Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA ORGANIK

ALKENA

DISUSUN OLEH :

FIRAZH AHMADILLA MA’GA (H041191006)

FAISAL (H041191020)

SULFIKAR (H041191021)

YUSUF HAMONANGAN N. (H041191057)

ABDUL HAYAT (H041191083)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMTIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya.

Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga

dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang mata kuliah Kimia Organik.

Juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan

memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi

dan

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan baik dari

kami yang membuat juga para pembaca. Namun, terlepas dari itu, kami

memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami

sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi

terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis,

Makassar, Februari 2020


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bahan organik hanya mewakili satu jenis senyawa kimia, yaitu yang

mengandung karbon atau lebih. Kimia organik barangkali lebih mendefinisikan

sebagai kimia senyawa yang mengandung karbon.

Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa dibandingkan unsur lain

sebab atom karbon tidak hanya dapat membentuk ikatan karbon-karbon tunggal,

rangkap dua dan rangkap tiga, tetapi juga bisa terkait satu sama lain membentuk

struktur rantai dan cincin.

Hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya terdiri dari hidrogen dan

karbon. Ikatan yang terjadi antara hidrogen dan karbon maupun ikatan karbon-

karbon adalah ikatan kovalen. Ikatan karbon-karbon dapat terjadi melalui ikatan

sigma sepenuhnya terjadi pada hidrokarbon jenuh (alkana) dan atau ikatan phi

seperti hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna). Kedua jenis ikatan tersebut

yang membangun struktur molekul hampir disemua senyawa organik.

I.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian dari alkena?

 Bagaimana tata cara penamaan alkena?

 Bagaimana sifat-sifat fisika dan kimia dari alkena?

 Bagaimana reaksi yang terjadi pada alkena?

 Bagaimana cara pembuatan alkena?

 Apa kegunaan dari alkena?


I.3 Tujuan

 Untuk mengetahui pengertian dari alkena

 Untuk mengetahui cara penamaaan dari alkena

 Untuk mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia dari alkena

 Untuk mengetahui jenis-jenis reaksi yang ada pada alkena

 Untuk mengetahui bagaimana pembuatan alkena

 Untuk mengetahui kegunan dari alkena


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian

Alkena merupakan suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki satu atau

lebih ikatan rangkap dua atom karbon. Alkena sering di sebut juga sebagai olefin

dari kata olefiant gas (yang membentuk minyak), dan dikatakan hidrokarbon tak

jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang dapat di tampung

oleh tiap atom karbon. Alkena mempunyai rumus umum = CnH2n, Alkena yang

paling sederhana adalah C2H4. Golongan senyawa ini mempunyai sifat-sifat fisika

yang hampir sama dengan alkana, tetapi sifat-sifat kimianya sangat berbeda.

Alkena mempunyai 2 atom H lebih sedikit daripada alkana dan merupakan

senyawa tidak jenuh (Chang, 2003).

NAMA RUMUS MOLEKUL


ETENA C2H4
PROPENA C3H6
BUTENA C4H8
PENTENA C5H10
HEKSENA C6H12
HEPTENA C7H14
OKTENA C8H16
NONENA C9H18
DEKENA C10H20
II.2 Tatanama

Penamaan alkena menyerupai cara-cara penamaan alkana, kecuali

tambahan untuk menyatakan letak dari ikatan rangkap dua, sebagai berikut:

1) Akhiran –ena digunakan untuk menunjukkan ikatan rangkap karbon. Bila

terdapat lebih dari satu ikatan rangkap, gunakan akhiran –diena, -triena,

dan seterusnya.

2) Pilihlah rantai terpanjang yang mengandung baik karbon dengan ikatan

rangkap dua.

3) Nomori rantai dari ujung terdekat dengan ikatan majemuk, sehingga atom

karbon pada ikatan itu memperoleh nomor terkecil. Jika ikatan majemuk

berjarak sama dari ujung yang terdekat dengan titik cabang.

4) Nyatakan posisi ikatan mejemuk dengan menggunakan atom karbon

dengan nomor terendah dari ikatan tersebut.

5) Jika terdapat lebih dari satu ikatan majemuk, nomori dari ujung terdekat

dengan ikatan majemuk pertama. Jika ikatan rangkap dan ikatan rangkap

tiga sama jauhnya dari ujung rantai, ikatan rangkap mendapat nomor

terendah.

II.3 Sifat – Sifat Alkena

a. Sifat fisik alkena

Sifat fisik alkena mirip dengan alkana. Alkena tidak larut dalam air.

Alkena dengan massa molekul rendah berwujud gas pada suhu ruang,

sedangkan alkena yang lain berbentuk cairan atau padatan.

b. Sifat kimia alkena


Terjadinya reaksi adisi yang menghasilkan unsur H2, HCl, HBr, dll.

Terjadinya reaksi pembakaran yang menghasilkan gas O2. Tejadinya

reaksi polimerasi, yaitu reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana

menjadi molekul besar.

II.4 Reaksi Alkena

Jenis-jenis reaksi pada alkena adalah sebagai berikut :

1. Reaksi Pembakaran

2. Reaksi Polimerisasi

3. Reaksi Subtitusi
Jenis reaksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan umum.

R-H+A–B R–A +H–B

Dengan R – H berarti alkena dan A – B berarti moleku halogen. Contoh

pada reaksi ini adalah halogenasi.

4. Reaksi Adisi

Pada alkena reaksi yang paling sering dijumpai ialah adisi. Dalam suatu

reaksi adisi, gugus A dari reagen A – B akan melekat pada satu atom

karbon pembawa ikatan rangkap, sementara gugus B melekat pada atom

karbon lainnya dan produknya hanya memiliki satu ikatan tunggal diantara

kedua atom karbon tadi. Beberapa reaksi adisi alkena adalah sebagai

berikut :

 Adisi Hidrogen (Hidrogenasi Katalitik)

Hidrogenasi melibatkan pemutusan ikatan 𝜋 (40 k kal) dan ikatan

H – H (104 kkal) dan pembentukan 2 ikatan C – H (87 kkal). Jumlah


panas yang dikeluarkan bila 1 mol senyawa tidak jenuh di

hidrogenasi disebut panas hidrogenasi. Ini merupakan panas reaksi

dengan menghilangkan tanda minusnya, harganya sangat mendekati

30 kkal/mol. Perbedaan yang kecil disebabkan karena perbedaan

stabilitas dari masing-masing alkena.

 Adisi Hidrogen Halida

Reaksi HX terhadap alkena akan terbentuk alkil-halida. Reaksi

terjadi dengan mengalirkan gas hidrogen halida yang kering ke

dalam alkena. Kadang-kadang dipergunakan asam asetat sebagai zat

pelarut. Urut-urutan reaktivitas : HI – HBr – HCI.

Pada addisi terhadap alkena yang tidak simetris, umumnya arah

addisi mengikuti hukum Empiris Markovnikov : Pada addisi asam

terhadap alkena yang tidak simetris maka atom H akan terikat pada

atom C yang telah mengikat atom H lebih banyak.

Menurut penyelidikan Kharasch dan Mayo maka addisi HBr

terhadap alkena menjadi sebaliknya oleh pengaruh peroksida.

Pembalikan arah addisi oleh pengaruh peroksida ini disebut efek

peroksida dan hanya terjadi pada HBr. Adanya peroksida tidak

berpengaruh pada arah addisi dari HCI, HI, H2SO4 dan lain-lain.

 Adisi Halogen

Alkena mudah mengadisi klrin atau bromin. Biasanya halogen

dilarutkan dalam pelarut lembam (inert) seperti tri- atau tetrakloro

metana, lalu larutan ini ditambahkan tetes demi tetes pada alkena.

Reaksi ini sangat cepat, meskipun pada suhu kamar atau


dibawahnya. Tidak diperlukan cahaya atau kalor seperti halnya

reaksi substitusi.

Adisi bromin dapat dijadikan uji kimia untuk melihat

ketidakjenuhan pada senyawa organik. Larutan bromin pada

tetraklorometana berwarna coklat kemerahan dan senyawa tak jenuh

serta produk adisinya, biasanya tidak berwarna. Jika larutan bromin

ditambahkan pada senyawa tak jenuh, warna bromin menghilang.

Jika senyawa yang diuji merupakan senyawa jenuh, senyawa tersebut

tidak akan bereaksi dengan bromin pada konndisi ini, dan warnanya

akan tetap.

 Adisi Air (Hidrasi)

Jika ada katalis asam, air akan menjadi alkena. Air akan

mengadisi sebagai H – OH, dan produknya ialah suatu alkohol.

Katalis asam diperlukan dalam hal ini sebab molekul air yang netral

tidak cukup asam untuk memberikan proton guna mengawali reaksi.

 Addisi H2SO4

Alkena bereaksi dengan H2SO4 pekat, dingin, untuk membentuk

senyawa dengan rumus ROSO3H, yang disebut alkil hidrogen sulfat.

Senyawa akan terurai kembali bila dipanaskan pada temperatur 170°

C atau dapat mengalami hidrolisa dan terbentuk alkohol.

Pada addisi terhadap alkena yang tidak simetris berlaku pula.

Hukum Markovnikov. Cara ini sering pula dipergunakan untuk

pembuatan alkohol secara besar-besaran.

II.5 Pembuatan Alkena


Pembuatan secara sintesis dengan cara sebagai berikut :

1. Dehidro Halogenasi alkil halida

Urut-urutan reaktivitas

Senyawa tertier>senyawa sekunder>senyawa primer.

2. Dehidrasi Alkohol

Alkohol adalah senyawa dengan rumus umum R – OH, dimana R

adalah gugus alkil. Alkohol dapat mengalami dehidrasi ( penghilangan 1

molekul air) dengan 2 macam cara :

 Pemanasan dengan asam (H2SO4 , H3PO4) pada temperatur kira-kira

200°C.

 Uap alkohol dilewatkan alumina (AI2O3) pada temperatur 350 -


400°C.

II.6 Kegunaan Alkena

a. Etana

Digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE)

b. Propena

Digunakan untuk membuat plastik. Beberapa kegunaan monoer dan

polimer, yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan

memasak.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Alkena adalah suatu hidrokarbon yang mengandung satu ikatan rangkap. Senyawa

ini mempunyai rumus umum CnH2n.

III.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti

tentang alkena dan untuk memahami lebih banyak lagi tentang alkena dapat

membaca di buku lain karena belajar itu tidak dari satu buku tetapi dari buku lain

kita juga bisa, karena buku adalah ilmu pengetahuan untuk kita.
DAFTAR PUTAKA

Fesenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1991. Kimia Organik Edisi Ketiga.

Jakarta : Erlangga

Hart, Harold, dkk. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

Kaenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik Jilid 1. Jakarta : Akasara Baru

Anda mungkin juga menyukai