Anda di halaman 1dari 2

MEMO

TO: PANJI

FROM: ARY

SUBJECT: KONVERSI SAHAM AGIO

DATE: 17 APRIL 2020

CC: -

1. Perlakuan Perpajakan atas Saham Bonus atau Konversi Kapitalisasi Agio

Merujuk pada aturan hokum penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dan Pasal 2 huruf a, Pasal 4 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena
Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan junctis Pasal 9 ayat (2) dan
ayat (3) PMK No. 79/PMK.03/2008 tentang Penelaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan
untuk Tujuan Perpajakan. Saham Bonus yang berasal dari kapitalisasi Agio Saham tidak
dikenakan pajak sepanjang jumlah nilai nominal saham yang dimiliki oleh Pemegang
Saham setelah pembagian Saham Bonus tidak melebihi jumlah setoran modal. Sebaliknya
jika jumlah nilai nominal saham yang dimiliki Pemegang Saham setelah pembagian Saham
Bonus melebihi jumlah setoran modal, maka pembagian Saham Bonus tersebut dapat
dikenakan pajak yang harus dihitung dan disetor sendiri oleh masing-masing pemegang
saham yang bersangkutan. Diterimanya Saham Bonus yang berasal dari konversi Agio
Saham tidak mengubah nilai total penyertaan saham atau harga total perolehan saham,
tetapi menurunkan nilai atau harga historis perolehan per unit saham-saham tersebut,
karena adanya kenaikan jumlah lembar saham tanpa penyetoran.

2. Mekanisme Konversi Saham dalam UUPT terkait Saham Agio

Dalam UUPT secara umum terdapat aturan mengenai konversi saham terkait
penggabungan dan pengambilalihan. Mengenai saham agio dalam UUPT hanya dapat di
temukan dalam penjelasan Pasal 8 ayat (2) huruf c yang berbunyi:

“Yang dimaksud dengan “mengambil bagian saham” adalah jumlah saham


yang diambil oleh pemegang saham pada saat pendirian Perseroan.
Apabila ada penyetoran yang melebihi nilai nominal sehingga menimbulkan
selisih antara
nilai yang sebenarnya dibayar dengan nilai nominal, selisih tersebut dicatat
dalam laporan
keuangan sebagai agio.”
3. Refrensi Pembagian Saham Bonus Pada Perusahaan Publik

Berdasarkan Pasal 6 Peraturan OJK Nomor 67/PJK.05/2016, salah satu cara yang dapat
dilakukan Perseroan untuk meningkatkan modal dan untuk meningkatkan jumlah saham
yang dimiliki pemodal sehingga perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia menjadi
likuid adalah dengan mengeluarkan Saham Bonus yang berasal dari Agio Saham.
Berdasarkan butir 7 Peraturan No. XI.D.5, Saham Bonus yang berasal dari kapitalisasi
Agio Saham bukan merupakan Deviden Saham. Sebagaimana diatur dalam Peraturan
IX.D.5 tentang Saham Bonus, pembagian Saham Bonus wajib memenuhi aturan sebagai
berikut :

1) Pembagian Saham Bonus hanya dapat dilaksanakan apabila asal Saham Bonus
tersebut telah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah
diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di OJK;
2) Emiten atau Perusahaan Publik yang akan membagikan Saham Bonus wajib
menginformasikan kepada OJK selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
pengumuman RUPS. Informasi mengenai pembagian Saham Bonus tersebut wajib
diumumkan kepada publik selambat-lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari
sebelum pelaksanaan RUPS;
3) Pelaksanaan pembagian Saham Bonus harus telah selesai dilakukan selambat-
lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah pelaksanaan RUPS yang menyetujui
pembagian Saham Bonus tersebut;
4) Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan kepada OJK laporan
penjatahan Saham Bonus yang telah diperiksa oleh Akuntan yang terdaftar di OJK
sebanyak 2 (dua) eksemplar selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah
pembagian Saham Bonus dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai