PENDAHULUAN
akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit,
sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti
biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara
bahan yang wujud secara semula jadi atau normal (diri) dari bahan-bahan
atau agen-agen yang masuk ke dalam tubuh dari luar (bukan diri) dan
antara diri dan bukan diri, serta toleransi diri, ditunjukkan dalam penyakit-
penyakit autoimun, apabila fungsi-fungsi tersebut gagal. Penyakit-penyakit
ini terjadi apabila bahan normal tubuh dianggap sebagai asing dan respon
sistem imun lazimnya amat berkesan membedakan antara diri dan bukan
diri.
SEJARAH IMUNOLOGI
akibat dari imunitas sampai penyakit. Sebutan imunitas yang pertama kali
membuktikan teori ini pada tahun 1891, untuk itu ia diberikan hadiah nobel
manusia pada tahun 1901 dengan penemuan virus demam kuning oleh
Walter Reed.
SISTEM IMUN
mikroorganisme tertentu.
Pertahanan Fisik
Kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk dan bersin dapat
rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh karena
Pertahanan Larut
lambung, lisosim dalam keringat, ludah, air mata dan air susu dapat
permukaan mukosa.
Pertahanan Humoral
(C8-C9)
samping itu, interferon dapat pula mengaktifkan natural killer cell sel NK
Fungsi sel NK
nonspesifik selular.
Fagosit
neutrofil. Kedua golongan sel tersebut berasal dari sel hemopoietik yang
sama. Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman, akan dapat
limfoid sistem imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena
itu disebut juga sel non B non T atau sel populasi ketiga atau null cell.
NK.
Suatu virus yang sedang
memodifikasi strukturnya supaya
tidak dikenali oleh sistem kekebalan.
(Rhinovirus 14)
Sel mast. Sel mast berperan dalam reaksi alergi dan juga dalam
dalam usus dan terhadap invasi bakteri. Berbagai faktor nonimun seperti
Pesan kimiawi ini diberikan untuk semacam sel darah putih yang dikenal
bagian itu (5). Sel T lain memberi isyarat kepada sel B untuk turun ke
kancah pertempuran (6). Sebagian sel B mulai bereproduksi (7), dan sel-
musuh yang sama di kemudian hari (8). Sel B lain mengeluarkan ribuan
seluruh sel darah putih, ditemukan juga di luar pembuluh darah karena
cepat dan sudah berada di tempat infeksi dalam 2-4 jam, sedang monosit
bergerak lebih lambat dan memerlukan waktu 7-8 jam untuk sampai di
tempat tujuan.
SISTEM IMUN SPESIFIK
Sel sistem imun spesifik terdiri atas sel B dan sel T yang masing-
masing merupakan sekitar 10% dan 70-85% dari semua limfosit dalam
humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B tersebut berasal dari sel
menetralisasi toksin.
faktor asal timus. 90-95 % semua sel timus tersebut mati dan hanya
sel tersebut di atas masih ada sel non T non B yang terdiri atas sel
antibodi.
menjadi sel efektor Th1 dan Th2 yang dapat dibedakan atas dasar
dari kedua jenis sel tersebut seperti IL-2, IFN dan IL-4.
Sel T naif CD4 masuk sirkulasi dan menetap di dalam organ limfoid
menjadi subset sel Th1 atau sel Tdth (Delayed Type Hypersensitivity) atau
Th2 yang tergantung dari sitokin lingkungan. Dalam kondisi yang berbeda
Tc).
Sel T CD8 naif yang keluar dari timus disebut juga CTL/Tc. Sel
subset T lainnya.
Sel Ts (T supresor) atau sel Tr (T regulator).
berperan menekan aktivitas sel efektor T yang lain dan sel B. Menurut
tertentu dan sel Ts nonspesifik. Tidak ada petanda unik pada sel ini, tetapi
kadang dapat pula supresif. Kerja sel T regulator diduga dapat mencegah
respons sel Th1. APC yang mempresentasikan antigen ke sel T naif akan
melepas sitokin IL-12 yang merangsang diferensiasi sel T naif menjadi sel
dalam fase efektor. Sel T regulator dapat mencegah aktivasi sel T melalui
mekanisme yang belum jelas (kontak yang diperlukan antara sel regulator
makrofag.3
Gambar ini memperlihatkan cara sel memecah mikroba dan menyerahkannya kepada sel T. Seperti yang ditunjukkan
di bagian kanan, sel T akan diaktivasi hanya jika reseptor antigennya cocok dengan antigen tersebut, jika molekul CD4
menempel ke kompleks antigen, dan jika sejumlah molekul lain (kanan) berkombinasi satu sama lain. Mekanisme
pengamanan ini mencegah agar sel T matang tidak melancarkan serangan kekebalan terhadap tuan rumahnya.
ANTIGEN
tidak demikian halnya dengan lipid yang dimurnikan. Asam nukleat dapat
satu molekul.
(kebanyakan protein).
kimiawi).
satu spesies
bakteri.
imunogen dan hapten. Bahan kimia ukuran kecil seperti dinitrofenol dapat
diikat antibodi, tetapi bahan tersebut sendiri tidak dapat mengaktifkan sel
tersebut perlu diikat oleh molekul besar. Kompleks yang terdiri atas
molekul kecil (disebut hapten) dan molekul besar (disebut carrier atau
Epitop
spesifik yang berbeda. Paratop adalah bagian dari antibodi yang mengikat
epitop.
