MIKROBIOLOGI
PENGGOLONGAN MIKROBA
Disusun Oleh:
Febrina Nur Habibah H1A007005
Saila S Aprilian H1A007006
II. ISI
Dunia mikroba terdiri dari enam kelompok organisme, yaitu bakteri, virus,
protozoa, archaea, alga, dan fungi.
II.1 Bakteri
Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (Yunani) yang berarti tongkat
atau batang. Nama ini sekarang dipakai untuk menyebut sekelompok
mikroorganisme yang bersel satu, berkembang biak dengan pembelahan diri, dan
hanya tampak dengan mikroskop karena sedemikian kecil ukurannya
(Dwidjoseputro, 2003). Sel bakteri sangat beragam panjangnya. Beberapa spesies
bakteri dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain.
Satuan ukuran bakteri adalah mikrometer (µm), yang setara dengan 1/1000mm
atau 10-3 mm (Pelczar dan Chan, 1986).
Berdasarkan bentuk morfologinya, bakteri dapat diklasifikasikan menjadi
tiga golongan, yaitu:
• Kokus
Kokus (dari coccus) adalah yang bentuknya seperti bola-bola kecil.
Bakteri ini terdapat dalam pola atau pengelompokan yang berbeda. Beberapa
kokus secara khas hidup sendiri-sendiri, yang lain dijumpai dalam dalam
pasangan, kubus, atau rantai panjang, bergantung caranya membelah diridan
melekat satu sama lain setelah pembelahan. Jenis Streptococcus pneumoniae
dicirikan dengan sel-sel yang membelah menjadi dua kokus, yang pada
pembelahan berikutnya memisahkan diri, biasanya meninggalkan dua kokus
yang melekt satu sama lain. Sifat khas dari marga Streptococcus adalah
senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak memisahkan diri, dan
sering membentuk rantai kokus. Kokus yang membelah kedalam tiga bidang
yang tegak-lurus satu sama lain membentuk paket kubus dijumpai pada
marga Sarcina, sedangkan kokus yang membelah dalam dua bidang untuk
membentuk empat sel terdapat dalam Pediococcus. Marga Staphylococcus
atau Micrococcus merupakan kokus yang membelah dalam dua bidang untuk
membentuk gugusan yang tidak teratur (Volk dan Wheeler, 1988).
• Basil
Basil (dari bacillus) adalah bakteri yang bentuknya menyerupai batang
atau silinder. Bentuk sangat beraneka ragam, ada yang menyerrupai rokok
sigaret, bergelondong dengan ujung-ujung yang meruncing lebih menyerupai
cerutu, dan ada juga basil yang menyerupai kokus (koko-basil) yang
berbentuk lonjong dengan panjang dan lebarnya sama. Basil yang
bergandengan panjang disebut streptobasil dan yang bergandengan dua-dua
disebut diplobasil. Tidak seperti kokus, basil membelah dalam satu bidang,
sehingga teramati dalam sel tunggal, berpasangan, dalam rantai pendek atau
panjang (Volk dan Wheeler, 1988).
• Spiral
Spiral ialah bakteri yang berbentuk silinder dengan keanekaragaman
tinggi. Bakteri spiral menurut Volk dan Wheeler (1988) dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu :
Vibrio, adalah bakteri spiral dengan batang yang melengkung
menyerupai koma. Kadang vibrio tumbuh sebagai benang-benang
membelit atau berbentuk S.
Spiril (dari kata spirillum), adalah bakteri yang berbentuk spiral atau
lilitan yang sebenarnya, dengan tubuh sel yang kokoh.
Spirochaeta, merupakan bakteri spiral yang memiliki kemampuan
melenturkan dan melekuk-lekukkan tubuhnya sambil bergerak. Gerakan
ini dimungkinkan dari kontraksi benang aksial atau flagela yang
membelit sekitar organisme antara membran plasma dan dinding sel.
II.2 Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata proto dan zoon,
yang artinya “binatang pertama”. Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam.
