Anda di halaman 1dari 11

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pajak, merupakan sebuah iuran wajib yang dibayarkan rakyat untuk negara serta digunakan
juga untuk kepentingan pemerintah serta masyarakat umum. Namun manfaatnya tidak
dirasakan secara langsung, karena pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk
kepentingan pribadi. Pajak sendiri merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk
melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan
pajak bersifat memaksa karena dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Secara umum, pajak yang berlaku di indonesia dibedakan menjadi pajak pusat serta pajak
daerah. Pajak pusat adalah pajak- pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat. Sedangkan pajak
daerah adalah pajak- pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah.
Pajak daerah dibedakan menjadi dua bagian lagi yaitu Pajak Provinsi dan Pajak
Kabupaten/Kota. Pajak atas Mineral bukan Logam dan Batuan, Air Tanah dan Sarang Burung
Walet merupakan Pajak Kabupaten/Kota, kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan
batuan tidak dimanfaatkan secara komersial, seperti kegiatan pengambilan tanah untuk
keperluan rumah tangga, pemancangan tiang listrik atau telepon, dll.
Makalah yang kami susun akan lebih lanjut lagi membahas tentang pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan, Air Tanah serta Sarang burung walet.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan?
2. Apa yang dimaksud pajak air tanah?
3. Apa yang dimaksud pajak sarang burung walet?
4. Masalah atau fenomena apa yang terkait dengan pajak tersebut?
5. Program apa yang diusulkan untuk menyelesaikan akar masalah?

C. Tujuan Kepenulisan
1. Memahami tentang pajak mineral bukan logam.
2. Memahami tentang pajak air tanah.
3. Memahami tentang pajak sarang burung walet.
4. Memahami serta fenomena terkait pajak tersebut.
5. Mengusulkan program yang bermanfaat guna menyelesaikan akar masalah.
Pembahasan
A. Metode penelitian
1. Wilayah Riset
Penulis menetapkan wilayah riset terkait dengan pajak mineral bukan logam dan batuan di kota
Bangkalan tepatnya di Bukit Jeddih, ......

2. Tim Riset
Adapun anggota riset ini terdiri dari empat orang yaitu ;
 Indah nur kamalasari (170221100062)
 Arfiyatun Qomariya (170221100070)
 Anastasya Evita (170221100076)
 Fadil (170221100172)

3. Jumlah informan atau narasumber


1. H.Mustofa
2. Ibu Muslimah

4. Metode Koleksi Data


Pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dilakukan
dengan cara mengambil sample acak. Penulis melakukan wawancara kepada setiap narasumber
terkait.
1. Pajak mineral bukan logam dan batuan
Pajak mineral bukan logam dan batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral bukan
logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.
Setiap kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan dipungut pajak dengan nama
pajak mineral bukan logam dan batuan.

Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang meliputi :


1. asbes
2. batu tulis
3. batu setengah permata
4. batu kapur
5. batu apung
6. batu permata
7. bentonit
8. dolomit
9. feldspar
10. garam batu (halite)
11. grafit
12. granit/andesit
13. gips
14. kalsit
15. kaolin
16. leusit
17. magnesit
18. mika
19. marmer
20. nitrat
21. opsidien
22. oker
23. pasir dan kerikil
24. pasir kuarsa
25. perlit
26. phospat
27. talk
28. tanah serap (fullers earth)
29. tanah diatome
30. tanah liat
31. mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Dikecualikan dari objek Pajak Mineral Bukan Logam danBatuan sebagaimana dimaksud
adalah:
kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam danBatuan yang nyata-nyata tidak dimanfaatkan
secara komersial, seperti kegiatan pengambilan tanah untuk keperluan rumah tangga,
pemancangan tiang listrik/telepon, penanaman kabel listrik/telepon, penanaman pipa air/gas;
kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang merupakan ikutan dari kegiatan
pertambangan lainnya, yang tidak dimanfaatkan secara komersial; dan
pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.

Subjek pajak
Orang pribadi atau Badan yang dapat mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Wajib Pajak
orang pribadi atau Badan yang mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Dasar pengenaan Pajak


Nilai Jual Hasil Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Tarif Pajak
Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (dua puluh
lima persen).

Pajak Terutang
Besaran pokok Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.

Pihak Pemungut
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat
pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan.

Deskripsi Hasil Wawancara di Bukit Jaddih Socah, Bangkalan


Berdasarkan hasil wawancara dengan Narasumber yaitu, H. Mustofa. Sebagai Pemilik
perorangan pertambangan bukit kapur jaddih. Orang disekitar memanggil H. Mustofa dengan
panggilan abah.Abah sudah menjalankan usaha pertambangan batu kapur ini sejak tahun 1997.
Tetapi, pada tahun tersebut abah dalam menjalankan usahanya masih menggunakan alat-alat
manual, yang masih belom semodern seperti saat ini. Abah di pertambangan bukit kapur jaddih
ini memiliki luas wilayah sepanjang 20 Hektar. Saat diwawancarai abah mengatakan bahwa
abah di pertambangan bukit kapur jaddih ini. Abah tidak bekerja sama dengan siapapun jadi,
pengerukan batu kapur ini dilakukan jika ada pesanan saja. Baru dilakukan pengerukan lalu
dijual dan dikirim kepada customer. Omset yang diperoleh oleh abah setiap tahunnya kurang
lebih Rp.200jt s.d Rp.300jt. Dari penjualan pengerukan batu kapur ini harga 1 truk batu
kapurnya Rp. 150rb, Sedangkan untuk pendapatan transportasinya sekali pengiriman sebesar
Rp. 450rb. Untuk mekanisme pembayaran pajaknya, abah tidak menghitung pajaknya sendiri.
Melainkan dihitung dan didistribusikan oleh Penkab. Pembayaran pajaknya Per Ret (hitungan
volume kubik) sekitar Rp. 4jt s.d Rp. 6jt per bulan

2. Pajak Air Tanah


Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan serta pemanfaatan air tanah dan batuan yang
terdapat dalam lapisan tanah atau dibawah permukaan tanah.
Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau
pemanfaatan Air Tanah.

