda-tanda. Semiotik menggambarkan dua dunia: dunia
benda dan dunia tanda, dan mencerahkan hubungan diantara kedua dunia tersebut.
Kapanpun kita memberikan sebuah pertanyaan ”Apa yang direpresentasikan oleh tanda?”
maka kita berada dalam ranah semantik. Sebagai contoh, kamus merupakan buku referensi
semantic; ia mengatakan apa arti kata atau apa yang mereka representasikan. Sebagai
prinsip dasar semiotic, representasi selalu dimediasi oleh interpretasi sadar seseorang dan
interpretasi atau arti apa pun bagi sebuah tanda akan mengubah satu situasi ke situasi
lainnya. Oleh karena itu, pertanyan semantic yang lebih halus, “arti-arti apa saja yang
dibawa oleh tanda ke dalam pikiran seseorang dalam situasi?” Penelitian Martyna tentang
kata ganti yang telah dijelaskan sebelumnya ditanamkan dengan kuat dalam cabang
semantic pada semiotic.
Wilayah kajian kedua dalam semiotik adalah sinaktik atau kajian hubungan diantara
tanda-tanda. Tanda-tanda sebetulnya tidak pernah berdiri dengan sendirinya. Hampir
semua selalu menjadi bagian dari sistem tanda atau kelompok tanda yang lebih besar yang
diatur dalam cara-cara tertentu. Oleh karena itu, sintaktik mengacu pada aturan-aturan
yang dengannya orang mengombinasikan tanda-tanda ke dalam sistem makna yang
kompleks. Semiotik tetap mengacu pada prinsip bahwa tanda-tanda selalu dipahami dalam
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 7
Tradisi-tradisi komunikasi
kaitannya dengan tanda-tanda lain. Tentunya, kamus bukan sekedar catalog hubungan
antara satu tanda dengan tanda lainnya (satu kata didefinisikan oleh kata-kata lainnya).
Ketika bergerak dari satu kata (dog) menuju sebuah kalimat (The cute dog licked my
hand), kita berhubungan dengan sintaksis atau struktur bahasa. Isyarat-isyarat selalu
dikombinasikan dngan isyarat-isyarat lainnya untuk membentuk sistem kompleks tanda-
tanda non verbal dipasangkan dengan bahasa untuk mengekspresikan arti-arti yang halus
dan kompleks. Peraturan sintaktik memudahkan manusia untuk menggunakan kombinasi
tanda-tanda yang tidak terbatas untuk mengekspresikan kekayaan makna.
Pragmatik, kajian utama semiotic yang ketiga, memperlihatkan bagaimana tanda-
tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia atau penggunaan praktis serta
berbagai akibat dan pengaruh tanda kehidupan sosial. Cabang ini memiliki pengaruh yang
paling penting dalam teori komunikasi, karena tanda-tanda dan sistem tanda dilihat sebagai
alat komunikasi manusia. Oleh karena itu pragmatik saling melengkapi dengan tradisi
sosial budaya. Dari perspektif semiotic, kita harus memiliki pemahaman bersama bukan
hanya pada kata-kata, tetapi juga pada struktur bahasa, masyarakat, dan budaya agar
komunikasi dapat mengambil perannya. Sistem hubungan diantara tanda-tanda harus
memperkenankan pelaku komunikasi untuk mengacu pada sesuatu yang lazim. Kita harus
berbagi rasa keterkaitan dalam pesan-pesan atau kemungkinan tidak adanya sejumlah
pemahaman dan kita harus berasumsi bahwa ketika kita menggunakan peraturan bahasa,
sejumlah orang yang mengetahui peraturan itu akan mampu memahami makna yang kita
maksud. Pragmatik tanda-tanda penting bagi sejumlah perhatian akan komunikasi yang
luas, tetapi tentunya sangat berarti dalam melihat pada pemahaman dan kesalahpahaman.
Tanda nonlinguistic menciptakan permasalahan pragmatic khusus dan nonverbal
juga telah menarik minat para peneliti komunikasi. Sebagai contoh, kode-kode visual lebih
terbuka dalam makna potensialnya-interpretasinya sangat subjektif serta lebih dihubungkan
dengan perseptual internal dan proses-proses pemikiran penonton daripada dengan
representasi konvesional. Hal ini tidak mesti dikatakan bahwa makna seseorang untuk
sebuah gambar benar-benar individualis; tentunya makna-makna visual dapat dipengaruhi
oleh pembelajaran, budaya, dan bentuk-bentuk interaksi sosial lainnya. Akan tetapi,
melihat gambaran visual tidaklah sama dengan memahami banyak bahasa. Gambar
memerlukan pengenalan bentuk , organisasi, dan diskriminasi, bukan hanya hubungan-
hubungan representative. Oleh karena itu, makna gambaran visual sangant bergantung
pada persepsi serta pengetahuan individu dan sosial.
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 8
Tradisi-tradisi komunikasi
TRADISI FENOMENOLOGIS
Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian, atau kondisi yang
dilihat. Oleh karena itu, fenomenologi merupakan cara yang di gunakan manusia untuk
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 9
Tradisi-tradisi komunikasi
memahami dunia melalui pengalaman langsung. Anda hendak mengetahui sesuatu dengan
sadar menganalisis serta menguji persepsi dan perasaan Anda tentangnya. Maurice
Merleau Ponty, pakar dalam tradisi ini, menuliskan bahwa “semua pengetahuan akan
dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperoleh dari beberapa pengalaman akan dunia.”
Dengan demikian, fenomenologi membuat pengalaman nyata sebagai data pokok sebuah
realitas. Semua yang dapat Anda ketahui adalah apa yang Anda alami. “Fenomenologi
berarti membiarkan segala sesuatu menjadi jelas sebagaimana adanya.” Jika Anda
ingin mengetahui apa arti cinta, maka Anda jangan bertanya kepada ahli psikologi; Anda
harus bpada pengalaman Anda tentang cinta.
Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologi. Pertama,
pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar kita akan
mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengannya. Kedua, makna benda terdiri
atas kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Dengan kata lain, bagaimana
Andaberhubungan dengan benda menentukan makna bagi Anda. Sebagai contoh,
Anda akan mengambil kajian teori komunikasi dengan serius sebagai pengalaman di
bidang pendidikan ketika Anda mengalaminya sebagai sesuatu yang akan memberikan
pengaruh positif pada kehidupan Anda. Asumsi ketiga adalah bahwa bahasa merupakan
kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk
mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu. Kita mengetahui kunci karena bahasa yang
kita hubungkan dengannya: “menutup,” “membuka”, “besi,” “berat,” dan sebagainya.
Proses interpretasi penting bagi kebanyakan pemikiran fenomenologis. Interpretasi
terkadang dikenal dalam istilah bahasa Jerman dengan Verstchen (pemahaman), merupakan
proses menentukan makna dengan pengalaman. Dalam tradisi semiotik, interpretasi
dianggap terpisah dari realitas, tetapi dalam fenomenologi, interpretasi biasanya
membentuk apa yang nyata bagi seseorang. Anda tidak dapat memisahkan realitas dari
interpretasi.
Interpretasi merupakan proses aktif pikiran dan tindakan kreatif dalam
mengklarifikasi pengalaman pribadi. Interpretasi melibatkan maju mundur antara
mengalami suatu kejadian atau situasi dan menentukan maknanya, bergerak dari yang
khusus ke yang umum dan kembali lagi ke yang khusus, dikenal dengan istilah
hermeneutic circle. Kita membuat interpretasi akan sebuah kejadian atau pengalaman serta
kemudian menguji interpretasi tersebut dan sekali lagi melihat dengan cermat pada detail
kejadian proses berkelanjutan dalam memperbaiki makna kita. Misalnya seorang wanita
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 10
Tradisi-tradisi komunikasi
yang memiliki hubungan yang cukup kuat dengan ayahnya. Pengalaman itu membentuk
dasar pemahamannya tentang hubunga dengan laki-laki. Interpretasi ini mungkin akan
berlanjut silih berganti dalam kehidupan ketika ia terus bolak-balik antara mengalami
hubungan dan mengiterpretasikannya secara jelas dengan pengalaman baru.