Beberapa berbentuk lonjong atau bola, memanjang, dan polimorfik (mempunyai
bentuk morfologi pada tingkat-tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya
(Pelczar dan Chan, 1986). Sel protozoa yang khas terdiri atas pelindung yang kuat
atau pelikel, membran plasma, lapisan sitoplasma luar (ektoplasma), dan lapisan
sitoplasma dalam yang lebih berbutir (endoplasma). Terdapat satu atau dua
nukleus di dalam sitoplasma, mitokondria (pusat kegiatan enzim), vakuola
makanan (rongga dalam sitoplasma yang mengandung makanan untuk dicerna),
dan satu atau lebih vakuola kontraktil. Protozoa juga mempunyai struktur untuk
mobilitas (pergerakan) dan memastikan makanannya (Volk dan Wheeler, 1988).
Hampir semua protozoa dapat berkembang biak secara aseksual dan
seksual. Reproduksi secara aseksual berlangsung dengan pembelahan sel atau
pembagian sel. Anak-anak sel dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika ada dua
sel anak, maka proses pembagiannya ialah pembelahan biner. Jika terbentuk
banyak anak maka berlangsung pembelahan bahu rangkap (multipel fission).
Pembelahan dapat terjadi secara melintang atau membujur sepanjang selnya.
Beberapa jenis protozoa juga ada yang bertunas (kuncup). Reproduksi seksual
terjadi pada berbagai kelompok protozoa. Konjugasi, yang merupakan penyatuan
fisik sementara antara dua individu yang dibarengi dengan pertukaran bahan
nukleus, hanya dijumpai pada siliata (Pelczar dan Chan, 1986). Berikut ini adalah
kelas utama protozoa menurut Pelczar dan Chan (1986) :
Kelompok Utama Cara Berkembang
Cara Gerak Ciri-ciri Lain
(Nama Umum) biak
Mastigophora Flagela (satu atau Pembelahan biner Nutrisinya
(flagelata) lebih) membujur, pada fototrofik,
beberapa heterotrofik atau
kelompok ada keduanya
reproduksi seksual
Sarcodina Pseudopodia Pembelahan biner, Pada umumnya
(amoeba) terutama tak ada reproduksi spesies hidup
seksual bebas,heterotrofik
Ciliata (siliata) Silia (banyak) Pembelahan biner Pada umumnya
melintang, spesies hidup
reproduksi seksual bebas,
dengan konjugasi heterotrofik
Sporozoa Gerak dengan Pembelahan bahu Semua spesies
(sporozoa) meluncur atau tak rangkap, mungkin parasitik
bergerak, tak ada ada mikrogamet
anggota lokomotor berflagela pada
luar reproduksi seksual
Gambar 3. Kelas Utama Protozoa
II.3 Archaea
Archaea merupakan kelompok mikroorganisme yang memiliki banyak
keragaman, baik secara morfologi atau fisiologi. Berikut ini adalah ciri-ciri
archaea :
• Morfologi : bentuk archaea dapat berupa bola, batang, spiral, kepingan,
pipih, tidak teratur, atau pleomorfik. Archaea dapat berupa sel tunggal,
berkumpul, atau berserabut.
• Reproduksi : pembelahan, tunas, fragmentasi, atau mekanisme yang lain.
• Aerobik, anaerobik fakultatif, anaerobik.
• Beberpa ada yang mesofil, sementara yang lain hipertermofil yang dapat
hidup diatas suhu 100oC.
• Habitat : lingkungan akuatik dan terrestrial, dan beberapa ada yang
bersimbiosis dalam sistem pencernaan hewan.
Taksonomi archaea menurut Bergey’s Manual diklasifikasikan menjadi dua
filum, yaitu filum euryarhaeaeota dan filum crenarchaeota. Ciri-ciri dari filum
euryarhaeaeota adalah :
• Hampir semuanya adalah anaerobik.
• Sulfur dapat digunakan sebagai aseptor elektron dalam respirasi anaerobik
atau sebagai sumber elektron oleh lithotrophs.
• Beberapa ada yang organotrophic dan yang lain lithotrophic.
• Habitat : tanah yang mengandung sulfur, dan beberapa (seperti Pyrodictum)
dapat hidup dalam air yang titik didihnya ±150oC.
