Anda di halaman 1dari 5

INTERKONEKSI AL-QUR’AN DAN SAINS MENGENAI

KEHARAMAN BABI
Annida Salsabila
Program Studi Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Pendidikan Indonesia
Email: salsabilaannida65@gmail.com

ABSTRAK
Di zaman sekarang ini dimana produk makanan semakin banyak tersebar ke
masyarakat luas, tak sedikit manusia khususnya umat Islam lupa mengecek kehalalan ataupun
mengecek komposisi yang ada pada produk makanan tersebut. Sedangkan banyak produsen
yang berlaku curang dengan menambahkan lemak babi ataupun bagian lain dari hewan
tersebut kedalam produknya. Didalam Al-Qur’an sudah jelas bahwa babi itu haram untuk
dikonsumsi. Hal ini didukung oleh fakta ilmiah mengenai babi yang menjelaskan perilaku
buruk pada babi sehingga berpengaruh terhadap kandungan dalam daging babi sendiri dimana
babi ini dapat menjadi sarang dari segala penyakit.
Kata Kunci: Al-Qur’an, Sains, Babi

PENDAHULUAN Babi adalah binatang yang paling


jorok dan kotor, suka memakan bangkai
Di zaman sekarang ini banyak dan kotorannya sendiri dan kotoran
sekali produk makanan olahan yang manusia pun dimakannya. Sangat suka
beredar ke masyarakat luas dengan tekstur, berada pada tempat yang kotor, tidak suka
rasa, bentuk dan warna yang beraneka berada di tempat yang bersih dan kering.
ragam. Namun, seringkali orang lupa
mengecek kehalalan suatu produk pangan Babi merupakan hewan pemalas
sebelum dikonsumsi. Padahal kehalalan dan tidak suka bekerja (mencari pakan),
suatu produk pangan merupakan hal yang tidak tahan terhadap sinar matahari, tidak
terpenting bagi umat Islam. Tak heran di gesit, tapi makannya rakus (lebih suka
era modern ini banyak sekali pedagang makan dan tidur), bahkan paling rakus
yang berlaku curang dengan menambahkan diantara hewan jinak lainnya. Jika tambah
lemak babi atau bagian lain pada hewan ini umur, jadi makin malas dan lemah (tidak
kedalam produk yang dihasilkannya. berhasrat menerkam dan membela diri).
Suka dengan sejenis dan tidak
Dalam Al-Qur’an sendiri sudah pencemburu. (Mayasari, 2007)
jelas diterangkan bahwa babi merupakan
hewan yang haram untuk dikonsumsi. Tapi Babi merupakan salah satu ternak
tidak semua orang tahu mengapa daging paling prolifik (cepat tumbuh dan cepat
babi atau bagian lainnya pada babi ini berkembangbiak) di antara hewan ternak
diharamkan. Sesuatu yang diharamkan yang dikenal hingga kini. Masa
atau dilarang dalam Islam itu sebenarnya kebuntingan babi berkisar antara 111-117
mempunyai kemudaratan yang lebih hari dengan rata-rata 114 hari (Day, 1968).
banyak dibanding dengan manfaatnya, Babi betina siap kawin saat usianya
begitupun dengan daging babi ini. minimal 7 bulan. 1 babi pejantan dapat
mengawini 10-12 babi betina. Hal ini yang
menyebabkan daging babi sangat mudah yang paling banyak dimanfaatkan dari babi
didapatkan dibandingkan dengan daging itu yaitu dagingnya.
sapi, dan harganya jauh lebih ekonomis
sehingga tidak sedikit produsen yang Menurut Zulaekah dan Yuli (2005),
menggunakannya sebagai bahan pengganti. Makanan dikatakan halal menurut Qur’an
dan Sunnah apabila:
PEMBAHASAN
a. Bukan terdiri atau mengandung bahan-
Menurut Mulkhan (dalam Muladno bahan dari binatang yang bagi orang Islam
dan Z. Abidin, 2004) secara normatif dan dilarang menurut hukum syara’ untuk