Tiga kajian pemikiran umum membuat beberapa tradisi fenomenologis: (1) fenomenologi
klasik; (2) fenomenologi persepsi; (3) fenomenologi hermeneutik. Fenomenologi klasik
biasanya dihubungkan dengan Edmund Husserl, pendiri fenomenologi modern. Husserl
yang menulis selama pertengahan abad ke-20, berusaha mengembangkan metode yang
meyakinkan kebenaran melalui kesadaran yang terfokus. Baginya, kebenaran dapat
diyakinkan melalui pengalaman langsung dengan catatan kita harus disiplin dalam
mengalami segala sesuatu. Hanya melalui perhatian sadar, bagaimanapun juga, kita harus
mengesampingkan atau mengurungkan kebiasaan kita. Kita harus menyingkirkan kategori-
kategori pemikiran dan kebiasaan-kebiasaan dalam melihat segala sesuatu agar dapat
mengalami sesuatu dengan sebenar-benarnya. Dalam hal ini, benda-benda di dunia
menghadirkan dirinya pada kesadaran kita. Pendekatan Husserl dalam fenomenologis
sangat objektif; dunia dapat dialami tanpa harus membawa kategori preibadi seseorang
agar terpusat pada proses.
Bertentangan dengan Husserl, para ahli fenomenologi saat ini menganut ide bahwa
pengalaman itu subjektif bukan objektif dan percaya bahwa subjektivitas merupakan
bentuk penting sebuah pengetahuan. Maurice Merleau Ponty, tokoh penting dalam tradisi
kedua ini, dihubungkan dengan apa yang disebut dengan fenomenologi persepsi sebuah
reaksi yang menentang objektivitas sempit milik Husserl. Baginya manusia merupakan
sosok gabungan antara fisik dan mental yang menciptakan makna di dunia. Kita
mengetahui sesuatu hanya melalui hubungan pribadi kita dengan benda tersebut. Sebagai
manusia, kita dipengaruhi oleh dunia, tetapi kita juga mempengaruhi dunia dengan
bagaimana kita mengalaminya Baginya lagi, segala sesuatu tidak ada dengan sendirinya
dan terpisah dari bagaimana semuanya diketahui. Agaknya, manusia memberikan makna
pada benda-benda di dunia, sehingga pengalaman fenomenologis apapun tentunya
subjektif. Jadi, terdapat dialog antara manusia sebagai penafsir dan benda yang mereka
tafsirkan.
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 11
Tradisi-tradisi komunikasi
Cabang yang ketiga, Fenomenologi hermeneutic, agak mirip dengan yang kedua,
tetapi tradisinya lebih luas dalam bentuk penerapan yang lebih lengkap pada komunikasi.
Fenomenologi hemeneutik dihubungkan dengan Martin Heidegger, utamanya dikenal
karena karyanya dalam philosophical hermeneutics (nama alternative bagi pergerakannya).
Filosofinya juga dikenal dengan Hermeneutic of Dasein yang berarti “interpretasi
keberadaan.” Hal yang paling penting bagi Heidegger adalah pengalaman alami yang tidak
terelakan terjadi dengan hanya tinggal di dunia. Baginya, realitas sesuatu itu tidak
diketahui dengan analisis yang cermat atau pengurangan, melainkan oleh pengalaman
alami yang diciptakan oleh penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu yang
nyata adalah apa yang dialami melalui penggunaan bahasa dalam konteksnya: “kata-kata
dan bahasa bukanlah bungkusan yang didalamnya segala sesuatu dimasukkan demi
keuntungan bagi yang menulis dan berbicara. Akan tetapi, dalam kata dan bahasa, segala
sesuatunya ada.” Komunikasi merupakan kendaraan yang menentukan makna berdasarkan
pengalaman. Ketika berkomunikasi Anda mencari cara-cara baru dalam melihat dunia
pidato Anda mempengaruhi pikiran Anda dan nantinya makna baru tercipta oleh pikiran
itu. Bahasa dimasukkan bersama dengan makna dan secara terus-menerus mempengaruhi
pengalaman kita akan kejadian dan situasi. Konsekuensinya, tradisi fenomenologi ini yang
menyatukan pengalaman dengan interaksi bahasa dan sosial tentunya sesuai dengan kajian
komunikasi.
Bagi kebanyakan ahli, tradisi fenomenologis itu naïf. Bagi mereka, kehidupan
dibentuk oleh kekuatan-kekuatan yang kompleks dan saling berhubungan, hanya beberapa
di antaranya saja yang dapat diketahui dengan sadar pada satu waktu. Anda tidak akan
menginterpretasi sesuatu dengan sadar hanya dengan melihat dan memikirkannya.
Pemahaman yang sesungguhnya datang dari analisis yang cermat terhadap sistem efek.
Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tradisi yang umumnya dihubungkan dengan
bentuk teori.
TRADISI SIBERNETIKA
Apa yang memberi cirri pada keluarga Anda? Dapatkah Anda dengan cukup menjelaskan
keluarga Anda dengan menunjukan foto mereka? Bagaimana dengan menambahkan
gambaran setiap orang? Tidak satu pun dari pendekatan tersebut yang akan cukup
memberikan gambaran tentang bagaimana keluarga Anda. Hal ini disebabkan kurang lebih
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 12
Tradisi-tradisi komunikasi
dari sekedar kumpulan orang-orang. Agar dapat memahami kehidupan keluarga dengan
sempurna, Anda perlu melihat bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain,
bagaimana mereka saling mempengaruhi, fungsi-fungsi cara berkomunikasi yang berbeda
dalam keluarga, dan bagaimana keluarga berubah waktu demi waktu. Perspektif
sibernetika diperlukan dalam memahami kedalaman dan kompleksitas dinamika keluarga.
Sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang di dalamnya banyak
orang saling berinteraksi, mempengaruhi satu sama lainnya. Teori-teori dalam tradisi
sibernatika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja.
Dalam sibernatika, komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variable-
variabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol
karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan
perubahan.
(+)
Pendapatan
keluarga Masalah penyakit
dalam keluarga
(+) (+) (-)
Kesuksesan anak
(-)di sekolah
GAMBAR 3.2
Ide-ide pada bagian terdahulu yang digarisbawahi, dapat diasumsikan sebagai teori sistem
dasar. Dari bentuknya yang paling mendasar, pendekatan ini menggambarkan sistem-
sistem sebagai bentuk-bentuk nyata yang dapat dianalisis dan diobservasi dari luar. Dengan
kata lain, Anda dapat melihat bagian-bagian dari sistem dan bagaimana semuanya
berinteraksi. Anda dapat mengobservasi dan dengan objektif mengukur kekuatan-kekuatan
di antara semua bagian dari sistem dan Anda dapat mendeteksi input dan output sebuah
sistem. Lebih jauh lagi, Anda dapat mengoperasikan atau memanipulasi sistem dengan
mengubah input sistem tersebut dan mengerjakannya dengan sembarang dengan
pengetahuan merupakan hasil dari hubungan timbal balik antara orang yang mengetahui
dan yang diketahui. Apa yang kita observasi dalam sistem, ditentukan secara terpisah oleh
kategori-kategori dan metode-metode observasi yang pada gilirannya dipengaruhi oleh apa
yang dilihat.
Tradisi sibernetika menjadi bagian dalam komunikasi yang popular dan
berpengaruh, sehingga bermanfaat bagi pemahaman komunikasi secara umum, sama
halnya dengan komunikasi yang terjadi dalam sehari-hari. Karena pengaruh-pengaruh
sistem, kosakata umum menjadikan teori-teori tersebut sesuai dan berguna sebagai
kelompok. Meskipun teori-teori tradisi sibernetika sangat bagus untuk pemahaman
terhadap sebuah hubungan, tetapi kurang efektif dalam membantu kita memahami
perbedaan-perbedaan individu di antara bagian-bagian sistem. Sebaliknya tradisi berikut
sangat berguna dalam membantu kita memahami individu manusia sebagai pelaku
komunikasi.
TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS
Sudah barang tentu, Anda akan memikirkan diri Anda terlebih dahulu sebagai individu.
Anda memiliki tubuh, otak, dan kulit yang membedakan antara Anda dengan dunia di luar
Anda. Anda memiliki penampilan yang unik, bahkan jika Anda kembar, maka wajah Anda
tidak akan sama persis seperti yang lainnya. Sama halnya dengan kepribadian Anda; Anda
berasumsi bahwa Anda memiliki kombinasi tertentu akan perilaku yang membuat Anda
berbeda dari yang lainnya. Pada saat yang bersamaan, Anda sebetulnya menyadari bahwa
Anda bukanlah sebuah kelompok, melainkan bagian dari komunitas manusia yang terikat
oleh interaksi sosial.
Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari tradisi
sosiopsikologi (sociopsychological). Berasal dari kajian psikologi sosial, tradisi ini
memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori tradisi ini berfokus padaperilaku
sosial individu, variable psikologis, efek individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta
kognisi. Meskipun teori-teori ini memiliki banyak perbedaan, mereka sama-sama
memperhatikan perilaku dan sifat-sifat pribadi serta proses kognitif yang menghasilkan
perilaku.
Pendekatan individu yang memberi cirri tradisi sosiopsikologis merupakan hal
yang umum dalam pembahasan komunikasi serta lebih luas dalam ilmu pengetahuan sosial
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 17
Tradisi-tradisi komunikasi
dan perilaku. Hal ini dapat dipahami dalam lingkungan budaya kita. Individu telah
mendominasi pemikiran barat sejak pencerahan abad ke-18 dan orang yang mandiri
merupakan unit analisis utama dalam kebanyakan pemikiran barat. Pandangan psikologis
ini melihat manusia sebagai kesatuan lahiriah dengan karakteristik yang mengarahkan
kepada perilaku mandiri. Pandangan ini juga melihat pikiran individu sebagai tempat
memproses dan memahami informasi serta menghasilkan pesan, tetapi pandangan ini
jugamengakui kekuatan yang dapat dimiliki oleh individu melebihi individu lain serta efek
informasi pada pikiran manusia. Oleh karena itu, hampir tidak mengejutkan jika
penjelasan-penjelasan psikologis telah menarik para ahli komunikasi, terutama dalam
kajian perubahan sikap dan efek-efek interaksi.
Tradisi dalam sosiopsikologis dapat dibagi ke dalam tiga cabang besar: (1) perilaku; (2)
kognitif; (3) biologis. Dalam sudut pandang perilaku, teori-teori berkonsentrasi pada
bagaimana manusia berperilaku dalam situasi-situasi komunikasi. Teori-teori tersebut
biasanya melihat hubungan antara perilaku komunikasi apa yang Anda katakana dan
lakukan dalam kaitannya dengan beberapa variable, seperti sifat pribadi, perbedaan situasi,
dan pembelajaran. Sampai sekitar tahun 1960-an, penekanan dalam psikologi adalah
bagaimana kita mempelajari perilaku dengan menghubungkan antara stimulus dengan
respons. Ketika perilaku tertentu di beri penghargaan, perilaku tersebut akan diulang. Para
ahli psikologis menyebutnya “pembelajaran (learning)”. Ketika respons diberi hukuman,
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 19
Tradisi-tradisi komunikasi
perilaku tersebut akan berhenti atau “unlearned”. Saat ini, para ahli tradisi sosiopsikologis
mempercayai bahwa penggambaran ini merupakan penjelasan sederhana bagi perilaku
manusia.
Pendekatan kedua, yaitu teori kognitif yang cukup banyak digandrungi saat ini.
Berpusat pada bentuk pemikiran, cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu
memperoleh, menyimpan, dan memproses informasi dalam cara yang mengarahkan output
perilaku. Dengan kata lain, apa yang Anda lakukan dalam situasi komunikasi bergantung
tidak hanya pada bentuk stimulusrespons, melainkan pada operasi mental yang digunakan
untuk mengelola informasi.
Variasi umum yang ketiga adalah dari sudut pandang biologis. Karena kajian
genetic diasumsikan menjadi semakin pentig, para ahli psikologi dan ahli teori perilaku
pun tertarik dalam efek-efek fungsi dan struktur otak, neurochemistry, dan factor genetic
dalam menjelaskan perilaku manusia. Para ahli tersebut percaya bahwa banyak dari sifat,
cara berpikir, dan perilaku individu diikat secara biologis dan didapat bukan hanya dari
pembelajaran atau faktor-faktor situasi, melainkan dari pengaruh-pengaruh neurobiologis
sejak lahir. Teori-teori ini, yang mulai diakui pada tahun 1990-an, mungkin paling baik
dikatakan psikobiologis, yang mungkin berupa tradisi yang muncul didalamnya; paling
tidak, bagi edisi buku ini sekarang, kita akan memasukkannya dalam psikologi sosial.
Itilah communibiology mengacu pada kajian komunikasi dari perspektif biologis.
Tradisi sosiopsikologis dan sosiokultural berkenan dengan individu dalam
interaksinya dengan yang lain. Tradisi sosiopsikologis mengedepankan individu,
sedangkan sosiokultural menekankan persamaan dalam interaksi sosial.
TRADISI SOSIOKULTURAL
Tulislah 20 pertanyaan yang menjawab pertanyaan, “Siapa saya?” Lihat kembali catatan
Anda dan perhatikan ragam deskripsi yang Anda tulis. Jika anda menulis kata-kata atau
frase, seperti “artistik,” “pemalu,” “siswa yang baik,” “menyukai kuda,” dan “baik kepada
orang lain,” Anda sedang memikirkan tentang diri Anda dalam hal kualitas, sifat, atau
perbedaan individu yang semuanya merupakan kondisi sosiopsikologis. Di lain pihak, jika
Anda menuliskan sesuatu, seperti “ayah,” “Katolik,” “siswa,” dan “ tinggal di Missoula,”
Anda mendefinisikan diri Anda dalam hal identitas Anda sebagai anggota sebuah
kelompok, tempat Anda yang di dalamnya terdapat komunitas yang lebih besar, peran
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 20
Tradisi-tradisi komunikasi
Anda terhadap orang lain, atau hubungan Anda. Ide identitas yang kedua ini merupakan
tradisi sosiokultural.
Pendekatan sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara pemahaman
kita terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam
komunikasi. Teori-teori tersebut mengeksplorasi dunia interaksi yang dihuni oleh manusia,
menjelaskan bahwa realitas bukanlah seperangkat susunan di luar kita, tetapi dibentuk
melalui proses interaksi di dalam kelompok, komunitas, dan budaya.
Layaknya semua tradisi, sosiokultural memiliki beragam sudut pandang yang berpengaruh:
paham interaksi simbolis (symbolic interactionism), konstruksionisme (constructionism),
sosiolinguistik, filosofi bahasa, etnografi, dan etnometodologi. Berdasarkan ide bahwa
struktur sosial dan makna diciptakan serta dipelihara dalam interaksi sosial, paham
interaksi simbolis sangat berpengaruh dalam tradisi. Paham interaksi simbolis berasal dari
kajian sosiologi melalui penelitian Herbert Blumer dan George Herbert Mead yang
menekankan pentingnya observasi partisipan dalam kajian komunikasi sebagai cara dalam
mengeksplorasi hubungan-hubungan sosial. Ide pokok dari paham interaksi simboli telah
diadopsi dan dielaborasi oleh banyak pakar sosial serta saat ini dimasukkan ke dalam
kajian kelompok, emosi, diri, politik, dan struktur sosial.