Filum crenarchaeota terdiri dari :
1) Metanogen
2) Halobakteria
3) Termoplasma
4) Archaea yang mereduksi sulfat
II.4 Fungi
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotropik dimana mereka
memerlukan senyawa organik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Diantara yang
termasuk fungi adalah khamir dan jamur atau kapang. Kapang bersifat filamentus
sedangkan khamir biasanya uniseluler (Pelczar dan Chan, 1986). Studi tentang
jamur disebut mikologi. Diperkirakan bahwa lebih dari 100.000 jenis fungi yang
berbeda mengambil bagian dalam daur alam (Volk dan Wheeler, 1988). Anggota
Fungi mendapatkan nutrisi melalui tiga cara yaitu Saprofit (menguraikan sisa
bagian makhluk hidup yang sudah mati), Parasit (mengambil nutrisi dari makhluk
yang masih hidup), Simbiosis (hidup bersama makhluk hidup lainnya).
Ciri Umum Kingdom Fungi :
• Eukariotik.
• Umumnya multiseluler, ada juga yang uniseluler.
• Reproduksi dengan pembentukkan spora.
• Tubuh disusun oleh benang – benang yang disebut hifa. Hifa – hifa bersatu
membentuk miselium. Ada pula yang miseliumnya berkembang
membentuk tubuh buah.
• Habitat di tempat yang lembab.
a. Morfologi Fungi
Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri paling besar. Khamir sangat
beragam ukurannya, berkisar antara 1-5 µm, lebar dan panjangnya sekitar 5-30
µm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang
atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, sekalipun
dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk sel-
sel individu, tergantung pada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi
flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.
Sel
Hifa Penghasil
Spora
Miselium
II.5 Algae
Di dunia mikrobia, algae termasuk eukariotik, umumnya bersifat
fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru
kehijauan (fikobilin), dan merah (fikoeritrin). Morfologi algae ada yang berbentuk
uniseluler, ada pula yang multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas pada sel-
sel komponennya. Algae dibedakan dari tumbuhan hanya karena hal tersebut.
a. Morfologi algae
Algae uniseluler (mikroskopik) dapat betul-betul berupa sel tunggal, atau
tumbuh dalam bentuk rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis algae yang sel-
selnya membentuk koloni, misalnya pada Volvox, koloni terbentuk dari 500-
60.000 sel. Koloni-koloni inilah yang dapat dilihat dengan mata biasa.
Algae multiseluler (makroskopik) mempunyai ukuran besar, sehingga
dapat dilihat dengan mata biasa. Pada algae makroskopik biasanya mempunyai
berbagai macam struktur khusus. Beberapa jenis algae mempunyai struktur yang
disebut hold fast, yang mirip dengan sistem perakaran pada tanaman, yang
berfungsi untuk menempelnya algae pada batuan atau substrat tertentu, tetapi
tidak dapat digunakan untuk menyerap air atau nutrien. Algae tidak memerlukan
sistem transport nutrien dan air, karena nutrien dan air dapat dipenuhi dari seluruh
sel algae. Struktur khusus yang lain adalah bladder atau pengapung, yang berguna
untuk menempatkan algae pada posisi tepat untuk mendapatkan cahaya
maksimum. Tangkai atau batang pada algae disebut stipe, yang berguna untuk
mendukung blade, yaitu bagian utama algae yang berfungsi mengabsorbsi nutrien
dan cahaya.
b. Fisiologi Algae
Umumnya algae bersifat fotosintetik, menggunakan H2O sebagai donor
elektron, pada keadaan tertentu beberapa algae dapat menggunakan H2 untuk
proses fotosintesis tanpa menghasilkan O2. Sifat fotosintetik pada algae dapat
bersifat mutlak (obligat fototrof), jadi algae ini tumbuh di tempat-tempat yang
terkena cahaya matahari.
Beberapa algae bersifat khemoorganotrof, sehingga dapat
mengkatabolisme gula-gula sederhana atau asam organik pada keadaan gelap.
Senyawa organik yang banyak digunakan algae adalah asetat, yang dapat
digunakan sebagai sumber C dan sumber energi. Algae tertentu dapat
mengasimilasi senyawa organik sederhana dengan menggunakan sumber energi
cahaya (fotoheterotrof). Pada algae tertentu dapat tidak terjadi proses fotosintesa
sama sekali, dalam hal ini pemenuhan kebutuhan nutrisi didapatkan secara
heterotrof.
