Anda di halaman 1dari 8

HIPERTENSI

A. DEFINISI
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darah
sistoliknya diatas 140 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,
stroke, dan gagal jantung.

B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan
dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2. Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti, seperti
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah kekordaspinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinaliske ganglia simpatis di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetil kolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vaso konstriktor.Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.
Pada saat bersamaan system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respon vaso kontriktor pembuluh darah .vaso kontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,menyebabkan pelapasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vaso konstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresial dosteron oleh
korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

D. FAKTOR PENCETUS TERJADINYA HIPERTENSI


1. Obesitas
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olahraga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebih, dan rangsangan
kopi berlebihan, tembakau, obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini,tapi
penyakit ini sangat dipengaruhi oleh keturunan. Tingginya tekanan darah yang lama
tentu saja akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, yang jelas pada mata,
jantung, ginjal, danotak. Maka konsekuensi pada hipertensi yang lama tidak terkontrol
adalah gangguan penglihatan, oklusi coroner, gagal ginjal dan stroke. Selain itu
jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa melawan
tingginya tekanan darah. Hipoertrofiini dapat diperiksa dengan dengan EKG atau
rontgen thorak. Peningkatan tahanan perifer yang dikontrol pada tingkat arteriol
adalah dasar penyebab tingginya tekanan darah. Penyebab tingginya tahanan tersebut
belum banyak diketahui. Tetapi obat – obatan ditujukan untuk menurunkan tahanan
perifer untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi stress pada system vaskuler.

E. TANDA DAN GEJALA


1. Sakit kepala dan pusing
2. Nyeri kepala berputar
3. Rasa berat di tengkuk
4. Marah / emosi tidak stabil
5. Mata berkunang–kunang
6. Telinga berdengung
7. Suka tidur
8. Kesemutan
9. Kesulitan bicara
10. Rasa mual / muntah

F. KLASIFIKASI
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
optimal <120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130 - 139 85 - 89
Hipertensiderajat 140 - 159 90 - 99
1
Hipertensiderajat 160 - 179 100 - 109
2
Hipertensiderajat >180 >110
3
Keterangan :klasifikasi hipertensi bagi yang berumur 18 tahun keatas.

Hipertensi sistolik terisolasi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 140 mmHg


atau lebih dan tekanand iastoliknya di bawah 90 mmHg.

G. MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah
yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina seperti :perdarahan,
eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema
pupil dapatterjadi ( edemapadadiskusoptikus). Gejalapada orang hipertensi biasanya
menunjukkan gejalava sekuner, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ
yang divaskularisasi oleh system organ yang bersangkutan. Penyakitarteri coroner
dengan angina adalah gejala yang sering menyertai hipertensi. Hipertropi ventrikel kiri
terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa berkontrak
simelawan tekanan sistematik yang meningkat. Apabil ajantung tidak lagi mampu
menahan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi seperti nokturia(
peningkatan urinasi pada malam hari) danazotemia ( peningkatan nitrogen urea darah
(BUN) dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat mengakibatkan stroke
atau serangan iskemik transien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada
satusisi (hemiplegi) atau gangguan tajam penglihatan.

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Haemoglobin/hematokrit :bukan diagnostic tetapi mengkaji hubungan dari sel-
selter hadap volume caiaran (viskositas) dan dapat menginsikasikan faktor – factor
resiko seperti hiper koagulabilitas, anemia.
2. BUN / Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
3. Glukosa : hiperglikemia ( DM adalah pencetus hipertensi dapat diakibatkan
peningkatan ketoalamin (meningkatkan hipertensi))
4. Kalsium serum : peningkatan kadar kalium serum dapat meningkatkan hipertensi
5. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosterone utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic
6. Kolesterol dan triglesirida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
adanya pembentukan pakateromatosa
7. Pemeriksaan tiroid : hipeartiroidisme dapat menimbulkan vaso kontriksi dan
hipertensi
8. Urinalisa :darah, protein, glikosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan adanya
diabetes.
9. VMA urin (metabolit ketoalamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokromositoma (penyebab) : VMA urin 24 jam dilakukan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul
10. Asamurat : Hiperisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko terjadinya
hipertensi
11. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma,
atau disfungsi pituitary, sindrom cushing, kadarurin dapat meningkat
12. Fotothorak : dapat menunjukkan obstruksi pada area katub, deposit pada dan takik
aorta batu ginjal/ ureter
13. CT Scan : mengkaji tumor serebral, CSU, enselopati, atau feokromositoma
14. ECG :dapat menunjukkan pembesaran jantung, polaregangan, gangguan konduksi.
Luas peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.

I. PENATALAKSANAAN
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat
hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan non farmakologis
termasuk: penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium, tembakau, latihan dan
relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi anti
hipertensi. Apabila penderita ringan berada dalam resiko tinggi( pria, perokok)
sistoliknya diatas 130 – 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.