dalam situasi normal, babi memang haram memakannya atau tidak disembelih
dimakan atau dikonsumsi manusia. Namun menurut hukum syariah.
demikian keharaman babi tersebut bukan
berarti memberi hak kepada manusia untuk b. Tidak mengandung bahan-bahan yang
memusnahkan babi-babi itu di dunia. Jika hukumnya najis menurut hukum syariah.
hal itu dilakukan, akan ada keterputusan
c. Tidak disiapkan atau diproses
rantai sistematis seluruh realitas jagad
menggunakan bahan-bahan atau peralatan
raya, itu sendiri. Seluruh ketentuan hukum
yang tidak terbebas dari najis menurut
normatif dalam ajaran Islam bisa dikatakan
hukum syariah.
hanya berlaku dalam situasi normal
sebagaimana tercermin dalam doktrin d. Dalam proses pengadaan, pengolahan
hukum darurat bagi keberlakuan suatu dan penyimpanannya tidak bersentuhan
ketentuan hukum. Hal ini sesuai dengan atau berdekatan dengan bahan-bahan yang
yang dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah tidak memenuhi point a,b dan c atau
ayat 173 berikut: bahan–bahan yang hukumnya najis sesuai
hukum syara’.
Babi merupakan hewan yang
sangat jelas diharamkan untuk dikonsumsi.
Bila kita lihat, babi tidak memiliki leher
sedangkan dalam Islam diajarkan jika
“Sesungguhnya Allah hanya ingin menyembelih hewan maka
mengharamkan bagimu bangkai, darah, sembelihlah dengan baik yaitu dengan cara
daging babi, dan binatang yang (ketika menyembelihnya di bagian leher karena
disembelih) disebut (nama) selain Allah. saat urat nadi yang terletak di bagian depan
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa tenggorokan digorok, maka hewan akan
(memakannya) sedang dia tidak segera kehilangan kesadaran sehingga
menginginkannya dan tidak (pula) tidak akan merasakan sakit. Babi sendiri
melampaui batas, maka tidak ada dosa tidak memiliki leher maka bagaimana bisa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha kita menyembelihnya. Sang Pencipta
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. sudah merancang sedemikian rupa.
Al-Baqarah:173)
Babi merupakan hewan yang paling
Selain Q.S. Al-Baqarah ayat 173, rakus, tidak ada yang dapat menandingi
ada juga ayat-ayat lain yang menjelaskan kerakusannya. Babi dapat melahap semua
tentang keharaman dari daging babi makanan yang ada disekitarnya. Bahkan
diantaranya Q.S. Al-Maidah ayat 3, Q.S. jika makanannya telah habis, maka dia
Al-An’am ayat 145 dan Q.S. An-Nahl ayat akan memuntahkan kembali makanan yang
115. Dalam hal ini, mayoritas ulama ada diperutnya dan memakannya lagi. Babi
sepakat bahwa yang diharamkan itu bukan juga sering memakan kotorannya sendiri
hanya dagingnya saja, tetapi seluruh maupun kotoran manusia. Babi adalah
bagian dari babi itu sendiri. Sedangkan binatang yang sangat jorok sehingga
penyebutan daging babi itu dikarenakan
bagaimana mungkin Allah
menghalalkannya?
Karena pola hidup dan pola makan
babi yang jorok, daging babi mengandung
cacing pita yang berbahaya bagi kesehatan.
Menurut Hilda (2013) cacing pita ini
berkembang di usus 12 jari manusia.
Dalam beberapa bulan, cacing itu akan
menjadi dewasa dan berkembang biak.
Jumlah cacing pita bisa mencapai sekitar
1.000 ekor dengan panjang antara 4 – 10 Jadi, meskipun daging babi itu empuk dan
meter, dan terus hidup di tubuh manusia. terlihat lezat, daging babi tidak layak