Sudut pandang kedua yang sangat berpengaruh pada pendekatan sosiokultural
adalah paham konstruktivisme sosial (social constructionism). Setelah hasil penelitian
Peter Berger dan Thomas Luckmann, paham ini biasanya dikenal dengan istilah the social
construction of reality, sudut pandang ini telah melakukan penyelidikan tentang bagaimana
pengetahuan manusia dibentuk melalui interaksi sosial. Identitas benda dihasilkan dari
bagaimana kita berbicara tentang objek, bahasa yang digunakan untuk menangkap konsep
kita, dan cara-cara kelompok sosial menyesuaikan diri pada pengalaman umum mereka.
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 22
Tradisi-tradisi komunikasi
Oleh karena itu, alam dirasa kurang penting disbanding bahasa yang digunakan untuk
memberi nama, membahas, dan mendekati dunia.
Pengaruh ketiga dalam tradisi sosiokultural teori komunikasi adalah sosiolinguistik
atau kajian bahasa dan budaya. Hal yang penting dalam tradisi ini adalah bahwa manusia
menggunakan bahasa secara berbeda dalam kelompok budaya dan kelompok sosial yang
berbeda. Bukan hanya media netral untuk menghubungkan manusia, bahasa juga masuk ke
dalam bentuk yang menemukan jati diri kita sebagai makhluk sosial dan berbudaya.
Hal yang sangat erat kaitannya dengan sosiolinguistik adalah karya dari philosophy
of language (filosofi bahasa), yang utamanya berupa “filosofi bahasa biasa.” Ludwig
Wittgenstein, filsuf asal Australia yang mencetus sudut pandang ini, menyarankan bahwa
makna bahasa bergantung pada penggunaan nyatanya. Bahasa, seperti yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, merupakan permainan bahasa karena manusia mengikuti
aturan-aturan dalam mengerjakan sesuatu belalui bahasa. Ketika Anda memberikan dan
menaati perintah, bertanya dan menjawab pertanyaan, serta menjelaskan kejadian, Anda
terikat oleh permainan bahasa memiliki seperangkat aturan yang berbeda. Y.L. Austin
menunjuk pada penggunaan bahasa praktis sebagai speech act. Ketika anda berbicara,
Anda sebetulnya menampilkan tindakan. Tindakan bias jadi menetapkan, bertanya,
memerintah, berjanji, atau sejumlah kemungkinan-kemungkinan lain.
Sudut pandang lain yang berpengaruh dalam pendekatan sosiokultural adalah
etnografi atau observasi tentang bagaimana kelompok sosial membangun makna melalui
perilaku linguistic dan nonlinguistic mereka. Etnografi melihat bentuk- bentuk komunikasi
yang digunakan dalam kelompok sosial tertentu, kata-kata yang mereka gunakan, dan apa
makna bagi mereka, sebagaimana makna-makna bagi keragaman perilaku, visual, dan
respons audio.
Akhirnya tradisi sosiokultural telah dipengaruhi oleh etnometodologi
(ethnomethodology) atau observasi yang cermat akan perilaku-perilaku kecil dalam situasi-
situasi nyata. Etnometodelogi terutama dihubungkan dengan ahli sosiologi Harold
Garfinkel, pendekatan ini melihat bagaimana kita mengelola atau menghubungkan perilaku
dalam interaksi sosial pada waktu tertentu. Dalam komunikasi, etnometodelogi telah
memengaruhi dalam bagaimana kita melihat percakapan, termasuk cara-cara partisipan
mengelola alur percakapan dengan bahasa dan perilaku nonverbal.
TRADISI KRITIK
Pikirkan sejenak tentang keistimewaan Anda. Keuntungan dan sumber apa yang Anda
miliki berkenan dengan keistimewaan yang Anda miliki dalam kehidupan Anda?
Bagaimana hal-hal tersebut datang kepada Anda? Apa yang terjadi pada masyarakat agar
aset-aset khusus tersebut mendapat nilai atau menjadi sumber yang memudahkan anda
maju dalam keadaan sehat dan puas, baik sebagai individu maupun bagian dari
masyarakan? Sekarang, pikirkan sejenak tentang apa keistimewaan orang lain yang tidak
Anda miliki. Mengapa Anda tidak memilikinya? Apa yang menghalanginya? Sekarang kita
pikirkan tentang seperangkat pertanyaan ketiga. Aset, kemampuan, atau sumber khusus apa
yang Anda miliki, yang tidak bernilai di masyarakat? Mengapa hal-hal tersebut tidak
penting bagi kelompok-kelompok lain? Simbol, peraturan, dan makna apa yang telah
dihasilkan dari komunikasi di masyarakat kita yang memberikan kekuatan bagi sebagian
kelompok dan diambil dari orang lain? Bagaimana rangkaian kekuatan tersebut diperkuat
melalui komunikasi?
Pertanyaan-pertanyaan akan keistimewaan dan kekuatan dianggap penting dalam
teori komunikasi dan merupakan tema dari tradisi kritik. Jika Anda memiliki atau kurang
memiliki keistimewaan karena warna kulit, kewarganegaraan, bahasa, agama, jenis
kelamin, orientasi seksual, permasalahan wilayah, tingkat pendapatan, dan aspek identitas
Anda yang lainnya, maka Anda menghadapi bentuk perbedaan sosial yang dianggap sangat
penting oleh para ahli kritik. Teori-teori tersebut menyangkut bagaimana kekuatan,
tekanan, dan keistimewaan sebagai hasil dari bentuk-bentuk komunikasi tertentu dalam
masyarakat, membuat tradisi kritik penting dalam kajian teori komunikasi saat ini.
Tradisi kritik berlawanan dengan banyak asumsi dasar dari tradisi lainnya. Sangat
dipengaruhi oleh karya-karya di Eropa, feminisme Amerika, dan kajian-kajian post-
modernisme dan post-kolonialisme. Tradisi ini berkembang pesat dan berpengaruh pada
teori komunikasi.
Meskipun terdapat banyak keragaman tradisi kritik, semuanya sama-sama memiliki tiga
keistimewaan pokok. Pertama, tradisi kritik mencoba memahami sistem yang sudah
dianggap benar, struktur kekuatan, dan keyakinan atau ideology yang mendominasi
masyarakat, dengan pandangan tertentu di mana minat-minat disajikan oleh struktur-
struktur kekuatan tersebut. Pertanyaan seperti siapa yang boleh dan yang tidak boleh
berbicara, apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan, siapa yang mengambil keuntungan
dari sistem-sistem tertentu, biasa ditanyakan oleh para ahli teori kritik. Kedua, para ahli
teori kritik pada umumnya tertarik dengan membuka kondisi-kondisi sosial yang menindas
dan rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi atau masyarakat yang lebih
bebas dan lebih berkecukupan. Memahami penindasan dalam menghapus ilusi-ilusi
ideologi dan bertindak mengatasi kekuatan-kekuatan yang menindas.
Teori yang ketiga, menciptakan kesadaran untuk menggabungkan teori dan
tindakan. Teori-teori tersebut bersifat normative dan bertindak untuk mendapatkan atau
mencapai perubahan dalam kondisi-kondisi yang memengaruhi masyarakat atau seperti
yang dinyatakan Della Pollock dan J. Robert Cox, “untuk membaca dunia dengan
pandangan yang dapat membentuknya.” Penelitian bertujuan untuk membuka jalan di mana
minat-minat yang saling bersaing tidak cocok dan perilaku yang sedang berkonflik teratasi
demi kelompok tertentu di samping yang lainnya. Oleh karena itu, teori-teori kritik sering
kali menggabungkan diri dengan minat-minat dari kelompok yang terpinggirkan.
Dalam kajian komunikasi, para ahli kritik umumnya tertarik dengan bagaimana
pesan memperkuat penekanan dalam masyarakat. Meskipun para ahli kritik tertarik pada
tindakan sosial, mereka juga fokus pada wacana dan teks-teks yang mempromosikan
ideology-ideologi tertentu, membentuk dan mempertahankan kekuatan, meruntuhkan
minat-minat kelompok atau kelas tertentu. Analisis wacana kritis memperhatikan fitur-fitur
actual dalam teks yang memunculkan rangkaian penekanan tersebut, tanpa memisahkan
komunikasi dari factor lain pada keseluruhan sistem kekuatan yang bersifat menekan.