Pada umumnya algae yang dapat melakukan fotosintesis normal, dapat
tumbuh baik dengan cepat dalam keadaan gelap, dengan menghabiskan berbagai
senyawa organik hasil fotosintesa. Pada keadaan gelap, proses fotosintesa berubah
menjadi proses respirasi. Pada algae heterotrof, pemenuhan kebutuhan energi
berasal daribahan organik yang ada di sekitarnya. Algae yang tidak berdinding sel
dapat memakan bakteri secara fagotrofik.
Algae leukofitik adalah algae yang kehilangan kloroplas. Hilangnya
kloroplas tersebut bersifat tetap, atau tidak dapat kembali seperti semula. Hal ini
banyak terjadi pada algae bersel tunggal seperti diatomae, flagelata, dan algae
hijau nonmotil. Algae leukofitik dapat dibuat, misalnya Euglena yang
diperlakukan dengan streptomisin atau sinar ultra violet.
c. Klasifikasi Algae
Berdasarkan tipe pigmen fotosintetik yang dihasilkan, bahan cadangan
makanan di dalam sel, dan sifat morfologi sel, maka algae dikelompokkan
menjadi 7 divisio utama, yaitu :
1. Divisio Chlorophyta
Ciri-ciri algae ini adalah berwarna hijau, mempunyai pigmen fotosintetik
yang terdiri dari klorofil a dan b seperi pada tumbuhan, karoten, dan beberapa
xantofil. Cadangan makanan berupa pati, dinding sel terdiri dari selulosa, xylan,
manan, beberapa tidak berdinding sel, dan mempunyai flagela 1sampai 8 buah.
Algae hijau ini banyak terdapat di ekosistem perairan, dan diduga merupakan asal
dari tumbuhan. Organisasi selnya dapat berbentuk uniseluler, multiseluler yang
berbentuk koloni, dan multiseluler yang berbentuk filamen.
Contoh algae hijau uniseluler yaitu order Volvocales, genera
Chlamydomonas dan Volvox, yang bersifat motil karena berflagela, sedangkan
algae yang berbentuk filamen adalah genera Ulothrix, Spirogyra dan Ulva. Bentuk
Spirogyra sangat khusus karena kloroplasnya yang berbentuk spiral. Anggota
algae ini yang sering ditanam sebagai rumput laut yaitu Scenedesmus, dan yang
sering digunakan sebagai makanan kesehatan adalah Chlorella.
(a) (b)
Gambar 8. (a)contoh algae hijau, (b)Struktur Uniseluler Chlamydomonas
Pada siklus hidup Chlamydomonas, algae ini mengadakan reproduksi
secara seksual dengan peleburan sel yang menghasilkan zygot. Setelah periode
dorman akan terjadi meiosis sehingga terbentuk 4 sel yang kemudian
memperbanyak diri dengan pembelahan mitosis. Pada perkembangbiakan secara
aseksual, sel akan kehilangan flagela dan kemudian terjadi pembelahan secara
mitosis menjadi 4, 8 atau 16 sel. Masing-masing sel keluar dari dinding sel dan
kemudian tumbuh flagela. Perkembangbiakan algae yang berbentuk filamen
terutama secara aseksual, yaitu dengan cara fragmentasi. Pada Spirogyra dapat
berkembang secara seksual dengan membentuk tabung konjugasi, setelah isi sel
melebur akan terbentuk zygot dan berkembang menjadi zygospora, dan
pembelahan meiosis terjadi setelah zygospora berkecambah.
2. Divisio Euglenophyta
Algae ini berbentuk euglenoid, mempunyai pigmen fotosintetik yang
terdiri klorofil a dan b sehingga tampak berwarna hijau dan mempunyai karoten
serta xantofil. Perbedaan dengan algae hijau adalah cadangan makanannya yang
berupa paramilon, yaitu polimer glukosa dengan ikatan β[1,3]. Semua anggota
algae ini uniseluler, mempunyai 1-3 flagela dengan letak apical atau subapical,
dan mempunyai membrane plasma dengan struktur fleksibel yang disebut pelikel.
Euglenophyta kebanyakan hidup di perairan atau tanah. Perkembangbiakannya
dengan membelah diri, dan tidak dapat berkembangbiak secara seksual.