Cacing ini mengeluarkan telurnya melalui dikonsumsi karena mengandung lemak dan
kotoran yang dikeluarkan manusia saat kolesterol yang tinggi sehingga akan sulit
BAB (buang air besar). dicerna dalam tubuh.
Babi mengandung kadar lemak Menurut Stoppard (2010)
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kolesterol adalah suatu zat lemak yang
hewan lainnya. Babi memiliki back fat dibuat didalam hati dan lemak jenuh dalam
(lemak punggung) yang cukup tebal yang makanan. Jika terlalu tinggi kadar
memiliki sifat mudah mengalami oxidative kolesterol dalam darah maka akan semakin
rancidity (mudah tengik). Menurut Ketaren meningkatkan faktor resiko terjadinya
(1996) lemak adalah salah satu komponen penyakit arteri koroner.
makanan multifungsi yang sangat penting
untuk kehidupan. Tak hanya memiliki sisi Daging babi dapat menyebabkan
positif, lemak juga mempunyai sisi negatif banyak penyakit seperti pengerasan pada
terhadap kesehatan. Komponen dasar urat nadi, naiknya tekanan darah, nyeri
lemak adalah asam lemak dan gliserol. dada yang mencekam (angina pectoris) dan
Adapun struktur umum lemak yaitu radang pada sendi-sendi. Penyakit lain
sebagai berikut. yang ditularkan adalah Kolera Babi, yaitu
penyakit berbahaya yag disebabkan oleh
virus dan dapat menyebabkan kematian
pada beberapa kasus. (Mayasari, 2007)
Para ilmuwan mengatakan bahwa
struktur DNA babi hampir sama dengan
manusia sehingga dikhawatirkan ketika
umat Islam mengkonsumsi daging babi ini
maka perilaku babi dapat menular dengan
mudahnya. Babi adalah hewan yang sangat
berperilaku buruk. Makanan memang
dapat mempengaruhi jiwa dan pikiran kita,
ketika mengkonsumsi makanan haram
Lemak babi mengandung kolesterol maka pikiran kita sudah tidak bisa lagi
paling tinggi dibandingkan dengan lemak berpikir secara sehat.
hewan lainnya. Kolesterol adalah salah
satu komponen dalam membentuk lemak. Melihat fakta-fakta ilmiah
Adapun struktur molekulnya: mengenai babi ini tentunya sudah jelas
bahwa babi tidak layak untuk dikonsumsi,
bukan hanya dagingnya saja tetapi juga
tulang, darah dan bagian lain dari babi.
Dewasa ini tak jarang produsen
menggunakan unsur-unsur babi untuk
produknya. Tak semua umat Islam bisa
membedakan produk-produk yang
mengandung babi dan yang tidak. Apalagi
banyak sekali istilah yang dipakai untuk
menuliskan unsur-unsur babi tersebut,
seperti Hog, Sow milk, Yakibuta, B2,
E120 Karmin dan masih banyak lagi.

KESIMPULAN
Babi diharamkan dalam Al-Qur’an
bukan semata-mata tanpa sebab, menurut
fakta ilmiah babi ini banyak sekali
mudaratnya dibanding manfaatnya, babi
mempunyai pola hidup yang buruk dan
menjadi sumber dari segala penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Day, B.N. (1968). Reproduction in Farm
Animals. Philadelphia: Lea and
Febiger Publishing
Hilda, Lelya. (2013). Pandangan Sains
Terhadap Haramnya Lemak Babi.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pendidikan dan
Sains, I (1), 35-44.
Ketaren. (1996). Minyak dan Lemak
Pangan. Jakarta: UI Press
Mayasari, Nura. (2007). Memilih Makanan
Halal. Jakarta: Qultum Media
Muladno dan Z. Abidin. (2004). Babi Yang
Saya Kenal. Bogor: IPB
Stoppard, Miriam. (2010). Panduan
Kesehatan Keluarga. Jakarta:
Erlangga
Zulaekah dan Yuli. (2005). Halal dan
Haram Makanan dalam Islam. Jurnal
SUHUF, XVII, 26.

Anda mungkin juga menyukai