Teori-teori kritik sangat luas, sehingga teori-teori tersebut sulit ditempatkan dan
dikelompokkan dalam keseluruhan teori komunikasi. Kita akan membahsa cabang-cabang
pokok: marxisme, the Frankfurt School of Critical Theory, post-modernisme, kajian
budaya, post-strukturalisme, post-kolonialisme, dan kajian feminis.
Meskipun tradisi kritik telah muncul sejak karya Marx dan Friedrich Engels, marxisme
merupakan cabang induk teori kritik. Marx mengajarkan bahwa cara-cara produksi dalam
masyarakat menentukan sifat dari masyarakat; Oleh karena itu, ekonomi adalah dasar dari
semua struktur sosial. Dalam sistem kapitalis, keuntungan mendorong produksi, suatu
proses yang berakhir dengan menekan buruh atau pekerja. Hanya ketika pekerjaan
menentang kelompok-kelompok dominant, cara-cara produksi dapat diubah dan kebebasan
pekerja dapat dicapai. Kebebasan tersebut memajukan perkembangan sejarah secara alami.
Ketika kekuatan-kekuatan oposisi bersinggungan dalam dialektik yang menghasilkan
peringkat sosial yang lebih tinggi. Teori marxis klasik ini dinamakan the critique of
political economy.
Saat ini, teori kritik marxis sangat berkembang, meskipun teori ini telah bercabang
dan multiteoretis. Beberapa ahli teori kritik saat ini dengan senang hati mengadopsi ide-ide
Marx pada ekonomi politik, meskipun perhatian dasar akan konflik dialektik, dominasi,
dan penindasan tetap penting. Teori kritik saat ini sering dinamakan “neo marxis” atau
“marxis”. Berbeda dengan model materialis marxisme sederhana, kebanyakan teori-
teorikritik kontemporer melihat proses-proses sosial sebagai overdetermined atau
diakibatkan oleh sumber-sumber yang banyak. Mereka melihat struktur sosial sebagai
sistem didalamnya terdapat banyak factor yang berinteraksi dan memengaruhi satu sama
lain.
Minat dalam bahasa menjadi penting bagi para ahli teori kritik. DAlam marxisme,
praktik-praktik komunikasi dilihat sebagai hasil dari tekanan antara kreativitas individu
dan desakan sosial pada kreativitas itu. Hanya ketika individu benar-benar bebas
mengekspresikan dirinya dengan kejelasan dan alas an, kebebasan akan terjadi. Akan
tetapi, bahasa juga menjadi sebuah desakan kepentingan dalam ekspresi individu karena
bahasa dari kelas dominant membuatnya sulit bagi kelompok kelas pekerja untuk
memahami keadaan mereka dan menemukan cara untuk mencapai emansipasi. Dengan
kata lain, bahasa dominant menegaskan dan memperlihatkan penekanan terhadap
kelompok pinggiran. Ini adalah tugas para ahli teori kritik untuk menciptakan bentuk
bahasa baru yang dapat menciptakan bentuk bahasa baru yang dapat menyingkap ideology
dominan dan ideology yang saling bersaing agar dapat didengar.
Frankfurt School adalah cabang kedua dari teori kritik dan faktanya sangat
bertanggung jawab terhadap kemunculan istilah critical theory; Frankfurt School masih
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 26
Tradisi-tradisi komunikasi
sering digambarkan sebagai persamaan dengan istilah teori kritik (critical theory).
Frankfurt School mengacu kepada kelompok filsuf Jerman, sosiolog, dan ekonom Max
Horkheimer, Theodor Adorno, dan Herbert Mercuse adalah diantara anggota-anggota yang
paling terkenal dihubungkan dengan Institute for Social Research yang didirikan di
Frankfurt pada tahun 1923. Pengikut aliran ini percaya bahwa demi kebutuhan akan
integrasi di antara kajian khususnya filosofi, sosiologi, ekonomi, dan sejarah untuk
mempromosikan filosofi sosial yang sangat luas atau teori kritik yang mampu menawarkan
pengujian yang komprehensif akan kontradiksi dan interkoneksi dalam masyarakat.
Frankfurt School merupakan Marxis dalam inspirasinya; pertama, pengikutnya melihat
kapitalisme sebagai tahap evolusi perkembangan sosialisme dan kemudian komunisme.
Bagaimanapun juga, kegagalan pergerakan pekerja dan kemunculan Fasisme,
mengarahkan banyak pengikut Frankfurt School mengabaikan kepercayaannya akan
proletar sebagai agen revolusi karena alas an dan kepintaran mereka. Sebagai hasilnya,
Frankfurt School telah dikritik karena paham elitnya, kebencian terhadap budaya pop, dan
pembebasan aktivisme demi intelektualisme.
Dengan munculnya Partai Sosialis Nasional (Nazi) di Jerman pada tahun 1930-an,
banyak akademi Frankfurt berimigrasi ke Amerika yang membangun institusi untuk
penelitian sosial di Universitas Kolombia. Sementara di Amerika, mereka sangat tertarik
dengan komunikasi massa dan media sebagai struktur penekan dalam masyarakat kapitalis.
Komunikasi mulai menjadi penting bagi teori kritik dan kajian komunikasi massa menjadi
lebih penting. Akademisi Frankfurt kontemporer yang paling terkenal adalah Jurgen
Habermas yang teorinya meneruskan penilaian terhadap alas an dan meminta untuk
mengembalikan ide-ide rasional dari periode Pencerahan atau modern.
Teori kritik berada dalam paradigma modernis. Entah itu intelektual atau
pandangan populer, ada sebuah kepercayaan pada alas an yang dibangun melalui ilmu
pengetahuan, bahwa individu sebagai agen perubahan dan penemuan aspek-aspek budaya
yang cuma-cuma. Keempat cabang tambahan yang dapat dikelompokkan dengan teori
kritik yang melanggar modernitas dengan cara yang beragam: post-modernisme, post-
kolonialisme, post-strukturalisme, dan kajian feminis. Apa yang umumnya dimiliki dari
filosofis ini merupakan sebuah desakan pada keragaman dan ketidakstabilan makna,
ketidakpercayaan terhadap ilmu pengetahuan, dan keengganan memberikan kepercayaan
demi cerita yang hebat.
bahwa topik-topik tersebut tidak dipelajari sebelum perkembangan teori budaya faktanya,
setiap ilmu melihat kemunculan permasalahan ini dari keragaman dasar histories dan
teoretis. Bagaimanapun juga, nilai-nilai kajian budaya yang umum dan dipinggirkan
menjadi pendorong utama dibalik minat ilmiah yang berkelanjutan pada permasalahan
tersebut.
Post-strukturalisme biasanya dikonsepkan sebagai bagian dari proyek post-modern
karena post-strukturalisme mengolah usaha modern dalam menemukan kebenaran-
kebenaran universal, naratif, metode, dan makna yang digunakan untuk mengenal dunia.
Awal mula post-strukturalisme dikaitkan pada karya tulis Jaques derrida tahun 1966 dan
inti post-strukturalisme adalah penolakan akan universalisasi makna yang ditentukan oleh
desakan-desakan struktural, kondisi-kondisi, dan simbol yang tetap. Malahan, para ahli di
dalam tradisi post-strukturalisme menghubungkan pendekatan histories dan sosial terhadap
sifat dunia serta manusia yang masing-masing maknanya ditentukan dalam produksi
dinamis dan mencair serta pengaruh spesifik dari simbol-simbol untuk momen bersejarah.
Penganut post-strukturalisme mengkhawatirkan perbedaan di antara orang-orang daripada
cerita-cerita besar yang biasa mereka miliki dan perbedaan-perbedaan ini berperan dalam
kehidupan setiap individu. Penolakan pada pandangan tetap dan tradisional terhadap tanda-
tanda, simbol-simbol, dan makna yang dimiliki oleh post-strukturalisme menempatkannya
dalam bidang teori komunikasi. Sebagai tambahan, Jaques Derrida, Jean Baudrillard,
Rolland Barthes, dan Richard Rorty lebih dikenal dengan penganut post-strukturalisme.
Beberapa aspek dari karya Michel Foucault sangatlah post-strukturalis; yang lainnya
sangat bergantung pada elemen-elemen strukturalis. Untuk alasan ini, beberapa orang
menganggapnya sebagai post-strukturalis dan yang lainnya tidak.
Berikutnya, teori post-kolonialisme mengacu pada kajian “semua kebudayaan
dipengaruhi olehproses kekaisaran dari era kolonialisasi sampai hari ini. Inti dari teori
post-kolonialisme adalah gagasan yang dikemukakan oleh Edward Said bahwa proses
penjajahan menciptakan “kebedaan” yang bertanggung jawab bagi gambaran yang
distereotipkan pada populasi bukan kulit putih. Teori Said merupakan proyek kritik dan
post-modern yang bukan hanya menggambarkan proses kolonialisasi dan keberadaannya
untu mengintervensi “emancipatory political stance.” Post-kolonial juga merupakan
sebuah proyek post-modern dalam mempertanyakan bahwa hubungan histories, nasional
dan geografis, serta penghapusan dibuat eksplisit dalam wacana. Kemudian, pakar post-
kolonial mengkaji isu-isu yang sama sebagaimana yang dikaji oleh kajian budaya dan
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 29
Tradisi-tradisi komunikasi
kritik, ras, kelas, gender, seksualitas tetapi semuanya disituasikan “dalam susunan
geopolitik dan hubungan Negara-negara serta sejarah antarnegara merdeka.”
Akhirnya, kajian feminis telah bertahun-tahun berpengaruh dalam tradisi kritik.
Feminisme didefinisikan secara beragam, mulai dari pergerakan untuk menyelamatkan
hak-hak wanita sampai semua bentuk usaha penekanan. Dengan demikian, sekarang para
ahli lebih suka membahas feminisme secara plural daripada secara singular. Para ahli
feminisme memulainya dengan fokus pada gender dan mencari perbedaan antara seks
sebuah kategori biologis dan gender sebuah konstruksi sosial. Mereka telah menguji,
mengkritik, dan menentang asumsi, serta mengalami maskulinitas dan feminitas yang
meliputi semua aspek kehidupan, sebagai usaha untuk memperoleh cara-cara yang lebih
memberi kebebasan pada wanita dan pria supaya diakui di dunia.
Akan tetapi, penelitian feminis lebih dari sekedar kajian gender. Feminis berusaha
menawarkan teori-teori yang memusatkan pada pengalaman wanita dan untuk
membicarakan hubungan antara kategori-kategori gender dan sosial lainnya, termasuk ras,
etnik, kelas, dan seksualitas. Hal yang paling terkini, kajian tentang bagaimana praktik
komunikasi berfungsi menyebarkan ideology-ideologi gender yang dimediasi wacana
menjadi mengemukan dan
mereflesikan variabilitas kajian budaya dalam ilmu komunikasi. Bukti lainya yang cukup
signifikan adalah kajian contoh-contoh positis gaya komunikasidan pratiknya yang dapat
memberikan model untuk bagaimana mecapai perubahan yang sesuai dengan nilai-nilai
penganut paham fiminisme.
TRADISI RETORIKA
people to ideas”dalam segala jenis pesan. Fokus dari retirika telah diperluas bahkan lebih
lingkup segala cara manusia dalam menggunakan simbol untuk mempengaruhi lingkungan
disekitarnya dan untuk membangun dunia tempat tinggal.
makna dari simbol melalui interprestasi, respons terhadap fakta yang tidak mudah kita
tentukan pada apa yang telah ada, tetapi menciptakannya melalui penafsiran dari kategori-
kategori yang kita gunakan. Penyusunan adalah pengaturan simbol-simbol-menyusun
informasi dalam hubungannya diantara orang-orang, simbol-simbol, dan konteks yang
terkait. Gaya berhubungan dengan semua anggapan yangterkait dalam penyajian dari
semua simbol tersebut, mulai memilih sistem simbol sampai makna yang kita berikan
kepada semua simbol tersebut, sebagaimana dengan semua sifat dari simbol, mulai dari
kata-kata dan tindakan sampai pada busana dan perabotan. Penyampaian menjadi
perwujudan dari simbol-simbol dalam bentuk fisik, mencakup pilihan non-verbal untuk
berbicara, menulis, dan memediasikan pesan. Akhirnya, daya ingat tidak lagi mengacu
pada penghafalan pidato tetapi dengan cangkupan yang lebih besar dalam mengingat
budaya sebagaimana dengan proses persepsi yang berpengaruh pada bagaimana kita
menyimpan dan mengolah informasi
Retorika mempunyai makna yang berbeda dalam periode yang berbeda sehingga
menyababkan kekacauan dalam permaknaan kata. Kita akan mengidentifikasi beberapa
periode tersebut untuk memperlihatkan beragam kemungkinan dari tradisi retorika: klasik,
pertengahan, Renaissance, Pencerahan, Kontemporer, dan post-modern.
Asal retorika di zaman klasik, dari abad ke-5 sampai abad ke-1 sebelum masehi,
didominasi oleh usaha-usaha untuk mendefinisikan dan menyusun peraturan dari seni
retorika. Guru-guru pengembara disebut Sophist mengajarkan seni berdebat di sisi kedua
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 32
Tradisi-tradisi komunikasi
sisi ada sebuah kasuas insruksi retorika paling awal di Yunani. Plato tidak menyukai
pendekatan relativistik Sophist terhadap pengetahuan yang meyakini adanya kemungkinan
ideal atau kebenaran absolut. Dialog-dialog Plato tentang retorika telah
menyelamatkan sebagian besar bidang retorika dari nama buruk. Aristoteles, murid Plato,
mengambil pendekatanyang lebih pragmatis lagi terhadap seni, mengaturnya dalam buku
catatan kuliahnya yang telah disusun menjadi apa yang kita kenal sebagai Rhetorika.
Tulisan tentang retorika seorang Yunani telah disaring dan diperinci oleh orang Romawi,
termasuk Isocrates, Quintilian, dan Cicero.
Zaman pertengahan (400-1400 Masehi) memandang kajian retorika yang berfokus
pada permasalahan penyusunan dan gaya. Retorika zaman pertengahan telah merendahkan
praktik dan seni pagan, serta berlawanan dengan Kristen yang memandang kebenaran itu
sendiri sebagai sebuah keyakinan. Augustine, seorang pelajar retorika yang pindah agama
menjadi Kristen, mengembalikan tradisi retorika dengan bukunya On Christian Doctrine.
Dalm bukunya, ia berpendapat bahwa penceramah harus dapat mengajar, menyenangka,
dan bertindak konsepsi Cicero terhadap kewajiban dari seorang orator.
Orientasi pragmatis terhadap retorika pertengahan juga buktilain kegunaan dari
retorika Zaman Pertengahan-untuk penulisan surat. Penulisan surat menjadi sangat penting
sebagai sebuah sarana pencatatan karena banyak keputusan yang dibuat secara pribadi
dalam dekrit dan surat. Permasalahan tentang gaya ditekankan dalam pengajaran
mengadaptasi pelapisan, bahasa, dan format untuk audiensi khusus.
Renaissance (sekitar 1300-1600 Masehi) yang disokong oleh Zaman Pertengahan,
memandang sebuah kelahiran kembali dari retorika sebagai filosofi seni. Para penganut
Humanisme yang tertarik dan berhubungan dengan semua aspek dari manusia, biasa
menemukan kembali teks
supaya sesuai dengan keinginan.” Logika atau pengetahuan juga terpisah dari bahasa dan
retorika hanya menjadi cara unyuk menyampaikan kebenaran tersebut diketahui.
Perpecahan ini-memisahakan isi dari perhatian retorika-ditambahkan pada definisi-definisi
negatif retorika yang terjadi saat ini.