6. Divisio Rhodophyta
Sering disebut sebagai algae merah, karena pigmen fotosintetik didominasi
oleh fikoeritrin. Pigmen lain terdiri atas klorofil a, dan pada beberapa jenis
mempunyai klorofil d, fikosianin, karoten, dan beberapa xantofil. Bahan cadangan
makanan di dalam selnya berupa pati floridean, yaitu polisakarida yang mirip
amilopektin. Algae ini mempunyai dinding sel berupa selulosa, xylan, dan
galaktan. Alat gerak yang berupa flagela tidak ada.
Umumnya algae merah hidup di lautan, terutama di daerah tropis,
beberapa spesies hidup di daerah dingin. Adanya klorofil a, fikoeritrin dan
fikosianin atau fikobilin merah, menyebabkan algae ini dapat mengabsorpsi
dengan baik sinar hijau, violet dan biru yang dapat menembus air dalam. Jadi
algae merahpun dapat tumbuh sampai kedalaman lebih dari 175 meter di perairan.
Algae merah kebanyakan tumbuh menempel pada batuan dan substrat lain atau
lagae lain, tetapi ada juga yang hidup mengapung dengan bebas. Anggota dari
algae ini yang sering ditanam sebagai rumput laut adalah Navicula.
7. Divisio Cryptophyta
Algae ini mempunyai pigmen fotosintetik klorofil a dan c, karoten,
fikobilin dan xantofil yang terdiri dari aloxantin, krokoxantin, dan monadoxantin.
Cadangan makanan terdiri pati, dinding selnya tidak mengandung selulosa, dan
berflagela dua yang tidak sama dengan letak subapikal. Algae ini hidup di laut,
dan anggotanya sangat sedikit apabila dibandingkan dengan algae lain.
Cryptophyta berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan pembelahan sel
secara longitudinal.
II.6 Virus
Virus ukurannya sangat kecil dan dapat melalui filter bakteri. Ukuran virus
umumnya 0,01-0,1 μm. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa.
Untuk melihat virus diperlukan mikroskop elektron.
Sifat-sifat virus yang penting antara lain:
• Virus hanya mempunyai 1 macam asam nuklein (RNA atau DNA)
• Untuk memperbanyak diri hanya memerlukan asam nuklein saja.
• Virus tidak dapat tumbuh atau membelah diri seperti mikrobia lainnya
Virus memiliki sifat-sifat khas dan tidak merupakan jasad yang dapat
berdiri sendiri. Virus memperbanyak diri dalam sel jasad inang (parasit obligat)
dan menyebabkan sel-sel itu mati. Sel inang adalah sel manusia, hewan,
tumbuhan, atau pada jasad renik yang lain. Sel jasad yang ditumpangi virus dan
mati itu akan mempengaruhi sel-sel sehat yang ada didekatnya, dan karenanya
dapat mengganggu seluruh kompleks sel (becak-becak daun, becak-becak
nekrotik dan sebagainya).
a. Morfologi Virus
Suatu virion terdiri atas bahan genetik (RNA atau DNA) yang diselubungi
oleh selubung protein. Selubung protein ini disebut kapsid. Asan nuklein yang
diselubungi kapsid disebut nukleokapsid. Nukleokapsid dapat telanjang misalnya
pada TMV (Tobacco Mozaik Virus yang menyebabkan penyakit becak daun),
Adenovirus dan virus kutil (Warzervirus); atau diselubungi oleh suatu membran
pembungkus misalnya pada virus influenza, virus herpes. Kapsid terdiri atas
bagian-bagian yang disebut kapsomer (misalnya pada TMV dapat terdiri atas
hanya satu rantaian polipeptida, juga dapat terdiri atas protein monomer-protein
monomer yang identik yang masing-masing terdiri atas rantaian polipeptida).
Pada dasarnya kapsid terdiri atas banyak satuan-satuan dasar yang identik. Pada
umumnya kapsid tersusun simetris. Pada TMV (suatu virus yang berbentuk
batang) kapsomernya tersusun dalam bentuk anak tangga uliran spiral. Bentuk
dasar virus adalah yang bulat, silindris, kubus, polihedral, seperti huruf T, dan
lain-lain.
6. Virus
Virus merupakan mikroorganisme yang ukurannya sangat kecil dan dapat
melalui filter bakteri. Ukuran virus umumnya 0,01-0,1 μm. Contohnya
adalah TMV (Tobacco Mozaik Virus ) dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D., 2003, Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan,
Jakarta.