J. PATHWAHY

HIPERTENSI

Kerusakanvaskuler

Pembuluhperifer

Perubahanstrukturdalamarterikecild
anarteriola

Penyumbatanpembuluhdara
Pecahnyapembuluhdarah
h/vasokontrisi

PK perdarahan
Resikoperfusijaringan Gangguansirkulasi

Jantung
Otak ginjal
Jantung
Menurunnya cardiac output
Peningkatantekanan output Nekrosisfibrinoidpadapembuluhafer
vaskulerserebral,sakitkepala, vertigo en + penebalan intima arteri
Suplai O2
Nekrosiskapiiler glomerulus kejaringanmenurun
NyeriAkut
Perfusijaringankardiopulmo
Gagalginjalakut (komplikasi)
naltidakefektif

Intoleransiaktifitas
K. ASKEP TEORI
Pengkajian
1) Identitas pasien
Riwayat keperawatan / kesehatan:
a. Keluhan utama : pada pasien hipertensi biasanya ia merasa sakit kepala
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat hipertensi, penyakit jantung, DM dll
d. Riwayat kesehatan keluarga : pada klien hipertensi biasa terdapat anggota
keluarga yang mengidapjuga (bersifatmenurun)
2) Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan :pada klien hipertensi terdapat juga
kebiasaan untuk merokok, minum alcohol dan penggunaan obat-obatan.
b. Pola aktifitas dan latihan: pada klien hipertensi terkadang mengalami atau
merasa lemes, pusing,kelelahan,kelemahan otot dan kesadaran menurun.

L. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

N DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


O TUJUAN INTERVENSI
1. Kerusakan integritas Setelah dilakukan Pressure ulcer prevention
jaringan tindakan wound care
b.d keperawatan o Anjurkan pasien
o gangguan selama…..x24 jam menggunakan pakaian
sirkulasi kerusakan integritas yang longgar
o iritasi jaringan pasien o Jaga kulit agar tetap
kimia(ekskresi teratasi dengan bersih dan kering
dan sekresi kriteria hasil : o Mobilisasi pasien
tubuh (medikasi) o Perfusi (ubah posisi
o defisit cairan jaringan pasien)setiap dua jam
o kerusakan normal sekali
mobilitas fisik o Tidak ada o Monitor kulit akan
o keterbatasan tanda – adanya kemerahan
pengetahuan tanda infeksi o Oleskan lotion/baby oil
o faktor mekanik o Ketebalan pada daerah tekanan
(tekanan,geseka dan tekstur o Monitor aktivitas dan
n) jaringan mobilisasi pasien
o kurangnya normal o Monitor status nutrisi
nutrisi o Menunjukka pasien
o radiasi n o Memandikan pasien
o faktor suhu(suhu pemahaman dengan menggunakan
yang ekstrim) dalam proses sabun dan air hangat
Data obyektif perbaikan o Kaji lingkungan dan
o Kerusakan kulit dan peralatan yang
jaringan mencegah menyebabkan tekanan
membran terjadinya o Observasi luka :lokasi
mukosa luka,kedalaman
integumen, cidera luka,karakteristik,warn
subkutan) brulang a
o Menunjukka cairan,granulasi,jaringa
n proses n nekrotik,tanda-tanda
penyembuha infeksi lokal,formasi
n luka traktus
2. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan o Kaji ulang tanda dan
b.d tindakan gejalatoleran terhadap
o Kelemahan fisik keperawatan aktifitas
o Bedres selama…..x24 jam o Kaji sesak nafas dan
o Penurunan kerusakan integritas nyeri dada saat
perfusi jaringan jaringan pasien beraktifitas
Data subyektif teratasi dengan o Batasi aktifitas saat
o Sesak nafas pada kriteria hasil : nyeri dan sesak nafas
saat mobilisasi o Tak ada o Bantu menentukan
o Palpitasi keluhan level aktifitas sesuai
o Pusing/sinkope o Tidak ada dengan kondisi klien
o Nyeri dada saat cianosis o Tingkatkan level klien
mobilitas akral dingin secara bertahap
Data obyektif saat o Monitor
o Akral dingin mobilitas kardiorespirasi
saat mobilitas o Tak ada terhadap aktifitas
o Cianosis perubahan o Ajarkan tehnik
o Perubahan tanda tanda vital mengontrol
vital saat saat nyeri,pernafasan ketika
mobilitas mobilitas beraktifitas
o Lemah o Mampu o Ciptakan lingkungan
o Tanda vital aktifitas yang aman dan
secara nyaman saat
bertahap beraktifitas
o Monitor respon emosi
o Edukasi tentang level
aktifitas yang boleh
dilakukan

3. Nyeri Akut Setelah dilakukan o Lakukan pengkajian


b.d tindakan nyeri secara
o Agen keperawatan komprehensi
injuri(biologis) selama…..x24 jam o Observasi reaksi non
o Kimia kerusakan integritas verbal dari
o Fisik jaringan pasien ketidaknyamanan
o Psikologis teratasi dengan o Bantu pasien dan
o Kerusakan kriteria hasil : kelurga untuk mencari
jaringan o Mampu dan menemukan
Data subyektif mengontrol dukungan
o Laporan secara nyeri o Kontrol lingkungan
verbal o Melaporkan yang menyebabkan
Data obyektif bahwa nyeri nyeri
o Posisi untuk berkurang o Kurangi faktor
menahan nyeri dan presipitasi nyeri
o Tingkah laku menggunaka o Kaji tipe dan sumber
berhati hati n nyeri
o Gangguan tidur manajemen o Ajarkan tehnik non
o Terfokus pada nyeri farmakologi untuk
diri sendiri o Mampu mengurngi nyeri(
o Fokus mengenali tehnik relaksasi nafas
menyempit skala nyeri dala,distraksi,kompres
o Tingkah laku o Menyatakan hangat
distraksi rasa nyaman o Berikan analgesik
o Perubahan setelah nyeri untuk mengurangi
outonomic dalam berkurang nyeri
tonus otot o Tanda vital o Tingkatkan istirahat
dalam o Monitor vital sign
rentang sebelum dan sesudh
normal pemberian analgesik
o Tidak pertama kali
mengalami
gangguan
tidur

Anda mungkin juga menyukai