Fokus pada rasional selama Zaman Pencerahan juga berarti bahwa selagi retorika
dibatasi karena gayanya memunculkan pergerakan belles lettres-yang artinya harfianya
surat-surat indah atau menarik. Belles lettres mengacu pada karya sastra dan semua karya
seni murni-retorika, puisi, drama, musik, dan bahkan berkebun-dan semua ini dapat di uji
menurut kriteria estetika yang sama. Dengan ketertarikan dalam gaya, selera, dan estetika
tidak mengherankan jika sebuah gerakan seni deklamasi mengajarkan penghafalan serta
sistem gerak tubuh dan gerakan untuk pembicaraan juga muncul ke permukaan. Para
pendeklamasi memiliki dua tujuan utama: untuk memulihkan peraturan-peraturan
penyampaian yang sebagian besar diabaikan sejak era klasik,
untuk menigkatkan gaya penyampaian yang buruk dari pembicara pada masa tersebut; dan
untuk berkontribusi secara ilmiah untuk memahami manusia dengan meneliti pengaruh-
pengaruh dari berbagai aspek penyampaian pada pikiran audiensi.
Abad ke-20-dan retorika kontemporer yang mengiringinya-menunjukan sebuah
kenaikan pertumbuhan dalam retorika ketika jumlah, jenis, dan pengaruh simbol-simbol
meningkat. Ketika sebuah abad dimulai dengan sebuah penekanan pada nilai berbicara
dimuka umum bagi masyarakat yang ideal, penemuan media massa menghadirkan fokus
baru dalam visual dan verbal. Retorika bergeser fokusnya dari pidato kesemua jenis
pengguna simbol. Selama masa dua perang dunia, lembaga-lembagamedia massa dibangun
untuk meneliti propaganda, mulai meneliti periklanan, dan pesan-pesan melalui media
massa. Saat ini, televisi dan film-film, papan iklan dan video games, situs-situs internet dan
komputer grafis diteliti oleh para ahli retorika, sama banyaknya seperti naskah-naskah
yang tidak saling berhubungan. Secara harfiah, tidak ada bentuk penggunaan simbol yang
tidak dapat diteliti oleh para akademisi retorika.
Hal yang paling penting, periode kontemporer nampaknya juga kembali pada
sebuah pemahaman mengenai retorika sebagai epistemika-sebagai sebuah cara untuk
mengetahui dunia, bukan hanya sebuah cara untuk menyampaikan sesuatu tentang dunia.
Sebagian besar ahli teori retorika saat ini menganut paham pada beberapa tingkatan dengan
Bacaan Kuliah Teori Komunikasi
Page 34
Tradisi-tradisi komunikasi
kenal merupakan salah satu yang ditawarkan kepada kita oleh bangsa kita. Bentuk kuat
posisi ini menyatakan bahwa kondisi-kondisi material di sekitarkita kurang penting
dibandingkan dengan kata-kata yang kita gunakan untuk menyebutkan kenyataan dan
bahwa mengubah tanda sesuatu atau simbol secara harfiah dapat menghasilkan sebuah
dunia lain dengan menciptakan sebuah sudut pandang yang berbeda atau tutik yang lebih
lemah hanya menyatakan peran penting yang dimainkan kita melakukan pendekatan
terhadap dunia.
Kecenderungan lain yang muncul pada akhir abad ke-20 pada awal awal abad ke-
21 telah menjadi jembatan antara retorika post-modernisme, terutama pada apresiasi post-
modern dan penilaian pendirian yang berbeda. Sebagai contoh, ahli-ahli teori retorika post-
modern mengistimewakan pendirian ras, kelas, gender, dan seksualitas ketika mereka
masuk ke dalam pengalaman kehidupan khusus seseorang dari pada mencari teori-teori
yang luas dan pewnjelasan-penjelasan mengenai retorika. Penganut paham feminis dan
praktik-pratik retorika gender seringkali masuk dalam bigang post-modern, sama seperti
teori queer (ganjil), pada kondisi para akad4emis retorika menguji fitur-fitur yang berbeda
dari penyampaian keganjilan publik dan bentuk-bentuk retorika lain untuk memahami
perbedaan-perbedaan yang ditawarkan oleh queef rethor. Pembuatan semua jenis retorika
pengganti-Afrosentris, Afrosentris, suku asli Amerika, suku Aborigin- merupakan bagian
priyek post-modern dan telah membantu dalam mengubah karakter konterporer tradisi
retorika.
Selanjutnya, retorika jauh berbeda dengan tanpa arti, kosong, atau pembicaraan
ornamental. Hal ini merupakan seni dasar dan praktik komunikasi manusia. Ketika retorika
berhubungan dengan praktik pidato menurut standar tunggal yang dikembangkan di
Yunani, saat ini kita mengetahui ke beradaaan banyak ahli pidato yang masing-masing
menawarkan subut pandang yang berbeda dalam penggaunaan simbol. Akan tetapi, karena
buku ini berfokus pada teori-teori komunikasi dalam bidang ilmu, kita tidak akan
memasukkan banyak teori yang secarta tradisional di anggap retorik. Jadi, kita memiliki
satu bagian untuk tradisi retorik ketika kita melewati beragam konteks komunikasi; teori-
teori retorik tersebut akan dicangkup dalm tradisi lain yang sesuai.
Teori-teori dalm tujuh tradisi yang telah dibahas sebelumnya mencangkup banyak
aspek komunikasi. Untuk menyusun teori, kami telah memutuskan unyuk melihat pada
ketertarikan utama mereka atau point-point pusat. Bayangkanlah ketika melihat proses
komunikasi melalui sebuah lensa pembesar. Kita dapat mempersempit area fokus pada
individu dan selanjutnya memperlebarnya perlahan-lahan untuk melihat pada pandangan
yang cukup lebar. Pada setiap titik, kita dapat memutar sedikit lensanya untuk melihat
fitur-fitur lain dari pemandangan tersebut dalam fokus. Ketika kami melakukan hal ini,
kami menyadari bahwa setiap aspek komunikasi merupakan bagian
dari konteks yang lebih besar. Kami juga melihat bahwa setiap tingkatan komunikasi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh konteks-konteks yang lebih besar ini.
Untuk penggunaan dalam organisasi, kami telah menyusun teori-teori komunikasi
ke dalam delapan konteks yang digambarkan pada Gambar 3.3. kami mulai dari Bab 4
dengan pembahasan individu, yaitu melihat cara-cara dari tradisi-tradisi yang berbeda
menjelaskan perilaku komunikasi
Kelomp organisa
ok(bab si
8) (bab 9)
Pesan
(bab 5)
Hubungan
(bab 7)
Media
(bab 10)
Sebagai orang-orang yang terlibat dalam interaksi sosial. Selanjutnya, Bab 5, kami sedikit
melebarkan lensa untuk melihat pada teori-teori pesan dan Bab 6, percakapan. Ketika
orang-orang menggunakan pesan dalam percakapan dengan orang lain, mereka
mengembangkan hubungan yang di jelajahi dalam Bab 7. Selanjutnya dalam Bab 8, kami
bergerak ke konteks yang lebih besar dari kelompok dan dalam Bab 9, organisasi.
Selanjutnya, kami membahas teori-teori tantang
media (Bab 10). Akhirnya , dalm Bab 11, kami melebarkan lensa kami ke tingkat yang
paling lebar untuk melihat pada komunikasi dalam kebudayaan dan masyarakat.
Konteks-konteks berkomunikasi-dari pelaku komunikasi hingga masyarakat saling
mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh, hubungan kita didefisinikan dan diatur
melalui pertukaran pesan dalm percakapan. Para pelaku komunikasi mengambil keputusan
mengenai pesan, tetapi pesan disusun ke dalam percakapan, mempengaruhi pelaku
komunikasi, tetapi jenis-jenis pesan yang kita kirimkan, bagaimana kita memahami pesan-
pesan tersebut, dan hasil dari hubungan tersebut ditentukan dalam banyak cara oleh
kebudayaan dan masyarakat tempat kita hidup.