ANTIBODI
imunoglobulin (Ig).
rantai berat (heavy chain) dan 2 rantai ringan (light chain) yang identik,
ringan yang identik, diikat menjadi satu oleh ikatan disulfida yang dapat
C = ikatan disulfida
yaitu IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE. Setiap satu kelas mempunyai ciri-ciri
IgG.
mg/ml merupakan 75% dari semua Ig. IgG ditemukan juga dalam berbagai
cairan lain antaranya cairan saraf sentral (CSF) dan juga urin. IgG dapat
menembus plasenta dan masuk ke janin dan berperan pada imunitas bayi
sampai umur 6-9 bulan. IgG dapat mengaktifkan komplemen,
IgA.
dalam cairan sekresi saluran napas, cerna dan kemih, air mata, keringat,
ludah dan kolostrum lebih tinggi dalam bentuk IgA sekretori (sIgA). IgA
IgM.
rumus bangun pentamer. IgM dibentuk paling awal pada respons imun
primer tetapi tidak berlangsung lama, karena itu kadar IgM yang tinggi
aglutinator kuat terhadap butir antigen. IgM juga merupakan antibodi yang
aktivasi sel B.
IgE.
IgE ditemukan dalam serum dalam jumlah yang sangat sedikit. IgE
dibentuk juga setempat oleh sel plasma dalam selaput lendir saluran
nafas dan cerna. Kadar IgE serum yang tinggi ditemukan pada alergi,
alergi, IgE diduga juga berperan pada imunitas parasit. IgE pada alergi
sel T dan sel B. Sel-sel tersebut berinteraksi satu dengan yang lain secara
fagosit).
Acute phase protein meningkat dan salah satu dari protein tersebut
mengikat protein C dari pneumokok. Ikatan antara CRP dan protein C tadi
meningkat dan salah satu dari protein tersebut adalah C Reactive Protein
kuman, sistim imun spesifik akan dikerahkan. Sistim ini bekerja spesifik
APC dan dipresentasikan ke sel T. Pada waktu yang bersamaan sel APC
(kecuali antigen se! T independen) antigen perlu diproses dahulu oleh sel
APC. Hal ini disebabkan oleh karen sel T yang merupakan regulator dari
lainnya dari sistim imun seperti sel B, sel Te dan sel Tdh. Aktivasi sel Th
krlas II pada sel APC dan yang keduaberasal dari interleukin-1 (protein
termasuk sel Th sendiri (efek autokrin) dan sel Tc. Jadi fungsi utama dari
membunuh semua sel yang non-self. Sel Tc dapat dibedakan dari sel Th
oleh karena memiliki antigen CD8 dan dapat mengenal antigen asing
dengan profil MHC kelas I. Protein CD4 mengikat molekul MHC kelas II
dan CD8 mengikat molekul MHC kelas I pada APC. Jadi baik sel CD4
dari interaksi antara reseptor pada sel T dengan kompleks asing molekul
MHC kelas I pada sel sasaran (yang dapat berupa sel yang diinfektir virus,
sel tumor atau sel transplan). Signal kedua berasal dari IL-2 yang
sitokin yang dapat menghancurkan sel. Sel B menjadi sel plasma yang
memproduksi antibodi.
diikat pada permukaan selnya dan sama dengan jenis antibodi yang akan
Untuk aktivasi lengkap dari sel B masih diperlukan signal dari sel Th
berupa B Cell Growth Factor (BCGF) dan B Cell Differentiating Factor
satu dari antigen dan 2 dari sel Th. Sebagian sel B yang diaktifkan
memiliki petanda permukaan CD8 seperti sel Tc, tetapi sel Ts tidak
Fungsi akhir dari sistem imun adalah mengeliminir bahan asing. Hal
1). Sel Tc dapat menghancurkan antigen asing seperti sel kanker dan sel
yang
a. Neutralisasi toksin
Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) untuk toksin bakteri atau bisa
fagosit makrofag.
pada
sehingga
virus.
c. Opsonisasi bakteri
fagositosis (opsonin).
d. Aktivasi komplemen
Antibodi utama IgG dapat diikat Killer cell (sel K) (atau sel lain
IgG). Sel yang dipersenjatai olch IgG tersebut dapat mengikat sel
dalam fungsinya.
3). Inflamasi dan hipersensitivitas lambat (Delayed Type Hypersensitivity,
DTH)
berbeda dalam jenis sel yang dikerahkan: pada respons lambat sel
kerusakan jaringan.
gondi.
5). Eliminasi jamur
KESIMPULAN
pertahanan. Sistem ini melindungi tubuh siang dan malam dari semua
cara yang melibatkan fagosit, APC, sel T (sel Th, Ts, Tc dan Tdh), sel B
nosokomial.
"prajurit yang sangat disiplin, teratur dan pekerja keras yang melindungi
rupa ini, tugas utama dari elemen yang berperang di garis depan adalah
untuk mencegah sel musuh, seperti bakteri atau virus, memasuki tubuh.
untuk musuh yang memasuki tubuh, maka limfosit, sang jagoan sistem,
ikut bermain. Ada dua jenis limfosit; sel B dan sel T. Keduanya ini
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
The Health and Disease. 5th Edition. New York : Garland Scince.
antibodies-defenition-fungtion-types-.html.