Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Masalah


Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi.
Status gizi dapat dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.
Data Riskesdas pada tahun 2007, 2010 dan 2013 didapatkan hasil prevalensi berat badan kurang
(underweight) secara nasional. Prevalensi berat kurang pada tahun 2013 adalah 19,6%, terdiri
dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi berat-
kurang nasional tahun 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat meningkat. Perubahan
terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4% tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010, dan 5,7%
tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9% dari 2007 dan 2013 (Kemenkes,
2014) Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah gizi kurang dan gizi buruk setiap
tahunnya dari tahun 2010 hingga 20131
Sasaran MDG tahun 2015 yaitu menurunkan angka kejadian gizi buruk kurang sebesar
15,5% maka prevalensi gizi buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4% dalam
periode 2013 sampai 2015. Berdasarkan data tersebut kejadian gizi buruk masih perlu diturunkan
dan perlu adanya upaya agar tercapai dan bisa diturunkan sejumlah 4% pada tahun 2015.
Berdasarkan laporan evaluasi kinerja Puskesmas Bukit Hindu tahun 2018, hasil evaluasi
program “Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya” menunjukkan capaian 586 dari 1031
balita (56,8 % cakupan).
Status gizi dipengaruhi 2 faktor yaitu factor langsung dan factor tidak langsung. Factor
langsung yaitu penyakit infeksi, jenis pangan yang dikonsumsi baik secara kualitas maupu
kuantitas. Factor tidak langsung antara lain: social ekonomi, pendidikan, pengatahuan,
pendapatan, pola asuh yang kurng memadai, sanitasi lingkungan yang kurang baik, rendahnya
ketahanan pangan tingkat rumah tangga dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan. 2
Untuk menilai penyebab balita yang tidak naik berat badannya di wilayah kerja Puskesmas
Bukit Hindu, dilakukan mini-survey terhadap balita di posyandu yang termasuk wilayah kerja
Puskesmas Bukit Hindu. Hasil dari mini-survey menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu-ibu
tentang pemberian asupan gizi yang tidak sesuai, sehingga intervensi yang dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tersebut adalah dengan penyuluhan pemberian asupan gizi
yang baik bagi balita.

Dapus :
1 Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI tahun 2013

2. Sholikah Anik, Raffy RE, Yuniastuti Ari. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status
Gizi Balita Di Pedesaan Dan Perkotaan. Journal. Public Health Perspective. Universitas
Negeri Semarang. 2017.

Anda mungkin juga menyukai