dan salam senantisa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Guru pembimbing
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami pada
1|Page
DAFTAR ISI
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap
ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salahsatu pihak
menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang
berhasil.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus
di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi
yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
3|Page
BAB 2
PEMBAHASAN
Konflik yang terjadi antar kelas social biasanya berupa konflik yang bersifat vertical;
yaitu konflik antara kelas atas dan kelas social bawah. Konflik ini terjadi karena kepentingan
yang berbeda antara dua golongan atau kelas social yang ada.
Golongan buruh yang menuntut perbaikan upah kepada pemerintah maupun perusahaan
adalah wujud dari salah satu konflik antar golongan. Pemutusan hubungan kerja ( phk )
adalah wujud dari konflik social antar kelas social yang ada. Pemerintah biasanya menjadi
mediator agar kedua kepentingan kelas yang berkonflik dapat mencapai kesepakatan dan
perusahaan tetap dapat menjalankan aktivitas produksinya.
Jika kesepakatan tidak tercapai maka perusahaan akan yerganggu proses produksinya dan
buruh akan kehilangan pekerjaanya, jika terjadi demikian maka pemerintah akan terkena
dampak dari konflik antar golongan yang ada.
Sebagai mahluk individu, manusia memiliki karakter yang khas menurut corak
kepribadiannya. Setiap individu berkembang sejalan dengan ciri-ciri khasnya, walaupun
berada dalam lingkungan yang sama. Pada saat interaksi berlangsung individu akan
mengalami proses adaptasi dan pertentangan dengan individu lainnya. Apabila terdapat
ketidaksesuaian maka akan terjadi konflik.
Contoh, Arie anak yang baru berusia 5 tahun meminta ayahnya untuk membelikannya
handphone. Ayahnya belum mau membelikan Arie handphone karena Arie masih kecil dan
belum begitu membutuhkan alat tersebut. Akhimya Arie marah dan melakukan mogok
belajar.
2. Perbedaan kebudayaan
Manusia memang membutuhkan proses pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan batiniah dan lahiriah untuk membentuk dirinya, karena itulah terjadi hubungan
4|Page
timbal balik sehingga manusia dikatakan sebagai mahluk sosial. Dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya manusia akan berbeda-beda kebutuhannya, perbedaaan kebutuhan ini akan berubah
menjadi kepentingan yang berbeda-beda.
Apabila sumber daya berupa uang, material atau sarana lain terbatas, maka akan terjadi
persaingan dalam menggunakannya.
Setiap unit dalam organisasi mempunyai tugas dan tanggung jawab dibidangnya.
Perbedaan sering mengacu terjadi konflik.
suatu kelompok tertentu merasa diperlakukan tidak adil sehingga ia berpersepsi negatif.
Para manajer muda beranggapan bahwa merekan diberikan yang cukup berat, rutin dan rumit,
sementara manajer tua diberikan tugas yang ringan-ringan saja.
8 . Hambatan Komunikasi
Komunikasi yang kurang baik akan menimbulakn konflik antar anggota. Untuk itu
diperlukan komunikasi yang dapat dimengerti semua anggota.
Retaknya persatuan kelompok. Hal ini terjadi apabila terjadi pertentangan antaranggota
dalam satu kelompok.
Dominasi dan takluknya salah satu pihak. Hal ini terjadi jika kekuatan pihak-pihak yang
bertikai tidak seimbang, akan terjadi dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lainnya. Pihak
yang kalah menjadi takluk secara terpaksa, bahkan terkadang menimbulkan kekuasaan yang
otoriter (dalam politik) atau monopoli (dalam ekonomi).
5|Page
Banyaknya kerugian, baik harta benda maupun jiwa, akibat kekerasan yang ditonjolkan
dalam penyelesaian suatu konflik.
Konflik dapat meningkatkan solidaritas di antara anggota kelompok, misalnya apabila terjadi
pertikaian antar-kelompok, anggota-anggota dari setiap kelompok tersebut akan bersatu untuk
menghadapi lawan kelompoknya.
Konflik berfungsi sebagai alat perubahan sosial, misalnya anggota-anggota kelompok atau
masyarakat yang berseteru akan menilai dirinya sendiri dan mungkin akan terjadi perubahan
dalam dirinya.
Munculnya pribadi-pribadi atau mental-mental masyarakat yang tahan uji dalam menghadapi
segala tantangan dan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat lebih men-dewasakan
masyarakat.
Dalam diskusi ilmiah, biasanya perbedaan pendapat justru diharapkan untuk melihat
kelemahan-kelemahan suatu pendapat sehingga dapat ditemukan pendapat atau pilihan-
pilihan yang lebih kuat sebagai jalan keluar atau pemecahan suatu masalah.
Coercion
Upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh masing-masing pihak dengan cara
memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan
menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua
pihak.
Arbritasi
Bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan cara
meminta bantuan ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang
berkedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertikai. keputusan yang dibuat harus
dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik.
6|Page
Mediasi
Penyelesaian konflik sosial yang dilakukan dengan cara mendatangkan pihak ketiga
yang sifatnya netral dan tidak memihak. namun, keputusan pihak ketiga tidak mengikat pihak
manapun.
Adjudication
Penyelesaian konflik melalui pengadilan.
Toleransi
Suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Dalam masyarakat Jawa
dikenal dengan istilah 'tepa slira' atau tenggang rasa agar hubungan sesamanya bisa saling
menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing.
Statlemate
Suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai mempunyai kekuatan
yang seimbang. Mereka kemudia berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan
pertentangan atau menghentikan konflik.
Konsiliasi
Suatu bentuk penyelesaian konflik sosial yang dilakukan melalui lembaga-lembaga
tertentu yang dapat memberikan keputusan dengan adil. Contoh: pengendalian konflik
melalui lembaga perwakilan rakyat.
Rekonsiliasi
Upaya kompromistis yang ditempuh untuk mengakomodasi dua kepentingan yang berbeda.
Bertujuan untuk memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula.
Transformasi Politik
Sebuah proses penyelesaian konflik yang membutuhkan kontribusi timbal balik dari pihak
yang ditransformasikan dan dari pihak yang hendak dituju oleh proses tersebut.
Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang
diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dsb.
Subjugation atau Domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar
untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya.
Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil
kepututsan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
7|Page
Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati
oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sepakat untuk melakukan kerjasama dengan
kelompok mayoritas.
Competition, apabila terdapat indikasi salah satu pihak berusaha mencapai tujuan tanpa
menghiraukan pihak lain, maka metode kompetisi dapat diterapkan.
8|Page
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Sebagai penyusun, saya akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan.
Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
penulisan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya untuk kemajuan
Teknologi Informasi di Indonesia.
9|Page
DAFTAR PUSTAKA
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-
penyelesaian-konflik/
http://psychochanholic.blogspot.com/2008/03/teori-teori-konflik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
10 | P a g e