Dapat saja hal itu merupakan sebuah kesalahan, memperlakukan konteks tersebut
sebagai rahasia. Namun, mereka tidak. Ketika kita focus pada teori-teori individu dalam
konteks tertentu, jangan kehilangan pandangan dalam melihat sifat konteks dan melupakan
pengaruhnya yang baik. Ketika kita berpindah dari satu konteks ke konteks lainnya pada
Bab yang akan datang, kami mendorong anda untuk memperluas atau mempersempit lensa
dari waktu ke waktu untuk menjaga pandangan dari koneksi tersebut.
Dalam setiap bab berikutnya, kami mengorganisasikan teori-teori dengan tradisi,
sehingga Anda dapat melihat bagai mana tradisi yang berbeda memberikan kontribusi pada
topic yang di bahas. Kami pernah mencoba untuk mengorganisasi bab-bab tersendiri
berdasarkan pada susunan teori yang paling logis, sehingga
tradisi-tradisi tidak selalu dihadirkan dalam suasana yang sama setiap babnya. Tentu saja,
tidak semua tradisi memberikan kontribusi dalam setiap bab, sehingga beberapa bab terdiri
atas empat tradisi, beberapa ada yang lima, dan ada beberapa yang bahkan ada yang enam.
Table 3.1 akan memberikan and aide tentang apa yang harus diharapkan dalam
setiap bab ke depan. Point-point tersebut akan mrnyediakan petunjuk ketika anda
melanjutkan pembahasan teori-teori dalam kedelapan bab berikutnya.
1. Perhatikan bahwa tidak ada tradisi yang memberikan kontribusi pada setiap aspek
komunikasi. Sebagai contoh, tradisi sosiopsikologis sangat mempengaruhi dalam
menentukan banyak aspek komunikasi, tetapi tradisi ini sedikit membicarakan tentang
masyarakat dan budaya. Tradisi fenomenologis agak terbatas dalam kontribusinya pada
teori komunikasi, paling tidak secara langsung; bahkan, idenya tentang inter prtestasi telah
lama menjadi factor utama dalam membantu kita menginterprestasi budaya dan memahami
berbagai macam teks.
2. Tradisi-tradisi tidaklah terpisah satu sama lainnya. Tentu saja, tradisi-tradisi tersebut
telah mempengaruhi satu sama lainnya dan saling memengaruhi satu sama lainnya dan
saling menutupi dalam carta-cara yang signifikan. Sebagai contoh, perhatikanlah bahwa
tradisu semiotic, fenomenologis, sosiokultural, dan tradisi kritik menyatu pada point-point
yang terfokus pada kekuatan symbol, pentingnya pengalaman dan interprestasi manusia,
serta paling tidak dalam teori komunikasi yang merupakan kesamaan mereka dalam
hubungan sosial. Bahkan, afinitas yang tidak diperkirakan pun muncul, sehingga
Sebagai contoh, tradisi sosiopsikologis dan sibernetika ada kalanya muncul.
3. Setiap tradisi memiliki karakter khusus dan dalam beberapa kasus, tradisi-tradisi,
bahkan saling menolak satu sama lainnya. Sosiopsikologis dan sosiokultural adakalanya
bersentuhan, tetapi hal ini merupakan hal yang jarang. Tradisi-tradisi kritik dan
sosiopsikologis tidak pernah datang bersamaan, sibernetika dan semiotik pun jarang datang
bersamaan. Dalam kasus ini, asumsi-asumsi dasar yang mendorong tradisi sangat
bertentangan.
4. Ketika Anda mengganti konteks, tradisi-tradisi yang berbeda menjadi kurang
berharga. Karena komunikasi itu multikontekstual, setiap tradisi memiliki nilai dalam
membantu kita memahami persamaan dan perbedaan dalam konteks. Misalnya, dapat
dipahami mengapa konteks pelaku komunikasi didomonasi oleh perspektif psikologis,
paling tidak dalam tradisi barat yang sangat individualistis. Namun, sosiopsikologis mulai
kehilangan kekuatan karena konteks meluas untuk memasukan struktur sosial yang lebih
luas.
Pada akhirnya, kita memikirkannya dengan lebih produktif agar Anda mampu
menghabiskan beberapa saat untuk berpikir tentang bagaimana memikirkan komunikasi
dunia.Identitas
Melaluipribadi
proses ini Pelaku
juga, anda akan berkolborasi denganSosiokultural
komunikasi adalah seorang
orang lain dalam membantu
Keistimewaan dan
dengan rasa kesadaran akan identitas, Kritik posisi apa yang
meningkatkan kajian komunikasi. diberikan oleh
“self” yang mengembangkan melalui
interaksi. Individu-individu diposisikan identitas ini?
dalam susunan social budaya dan
hubungan kekuasaan.
Pesan Interprestasi teks Pesan adalah teks atau seperangkat Semiotic Bagaimana maksna
(Bab 5) tanda yang terorganisir yang memiliki Fenomenologis muncul dan
makna dalam komunikasi. bangaimana maknaitu
diberi tanda?
Pembentukan Individu memproduksi pesan secara Sosiopsikologis
pesan strategis untuk memperoleh maksud. Bagaimana pesan
dibentuk dalam pikiran
Fungsional pesan Pesan menyelesaikan fungsi-fungsi Sosiokultural pelaku komunikasi
social yang membawa manusia
kedalam hubungan yang sangat Apa yang di dapatkan
beragam oleh pesan ?
Percakapan Perilaku individu Percakapan terdiri dari perilaku social Sosiopsikologis Bagai mana individu
(Bab 6) individu. berperilaku dalam
situasi sosial?
Tindakan social Percakapan adalah proses di mana Sibernetika
yang terkoordinasi pelaku komunikasi berkoordinasi atau Sosiokultural Bagaimana pelaku
mengorganisir interaksi melalui cara komunikasi bersama-
yang menciptakan bentuk makna yang sama membentuk
sesuai. interaksi dan apa yang
dihasilkan dalam
Pembentukan Hubungan kekuasaan dilakukan Kritik proses ini?
budaya melalui penggunaan bahasa dalam
komunikasi. Apa konsekuensi dari
Bacaan Kuliah bentuk percakapan
Teori Komunikasi
pada perlakuan
Page 40
individu atau
kelompok?
Tradisi-tradisi komunikasi
Tabel.3.1
Tradisi-tradisi yang
Konteks Fokus Deskripsi memberi kontribusi Pertanyaan pokok
Hubungan Bentuk interaksi Pesan adalah teks atau seperangkat Sibernetika Bagaimana hubunjgan
(Bab 7) tanda yang terorganisir yang memiliki Sosiopsikologis terbentuk?
makna dalam komunikasi.
Apa yang membuat
Menejemen Individu memproduksi pesan secara Sibernetika hubungan dinamis?
tekanan strategis untuk memperoleh maksud. sosiokultural
Apa hubungan
Dialog Pesan menyelesaikan fungsi-fungsi Fenomenologis kesehatan?
sosial yang membawa manusia
bersama-sama ke dalam hubungan
yang sangat beragam.
Media Pembentukan Media menciptakan bentuk budaya dan Semiotik Bagaimana media
(Bab 10) budaya mempengaruhi struktur sosial. Sosiokultural mempengaaruhi
Kritik masyarakat?
Partisipasi media Media dan masyarakat merespon satu Sibernetika Bagaimana media dan
sama lainya, mengarahkan pada hasil Sosiokultural permisa saling
yang bertanggung jawab terhadap sosiopsikologis mempengaruhi satu
media, individu, dan terhadap sama lain?
masyarakat
Apa pengaruh individu
Efek individu Media memberi efek pada perilaku Sosiopsikologis akan media
individu komunikasi?
Budaya dan Kekuatan simbol Masyarakat dan budaya dibentuk oleh Semiotik Bagaimana bahasa
masyarakat penggunaan bahasa dan bentuk-bentuk Sosiokultural mempengaruhi
(Bab 11) simbol lainya. Kritik budaya?