Dikecualikan dari objek Pajak Air Tanah adalah:


a. pengambilan serta pemanfaatan Air Tanah untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan
pertanian dan perikanan rakyat, serta peribadatan
b. pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah lainnya yang diatur dengan Peraturan Daerah.

Subjek Pajak Air Tanah


adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air
Tanah.

Wajib Pajak Air Tanah


adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan Air
Tanah.

Nilai Perolehan Air Tanah


dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh
faktor-faktor berikut:
a. jenis sumber air;
b. lokasi sumber air;
c. tujuan pengambilan dan/atau pemanfaatan air;
d. volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan;
e. kualitas air; dan
f. tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air.

Penggunaan faktor-faktor disesuaikan dengan kondisi masing-masing Daerah.


Besarnya Nilai Perolehan Air Tanah ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota.

Tarif Pajak Air Tanah


ditetapkan paling tinggi sebesar 20% dengan Peraturan Daerah.

Besaran pokok Pajak Air Tanah yang terutang


dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak. Pajak Air Tanah yang
terutang dipungut di wilayah daerah tempat air diambil.

3. Pajak Sarang Burung Walet


Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan serta pengusahaan sarang
burung walet . burung walet sendiri adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu
collocalia fuchliap haga,collocalia maxina, collocalia esculanta, dan collocalia linci.

Objek Pajak Sarang Burung Walet


adalah pengambilan serta pengusahaan Sarang Burung Walet, adalah:
a. pengambilan Sarang Burung Walet yang telah dikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)
b. kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet lainnya yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.

Subjek Pajak
Sarang Burung Walet orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan serta
mengusahakan Sarang Burung Walet.
Wajib Pajak Sarang Burung Walet
adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan Sarang
Burung Walet.

Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet


adalah Nilai Jual Sarang Burung Walet, dihitung berdasarkan perkalian antara harga pasaran
umum Sarang Burung Walet yang berlaku di daerah yang bersangkutan dengan volume Sarang
Burung Walet.

Tarif Pajak Sarang Burung Walet


ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen). Tarif Pajak Sarang Burung Walet
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Besaran pokok Pajak Sarang Burung Walet yang terutang


dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak. Pajak Sarang Burung
Walet yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pengambilan serta pengusahaan
Sarang Burung Walet.

TEMUAN
Galian C (Pajak mineral bukan logam dan batuan)
Pada pajak ini, kami menemukan ketidak singkrongan data antara data dari hasil wawancara
kepada Hj. Mustofa dengan data yang ada di BAPENDA. Pada data yang kami dapat dari Hj.
Mustofa, bliau mengaku untuk Pembayaran pajaknya Per Ret kapur (hitungan volume kubik)
sekitar Rp. 4jt s.d Rp. 6jt per bulan
Untuk data di BAPENDA sendiri, WP atas nama Hj. Mustofa pembayaran pajaknya hanya
2.000.000-2.500.000 per bulannya.

Sarang Burung Walet


Pada pajak ini, kami belum dapat data kisaran pembayaran WP per bulannya, karena ibu Siti
Farida sendiri juga mengaku kesulitan menemui WP nya, WP sangat sulit ditemui meskipun
bliau sudah berkali-kali melakukan janji temu. Ibu Farida hanya memberikan 12 nama WP serta
alamat tempat tinggalnya. Namun ada temuan dalam pajak sarang burung walet saat kami
meakukan observasi ke salah satu WP, yang bernama Bapak Nugroho, yang beralamat di jl
Letnan Sudirman no 94 Bangkalan.
Bapak Nugroho megaku bahwa burung walet yang dulunya berada di atas tokonya sudah
hilang, bahkan sudah tidak beroprasi sekitar 4,5-5 tahunan. Namun anehnya pihak BAPENDA
masih mengenakan pajak kepada bliau, yang berkisar kurang lebih

USULAN PROGRAM
1. Menurut hasil wawancara dengan Bapak H. Mustofa, beliau ingin pemerintah juga
mengakui objek pariwisata “Bukit Jeddih” karena sejauh ini wisata bukit jeddih belum
diakui oleh pemerintah. “Misal wisata bukit jeddih ini diakui, pasti bisa menambah PAD
kabupaten Bangkalan” kata bapak mustofa.
2. Menurut hasil observasi kelompok kami, lebih baiknya WP menimpan slip pembayaran
pajaknya, agar tidak terjadi kesalahan kros check informasi antara pihak bapenda dengan
wp
3. Dari informasi yang kami dapat saat kami meminta surat rekom di Bakes Bangpol ,
Sebaiknya Pihak Pemerintah lebih memperhatikan objek pajak daerah agar dapat lebih
meningkatkan penerimaan pajak daerah khususnya di daerah Bangkalan.
Perhitungan
Mineral bukan logam dan batuan

Sarang Burung Walet

Air Tanah
Dokumentasi
LAPORAN HASIL PENELITIAN

PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN, PAJAK AIR TANAH DAN
PAJAK SARANG BURUNG WALET

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pajak dan Retribusi Daerah

Dosen Pengampu: Dr. Rita Yuliana, SE., MSA., Ak., CA

Kelompok 7:

Indah Nur Kamalasari 170221100067

Arfiyatun Qomariya 170221100174

Aanastasya Evita 170221100177

Fadil 170221100178

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2019

Anda mungkin juga menyukai