Disusun Oleh :
Reno Arif Jolangga 18504241050
Arman Alfaridzi 18504241051
David Setiawan S 18504241052
Bahrul Ulum 18504244001
FAKULTAS TEKNIK
YOGYAKARTA
2018
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
A. Kompetensi
1. Membongkar dan memasang pompa power steering dengan prosedur yng benar.
2. Menganalisa kondisi benda kerja yang digunakan untuk praktikum
B. Sub kompetensi
Setelah selesai praktikum mahasiswa dapat :
1. Mengidentifikasi tipe tipe pompa power steering
2. Melepas dan memasang pompa power steering dengan cara yang benar
3. Menjelaskan cara kerja pompa power steering dengan menggambarkan sirkulasi hidrolik
4. Mengidentifikasi gangguan dalam sistem dan cara mengatasi
C. Alat dan Bahan
1. Pompa power steering
2. Tool Box
3. Alat-alat ukur yang diperlukan
D. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
2. Bekerja dengan hati-hati dan teliti
E. Dasar Teori
Power steering adalah perangkat atau system pada kendaraan yang berfungsi untuk
meringkankan kemudi kendaraan. Sehingga kendaraan dapat bermanufer dengan mudah dan
dapat bergerak dengan radius yang lebih kecil.
Prinsip kerja
Pada saat praktik terdapat dua tipe pompa power steering diantara yaitu :
1. Vane pump
Vane pump merupakan salah satu jenis pompa hidrolis yang menghasilkan tekanan
dengan mengunakan rotor dan slipper
F. Langkah Kerja
Pembongkaran :
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Melepas control valve cap , dan inlet joint saluran keluar menggunakan kunci ring 10
3. Melepas pully, sebelumnya lepas terlebih dahulu baud pully kemudian lepas dengan
menggunakan palu karet
4. Melepas 6 buah baud ukuran 12 dengan menggunakan kunci ring 12.
5. Memisahkan housing pump dengan cover pump
6. Melepas ring pada tipe vane pump
7. Melepas roda gigi dan pump rotor & cam pump ring serta vane.
catatan : lepas satu per satu roda gigi pump.
8. Mengeluarkan control valve dari tempatnya.
9. Bersihkan komponen yang dibongkar\
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
Cara Kerja
Cara kerja pompa power steering ada bebrapa tahap diantaranya :
a. Pemasukan
Ruangan yang dibentuk oleh fixed dan rotor terbagi oleh enam buah slipper. Ruangan
tersebut akan membesar sehubungan dengan putaran rotor. Pada waktu kapsitas ruangan
membesar, fluida mengalir masuk dari alur pemasukan yang terapat pada bagian belakanh
poros rotor (rotor shaft) dan berkumpul di dalam ruangan antara fixed ring dan rotor
Gambar. Pemasukan
b. Pengeluaran
Pada waktu rotor terus berputar, kapasitas rungan antara fixed ring dan rotor mengecil.
Fluida yang terdapat di dalamnya ditekan ke luar menuju ke gear box melalui
pengeluaran dari pada rotor shaft, sementara volumenya di atur oleh flow control
valve. Slipper-slipper selalu berhubungan langsung dengan rotor shaft karena ditekan
oleh tegangan pegas, ini dimaksudkan untuk mencegah kebocoran fluida dari alur
pengeluaran (outlet port) ke alur pemasukan (in let port). Bagian yang dipotong dari
slipper disediakan untuk mengalirkan fluida ke dalam ruangan antara fixed ring dan
slipper. Tekanan hidrolis yang berkeja pada punggung slipper akan menutup dengan
rapat antara slipper dan fixed ring, untuk mencegah ke bocoran fluida ke ruangan di
sebelahnya.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
Gambar. Pengeluaran.
Cara kerja flow control ada beberapa tahap tergantung pada kecepatan putaran
pompa diantaranya yaitu :
Selama putaran rendah (650-1250 rpm).
Tekanan yang dikeluarkan pompa P1 bekerja pada sisi sebelah kanan dari flow
control valve dan p2 bekerja sisi sebelah kiri setelah melalui orifice 1 dan 2.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
Tekanan yang dikeluarkan pompa p1 bekerja pada sisi sebelah kiri dari control spool.
Apbila putaran pompa di atas 1250 rpm, tekanan p1 melebihi tegangan pegas dan
control spool bergerka ke kanan, maka volume fluida yang melalui orifice 2 terpaksa
berkurang, dan mengakibatkan bertambah rendah tekanan p2. Oleh karena itu
perbedaan tekanan antara p1 dan p2 bertambah besar. Dengan cara ini flow control
valve bergerak kea rah kiri.
Oleh karena itu fluida kembali ke sisi pengisian pompa dan mengurangi volume fluida
yang menuju gear housing. Dengan kata lain, bilamana control spool bergerak ke
kanan ujung dari spool bergerak kea rah orifice 2, sehingga mengurangi volume fluida
yang melalui orifice.
Selama putaran tinggi (lebih dari 2500 rpm).
Apabila putaran pompa melebihi 2500 rpm, control spool terdorong seluruhnya kea
rah kanan, sehingga menutup orifice 2 dengan sempurna. Pada saat ini tekanan p2
hanya ditentukan oleh jumlah fluida yang lewat melalui orifice no 1. Volume fluida
yang menuju gear housing dikontrol oleh cara ini (volume fluida yang dikontrol 3,3
L/menit)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
d. Relief valve
Relief valve terletak di dalam flow control valve. Apabila tekanan P2 melebihi 80
kg/cm2 relief valve membuka untuk menurukan tekanan. Apabil tekanan p2 turun, flow
control valve terdorong ke kiri dan mengontrol tekanan maximum.
Data praktik
Pengamatan
1. Pump gear
Keterangan: masih dalam keadaan normal belum terdapat keaussan pada giginya
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
Keterangan : masih dalam keadaan baik belum terdapat kerusakan yang berarti serta
belum terdapat keausan pada tiap komponen.
3. Control Valve
Keterangan: masih dalam keadaan baik dan berfungsi normal sesuai dengan fungsinya
4. Bearing.
Dari bearing sendiri saat pengamatan dalam praktik masih dalam keadaan baik.
5. Oil seal.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
Keterangan : masih dalam keadaan baik ,belum terdapat robek serta lipatan pada oil seal.
tidak optimal menyebabkan bila tekanan tidak diatur maka oli seal akan jebol. Fluida akan
keluar maka terjadi kebocoran. Bila volume fluida tidak diatur menyebabkan kemudi menjadi
berat bila mesin pada kecepatan rendah sedang berbelok. Cara mengetahui kerusakan pada
control valve, bila terjadi berat pada sistem kemudi padahal fluida masih keadaan penuh,
teridentifikasi control valve rusak. Solusinya ganti yang baru sesuai dengan spesifikasi.
4. Bearing
Keadaan bearing saat pengamatan diperoleh dalam keadaan baik. Jika bearing terdapat
keausan dan kerusakan dapat menyebabkan berisik pada pompa power steering serta dapat
menyebakan pump gear,pump rotor ataupun pump vane cepat menimbulkan keausan
disebabkan putaran drive shaft kurang stabil atau dikatakan ngegol dikarenakan bearing terjadi
keausan. Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebakan fungsi dari pump gear ataupun pump
vane menurunkan tekanan hidrolis sehingga untuk mendorong piston akan berkurang maka
kemudi menjadi berat. Solusinya ganti yang baru.
5. Oil seal
Keadaan oil seal ini masih baik dari pemeriksaan dan pengamatan. Fungsi oil seal sendiri
yaitu agar fluida di dalam pompa tidak keluar dan menjaga volume fluida tidak berkurang.
Apabila oil seal terdapat sobek dan kerusakan dapat menyebakan fluida akan keluar
menyababkan fluida di sistem power steering akan cepat berkurang, hal ini dapat menimbulkan
sistem kemudi berat dikarenakan untuk mendorong piston juga berkurang. Bila oil seal rusak
ganti yang baru.
H. Kesimpulan
Dari data praktik dan analisis data serta pembahasan diatas dapat diambil kesimpulkan:
1. Terdapat dua tipe pompa power steering yang kami praktikan yaitu tipe vane pump dan
gear pump. Kedua tipe ini mempunyai kesamaan karakteritik dalam hal tekanan yang stabil
atau tekanan terus menerus (kontinu). Memiliki perbedaan signifikan dalam media
penggeraknya.
2. Pembongkaran dan pemasangan dari dua tipe diatas hampir sama namun pada tipe gear
pump harus melepas pully sedangkan di tipe vane pump tidak harus melepas pully untuk
membuka cover pump yang di baud 6 buah.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LAPORAN SISTEM KEMUDI REM DAN SUSPENSI
3. Pompa power steering ada beberapa tahap cara kerja yang pertama pemasukan dan yang
kedua pengeluaran, di samping itu control valve bekerja. Control valve ini bekerja
bergantung tiap perbedaan putaran pompa power steering, hal ini control valve memiliki dua
fungsi sebagai pengatur tekanan hidrolis serta mengatur jumlah volume yang akan
dikeluarkan oleh pompa.
4. Gangguan pompa power steering akan menyebabkan semua sistem kemudi akan
bermasalah diantaranya kemudi menjadi berat. Biasanya kerusakan yang terjadi pada
control valve,oil seal, dan pump vane ataupun pump gear.